Tahap Penilaian Hambatan Penilaian Autentik

64 menyuruh peserta didik untuk menyimpan hasil karya yang telah diberi nilai, ke dalam map yang tersedia sesuai dengan nama masing-masing.

2.1.3.7 Tahap Penilaian

Proses penilaian memerlukan tahapan-tahapan untuk menghasilkan penilaian yang berkualitas. Prastowo 2013:412 menjelaskan langkah-langkah penilaian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan atau penyajian laporan, dan tindak lanjut. Uraiannya sebagai berikut. 1 Perencanaan Pada tahap perencanaan, hal-hal yang harus dilaksanakan adalah merumuskan tujuan penilaian yang akan dicapai, menentukan kriteria atau ukuran keberhasilan penilaian, dan menentukan teknik serta instrumen yang akan digunakan dalam proses penilaian. 2 Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu: penilaian harus berlangsung dari awal sampai akhir proses pembelajaran, penilaian dilihat sebagai proses yang berkelanjutan, dan penilaian harus diarahkan, baik dalam program pembelajaran, proses pembelajaran, maupun produk pembelajaran. 3 Penyusunan dan Penyajian Laporan Laporan hasil penilaian disusun dengan memperhitungkan seluruh informasi yang terkumpul berikut dengan teknik pengolahannya. Penyusunan laporan dilakukan secara logis, sistematis, dan komprehensif, serta diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran yang disampaikan kepada semua pihak. 65

2.1.3.8 Hambatan Penilaian Autentik

Pelaksanaan penilaian autentik dalam Kurikulum 2013 masih terdapat hambatan. Hambatan yang terjadi, karena guru masih belum paham tentang penilaian autentik. Hal tersebut mengakibatkan guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan penilaian autentik. Sutisna 2014 menyebutkan penyebab kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan penilaian autentik, yaitu sebagai berikut: 1 Guru belum terbiasa untuk melakukan analisis Kompetensi Dasar dan mengembangkan indikator; 2 Guru belum terbiasa melakukan perencanaan penilaian; 3 Guru belum terbiasa melakukan penilaian sikap menyusun instrumen sampai melakukan pengukuran, penilaian, dan menyusun laporan hasil penilaian; 4 Banyaknya aspek sikap yang harus dinilai; 5 Banyaknya instrumen penilaian sikap yang beredar di lapangan yang mungkin belum standar, sehingga cenderung membingungkan guru; 6 Pemahaman yang keliru terhadap penilaian sikap, sehingga menimbulkan kesan merepotkan; serta 7 Aturan penilaian yang terus berubah. Penilaian autentik yang belum terbiasa dilakukan guru, masih terdapat hambatan dalam pelaksanaannya. Pengubahan pola pikir guru menjadi faktor utama keberhasilan penilaian autentik. Guru masih memiliki pola pemikiran tentang penilaian dalam KTSP. Oleh sebab itu, guru juga harus mengubah pola pikirnya ke arah penilaian autentik. Pengetahuan tentang penilaian autentik harus lebih dipahami oleh guru dengan cara bertanya dengan guru lain, mencari informasi tentang penilaian autentik dalam buku, internet, atau sumber lain yang mampu memberikan pemahaman tentang penilaian autentik. Selain itu, pemerintah juga harus 66 menetapkan format penilaian autentik yang baku, supaya guru lebih mudah memahami penilaian autentik.

2.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik