Telaah Kritis Pola Pembiayaan Agribisnis Pada Kontak Usaha Tani (Studi Pada Kontrak Usaha Tani Jagung)

Telaah Kritis Pola Pembiayaan Agribisnis Pada Kontak Usaha Tani (Studi Pada Kontrak Usaha Tani Jagung)

  Asfi Manzilati Y enny Kornitasari

  Abstract

  The aim of this study was to determine the pattern of Agribusiness financing and the role of the Bank in contract farming of corn. Using a qualitative method, the results of this study is that the scheme of financing provided by the banking to farmers cause asymmetric information. Financing provided by the bank (through company) known considered by farmers as loans from the company. The scheme of financing raised a problem of inefficiencies and increased costs that will be incurred due to the long intermediation. Thus, banks should provide financing directly (without the company) with the appropriate schema, so that banking intermediation running. Companies in this process should be a personal guarantee that the needs are met with bank profitability remains insufficient prudential bank.

  Keywords: financing, agribusiness, Contract Farming

  LATAR BELAKANG

  menekankan perlunya mempertimbangkan

  Palawija bagi Indonesia merupakan

  dua aspek, yaitu permasalahan yang

  komoditas strategis bagi pembangunan

  dihadapi petani dalam pengembangan

  bidang pertanian.Pengembangan agribisnis

  usaha tani dan agribisnis palawija, serta

  palawija memiliki keterkaitan langsung

  upaya

  mengatasinya melalui

  dengan upaya pemantapan ketahanan

  pengembangan

  program kemitraan

  pangan dan pengentasan kemiskinan.

  agroindustri berbasis palawija. Secara

  Pengembangannya juga akan mendukung

  spesifik permasalahan yang dihadapi

  petani adalah: (a) ketergantungan petani

  pertanian.Mengikutsertakan

  palawija

  terhadap pasar input yang sangat tinggi,

  dalam pola pertanaman diyakini mampu

  dan tingkat harga ditentukan oleh produsen

  memantapkan tingkat, stabilisasi, dan

  input dengan struktur pasar yang bersifat

  kontinuitas pendapatan rumah tangga

  monopsonistik; (b) keterbatasan sumber

  petani.Diversifikasi usaha tani dengan

  permodalan dan aksesibilitas petani yang

  komoditas palawija juga dipercaya mampu

  rendah karena terkendala tingkat suku

  menjamin keberlanjutan usaha tani padi di

  bunga, ketersediaan agunan, dan prosedur

  lahan sawah. Pengembangan produk

  administrasi yang berbelit; (c) dalam pasar

  palawija melalui skema agroindustri

  output petani bersifat penerima harga

  memiliki keterkaitan ke belakang yang

  dengan kecenderungan harga yang

  relatif kuat, sehingga sangat strategis

  fluktuatif, sehingga tidak kondusif dalam

  diposisikan sebagai instrumen peningkatan

  mendorong peningkatan produksi dan

  nilai tukar dan kesejahteraan petani

  pendapatan petani; (d) keterbatasan

  (Damardjati, 2006:62).

  kemampuan sumber daya petani khususnya

  Terkait dengan pengembangan

  terkait dengan penangan pascapanen,

  palawija, Rusastra et. al. (2006:23)

  pengolahan dan pamasaran hasil; (e)

  __________________________________________ Alamat Korespondensi : Asfi Manzilati, Y enny Kornitasari, Fakultas Ekonomi Unversitas Brawijaya Malang Email : asfi_manzilatiyahoo.com

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  kondisi dan potensi sumber daya alam

  sesuai, (4). Petani tidak mampu menolak

  yang semakin menurun sebagai akibat over

  pestisida, insektisida, dan zat pengatur

  intensifikasi, sehingga dibutuhkan biaya

  tumbuh yang sudah dipaket, dan beberapa

  korbanan yang cukup tinggi dalam

  permasalahan laiinya. Terkait dengan

  peningkatan produksi; dan (f) penurunan

  permasalahan pembiyaan yang diberikan

  tingkat keunggulan komparatif dan

  untuk para petani KUT seperti halnya

  kompetitif, sehingga petani dihadapkan

  berbagai bentuk pembiayaan lain yang

  kepada ancaman produk impor dengan

  dilakukan oleh bank pedesaan, cenderung

  tingkat harga yang lebih murah. Secara

  dilaksanakan dengan program dan

  umum petani dihadapkan pada tekanan

  prosedur yang sama. Hasil penelitian Fruin

  alam, tekanan ekonomi domestik dan

  (dalam Robinson, 2004:113) barangkali

  global, tekanan kebijakan yang kurang

  dapat dijadikan pelajaran. Ia menulis:

  kondusif, serta kondisi infrastruktur (fisik

  “Jika seseorang mempelajari bisnis

  kredit dari bank kredit populer

  manapun, ia akan terkejut melihat

  menjadi semakin berat dalam kondisi

  banyaknya

  kesamaan. Hal ini

  adanya tekanan sosial dalam bentuk citra

  disebabkan oleh begitu sedikitnya

  petani dan pertanian yang bersifat

  pinjaman yang tersedia: tidak lebih dari

  konvensional, sehingga kurang diminati

  satu atau dua jenis”.

  oleh generasi muda dengan latar belakang

  Menurut data BI, kredit ke sektor

  pendidikan yang lebih baik. Tanpa

  pertanian hingga saat ini masih kecil, yakni

  perubahan pendekatan yang mendasar dan

  hanya 2-3 dari seluruh total kredit

  perbankan nasional. Dari total kredit

  semakin memperburuk kinerja pertanian,

  perbankan Rp 1.756 triliun, dana yang

  sehingga kian sulit untuk dibenahi

  mengucur ke sektor pertanian per

  kembali.

  Desember 2010 hanya Rp 91 triliun.

  Adapun beberapa permasalahan

  Padahal sebagian besar masyarakat

  yang dihadapi oleh para petani tersebut

  Indonesia sangat bergantung pada sektor

  diantaranya, Pertama, masalah pada

  pertanian (Agroindonesia February 14th,

  tingkat bank penyalur. Masalah yang

  2011,diaksespada 23 Agustus 2011)

  muncul pada tingkat ini adalah (i) adanya

  Seharusnya lembaga pembiayaan

  persyaratan tabungan sebesar 8 yang

  harus menyelidiki, kabupaten demi

  ditentukan bank pelaksana tertentu; (ii)

  kabupaten untuk menemukan jenis

  pencairan yang tidak tepat waktu; (iii)

  pertanian yang umum dilakukan di daerah

  penahanan kredit; (iv) intervensi TTA pada

  tersebut. Untuk mendapatkan data-data

  penyediaan saprodi; dan (v) uang lelah

  bulanan mengenai penanaman dan panen

  TTA dari kredit petani. Kedua, masalah

  dari setiap jenis tanaman, jenis tanaman

  pada tingkat Koperasi. Masalah yang

  perkebunan yang sedang dikembangkan,

  muncul pada tingkat ini adalah: (1).

  perdagangan atau ketenagakerjaan; maka

  Pemotongan kredit, (2). Otoritas ketua

  seseorang harus memikirkan pertanian

  koperasi yang sangat

  kuat, (3).

  sebagai sebuah kesatuan yang integral.

