T abel 1. Potensi Panas Bumi Provinsi Maluku Utara

T abel 1. Potensi Panas Bumi Provinsi Maluku Utara

  Potensi ( MWe )

  No

  Nama Lapangan

  Kabupaten

  Sumber Daya (MWe)

  Cadangan (MWe)

  Mungkin Terbukti

  a Mamuya

  Halmahera Utara

  Halmahera Barat

  c Akelamo

  Halmahera Utara

  d Jailolo

  Halmahera Barat

  e Keibesi

  Halmahera Barat

  f Akesahu

  g Indari

  Halmahera Selatan

  h Labuha

  Halmahera Selatan

  i

  Songa – Wayaua Halmahera Selatan

  Total Potensi = 329 MWe

  Sumber: Badan Geologi, 2007

  Berdasarkan data hasil survei Dinas ESDM

  Energi baru terbarukan lainnya yang dapat

  Provinsi Maluku Utara, potensi tenaga air

  dimanfaatkan adalah biomasa dari limbah

  diprakirakan sekitar 12,65 – 17,10 MW .

  hasil pertanian, tenaga surya, tenaga bayu

  Potensi hanya bisa dimanfaatkan sebagai

  dan tenaga arus laut. Potensi energi baru

  Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

  terbarukan lainnya masih tahap terindikasi

  (PL TMH) dengan kapasitas per unit

  dan perlu inventarisasi lebih lanjut.

  pembangkit sekitar 500 kW hingga 2 MW .

  PRAKIRAAN PERMINT AAN DAN

  Indonesia

  (MP3EI). Pengembangan

  PENYEDIAAN ENERGI

  dilakukan dengan pendekatan terobosan (breakthrough) dan bukan business as

  Dalam membuat perencanaan energi

  usual. MP3EI dimaksudkan untuk

  untuk jangka panjang diperlukan data dan

  mendorong terwujudnya pertumbuhan

  asumsi sebagai acuan. Tahun dasar yang

  ekonomi

  yang

  tinggi, berimbang,

  digunakan adalah tahun 2010 dan

  berkeadilan dan berkelanjutan (Menko

  diproyeksikan hingga tahun 2030.

  Perekonomian,

  2011). Wilayah

  Pemilihan tahun 2010 sebagai tahun dasar

  pelaksanaan MP3EI dibagi menjadi enam

  karena seluruh data terkait energi sudah

  koridor dan Provinsi Maluku Utara

  dipublikasi secara lengkap. Dalam

  termasuk ke dalan koridor 6. Tema

  perencanaan ini dibuat dua buah skenario,

  pembangunan di koridor ini adalah sebagai

  yaitu: skenario dasar (business as

  pusat pengembangan pangan, perikanan,

  usualBAU) dan skenario alternatif (AL T).

  energi, dan pertambangan nasional. Untuk

  Skenario BAU mengasumsikan

  Provinsi Maluku Utara pembangunan

  pertumbuhan PDRB dan penduduk tumbuh

  budidaya perikanan mempunyai peluang

  sesuai dengan perkembangan historis.

  yang sangat besar dan sudah dirintis

  Pertumbuhan PDRB dipertimbangkan

  dengan

  mengembangkan Mega

  untuk setiap kabupatenkota dan untuk

  Minapolitan

  Morotai. Asumsi

  periode 2010 – 2030 pertumbuhan PDRB

  pertumbuhan PDRB untuk skenario AL T

  diprakirakan rata-rata sebesar 6,6 per

  adalah sebesar 9,1 per tahun. Sedangkan

  tahun, sedangkan pertumbuhan penduduk

  pertumbuhan penduduk sama dengan

  sebesar 2,8 per tahun. Skenario AL T

  skenario BAU.

  merupakan skenario yang mengoptimalkan pertumbuhan

  sesuai

  dengan

  Konsumsi Energi Saat Ini

  Pengembangan Masterplan Percepatan dan

  Energi yang digunakan di Provinsi

  Maluku Utara terutama adalah bahan bakar

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  minyak (BBM), LPG dan listrik.

