KERANGKA KONSEPTUAL

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Uraian Kerangka Konseptual

Daun Justicia gendarussa Burm. f telah digunakan oleh sebagian rakyat Irian Jaya sebagai obat kontrasepsi pria (Soerjowinoto & Pujorianto, 1985). Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam fraksi n-butanol daun gandarusa terdapat 12 komponen flavonoid dengan komponen mayor 6,8- di- α-L-arabinopiranosil-4’,5,7-trihidroksiflavon, yang kemudian dikenal dengan gendarusin A, salah satu bahan anti fertilitas dengan aktivitas pencegahan penetrasi spermatozoa in vitro dengan mekanisme penghambatan enzim hialuronidase (Prajogo, 2002).

Hasil uji klinik fase I yang dilakukan pada 36 pria normospermatozoa dengan hasil analisis fisik, fungsi dan kimia darah semua kondisi subyek tetap aman dan sehat setelah mendapat perlakuan selama 108 hari. Kemudian penelitian sejenis dilakukan pada uji klinik fase

II. Setelah pemberian sediaan ekstrak etanol daun Justicia gendarussa Burm. f. terhadap 6 subyek pria sehat menunjukkan harga parameter farmakokinetika gendarussin A menunjukkan t 1/2 = 2,44-8,53 jam (rata-rata 4,44 + 2,14 jam) dan K el = 0,08-0,28 jam -1 (rata-rata 0,18 + 0,07 jam). Serta penelitian pemberian kapsul ekstrak etanol 70 % daun Justicia gendarussa Burm. f. terhadap 7 subyek pria pada hari ke-72 terdeteksi gendarusin A dalam urin sedangkan hari ke-144 perlakuan, tidak ditemukan gendarusin A di dalam urin subyek pria. Sedangkan penelitian pada plasma darah dalam 6 subyek setelah di analisis menggunakan HPLC, gendarusin A dalam plasma terdeteksi hanya pada 1 subyek yaitu jam ke 4 setelah pemberian dosis, dengan waktu tambat yang sama dengan waktu tambat gendarusin A II. Setelah pemberian sediaan ekstrak etanol daun Justicia gendarussa Burm. f. terhadap 6 subyek pria sehat menunjukkan harga parameter farmakokinetika gendarussin A menunjukkan t 1/2 = 2,44-8,53 jam (rata-rata 4,44 + 2,14 jam) dan K el = 0,08-0,28 jam -1 (rata-rata 0,18 + 0,07 jam). Serta penelitian pemberian kapsul ekstrak etanol 70 % daun Justicia gendarussa Burm. f. terhadap 7 subyek pria pada hari ke-72 terdeteksi gendarusin A dalam urin sedangkan hari ke-144 perlakuan, tidak ditemukan gendarusin A di dalam urin subyek pria. Sedangkan penelitian pada plasma darah dalam 6 subyek setelah di analisis menggunakan HPLC, gendarusin A dalam plasma terdeteksi hanya pada 1 subyek yaitu jam ke 4 setelah pemberian dosis, dengan waktu tambat yang sama dengan waktu tambat gendarusin A

Obat yang masuk ke dalam tubuh umumnya mengalami proses absorpsi, distribusi, pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian, dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh proses ini disebut proses farmakokinetik (Ganiswara, 1995). Proses farmakokinetik ini sangat kompleks dan sebagian besar obat akan mengalami proses biotransformasi di dalam tubuh manusia.

Pada penelitian ini subyek mendapat sediaan kapsul ekstrak etanol

70 % daun Justicia gendarussa Burm F yang mengandung 0,42% gendarusin A. Masing-masing subyek akan mendapatkan 2 kapsul gandarusa atau setara dengan 900 mg ekstrak daun Justicia gendarussa Burm F. Setelah pemberian obat, sampel urin dari masing-masing subyek penelitian diambil pada interval waktu 0-24 jam dan dicatat waktu serta volume urin yang tertampung. Data tersebut dapat menggambarkan data kualitatif berupa deteksi gendarusin A yang terakumulasi dalam urin 24 jam setelah konsumsi ekstrak etanol daun Justicia gendarussa Burm F. Kemudian dilakukan deteksi dan dibuat profil gendarusin A (di-C-glycosyl flavonoid) yang terekskresi dalam urin subyek pria menggunakan metode LC-MS/MS. Metode ini lebih tinggi derajat kepercayaannya daripada metode HPLC karena dapat menampilkan data tiga dimensi yaitu berupa kromatogram antara waktu retensi dengan intensitas serta spektrum masa dari analit yang dideteksi.

Informasi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tersebut merupakan langkah awal dalam memahami profil metabolit dari ekstrak daun Justicia gendarussa Burm. f yang terekskresi dalam urin untuk studi biotransformasi dan menjelaskan proses absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi dalam tubuh manusia yang penting dalam bidang farmakokinetik.

3.2 Kerangka Konseptual

Daun Justicia gendarussa Burm. f

Mempunyai 12 komponen flavonoid dengan komponen mayor gandarusin A (di-C-glycosyl flavonoid) (marker)

Pemberian per oral kapsul ekstrak etanol daun

Justicia gendarussa Burm. f pada subyek pria

Penelitian Mengalami fase absorpsi,

sebelumnya tentang distribusi, metabolisme, ekskresi

kuantifikasi gendarusin A dalam urin

Urin

Gendarusin A dalam sampel urin Analisis dengan metode HPLC (preliminary) Analisis dengan metode LC-

MS/MS

Membandingkan hasil analisis

Data kualitatif

Deteksi gendarusin A dalam urin

Gambar 3.1 Skema kerangka konseptual.

Pemberian per oral kapsul ekstrak etanol daun Justicia gendarussa Burm F

Subyek puasa 8 jam, Kepada 4 volunteer pria pemberian sediaan memenuhi syarat inklusi setengah jam sesudah

makan pagi. Sampel urin diambil pada

interval 0-24 jam Catat waktu dan volume urin tertampung,

simpan pada suhu -20 0 C Optimasi preliminary

1. Optimasi spektra standar dengan HPLC

gendarusin A dan apigenin 2. Optimasi serapan blanko urin

3. Optimasi serapan standar dalam Preparasi sampel

blanko urin 4. Optimasi serapan metabolit

gendarusin A sampel

Dianalisis dengan LC-MS/MS

Metode kualitatif: 1. Tuning standar gendarusin A dan apigenin 2. Pemilihan fase gerak 3. LOD/LOQ 4. Identifikasi analit dalam sampel

Gambar 3.2 Skema kerangka operasional.