Mens rea

1. Mens rea

Tanggung jawab atasan tidak menciptakan beban tegas untuk para pengawas yang telah gagal mencegah atau menghukum kejahatan dari bawahan mereka. 13 Persyaratan mens rea adalah bahwa atasan

(1) memiliki pengetahuan nyata, yang terbentuk melalui bukti langsung maupun tidak langsung, bahwa bawahannya tengah melakukan atau akan melakukan kejahatan seperti tertera dalam Pasal 2 sampai

5 dari Statuta, atau (2) … memiliki informasi dari sebuah keadaan, yang paling tidak akan membuatnya memperhatikan risiko dari pelanggaran tersebut dengan mengindikasikan kebutuhan untuk penyelidikan lanjutan guna memastikan apakah kejahatan tersebut dilakukan atau akan dilakukan oleh bawahannya. 14

Para Penuntut Umum harus memberikan bukti langsung mengenai pengetahuan tersebut atau mengetahui bahwa sang atasan memiliki pengetahuan tersebut melalui bukti tidak langsung. 15 Keberadaan dari pengetahuan seperti itu tidak dapat hanya diasumsikan. 16 Indikator berikut dapat dipertimbangkan oleh sebuah Dewan Pengadilan dalam menentukan apakah seorang atasan memiliki pengetahuan yang diperlukan: (a) Jumlah tindakan-tindakan ilegal; (b) Jenis tindakan-tindakan ilegal; (c) Cakupan dari tindakan-tindakan ilegal; (d) Waktu saat tindakan-tindakan ilegal tersebut terjadi; (e) Jumlah dan jenis pasukan militer yang terlibat; (f) Logistik yang dilibatkan, apabila ada; (g) Lokasi geografis dari tindakan-tindakan tersebut; (h) Penyebaran tindakan-tindakan tersebut; (i) Perencanaan waktu dari operasi pelaksanaan tindakan; (j) Modus operandi dari tindakan-tindakan ilegal yang serupa; (k) Pegawai dan staf yang terlibat; [dan] (l) Lokasi komandan pada saat itu. 17

Dengan cara yang sama bahwa wewenang de jure tidak dapat membuktikan kontrol efektif, wewenang tersebut juga tidak dapat membuktikan pengetahuan yang dimiliki. 18 Informasi yang dapat dimiliki seorang atasan dapat berupa lisan ataupun tulisan dan walaupun tidak harus bersifat eksplisit, hal tersebut harus “memancing keinginan untuk mengetahui lebih jauh”. 19 Dewan Pengadilan Kvoèka secara spesifik menyatakan bahwa “apabila seorang atasan memiliki pengetahuan sebelumnya bahwa wanita yang ditahan oleh penjaga pria dalam fasilitas penahanan memiliki kemungkinan besar untuk menjadi korban kekerasan

BUKU REFERENSI BUKU REFERENSI

Penuntut Umum telah berusaha memperlebar persyaratan mens rea untuk tanggung jawab atasan. Dalam kasus Èelebiæi pihak Pengadilan berusaha untuk memenuhi persyaratan mens rea dengan menunjukkan bahwa seorang atasan tidak memiliki informasi yang membuatnya mengetahui terjadinya kejahatan perang “sebagai hasil dari pengabaian serius dari tugasnya untuk memperoleh informasi melalui akses-akses

yang dimilikinya”. 21 Dewan Banding menolak argumen ini dan menyimpulkan bahwa “[p]engabaian tugas untuk memperoleh pengetahuan tersebut tidak ditampilkan dalam peraturan sebagai pelanggaran terpisah, dan oleh karena itu seorang atasan tidak dapat dikenakan tanggung jawab di bawah peraturan untuk kegagalan-kegagalan seperti itu namun hanya untuk kegagalan mengambil langkah-langkah yang

diperlukan dan masuk akal untuk mencegah atau untuk menghukum”. 22 Dewan Pengadilan Kvoèka menerapkan alasan ini ketika menyatakan bahwa “Pasal 7(3) tidak mengharuskan adanya tugas untuk seorang atasan melakukan usaha lebih guna memperoleh informasi mengenai kejahatan yang dilakukan oleh bawahannya, kecuali ia dengan suatu cara tertentu telah memperhatikan bahwa suatu aktivitas kejahatan tengah berlangsung”. 23

Dewan Pengadilan Blaskic menyimpulkan bahwa persyaratan “Tahu atau beralasan untuk tahu” dapat dipenuhi apabila dapat ditunjukkan bahwa terdakwa “seharusnya tahu”. 24 Dewan Banding membalik kesimpulan yang diambil oleh Dewan Pengadilan bahwa Jenderal Blaskic tahu atau memiliki alasan untuk tahu tentang pemerkosaan-pemerkosaan yang berlangsung di sekolah dasar Dubravica. Kesimpulan Dewan Pengadilan diambil berdasarkan bukti tidak langsung, dan dari bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa “Jenderal Blaskic tidak mungkin tidak menyadari suasana terror dan pemerkosaan-pemerkosaan yang

terjadi dalam sekolah itu”. 25 Dewan Banding membalikkan putusan ini dan menyatakan bahwa Putusan Banding Èelebiæi telah menyelesaikan masalah interpretasi dari standard “memiliki alasan untuk

tahu”. Dalam penilaian tersebut, Dewan Banding menyatakan bahwa “seorang atasan akan memiliki tanggung jawab pidana melalui prinsip-prinsip tanggung jawab atasan hanya apabila tersedia informasi untuknya yang membuatnya dapat menyadari pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para bawahannya”. 26

Dewan Banding menyimpulkan bahwa interpretasi Dewan Pengadilan mengenai persyaratan mens rea bersifat “tidak konsisten dengan jurisprudensi dari Dewan Banding”. 27 Dewan Banding kemudian menerapkan interpretasi Èelebiæi dan menyimpulkan bahwa Jenderal Blaskic tidak memiliki komando atau kontrol efektif atas unit-unit yang telah melakukan pemerkosaan-pemerkosaan tersebut dan kemudian membalik keputusan bersalahnya atas dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan, yang sebagian didasarkan kepada tindakan pemerkosaan. 28