Pendekatan Operasi operation Approach Tinjauan Penelitian Terdahulu

c. Pajak Penghasilan Persentase pajak penghasilan harus ada penyesuaian dengan undang – undang perpajakan yang berlaku. Pajak dibebankan berdasarkan persentase yang berlaku dikalikan laba sebelum pajak. Rumusan NOPAT adalah sebagai berikut: NOPAT = Laba bersih setelah pajak + biaya bunga

2.1.2.2 Mengidentifikasi Invested Capital

Invested Capital menurut Tunggal 2001 : 5 adalah jumlah seluruh pinjaman diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga, seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya. Menurut Young 2001 : 39 Invested Capital adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga, seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan, dan sebagainya. Perhitungan Invested Capital dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pendekatan Operasi operation Approach

Invested Capital = kas: working capital requirement + aktiva tetap Invested capital requirement = persediaan + piutang dagang = aktiva lancar lainnya – hutang dagang + biaya – biaya yang masih harus dibayar + uang muka pelanggan Universitas Sumatera Utara

b. Pendekatan keuangan Financial Approach

Invested capital = pinjaman jangka pendek + pinjaman jangka panjang lainnya + ekuitas pemegang saham.

2.1.2.3 Menghitung Capital Charge

Tunggal 2001 : 36 memberikan definisi Capital Charges sebagai berikut : “ Capital Charges atau capital cost adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko dari modal yang ditanamkan”. Adapun rumusan dari capital charges adalah sebagai berikut Young, 2001 : 39 : Invested Charges = Invested Capital x WACC Weighted Average Cost of Capital

2.1.2.4 Mengitung Cost of Capital Cost of Debt dan Cost of Equity

Cost of Capital merupakan konsep yang sangat penting dalam keuangan perusahaan karena konsep ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Menurut Riyanto 1995 : 245 dalam bukunya menyatakan bahwa konsep cost of capital dimaksudkan untuk dapat menentukan biaya riil dari penggunaan modal dari masing – masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal rata – rata average cost of capital dari keseluruhan dana yang digunakan dalam perusahaan yang merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan. Universitas Sumatera Utara a. Pengertian Cost of Capital Cost of capital suatu perusahaan adalah suatu tingkat keuntungan yang harus dicapai agar bisa memuaskan keinginan para investor. Cost of capital ini penting karena merupakan penghubung utama antara keputusan – keputusan financial manajemen perusahaan untuk menentukan apakah perbandingan antara equity dan debt sudah optimal. b. Komponen Cost of Capital 1 Biaya Hutang Jangka Pendek Cost of Debt Biaya hutang adalah tingkat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan apabila mendapatkan dana untuk perusahaan dengan cara meminjam dari pihak lain, dengan meminjam dari pihak lain makan akan timbul dengan bunga yang merupakan biaya bagi perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut : Cost of Debt = 2 Biaya ekuitas cost of equity Biaya ekuitas adalah tingkat pengembalian atau return yang dikehendaki investor karena adanya ketidakpastian tingkat laba sebagai akibat dari tambahan resiko atas keputusan yang diambil perusahaan. Biaya bunga Hutang Jangka Panjang Universitas Sumatera Utara Untuk menghitung besarnya biaya ekuitas dapat digunakan pendekatan price earning ratio PER dengan rumus sebagai berikut : Re = 1 x PER = c. Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat cost of capital. Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi tingkat cost of capital, yaitu: 1 Keadaan perekonomian pada umumnya, seperti jumlah demand dan supply, modal, inflasi. 2 Kondisi Pasar. Yang harus diperhatikan disini adalah factor – factor yang dihadapi dimana apabila resiko yang dihadapi perusahaan tinggi maka premium yang dituntut oleh investor juga tinggi sehingga, akan mengakibatkan cost of capital yang tinggi; 3 Operasi perusahaan dan keputusan dibidang keuangan. Resiko sebagai variasi dari return juga merupakan akibat dari keputusan yang dibuat oleh perusahaan. Resiko terbagi menjadi dua, yaitu : 100 PER Laba per lembar saham Harga saham Universitas Sumatera Utara i. Bussines Risk Yaitu variabel daripada return asset yang dipengaruhi oleh keputusan investasi perusahaan. ii. Financial Risk Adalah kenaikan variability return pemegang saham biasa sebagai akibat karena digunakannya debt and preferred stock; 4 Jumlah dana yang digunakan Semakin tinggi jumlah modal yang dibutuhkan maka Weighted cost of capital juga akan meningkat, disebabkan: i. Jumlah sekuritas yang banyak untuk dijual menyebabkan floating cost meningkat sehingga mempengaruhi biaya modal perusahaan; ii. Perusahaan yang mencari modal dalam jumlah relative besar dibandingkan terhadap besar perusahaan menyebabkan ROR yang dituntut investor meningkat; iii. Jika jumlah sekuritas akan dijual banyak biasanya timbul kesulitan dalam menawarkan dibursapasar apabila tidak memberikan potongan harga, hal tersebut dapat meningkatkan cost of capital; Universitas Sumatera Utara 5 Menentukan Capital cost rate atau WACC Weighted Average Cost of Capital Tingkat biaya penggunaan modal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu biaya dari masing – masing sumber dana itu berbeda – beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung weight average dari berbagai sumber dana tersebut. Penetapan bobot atau weight dapat didasarkan pada: i Jumlah rupiah dari masing – masing komponen struktural modal : ii Proporsi modal dalam structural modal yang dinyatakan dalam presentase. iii WACC dapat dihitung dengan cara mengalihkan masing – masing komponennya Tunggal, 2001:4 WACC = {D x rd 1-tax} + {E x re} Dimana : D = Tingkat modal dari hutang debt E = Tingkat modal dari ekuitas rd = Cost of debt re = Cost of equity Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Kelebihan EVA dan Kelemahan EVA