  Keterlambatan aparat dalam penyelesaian

  Lebih spesifik, seharusnya lembaga

  KUT (Camat, KCD, Ketua dan PPL), (4).

  pembiayaan juga perlu untuk mengetahui

  Penarikan uang terima kasih pasca

  bagaimana rotasi panen dilakukan di jenis

  pencairan. Ketiga, masalah pada tingkat

  pertanian tertentu, sebesar apa pertanian

  Kelompok Tani. Masalah yang muncul

  yang harus ada untuk mencukupi

  pada tingkat ini adalah: (1). Petani belum

  kebutuhan petani dan keluarganya, hasil

  paham tentang kredit (2). Petani tidak tahu

  panen jenis apa yang ditujukan untuk

  akan haknya terhadap kredit, (3). Petani

  dijual, mana yang untuk dimakan, dana

  tidak mampu menolak saprodi yang tidak

  yang mana yang untuk keduanya, dan jika

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  untuk keduanya bagaimana pembagiannya,

  kreditnya hanya meliputi pinjaman untuk

  dan untuk mengetahui apakah dan sejauh

  kebutuhan penanaman beberapa tanaman

  mana usaha seperti itu memperoleh uang

  tertentu saja terutama padi, dan hanya

  dari hasil hortikultura dan perkebunan, dan

  diberikan kepada pemilik tanah atau

  apakah industri rumah tangga atau

  mereka yang memiliki barang jaminan

  pekerjaan berketrampilan rendah biasanya

  berupa barang bergerak dan barang tidak

  memberikan pendapatan tambahan, dan

  bergerak. Jangka waktunya pun tidak

  seterusnya.

  fleksibel dan sering kali tidak sesuai

  Namun, sekali lagi ada kecenderungan

  dengan siklus tanaman yang dibiayai

  pemasarannya. Jaraknya pun seringkali

  memberikan pembiayaan dengan cara dan

  cukup jauh dengan kantor bank. Selain itu

  skim yang serupa tanpa melihat lebih

  ada jarak psikologis antara masyarakat

  cermat bagaimana sebenarnya yang

  pedesaaan peminjam pada umumnya

  dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan

  dengan para birokrat petugas bank yang

  begitu, dalam realitasnya petani masih

  bersikap cukup formal. Tambahan pula

  menghadapi masalah, yaitu kesulitan akan

  penilaian permohonan kredit didasarkan

  akses terhadap informasi pasar yang akurat

  pada kriteria standar, yaitu modal, jaminan,

  di samping rendahnya harga produk

  karakter, serta kemampuan membayar atau

  pertanian. Usaha untuk menerobos

  mengembalikan pinjaman (Wijaya, 1991;

  ketidaksempurnaan pasar serta mengurangi

  Anatomi Kontrak Usaha T ani dan

  tingkat inefisensi tersebut tampaknya

  Kegiatan Agribisnis

  membutuhkan sistem kontrak usahatani

  Pada dasarnya hukum sebuah

  yang dapat menjadi alternatif.

  kontrak adalah pelaksanaan atas suatu janji atau seperangkat janji. Dengan kata lain,

  KAJIAN TEORITIS

  ketika seperangkat janji telah berada dalam

  Konsep dan Pola Pembiayaan di Bidang

  status kontrak, seseorang yang dirugikan

  Pertanian

  oleh pelanggaran kontrak dapat meminta

  Sebagai negara agraris, keberadaan

  pemerintah (pengadilan) untuk memaksa

  sektor pertanian dan terutama pelakunya

  pihak

  yang

  melanggar untuk

  yaitu petani tidak dapat disangkal lagi

  menetapimematuhi kontrak (Mallor at all,

  menjadi agen ekonomi yang sangat

  2004:174). Sementara definisi kontrak

  penting. Sifat masyarakat pedesaan yang

  usaha tani (contract farming) adalah

  cenderung informal (terlebih lagi di masa

  beberapa bentuk contractual arrangement

  lalu) mendorong tumbuhnya model

  antara sekelompok petani skala kecil dan

  pembiayaan perorangan yang juga bersifat

  sebuah mitra agribisnis (perusahaan)

  informal. Kredit perorangan ada dua jenis

  (www.aec.msu.educom, 2008). Definisi

  yaitu

  yang memberikan

  pinjaman

  yang lebih rinci diberikan olehGoel

  berwujud barang yang disebut sebagai

  (2003:1), bahwa kontrak usaha tani adalah

  mindring dan yang memberikan kredit

  sebuah sistem produksi dan penyediaan

  berwujud uang yang disebut pelepas uang

  produk pertanianholtikultura dibawah

  (rentenir, pen) (Wijaya, 1991; 204).

  kontrak berjangka antara produserpenjual

  Sementara itu, lembaga kredit

  dan pembeli.

  pedesaan formal utama dan disponsori

  Esensi dari beberapa perjanjian

  pemerintah adalah BRI yang mempunyai

  adalah komitmen pihak produserpenjual

  jaringan cukup luas. Namun demikian,

  untuk menyediakan barang pertanian

  keberadaan BRI ini kurang bisa memenuhi

  dengan kualifikasi tertentu, pada waktu

  kebutuhan masyarakat pedesaan. Beberapa

  dan harga tertentu, dan jumlah yang

  persyaratan atau spesifikasi pemberian

  persyaratkan

  yang

  diketahui dan

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  dikehendaki oleh pembeli. Kontrak usaha

  Permasalahan penting kemudian

  tani biasanya diikuti oleh beberapa elemen

  muncul yaitu bahwa tidak selalu sebuah

  dasar seperti misalnya harga, kualitas dan

  kontrak tercipta dengan persyaratan yang

  lengkap ditambah lagi dengan kehadiran

  (minimummaksimum) dan waktu yang

  oportunisme, sehingga biaya transaksi

  telah disepakati sebelumnya.

  selalu muncul (Williamson, 1998:31).

  Terkait dengan kontrak tersebut,

  Boemer dan Macher (2002:3) melihat

  petani diharuskan untuk menanam tanaman

  setidaknya ada tiga hal pokok yang

  pihak kontraktor di lahan mereka, dan

  mendasari positifnya biaya transaksi.

  kemudian memanen dan mengirimkan

  Pertama,

  keterbatasan kemampuan

  kepada pihak kontraktor sejumlah produksi

  individu untuk membuat perencanaan ke

  yang didasarkan kepada hasil yang telah

  depan dan meskipun mereka telah

  berusaha keras untuk menghadapi dunia

  ditetapkan. Penyerahan ini dilakukan

  disekitarnya yang kompleks dan tidak

  (biasanya) pada harga yang telah

  dapat diprediksi, mereka tidak cukup

  ditentukan sebelumnya. Pihak kontraktor

  memiliki pengetahuan.

  menyediakan bibit dan sarana produksi

  Kedua,

  meskipun mungkin

  yang terpilih, termasuk saran akan cara-

  perencanaan yang sempurna dapat

  carateknik penanaman yang harus

  dilakukan, berat bagi pihak yang

  dilakukan. Dengan kata lain, pihak

  melakukan kontrak (parties) untuk

  kontraktor menyediakan seluruh input

  menegosiasikan rencananya dengan bahasa

  untuk penanaman sementara petani

  yang dapat menjelaskan aksi dan keadaan

  menyediakan lahan dan tenaga kerja.

  dunia di mana parties hanya memiliki

  Glover and Ghee

  sedikit pengalaman. Ketiga, anggap saja

  menambahkan bahwa kontrak biasanya

  parties tersebut dapat merencanakan dan

  juga menyediakan beberapa keuntungan

  menegosiasikan sebuah kontrak lengkap

  bagi petani antara lain terjaminnya pasar,

  (fully contingent contract), tetap saja

  akses terhadap layanan perusahaan dan

  sering terjadi kesulitan bagi mereka untuk

  kemudahan akses terhadap kredit. Bahkan

  mengkomunikasikan rencananya kepada

  dalam kasus di mana perusahaan tidak

  pihak ketiga (misalnya pengadilan) yang

  menyediakan sendiri pinjaman kepada

  mungkin terkait dengan kontrak ini.

  petani, bank-bank biasanya menerima

  Sementara

  Klein (1980:356)

  kontrak sebagai jaminan (collateral).

  melihat mengapa sebuah kontrak menjadi

  Tentu saja pola dan alamiah sebuah

  tidak lengkap karena dua alasan yaitu:

  kontrak tentu berbeda-beda terkait dengan

  pertama, ketidakpastian yang berimplikasi

  beragamnya sifat alami dari komoditi yang

  kepada berbagai ketidakpastian dan itu

  ditanam, hubungan keagenan, petani, dan

  bisa jadi membutuhkan biaya yang sangat

  teknologi dan juga terkait dengan konteks

  mahal untuk mengetahui dan memilah

  kontrak itu dilakukan.

  dalam rangka menghadapi berbagai

  Namun pada dasarnya, setiap

  kemungkinan itu. Kedua, kinerja kontrak

  hubungan transaksi mengandung tiga

  tertentu, katakanlah besarnya usaha yang

  komponen ekonomi mendasar yaitu alokasi

  dikerahkan oleh pekerja terhadap berbagai

  nilai (the allocation of value) atau

  tugas, akan sulit untuk diukur. Jadi dua

  distribusi keuntungan dari pertukaran,

  masalah

  yang

  muncul adalah

  alokasi ketidakpastian (the allocation of

  ketidakpastian dan sulitnya pengukuran

  uncertainty) dan risiko-risiko keuangan

  yang menimbulkan seberapa besar biaya

  yang terkait, dan the allocatioan of

  transaksi muncul.

  Terkait dengan kontrak yang terjadi

  pengambilan keputusan dalam suatu

  antara perusahaan agribisnis besar dengan

  hubungan (Sykuta dan Cook, 2001:2).

  petani tentu tidak mudah untuk

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  menciptakan kontrak yang lengkap karena

  memproteksiinvestasi mereka melalui

  adanya ketidak pastian dan perbedaan

  kontrak.

  penguasaan atas informasi (karena adanya

  METODE PENELITIAN

  rasionalitas yang mengikat). Bounded

  Penelitian ini menggunakan metode

  rationality (rasionalitas yang mengikat)

  yang

  digunakan

  adalah kualitatif.

  mungkin juga bertentangan dengan

  Penelitian kualitatif dipilih karena meneliti

  efisiensi operasi sebuah transaksi. Karena

  fenomena sesuatu lebih mendalam, dan

  keterbatasan waktu dan jangkauan

  lebih dapat memahami fenomena tersebut

  yang sampai sekarang belum banyak

  mungkin tidak dapat secara internal

  diketahui. Menurut Moleong (2006:6)

  mengatur dengan efektif jumlah transaksi

  Penelitian kualitatif itu sendiri bermaksud

  yang tidak terbatas. Di tambah lagi,

  memahami fenomena tentang apa yang

  bounded rationality membatasi kapasitas

  dialami oleh subjek penelitian, misalnya:

  pasar dan kontrak yang sederhana untuk

  perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan

  aset yang khusus, karena pihak-pihak yang

  lain-lain secara holistik, dan dengan cara

  terlibat tidak dapat meramalkan dan

  deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

  mengatur seluruh peristiwakejadian yang

  bahasa, pada suatu konteks khusus yang

  mungkin.

  alamiah dan dengan memanfaatkan

  Andri (2006:3) menjelaskan bahwa

  berbagai metode alamiah.

  pada dasarnya bounded rationality menjelaskan perbedaan dalam halinformasi

  Pendekatan Penelitian

  antara calon pembeli dan calon

  Berdasarkan pada tujuan penelitian

  penjual.Misalnya, perusahaan agribisnis

  untuk mengetahui pola pembiayaan

  memilikiinformasi yang baik tentang pasar

  Agribisnis dan peran Bank pada kontrak

  yang tidakdimiliki oleh petani kecil, dan

  usaha tani Jagung, penelitian ini

  petani kecil akanmendapatkan informasi

  menggunakan

  pendekatan kualitatif

  yang merupakanpeluang yang dihasilkan

  dengan pandangan fenomenologis. Dalam

  fenomenologis, peneliti

  Oportunisme akan terjadi ketikaada

  berusaha memahami arti peristiwa dan

  peluang-peluang

  untuk

  kaitan-kaitannya terhadap orang-orang

  memperolehkeuntungan dari situasi yang

  yang berada dalam situasisituasi tertentu.

  Dengan pendekatan ini diharapkan

  Misalnya, petani kecil akanberpikiran

  diperoleh gambaran apa adanya namun

  tetap dalam kerangka yang ada, dan yang

  akanmenawarkan harga yang sangat

  sebenarnya

  mengenai kondisi dan

  rendah di pasar,atau perusahaan khawatir

  fenomena pola pembiayaan pada kontrak

  bahwa penjual (petanikecil) akan berkolusi

  usaha tani baik yang formal (terlihat)

  yang bisa mengakibatkannaiknya harga.

  ataupun fenomena dibalik yang kasat mata

  Kontrak secara tertulis yangmenyebutkan

  tersebut. Selain itu, dengan pendekatan ini

  kewajiban masing-masing pihakdiharapkan

  lebih mudah apabila berhadapan dengan

  bisa mengatasi permasalahantersebut.

  kenyataan ganda, penyajikan secara

  Kekhususan aset mencerminkan risiko

  langsung hakikat hubungan antara peneliti

  dan informan, lebih peka dan lebih dapat

  ‘biayaterluang’

  pada

  pabrik-pabrik

  menyesuaikan diri dengan banyak

  pengolahan,sistem-sistem logistik atau

  penajaman pengaruh bersama terhadap

  pengembangan pasar,atau untuk petani-

  pola-pola nilai yang dihadapi.

  petani kecil merupakan biayaproteksi investasi pada permesinan danteknologi

  Situs Penelitian

  tertentu. Dengan demikian, keduabelah

  Wilayah yang menjadi area kerja

  sama PT. Pioneer di Jawa Timur tersebar

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  mulai dari wilayah Banyuwangi, Malang

  adalah

  wawancara

  dan observasi.

  sampai Tuban. Sementara itu, lokasi yang

  Wawancara adalah bentuk komunikasi

  dipilih untuk menjawab pertanyaan

  antara dua orang, melibatkan seseorang

  penelitian ini adalah Desa Papungan,

  yang ingin memperoleh informasi dari

  Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

  seseorang lainnya dengan mengajukan

  pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan

  informasi dari perusahaan (PT) dan temuan

  tertentu Mulyana, 2002; 180). W awancara

  empiris dari peneliti lain, wilayah ini

  ini sangat penting untuk mengungkap

  memang merupakan wilayah yang lahan

  realitas dari dua pihak yang melakukan

  pertaniannya menjadi lokasi yang telah

  kontrak yaitu petani dan pihak perusahaan.

  berulang-ulang dipilih oleh perusahaan

  Oleh karena itu, wawancara yang

  untuk bekerja sama dengan petani dalam

  dilakukan adalah wawancara tidak

  rangka penanaman jagung benih yang

  terstruktur agar bentuk pengetahuan yang

  diproduksinya.

  diperoleh dan validitas analisisnya didasarkan pada pemahaman yang

  Jenis Data

  mendalam.

  Jenis data yang dikumpulkan

  Sementara

  itu, observasi

  adalah data primer atau data yang langsung

  merupakan suatu metode pengumpulan

  didapatkan dari sumber informasi tersebut,

  data dan informasi dengan jalan

  yang didapat dari wawancara dan

  mengadakan pengamatan atas peristiwa

  dokumentasi yang dilakukan sendiri oleh

  dan gejala sosial dengan inderanya.

  Observasi ini sekaligus berfungsi untuk

  informan.Data-data

  mengenai

  pola

  memastikan informasi yang diperoleh

  pembiayaan (baranguang) tersebut berupa

  (triangulasi atas wawancara dan informasi

  data naratif, deskriptif, dalam kata-kata

  lainnya).

  mereka yang diteliti, dokumen pribadi, dan catatan lapangan. Dengan ini diharapkan

  T eknik Analis Data

  dapat ditemukan gambaran apa adanya

  Data yang berhasil dikumpulkan

  secara holistik.

  melalui

  untuk selanjutnya ditentukan analisisnya. Proses analisis data

  survei,

  Unit Analisis dan Penentuan informan

  dimulai dengan menelaah seluruh data

  Mendasarkan kepada argumentasi

  yang tersedia dari berbagai sumber yang

  masih berhubungan dengan subjek

  memperhatikan penelitian pendahuluan

  penelitian, yaitu baik itu dari hasil

  yang telah dilakukan (kondisi riil di

  wawancara, pengamatan yang sudah

  lapang), maka unit analisis pada penelitian

  dituliskan dalam catatan lapangan,

  ini adalah pola pembiayaan pada kontrak

  dokumentasi, dan lain-lain. Lalu diadakan

  usaha tani. Pola pembiayaan tersebut dapat

  reduksi data dengan jalan melakukan

  berupa kontrak secara formal ataupun

  abstraksi. Langkah selanjutnya adalah

  implisit dengan kontrak formal yang

  menyusunnya

  dalam satuan-satuan.

  disepakati. Untuk itu informan kunci pada

  Kemudian

  satuan-satuan itu

  penelitian ini adalah para pihak yang

  dikategorisasikan

  pada langkah

  terlibat dalam kontrak, yaitu petani dan

  selanjutnya. Tahap akhir dari analisis data

  wakil perusahaan. Juga akan didukung

  ini adalah mengadakan pemeriksaan

  oleh informan lain yang terkait misalnya

  keabsahan data. Dan pada prinsipnya

  aparat desa.

  proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara induksi yaitu lebih

  T eknik Pengumpulan Data

  mengutamakan dan mementingkan proses

  Metode pengumpulan data yang

  daripada hasil.

  digunakan dalam penelitian ini terutama

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  proses teknis diawasi secara terus-menerus oleh

  pihak

  Pioneer. Kebutuhan

  Pengecekan Keabsahan Data

  pembiayaan pada proses itu (pemupukan,

  Untuk memastikan data yang

  pemeliharaan, obat-obatan, tenaga kerja

  diperoleh adalah valid artinya data yang

  dan lainnya) disediakan oleh Pioneer,

  dalam arti Pioneer menyediakan kredit

  mengenai situasi yang sebenarnya dan

  untuk tujuan itu dengan bunga tertentu.

  memang relevan dan mengandung

  Pengembalian pokok dan bunga akan

  dikurangkan (diperhitungkan) dengan nilai

  menggunakan triangulasi (menggunakan

  panen (yang memang seluruhnya dibeli

  oleh Pioneer).

  memverifikasi dan memperkuat data) baik

  Seperti telah diuraikan sebelumnya

  dalam metode pengumpulan data yang

  bahwa kontrak diawali dengan datangnya

  berbeda (wawancara dan observasi)

  petugas perusahaan ke desa-desa (di

  wilayah yang dimaksud termasuk di

  pendukung.

  Kabupaten Blitar) untuk mendapatkan lahan yang akan digunakan untuk

  PEMBAHASAN

  penanaman jagung Pioneer. Ketika

  Proses T erbentuknya Kontrak antara

  kelompok tani (baca : ketua) sudah

  Petani Jagung dengan PT. Pioner

  mendapatkan kesepakatan dengan petani

  Terkait dengan kontrak kerja sama

  akan kepastian tersedianya lahan yang

  dengan petani, pada dasarnya pihak

  berkisar antara 20 sampai 50 ha, maka

  Pioneer melakukan perjanjian mulai dari

  pihak perusahaan akan menyampaikan

  penyediaan bibit, pengolahan, pemenuhan

  harga yang ditawarkan untuk kemudian

  sumber dana dan pembelian atas hasil

  pembicaraan

  dilanjutkan secara

  panen tanpa ada intervensi dari pihak

  menyeluruh. Artinya, untuk melakukan

  manapun (pemerintah desa ataupun

  proses negosiasi dengan seluruh anggota

  lembaga lainnya). Dalam kontrak usaha

  kelompok tani, harga harus ditentukan

  tani ini, perusahaan melakukan kerja sama

  terlebih dulu (lihat Kontrak Tertulis Pasal

  secara langsung dengan petani (masing-

  9 pada Lampiran). Kata negosiasi yang

  masing). Berdasarkan uraian dari Mallor et

  dimaksud tidak dapat sebenar-benarnya

  all (2004:175), bahwa sebuah kontrak akan

  disebut proses negosiasi.

  tercipta jika terpenuhinya persyaratan:

  Hal ini karena tawaran harga

  negotiation, agreement

  (offer

  and

  disampaikan terlebih dahulu kepada para

  acceptance), voluntary, consideration,

  petani, dan harga ini menjadi patokan

  capacity, dan legality. Jika terpenuhi

  apakah pembicaraan mengenai kerja sama

  seluruh persyaratan tersebut, maka

  dapat dilakukan atau tidak. Dalam hal ini

  terciptalah kontrak, yang kemudian diikuti

  harga bukan menjadi sesuatu yang

  dengan pernyataan tertulis dari pihak-pihak

  dibicarakan pada saat negosiasi antara

  yang terlibat kontrak. Jika salah satu

  perusahaan dengan petani. Menurut Pak

  persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka

  Mario, salah satu manajer perusahaan

  kontrak tidak terjadi. Secara teoritis apa

  lulusan Fakultas Ekonomi di salah satu

  yang diuraikan Mallor tersebut secara

  universitas negeri di Jawa Timur, harga

  implisit menunjukkan adanya “kesetaraan”

  adalah prasyarat atas kemungkinan

  dari pihak-pihak yang terlibat dalam

  pembicaraan tentang kerja sama.

  kontrak.

  Langkah

  yang ditempuh

  selanjutnya adalah

  penyediaan bibit (gratis) oleh Pioneer

  mengundang seluruh petani pada suatu

  acara yang disebut dengan grower meeting.

  penanaman, pemeliharaan dan semua

  Pada pertemuan itu, lawyer (dari

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  perusahaan) membagikan draft kontrak

  lawyer perusahaan untuk ditandatangani

  tertulis yang berisi seluruh hak dan

  oleh masing-masing petani dengan kordes

  kewajiban masing-masing antara petani

  sebagai wakil dari perusahaan.

  dengan perusahaan.

  Sebuah kontrak yang tidak lengkap

  Dalam kontrak tersebut petani

  masih memungkinkan sebuah kerja sama

  sebagai agen dari perusahaan memiliki hak

  (kontrak) tetap berlangsung. Menurut

  dan kewajiban. Di antara kewajiban petani

  Gachter dan Falk (2000:18), terdapat

  menurut ketentuan perusahaan adalah :

  empat cara untuk mengatasi inefisiensi

  pertama, kewajiban teknis terkait dengan

  yang timbul dari ketidaklengkapan

  persiapan lahan, penanaman, pengairan,

  kontrak, yaitu hubungan timbal-balik

  pemeliharaan tanaman, dan pemanenan.

  berdasarkan kerjasama sukarela, kontrak

  Kewajiban kedua adalah keharusan

  jangka panjang (interaksi yang diulang),

  menyerahkan seluruh hasil produksi

  kecenderungan bergabung dengan yang

  kepada perusahaan. Dan kewajiban yang

  lain (social embeddedness), dan kontrak

  ketiga, dan ini sangat ketat, adalah

  insentif. Temuan di lapangan menunjukkan

  mematuhi seluruh ketentuan yang tertuang

  dua hal yang memungkinkan kontrak

  (baca: tertulis) dalam kontrak.

  usaha tani dengan perusahaan tetap

  Sementara hak yang “diberikan”

  berlangsung

  walaupun kelengkapan

  kepada petani adalah pemberian benih

  kontrak tidak terpenuhi. Dua hal tersebut

  secara gratis, pinjaman uang garapan

  adalah interaksi yang berulang dan

  (opsional), uang ganti karena jagung jantan

  kecenderungan bergabung dengan yang

  (karena harus dibongkar) sebesar Rp.

  lain (social embeddedness).

  400.000 per ha, jaminan pendapatan

  Interaksi yang berulang menggiring

  minimal, kepastian harga beli hasil

  petani pada pemahaman bahwa proses

  produksi (ditentukan di awal) dan insentif

  kontrak yang ditawarkan perusahaan

  untuk kelompok tani sebesar Rp. 400.000

  sebagai sesuatu yang memang semestinya

  per ha.

  terjadi. Dengan adanya pengalaman hasil

  Secara ringkas dapat dikatakan

  panen yang lebih besar dibanding dengan

  bahwa proses negotiation, agreement

  menanam jagung lokal dan ditambah

  (offer and acceptance), voluntary,

  dengan terbatasnya pengetahuan mengenai

  consideration, capacity, dan legality

  bagaimana seharusnya sebuah kontrak

  hampir tidak terpenuhi pada kontrak usaha

  tercipta, mendorong petani menerima

  tani terjadi. Negosiasi yang terjadi

  tawaran kontrak begitu saja.

  cenderung berupa sosialisasi (petani

  Di samping itu, kecenderungan

  menyebutnya sebagai penyuluhan) dan

  bergabung dengan yang lain (social

  embeddedness) juga terlihat pada proses

  dianggap telah “cukup” dengan hadirnya

  terbentuknya kontrak usaha tani dengan

  petani pada pertemuan tersebut. Hal ini

  perusahaan. Sebagai contoh pada saat

  dikarenakan petani yang tidak sepakat

  perusahaan mendatangi beberapa petani

  dengan harga yang ditentukan tidak perlu

  untuk diajak bergabung dalam kontrak,

  hadir dalam pertemuan tersebut. Sementara

  petani yang sawahnya berada di sekitar

  persyaratan capacity, petani tentu

  area yang akan ditanami jagung hibrida

  menganggap perusahaan memilki kapasitas

  (pembenihan), akan memikirkan alternatif

  cukup (bahkan lebih) untuk menyepakati

  untuk bergabung dengan petani lain yang

  dan menjalankan kontrak ini. Sementara

  terlibat kontrak. Paling tidak, hubungan

  dari pihak petani, perusahaan merasa

  sosial (baca: rasa tidak nyaman) akan

  cukup dengan tersedianya lahan petani

  membawa mereka pada keputusan untuk

  untuk penanaman jagung ini. Bagian akhir

  bergabung dengan yang lain dalam

  dari proses ini, yaitu legality dilalui dengan

  kontrak, di samping kadang-kadang

  kontrak tertulis yang telah disiapkan oleh

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  mereka bergabung karena keterpaksaan

  Pada saat panen, seluruh hasil produksi

  modal atau menghindar dari aturan isolasi.

