66 menetapkan format penilaian autentik yang baku, supaya guru lebih mudah
memahami penilaian autentik.
2.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik
Pelaksanaan penilaian autentik dalam Kurikulum 2013 memiliki keunggulan dan kelemahan. Basuki dan Hariyanto 2015:175 menjelaskan
penilaian autentik memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Keunggulan penilaian autentik yaitu: 1 Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan
pengetahuan; 2 Meningkatkan kreativitas; 3 Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata; 4 Mendorong kerja kolaboratif; 5 Meningkatkan
keterampilan lisan dan tertulis. 6 Langsung menghubungkan kegiatan assesmen, kegiatan pengajaran, dan tujuan pembelajaran; serta 7 Menekankan pada
keterpaduan pembelajaran sepanjang waktu. Sementara untuk kelemahan penilaian autentik yaitu: 1 Memerlukan
waktu yang intensif untuk mengelola, memantau, dan melakukan koordinasi; 2 Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan
secara legal; 3 Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten; 4 Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias;
5 Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa; 6 Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa; serta 7 Menantang untuk
mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran.
Penilaian autentik membuat guru harus mampu mengelola waktu dalam kegiatan pembelajaran mengingat banyaknya penilaian yang dilakukan yaitu pada
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru juga diharapkan mempunyai
67 wawasan yang luas tentang materi, model, metode pembelajaran, sehingga
kegiatan pembelajaran lebih bervariasi.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian tentang pelaksanaan penilian autentik sudah banyak dilaksanakan, antara lain oleh:
1 Ayuningtyas dari Universitas Negeri Semarang 2015 dengan judul “Analisis Pelaksanaan Penilaian Autentik Mata Pelajaran Biologi di SMA
Negeri 1 Muntilan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan pelaksanaan proses penilaian autentik yaitu penilaian menyita banyak
waktu dan beban administrasi bagi guru semakin banyak. Penilaian rumit dengan adanya konversi nilai. Guru kesulitan melakukan observasi dalam
penilaian, karena jumlah peserta didik yang terlalu banyak. Pelaksanaan penilaian yang belum sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu
penilaian sikap menggunakan penilaian diri dilakukan 1-2 kali selama dua semester, sedangkan aturan yang tercantum dalam penilaian Kurikulum
2013 penilaian diri dilakukan setiap kali sebelum ulangan harian. Penilaian sikap pada akhirnya akan diberikan oleh guru secara seragam kepada
peserta didik yaitu nilai B. Penilaian proyek jarang dilakukan, karena membutuhkan waktu lama. Penilaian proyek seharusnya dilakukan empat
kali dalam satu semester. Penilaian proyek baru dilakukan satu kali selama setahun. Penilaian melalui kegiatan praktik jarang dilakukan dalam proses
praktiknya, penilaian praktik biasa diambil dari penilaian portofolio.