  Saat ini belum ada kewajiban untuk

  Berdasarkan data Pertamina, penggunaan

  mengkonversikan minyak tanah ke LPG di

  BBM meningkat dari 248 ribu kl pada

  sektor rumah tangga. Meskipun demikian

  tahun 2007 menjadi 263 ribu kl pada tahun

  penggunaan minyak tanah relatif tidak

  2010 atau meningkat rata-rata 1,9 per

  meningkat, sedangkan penggunaan LPG

  tahun. Pada tahun 2010 pangsa terbesar

  meningkat sangat pesat. Penggunaan LPG

  adalah penggunaan minyak solar dengan

  meningkat dari 57 ribu kg pada tahun 2007

  pangsa 52, diikuti oleh premium (26),

  menjadi 420 ribu kg pada tahun 2010, atau

  minyak tanah (18), dan avtur (4).

  meningkat rata-rata sebesar 94,1 per

  Konsumsi minyak bakar terus berkurang,

  tahun. Konsumsi BBM dan LPG di

  pada tahun 2007 masih digunakan sebesar

  Provinsi Maluku Utara pada tahun 2010

  600 kl dan tahun 2010 sudah tidak

  ditunjukkan pada Gambar 2.

  digunakan lagi.

  2010: Total Konsumsi BBM 263 ribu kl

  2010: T otal Konsumsi LPG 420 ribu kg

  M.Bakar

  M.Tanah

  M.Solar Tangga

  Sumber: Diolah dari Pertamina, 2012

  Gambar 2. Konsumsi BBM dan LPG di Provinsi Maluku Utara (2010)

  Distribusi BBM untuk Provinsi Maluku

  masih terpencil (remote area). Kondisi

  Utara dilayani oleh Pertamina UPMS VIII

  gografis yang merupakan wilayah

  Jayapura. Pertamina UPMS VIII melayani

  kepulauan memerlukan sarana tanker yang

  penyediaan dan distribusi BBM yang

  handal dengan jumlah yang cukup

  meliputi 4 provinsi, yaitu Provinsi Papua,

  sehingga penyediaan ke lokasi-lokasi depot

  Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara.

  dapat terpenuhi tepat waktu. Disamping itu

  Ada beberapa kendala yang dihadapi

  kondisi cuaca yang sering terjadi

  dalam penyedian BBM di wilayah ini.

  gelombang laut yang besar juga

  Kendala tersebut, diantaranya adalah posisi

  merupakan kendala dalam distribusi BBM.

  geografis yang merupakan wilayah kepulauan dengan banyak daerah yang

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  Tahuna Tarakan

  Gorontalo Moutong

  P. Pisau

  Pkl. Bun

  Nabire Jayapura

  Ambon Masohi

  Depot BBM

  Terminal Transit

  Sumber: Diolah dari Pertamina, 2012

  Gambar 3. Sistem Distribusi BBM untuk Provinsi Maluku Utara dan Sekitarnya

  Pelanggan listrik PLN pada tahun 2010

  Sistem kelistrikan di Provinsi

  mencapai 113,8 ribu pelanggan dengan

  Maluku Utara terdiri atas 7 sistem

  daya tersambung sebesar 86,3 MV A dan

  kelistrikan yang cukup besar yaitu sistem

  listrik terjual mencapat 166,7 GWh.

  Ternate, Tobelo, Jailolo-Sofifi, Soa-Siu

  Pengguna listrik terbesar adalah Kota

  (Tidore), Bacan, Sanana dan Daruba (Lihat

  Ternate dengan pangsa penggunaan

  Gambar 4). Disamping itu terdapat 21 unit

  mencapai 49 dari total penggunaan

  pusat pembangkit kecil tersebar. Beban

  listrik di Provinsi Maluku Utara.

  puncak gabungan sistem kelistrikan saat

  Berdasarkan sektornya, penggunaan listrik

  ini sekitar 60 MW yang dipasok dengan

  terbesar adalah sektor rumah tangga

  menggunakan PL TD tersebar yang

  dengan pangsa mencapai 65 diikuti oleh

  terhubung langsung ke sistem distribusi 20

  sektor bisnis (17), pemerintah (14),

  kV . Sistem terbesar di Maluku Utara

  sosial (3) dan industri (1). Dengan

  adalah sistem Ternate yang memiliki

  melihat komposisi penggunaan listrik ini

  penyediaan pembangkit sekitar 35 MW

  maka terlihat bahwa proses industrialisasi

  yang terdiri dari pembangkit sendiri 14,8

  di Maluku Utara belum berjalan.

  MW dan mesin sewa 20,3 MW (PLN, 2011).

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  Bere Bere

  Daruba 1,1 MW

  Sofifi Kedi

  3 4,95MW Ibu

  Jailolo 1,90 MW

  Malifut

  17,2 MW Lolobata

  4 2,48 MW Soa-Siu

  Patani Weda

  5 2,54 MW Bacaan

  Madopolo Laiwui

  Sanana 1,95 MW

  Sumber: PLN (2011)

  Gambar 4. Sistem Kelistrikan Provinsi Maluku Utara

  Pertumbuhan Sosial

  Berdasarkan skenario dasar (BAU),

  PDRB Provinsi Maluku Utara atas dasar

  terbarukan, salah satunya yaitu pembangkit

  harga konstan tahun 2000 diprakirakan

  listrik tenaga surya (PL TS) terpusat di

  akan tumbuh dari sebesar 2,98 triliun

  Kabupaten Pulau Morotai. PL TS Morotai

  Rupiah pada tahun 2010 menjadi 10,67

  mempunyai kapasitas 600 kilo Watt peak

  triliun Rupiah pada tahun 2030 atau

  (kWp) dan merupakan PL TS terbesar yang

  meningkat rata-rata sebesar 6,6 per tahun.

  pernah dioperasikan PLN di seluruh

  Sedangkan untuk skenario alternatif (AL T)

  Indonesia. Luas lahan untuk PL TS ini

  pada tahun 2030 diprakirakan menjadi

  mencapai 3 Ha. Dengan pengoperasian

  sebesar 16,96 triliun Rupiah, atau

  PL TS ini mampu mengurangi konsumsi

  meningkat rata-rata sebesar 9,1 per tahun.

  bahan bakar minyak (BBM) rata-rata

  Perbandingan antara skenario BAU dan

  sebesar 800 liter per hari atau setara

  AL T ditunjukkan pada Gambar 5.

  dengan penghematan senilai Rp. 2,5 miliar

  Sedangkan jumlah penduduk meningkat

  per tahun.

  dari 1.038 ribu jiwa pada tahun 2010 menjadi 1.819 ribu jiwa pada tahun 2010 atau meningkat rata-rata sebesar 2,8 per tahun.

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  16 Skenario ALT 14 Skenario BAU

  liun ri

  Gambar 5. Perbandingan Prakiraan Pertumbuhan PDRB

  3.2. Prakiraan Permintaan Energi

  meningkat dari 1,79 juta SBM (Setara

  Peningkatan permintaan energi

  Barel Minyak) pada tahun 2010 menjadi

  terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan

  4,18 juta SBM pada tahun 2030 atau

  PDRB dan penduduk. Perbandingan

  meningkat rata-rata sebesar 4,3 per tahun.

  prakiraan permintaan energi final untuk

  Pada skenario AL T permintaan energi

  skenario BAU dan skenario AL T

  diprakirakan akan meningkat menjadi 5,36

  ditunjukkan pada Gambar 6. Pada skenario

  juta SBM pada tahun 2030 atau meningkat

  BAU permintaan energi diprakirakan akan

  rata-rata sebesar 5,7 per tahun.

  Skenario ALT

  Skenario BAU

  Gambar 6. Perbandingan Prakiraan Permintaan Energi Final

  Prakiraan permintaan energi final per

  terbesar kedua adalah sektor transportasi

  sektor untuk skenario BAU ditunjukkan

  dengan pangsa sebesar 32 diikuti oleh

  pada Gambar 7. Pada gambar terlihat

  sektor industri (18), sektor komersial

  bahwa pada tahun 2010 sektor rumah

  (3) dan yang paling kecil adalah sektor

  tangga mempunyai pangsa terbesar

  lainnya (2). Pada tahun 2030 pangsa

  pengguna energi yaitu sebesar 44 dari

  terbesar pengguna energi sudah bergesar

  total permintaan energi provinsi. Pangsa

  ke sektor transportasi meskipun sektor

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  sektor rumah tangga juga masih dominan

  barang di masa depan diprakirakan akan

  dalam pengkonsumsi energi. Sektor

  terus meningkat. Sedangkan untuk

  transportasi akan meningkat tajam

  skenario AL T, pangsa permintaan energi

  permintaan energinya mengingat Provinsi

  relatif tidak berubah hanya lebih besar total

  Maluku Utara merupakan wilayah

  permintaan energinya.

  kepulauan dan mobilitas orang serta

  Rumah Tangga Industri

  Gambar 7. Prakiraan Permintaan Energi Final per Sektor (Skenario BAU)

  3.3. Prakiraan Penyediaan Energi

  SBM pada tahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar 4,4 per tahun. Pada

  Penyediaan energi dapat ditentukan

  skenario BAU

  semua pembangkit

  berdasarkan permintaan energi dengan

  diasumsikan

  menggunakan PL TD

  mempertimbangkan rugi-rugi

  selama

  sehingga sebagian besar penyediaan energi

  transportasi maupun proses transformasi.

  berupa bahan bakar minyak (BBM).

  Sampai saat ini semua BBM dipasokan

  transmisi dan distribusi listrik sebesar 10

  dari wilayah lain sehingga sistem

  dan efisiensi termal pembangkit listrik

  transportasi BBM melalui laut memegang

  tenaga diesel (PL TD) sebesar 33 maka

  peranan penting dalam mendukung

  dapat ditentukan penyediaan energi untuk

  ketahanan energi Provinsi Maluku Utara.

  Provinsi Maluku Utara pada skenario dasar

  Minyak solar mendominasi penyediaan

  (BAU) seperti ditunjukkan pada Gambar 8.

  dengan pangsa 41 pada tahun 2010 dan

  Penyediaan energi meningkat dari 2,03 juta

  meningkat menjadi 51 pada tahun 2030.

  SBM pada tahun 2010 menjadi 4,77 juta

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  Kayu Bakar

  M. Solar

  M. Tanah

  Gambar 8. Prakiraan Penyediaan Energi Provinsi Maluku Utara (Skenario BAU)

  Pada skenario alternatif (AL T) sudah ada

  tahun 2030 atau meningkat rata-rata

  sebesar 5,7 per tahun. Meskipun sudah

  pembangkit listrik sesuai dengan rencana

  ada diversifikasi namun penyediaan energi

  PLN seperti penggunaan energi surya,

  yang terbesar masih dipenuhi dari minyak

  energi panas bumi, tenaga air skala kecil

  solar. Untuk jangka panjang perlu

  (PL TMH) dan batubara. Prakiraan

  dipikirkan

  energi

  alternatif untuk

  penyediaan energi untuk skenario AL T

  mensubsitusi minyak solar ini tidak hanya

  ditunjukkan pada Gambar 9. Penyediaan

  untuk pembangkit listrik tetapi juga untuk

  energi meningkat dari 2,03 juta SBM pada

  sektor transportasi dan sektor lainnya.

  tahun 2010 menjadi 6,15 juta SBM pada

  Panas Bumi

  Kayu Bakar

  M. Solar

  M. Tanah

  Gambar 9. Prakiraan Penyediaan Energi Provinsi Maluku Utara (Skenario AL T)

  KESIMPULAN DAN SARAN

  secara, berkesinambungan dan dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

  Kesimpulan

  Untuk

  mengoptimalisasi pengelolaan

  Peranan energi sangat penting untuk

  energi

  tersebut

  diperlukan suatu

  peningkatan kegiatan ekonomi baik di

  perencanaan energi yang komprehensif.

  level nasional maupun level provinsi.

  Perencanaan energi daerah Provinsi

  Pengelolaan energi harus dilaksanakan

  Maluku

  Utara

  mengasumsikan

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  pertumbuhan PDRB untuk periode 2010 -

  dipasok dari luar provinsi maka untuk

  2030 rata-rata sebesar 6,6 per tahun

  jangka

  panjang

  perlu dipikirkan

  untuk skenario BAU dan 9,1 untuk

  penggunaan energi alternatif untuk

  skenario AL T. Pertumbuhan penduduk

  mensubsitusi

  BBM, baik untuk

  diasumsikan sama untuk kedua skenario

  pembangkit maupun

  untuk sektor

  yaitu sebesar 2,8 per tahun. Berdasarkan

  transportasi.

  asumsi tersebut, permintaan energi final diprakirakan akan meningkat dari 1,79 juta

  Saran

  SBM pada tahun 2010 menjadi 4,18 juta

  Dari pembahasan sebelumnya dapat

  SBM pada tahun 2030 untuk skenario

  diusulkan

  saran-saran dalam

  BAU. Sedangkan untuk skenario AL T

  pengembangan sektor energi di Provinsi

  permintaan energi final diprakirakan akan

  Maluku Utara.

  meningkat menjadi 5,36 juta SBM pada

  • Mendorong perguruan tinggi setempat

  tahun 2030.

  untuk berperan dalam perencanaan,

  Konsumsi energi final per sektor

  pengembangan dan

  pemanfaatan

  untuk tahun 2010 masih didominasi oleh

  sumber energi alternatif seperti bahan

  sektor rumah tangga dengan pangsa

  bakar nabati (BBN), biogas, PL TMH

  sebesar 44 dari total permintaan energi.

  dan PL TP . Pengembangan energi

  Pangsa terbesar kedua adalah sektor

  alternatif ini sangat diperlukan karena

  transportasi sebesar 32 diikuti oleh

  penyediaan BBM secara keseluruhan

  sektor industri (18), sektor komersial

  berasal dari luar provinsi. BBN dapat

  (3) dan sektor lainnya (2). Pada tahun

  digunakan untuk mensubstitusi BBM

  2030 untuk skenario BAU pangsa terbesar

  di sektor transportasi, biogas untuk

  pengguna energi sudah bergesar ke sektor

  substitusi BBM di sektor rumah

  transportasi. Sektor transportasi akan

  tangga serta PL TMH dan PL TP untuk

  meningkat tajam permintaan energinya

  mensubstitusi

  BBM untuk

  mengingat Provinsi

  Maluku Utara

  pembangkitan tenaga listrik.

  merupakan wilayah kepulauan dan

  • Mendorong pemanfaatan BBN yang

  mobilitas orang serta barang di masa depan

  berasal dari bahan baku lokal secara

  diprakirakan akan terus meningkat.

  maksimal sebagai substitusi BBM,

  Prakiraan permintaan energi final per

  khususnya minyak solar. Pemanfaatan

  bahan bakar untuk skenario BAU

  BBN yang berasal dari bahan baku

  didominasi oleh peningkatan permintaan

  lokal diharapkan dapat menjadi

  minyak solar. Pangsa penggunaan minyak

  multiplier effect bagi pertumbuhan

  solar meningkat dari 28 pada tahun 2010

  perekonomian daerah.

  menjadi 38 pada tahun 2030. Hal ini

  • Mendorong pelaksanaan perencanaan

  terkait dengan perkembangan sektor

  pembangunan yang terintegrasi dan

  lintas sektoral supaya dapat menjamin

  menggunakan minyak solar.

  ketersediaan energi untuk jangka

  Penyediaan energi untuk skenario

  panjang.

  BAU meningkat dari 2,03 juta SBM pada tahun 2010 menjadi 4,77 juta SBM pada

  UCAPAN TERIMA KASIH

  tahun 2030 atau meningkat rata-rata

  Penulis mengucapkan terima kasih

  sebesar 4,4 per tahun. Penyediaan energi

  kepada Dr. Adhi Dharma Permana dan

  untuk skenario AL T meningkat menjadi

  Prof. Ir. M. Sidik Boedoyo, M.Eng. yang

  6,15 juta SBM pada tahun 2030 atau

  telah mengorganisasi dan membantu dalam

  meningkat rata-rata sebesar 5,7 per tahun.

  kegiatan Insentif Riset dari Kementerian

  Meskipun sudah ada diversifikasi namun

  Negara Riset dan Teknologi tahun

  penyediaan energi yang terbesar masih

  anggaran 2012.

  dipenuhi dari BBM. Mengingat BBM

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  DAFTAR PUSTAKA

  Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.

  Badan Geologi (2007) Survei dan

  Pertamina (2012) Data untuk Kuesionar

  Eksplorasi Panas Bumi di Seluruh

  BPPT, tidak dipublikasi, Jakarta.

  Wilayah Indonesia, Bandung.

  Petrominer (2012) Indonesia Petroleum

  BPS Provinsi Maluku Utara (2011)

  W orks Area 2012, Jakarta.

  Provinsi Maluku Utara Dalam Angka

  PLN (2011) Rencana Usaha Penyediaan

  2011, Badan Pusat Statistik Provinsi

  T enaga Listrik PT PLN (Persero)

  Maluku Utara.

  2011-2020, PT PLN (Persero), Jakarta.

  Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi

  (2011) Petroleum Bidding Round Y ear

  Ketenagalistrikan di Provinsi Maluku

  2011, Jakarta.

  Utara, Bahan Presentasi untuk BPPT,

  Menko Perekonomian (2011) Masterplan

  PLN (Persero) Cabang Ternate,

  Pembangunan Ekonomi Indonesia,

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012