  langsung dibeli (diambil langsung) oleh Pioneer dalam kondisi basah dan tanpa

  Pola Pembiayaan dan Peran Bank pada

  dipipil (sekaligus janggelnya). Hasil yang

  Kontrak Usaha T ani

  diperoleh petani sekitar 15 juta untuk satu

  ha. Jika dibandingkan dengan jagung lokal,

  kontrak yang sudah disepakati tidak hanya

  di mana petani memperoleh hasil sekitar

  terkait dengan penanaman, pengaturan

  10 juta untuk setiap untuk jagung kering

  lahan, penyediaan bibit dan penjualan hasil

  dan kondisi sudah dipipil, maka (menurut

  panen yang telah disepakati dalam suatu

  pihak perusahaan) kontrak ini sangat

  kontrak antara petani dengan perusahaan,

  menguntungkan.

  kontrak ini juga terkait dengan pembiyaan

  Hal ini berbeda dengan usaha tani

  yang dilakukan oleh perusahan selama ini

  tradisional (tanpa kontrak), di mana biaya

  kepada petani.

  proses produksi biasanya mereka dapatkan dari penjualan hasil panen sebelumnya.

  a. Pola Pembiayaan Agribisnis pada

  Jika petani mengikuti kontrak, petani akan

  Kontrak Usaha T ani; Pembiayaan

  mendapatkan pinjaman dana yang biasa

  Sejak Awal oleh Perusahaan

  disebut sebagai uang garapan. Dengan

  Pada saat awal, Pioner memberikan

  adanya uang garapan ini, petani tidak perlu

  bibit gratis sesuai luas lahan yang

  terburu-buru untuk menjual hasil panen

  disediakan oleh petani. Pada proses

  mereka agar segera mendapat uang untuk

  pemeliharaan, pemupukan, dan pemanenan

  biaya tanam selanjutnya. Petani menunggu

  seluruh tanggung jawab pekerjaan maupun

  waktu yang tepat sampai harga jual

  pembiayaan menjadi tanggung jawab

  panennya bisa lebih baik. Karena pada saat

  petani dengan pengawasan secara terus-

  panen, kecenderungannya harga lebih

  menerus oleh pihak Pioner (yang diwakili

  rendah.

  korwil dan kordes). Pada proses ini,

  Kemudahan lain yang dirasakan petani

  menurut informan Bapak Mario, pihak

  selain pinjaman uang garapan adalah benih

  Pioneer menyediakan kredit (standby loan)

  gratis. Benih gratis ini dibagi kepada petani

  yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan

  sesuai dengan luas tanah yang petani

  oleh petani, berapapun yang dibutuhkan

  miliki. Satu hal yang juga menjadi

  dengan membayar

  bunga tertentu.

  pertimbangan petani ikut dalam kontrak

  Sementara total pinjaman maksimal yang

  dengan

  perusahaan

  adalah adanya

  tertulis dalam kontrak sebesar Rp.

  kepastian harga jual hasil produksi. Harga

  3.500.000,-(lihat Pasal 6 Perjanjian

  jual ini ditentukan pada awal perjanjian

  Kerjasama Penanaman Jagung Pioneer

  sebelum proses tanam dimulai. Adanya

  Hibrida pada Lampiran). Oleh karena pada

  kebijakan ini menjadi hal menarik bagi

  dasarnya kontrak usaha tani ini terjadi

  petani. Petani tidak akan mengalami efek

  antara perusahaan dengan masing masing

  buruk fluktuasi harga akibat permainan

  petani, maka

  seharusnya rekening

  tengkulak. Petani sudah punya kepastian

  (pinjaman tersebut) atas nama petani

  berapa hasil dari kerja mereka selama

  sendiri, namun di lapangan dengan

  hampir empat bulan. Secara ringkas,

  manfaat (dan kendala) yang dihadapi petani

  efisiensi waktu maka satu kelompok tani

  pada saat terlibat kontrak usaha tani dengan

  menggunakan rekening kordes atau ketua

  perusahaan, dapat ditunjukkan pada tabel

  kelompok tani.

  4.2 sebagai

  berikut.

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  Tabel 4.1

  Manfaat dan Kendala yang Dihadapi Petani pada saat Terlibat Kontrak dengan Perusahaan

  Manfaat

  KendalaKelemahan

  • Benih gratis

  • Proses penanaman baru

  • Pinjaman modal selama proses

  • Pemeliharaan tanaman yang ketat

  tanam)

  • Sulitnya penanganan tanaman

  • Informasi keberadaan pupuk

  pengganggu

  • Pengetahuan pertanian baru

  Sumber: data lapang, diolah

  Akan tetapi, disisi lain bagi petani yang

  (yang menggunakan timbangan manual)

  bergabung dalam pola pembiayaan

  dengan penimbangan yang dilakukan

  pinjaman yang diberikan oleh perusahan

  perusahaan (menggunakan timbangan

  kepada petani menyebabkan harga hasil

  digital). Ada kecenderungan penimbangan

  dari panen yang ditentukan terlebih dahulu

  yang dilakukan petani menghasilkan

  timbangan yang lebih “berat”. Hal ini

  dilakukan adalah sesuatu yang di luar

  karena dianggap keakuratan timbangan

  jangkauan mereka.

  Ketika harga

  konvensionalmanual yang kurang “teliti”.

  disampaikan oleh petugas perusahaan,

  Sementara

  menurut petani,

  mereka hanya punya pilihan ikut atau tidak

  penimbangan di sawah yang lebih berat

  program kerja sama ini (take it or leave it).

  dibanding dengan penimbangan yang

  Sementara itu, dalam kontrak yang tertulis

  dilakukan di perusahaan bukan disebabkan

  Pasal 9 Perjanjian Kerjasama Penanaman

  oleh keakuratan timbangan tetapi karena

  Jagung Pioneer Hibrida, istilah harga tidak

  kecurangan oleh pegawai petugas

  dikenal. Hak petani karena menanam

  perusahaan

  yang membuat

  jagung benih Pioneer disebut sebagai

  catatanadministrasi

  berbeda dengan

  Kompensasi.

  timbangan yang sebenarnya. Artinya,

  Pada saat panen, seluruh hasil produksi

  kadang-kadang pihak wakil perusahaan

  langsung dibeli (diambil langsung) oleh

  sendiri yang menyelundupkan jagung pada

  Pioneer dalam kondisi basah dan tanpa

  saat jagung berada pada proses

  dipipil (sekaligus janggelnya). Hasil yang

  pengangkutan. Keterbatasan penguasaan

  diperoleh petani sekitar 15 juta untuk satu

  informasi yang dimiliki membuat petani

  ha. Jika dibandingkan dengan jagung lokal,

  menerima apapun hasil timbangan.