2.1.3.1 Kelebihan EVA

EVA sebagai alat pengukur kinerja memiliki beberapa kelebihan dibandingkan tolak ukur kinerja lain diantara lainnya adalah Young, 2001 : 32 : a EVA dapat dihitung pada tingkat divisi. Jika diketahui NOPAT yang mengukur laba perusahaan yang diperoleh dari operasi yang berjalan, modal yang diivestasikan dan WACC, maka EVA menurut teori dapat dihitung untuk setiap kesatuan termasuk divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis dan sebagainya. b Eva merupakan pengukuran aliran, bukan pengukuran saham, karenanya dapat dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu tertentu. EVA dikatakan sebagai suatu aliran sebab ia mengukur laba. EVA adalah cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan pengembalian menjadi aliran; c EVA dapat meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham. Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA merupakan laba “ekonomis” kebalikan dari laba “akunting”. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek laba ekonomis, tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Gagasan dari Universitas Sumatera Utara laba ekonomis menegaskan hubungan EVA, terhadap kekayaan pemegang saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolak ukur berdasarkan nilai.

2.1.3.2 Kelemahan EVA

EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan juga memiliki kelemahan diantaranya adalah Mirza, 1997: a. EVA hanya mengukur hasil akhir result, konsep ini tidak mengukur aktivitas – aktivitas penentu seperti, loyalitas pelanggan; b. EVA terlalu bertumpu pada kenyakinan bahwa investor sangat mengandalkan faktor fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor lain terkadang justru lebih dominan; c. Konsep ini tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.

2.1.4 Return on Equity ROE

Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengujur pengembalian atas ekuitas saham biasa atau tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham Brigham dan Houston 2001:91. Return on Equity ROE sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri Retur in Common Equity. Universitas Sumatera Utara Hanafi dan Halim 2000:85 mengatakan bahwa ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Hal ini senada dengan pernyataan Ang 1997:18 bahwa ROE mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. ROE = Rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya karena rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. ROE dipengaruhi ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.

2.1.5 Return on Asset ROA

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Horne and Wachowicz 1997: 147 mengatakan rasio ini rasio keuntungan yang menghubungkan laba dengan investasi. Menurut Ang 1997: 18 profitabilitas mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva. Laba bersih setelah pajak Modal sendiri x 100 Universitas Sumatera Utara ROA = Rata – rata ROA untuk industri adalah 9 Brigham dan Houston 2001: 90. ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen assetaktiva. Rendahnya rasio ini diakibatkan oleh a rendahnya basic earning power BEP perusahaan, b tingginya biaya bunga karena penggunaan kewajiban diatas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah.

2.1.6 Earning per Share EPS

Earning per share adalah pendapatan perusahaan dari per lembar saham yang dijual. EPS didapatkan dari pembagian antara laba setelah pajak dengan jumlah lembar saham. Dengan memperhatikan EPS maka investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi dipasar modal. EPS dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tinggi maka EPS juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini yang akan mempengaruhi harga saham, karena pergerakan harga saham pengaruh awalnya adalah pendapatan perusahaan Husnan, 1998: 287. Menurut Darsono 2005: 57, investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang berdear. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk Laba bersih setelah pajak Total Aktiva x 100 Universitas Sumatera Utara setiap satu lembar saham. Rumus untuk menghitung earning per share adalah sebagai berikut : EPS =

2.1.7 Harga Saham

Persoalan mendasar bagi setiap investor dipasar modal adalah bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan forecasting terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang akan dibahas, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga teoritis intrinsic value, harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk dipasar jual beli saham. Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.

2.1.8 Pendekatan penilaian saham

Untuk menentukan harga saham diperlukan adanya suatu model perhitungan yang biasa dipergunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio. Model perhitungan merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel perusahaan misalnya penjualan, laba, dan dividen yang diamati menjadi perkiraan Laba bersih setelah bunga dan pajak x 100 jumlah saham beredar Universitas Sumatera Utara harga saham. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan harga saham yaitu:

2.1.8.1 Analisis Fundamental

Dalam analisis ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik tertentu. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsic suatu saham dengan harga pasarnya yaitu dengan dua pendekatan. 1 Pendekatan Dividen Dividen merupakan sebagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Pembayaran dividen yang tinggi mencerminkan prospek tingkat keuntungan yang baik suatu perusahaan, sedangkan penurunan tingkat pembayaran dividen dapat menjadi informasi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan sebab dividen juga dianggap sebagai tanda tersedianya pendapatan yang tinggi dalam perusahaan dan juga mengindikasikan tingkat pertumbuhan pendapatan saat ini dan masa yang akan datang. Pada akhirnya harga saham akan mengikuti naik turun besarnya dividen yang dibagikan. 2 Pendekatan Price Earning Ratio PER Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan Universitas Sumatera Utara kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

2.1.8.2 Analasis Teknikal

Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan harga suatu saham dari waktu ke waktu. Model analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut, sehingga asumsi yang berlaku dalam model analisis ini adalah: 1 Harga saham ditentukan oleh interaksi supply and demand. 2 Supply and demand dipengaruhi banyak faktor baik yang rasional maupun irasional. 3 Perubahan harga saham cenderung mengikuti tren tertentu. 4 Tren tersebut dapat berubah mengikuti pergeseran supply and demand. 5 Pergeseran supply and demand dapat dideteksi dengan mempelajari diagram prilaku pasar. 6 Pola – pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa yang akan datang.

2.1.9 Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham HIS merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan komplek dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian – kejadian ekonomi, bahkan kejadian non ekonomi seperti misalnya social, politik, dan keamanan. Dengan demikian Universitas Sumatera Utara HIS juga dapat dijadikan sebagai barometer kesehatan ekonomi suatu Negara.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Ferawati 2010, Noer Sasongko dan Nila Wulandari 2003, Halim 2007, Alam 2008, Panggabean 2005. Berdasarkan penelitian Ferawati 2010 menemukan bahwa EVA, ROA, EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari 2003, menganalisis pengaruh EVA dan dan rasio keuangan dan investment opportunity set terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2001 dan 2002. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Halim 2007, menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan – perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta pada periode 2004 – 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Alam 2008, menganalisis pengaruh rasio keuangan likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Panggabean 2005, menganalisis perbandingan korelasi EVA dan ROE terhadap harga saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Tinjauan penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat pada table 2.2 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Variabel Hasil 1 Ferawati 2010 Pengaruh Economic Value Adde ddan Rasio Profitabilitas Perusahaan terhadap perubahan harga saham pada BEI Variabel Independen: ROA, ROE, EVA, EPS. Variabel independen: Perubahan Harga saham Secara individual variabel EVA, ROA, EPS tidak berpengaruh signifkan terhadap perubahan harga saham. 2 Sasongko dan Wulandari 2003 Pengaruh EVA dan rasio – rasio profitabilitas terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2001 – 2002 Variabel Independen : return on assets ROA, earning per share EPS, return on sales ROS dan basic earning power BEP. Variabel dependen: Harga saham Hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS, dan BEP tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3 Halim 2007 Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan – perusahaan manufaktur yang listing di BEJ pada periode 2004 – 2006 Variabel independen: return on equity , debt to equity ratio, earning per share, dan net profit margin. Hanya ROE dan EPS yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 43 91

Pengaruh return on equty (REO), return on asset (ROA) dan economic value added (EVA) terhadap return saham pada perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) : studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI

30 335 109

Pengaruh ukuran perusahaan, Leverage, economic value added, return on investment, dan earning pershare terhadap return yang diterima pemegang saham (studi empiris pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia)

0 9 123

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Asuransi di BEI Periode tahun 2007-2010

0 5 80

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan ukuran perusahaan (FIRM SIZE) terhadap harga saham: studi pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012

0 30 165

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124