  di mana petani memperoleh hasil sekitar

  Pencurian timbangan ini dapat berjalan

  10 juta untuk setiap untuk jagung kering

  karena jagung yang diselundupkan

  dan kondisi sudah dipipil, maka (menurut

  langsung diterima oleh penadah. Petani

  pihak perusahaan) kontrak ini sangat

  sendiri menanggung kerugian karena

  menguntungkan.

  jagung yang dibayar adalah jagung yang

  Satu hal lagi yang menjadi

  sampai di pabrikperusahaan (di mana

  kelemahan petani pada proses kontrak ini

  penimbangan dilakukan di pabrik).

  adalah penimbangan hasil panen. Pada

  Di samping penimbangan yang

  awalnya penimbangan dilakukan di sawah

  dilakukan di perusahaan dan tanpa

  sesaat sebelum jagung dibawa truk

  sepengetahuan petani, satu pelanggaran

  pengangkut. Artinya, penimbangan ini

  yang

  dikeluhkan

  petani adalah

  dilakukan dihadapan kedua pihak yaitu

  keterlambatan pembayaran atas hasil panen

  petani dan wakil perusahaan (korwil atau

  yang diserahkan petani kepada perusahaan.

  Jika terjadi ketidaksesuaianpelanggaran

  penimbangan ini dianggap oleh perusahaan

  kontrak seperti ini, petani umumnya

  membawa risiko. Risiko tersebut adalah

  bersikap menunggu atau paling berani

  adanya perbedaan timbangan dari petani

  adalah melakukan tindakan “bertanya”

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  petani dengan bunga 2 selama satu

  musim tanam (4 bulan). Sejauh ini yang

  perusahaan memberi kesempatan kepada

  diketahui

  petani

  terkait dengan

  petani untuk melakukan tindakan seperti

  kreditpinjaman ini diberikan oleh

  protes dan tidak sekadar bertanya seperti

  perusahaan dan tanpa bunga. Seperti

  ke perusahaan. Dalam hal ini perusahaan

  pernyataan Pak Muksim sebagai berikut:

  menyediakan tempat pengaduan yang

  “ngene pak, ndhisik tau mrogram

  dapat diakses oleh pihak-pihak yang

  pioneer iki sik anu sik pertama, maune

  terlibat kontrak tersebut ke kantor PT.

  kuwi programe ngene kae biaya anu

  ndak bungai tapi hargane harga

  penanaman di Jawa Timur yang ada di

  paket”. (Begini pak, dulu pernah ikut

  Malang sampai ke kantor pusat PT.

  program Pioneer masih awal, tadinya

  Dupont (Jakarta) dan kantor Regional

  program itu biaya (pinjaman, pen)

  Asia. Tetapi, keterbatasan pengetahuan dan

  tidak terkena bunga tetapi harganya

  kecakapan hukum yang dimilki petani dan

  harga paket.)

  tentunya biaya yang mahal membuat

  Pertanyaannya kemudian, siapa yang

  petani (lagi-lagi) tidak mempunyai pilihan

  membayar bunga dan dari dana mana

  selain

  “menerima”

  bayarkan? Berdasarkan

  ketidaknyamanan dan pelanggaran yang

  pernyataan dari pihak perusahaan, bunga

  dirasakannya. Dengan kata lain, keputusan

  itu dibayar (sekaligus pokok tentunya)

  dan pilihan tindakan yang dilakukan oleh

  dengan mengurangkannya dari hasil

  penjualan jagung yang diserahkan petani.

  kapasitas aktor yang bertindak dengan

  Seperti diketahui, bahwa penimbangan

  penuh pertimbangan dan tujuan, sementara

  dilakukan di perusahaan yang berarti

  sikap dan tindakan yang dilakukan petani

  petani tidak tahu pasti berapa kg hasil yang

  cenderung merupakan tindakan yang

  sebenarnya diperoleh. Informasi seperti ini

  dilakukan sebagai respons mendorong dan

  tampaknya

  tidak

  secara eksplisit

  menghambat yang terbentuk pada struktur,

  disampaikan perusahaan sehingga petani

  institusi dan kultur pada lingkungan di

  merasa pinjaman tersebut seperti pinjaman

  mana aktor berada.

  kebajikan (pinjaman yang tidak berbunga dan tidak ada keharusan peminjam untuk

  b. Peran Bank pada Pembiayaan

  memberikan reward atas pinjaman

  Kontrak Usaha T ani; Keterlibatan

  tersebut).

  secara Implisit

  Pembiayaan pada kontrak usaha tani

  Pada saat awal, Pioneer memberikan

  ini dipahami oleh petani sebagai

  benih gratis sesuai luas lahan yang

  pembiayaan oleh perusahaan, tanpa

  disediakan oleh petani. Pada proses

  keterlibatan pihak lembaga keuangan

  pemeliharaan, pemupukan, dan pemanenan

  manapun. Petani sama sekali tidak tahu

  seluruh tanggung jawab pekerjaan maupun

  dan tidak merasa bahwa bank memiliki

  pembiayaan menjadi tanggung jawab

  keterlibatan pada kontrak ini. Realitas ini

  petani dengan pengawasan secara terus-

  menunjukkan adanya informasi yang tidak

  menerus oleh pihak Pioner (yang diwakili

  simetris terkait peran perbankan kepada

  mandor dan asisten). Pada proses ini,

  petani. Penguasaan informasi yang tidak

  pihak Pioner menyediakan kredit (standby

  lengkap tersebut sebagian disebabkan oleh

  ketidakmampuan petani untuk mengetahui

  dimanfaatkan oleh petani berapun yang

  secara tepat tentang keadaan atau sifat dari

  dibutuhkan.

  kemungkinan kemungkinan yang terjadi.

  Dalam proses

  peminjaman ini

  Selain itu, informasi disebarkan secara

  sebenarnya perusahaan melibatkan Bank

  asimetris sehingga pihak tertentu (baca:

  BCA untuk memberikan kredit kepada

  perusahaan) mengetahui lebih banyak dari

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  yang lain (baca: petani) dan dapat

  terjadi kemacetan kredit (non performing

  memanfaatkan keunggulan informasinya.

  loan). Kepastian ini akan lebih tinggi

  Informasi yang tidak lengkap sebagian

  karena harga untuk hasil panen ini telah

  disebabkan tidak ada orang atau kelompok

  ditentukan di awal kontrak.

  yang mengetahui secara tepat tentang

  Bentuk yang dapat menjadi jembatan

  keadaan atau sifat dari kemungkinan

  kebutuhan bank akan “keamanan” dana

  kemungkinan yang terjadi. Selain itu

  bank sekaligus profitabilitas yang memadai

  informasi disebarkan secara asimetris

  bagi bisnis bank adalah menempatkan

  sehingga sebagian orang mengetahui lebih

  perusahaan (dalam hal ini pihak Pioneer)

  banyak dari yang lain dan dapat

  sebagai personal guarantee atas kredit

  memanfaatkan keunggulan informasinya.

  yang diberikan. Kredit diberikan secara

  Padahal untuk mendapatkan informasi

  langsung kepada petani (secara eksplisit)

  perlu “biaya” yang besar dan bahkan juga

  sehingga proses intermediasinya lebih

  tidak mungkin mendapatkan informasi

  pendek. Satu hal penting dengan kredit

  yang akurat.

  yang eksplisit ini adalah terbukanya

  Keterlibatan bank dalam hal ini tidak

  informasi mengenai pembiayaankredit ini

  secara langsung berhubungan dengan

  sehingga petani mengetahui hak dan

  petani, tetapi

  melalui perusahaan.

  kewajiban (sebenarnya) terkait dengan

  Keterlibatan perusahaan pada proses

  pembiayaan (yang dikiranya sebagai

  pembiayaan ini tak pelak membuat jalur

  ‘bantuan’ dari perusahaan).

  intermediasi menjadi bertambah panjang. Jika bank memberikan pembiayaan secara

  KESIMPULAN

  langsung kepada petani, maka proses

  Kesimpulan pertama, keberadaan

  intermediasi dapat lebih pendek. Bisa jadi

  kontrak usaha tani antara petani dengan

  bagi bank, pembiayaan secara langsung

  perusahaan telah menggeser posisi petani

  kepada petani merupakan peluang bisnis

  sebagai prinsipal menjadi tidak lebih

  (baca: kredit) yang cukup memiliki

  seperti seorang agen. Padahal dalam

  prospek yang baik. Namun, persyaratan

  realitasnya petani memiliki beberapa aset

  kredit pada umumnya yaitu 5C (Character,

  penting seperti lahan, tenaga kerja dan

  Capacity, Collateral, Capasity, and

  sarana produksi lainnya yang mestinya

  Condition of Economy) mungkin cukup

  menempatkannya

  menjadi seorang

  sulit dipenuhi oleh petani. Atau dengan

  prinsipal juga. Persoalan ini dipicu oleh

  bahasa lain, kontrak usaha tani ini kurang

  karena rendahnya daya tawar dan kapasitas

  “bankable” bagi bank. Dapat dipahami jika

  petani sebagai aktorpihak yang terlibat

  bank menerapkan konsep kehati-hatian

  dalam kontrak. Sementara perusahaan

  (prudential banking) dalam operasional

  menguasai

  teknologi pembenihan,

  bisnisnya.

  informasi pasar dan memiliki kapasitas di

  Kontrak usaha tani ini, jika dicermati,

  bidang hukum yang jauh lebih besar.

  tidak sepenuhnya tidak “bankable”.

  Kedua, terkait dengan pola

  Keterlibatan langsung perusahaan level

  pembiayaan yang diberikan oleh pihak

  multinasional pada kontraknya dapat

  perbankan melalui perusahan kepada

  memenuhi kecukupan persyaratan kredit.

  petani selama ini menimbulkan informasi

  Terlebih lagi kontrak ini dilakukan secara

  yang tidak simetris, dimana anggapan para

  tertulis sehingga mencukupi kebutuhan

  petani bahwa perusahan yang memberikan

  akan kepastian hukum. Secara operasional,

  kredit padahal ada pihak banklah yang

  kontrak ini juga memeiliki kepastian hasil

  memberikan

  kredit.

  Dengan pola

  pembiyaan yang seperti ini dimana ada

  menyerahkan seluruh hasil panen untuk

  pihak kedua yang melakukan proses

  kemudian dibeli oleh perusahaan dapat

  penyaluran

  kredit

  kepada petani

  menjadi ”jaminan” atas kemungkinan

  menimbulkan suatu permasalahan social

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  tersendiri yaitu akan menimbulkan

  Goel, Shri. A.K. 2003. Contract Farming

  inefisiensi dan menimbulkan banyak biaya

  V entures in India: A Few

  yang akan dikeluarkan karena proses

  Successful Cases. SPICE. The

  Director General, National Institute

  intermediasi ini akan semakin panjang.

  AgriculturalExtension Management (MANAGE). Series

  of

  REKOMENDASI

  Editor: Dr. Vikram SinghV ol. 1

  Secara spesifik, perbankan dapat

  No. 4 : March 2003.

  secara langsung memberikan bantuan

  Gunawan, Memed dan Effendi Pasandaran.

  pembiayaan tanpa harus melalui pihak

  1989. Alokasi Masukan dalam

  kedua (perusahaan) dengan skema yang

  Sistem Sakap. Prosiding Patanas

  sesuai, sehingga fungsi intermediasi

  Evolusi Kelembagaan Pedesaan di

  perbankan bisa berjalan. Perusahaan pada

  Tengah Perkembangan Teknologi

  proses ini dapat menjadi personal

  Pertanian. Pusat Penelitian Agro

  Ekonomi. Badan Penelitian dan

  profitabilitas bank terpenuhi dengan tetap

  Pengembangan Pertanian. Bogor

  tercukupinya prinsip kehati-hatian bank.

  Klein, Benjamin. 1980. Transaction Cost

  Determinants of

  “Unfair”

  DAFTAR PUSTAKA

  Contractual Arrangement. The American Economic Review, V ol.

  Andri, Kuntoro Boga. 2006. Melihat

  70, No. 2, Papers and Proceedings

  Potensi dari Sistem Usaha Tani

  of the Ninety-Second Annual

  Kontrak. Inovasi. V ol. 7XVIIIJuni

  Meeting of the American Economic

  Association (May 1980).

  Mallor, Jane P , A. James Barnes, Thomas

  2011,diaksespada 23 Agustus 2011

  Bowers, Maichael J. Philips and

  Boemer, Christopher S. and Jeffrey T.

  Arlen W. Langvardt. 1998.

  Macher.

  Business Law and Regulatory

  boemerhaas.barkeley.edu.

  Environment; Concept and Cases.

  Jtm4georgetown.edu.Diakses

  Tenth Edition.Irwin McGraw-

  pada tanggal 2 Mei 2007.

  Hill.USA. (Mirza, 2000:34).

  Damardjati, Djoko S. 2006. Kebijakan dan

  Program Nasional Pengembangan

  MetodePenelitianKualitatif. PT.

  Agribisnis

  Palawija.Prosiding

  RemajaRosdakarya. Bandung.

  Seminar Nasional.Bogor, 13 Juli

  Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi

  2006. Penyunting: I wayan

  Penelitian Kualitatif; Paradigma

  Rusastra, Togar Alam Napitupulu,

  Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu

  Made Oka A. Manikmas dan

  Sosial

  Lainnya. Remaja

  Rosdakarya. Bandung.

  Monograph No. 49Economic and

  Robinson, 2004:113)

  Social Commission for Asia and

  The Pacific.

  StrategiKebijakanPenelitian dan

  Glover, David and Lim- Teck Ghee. 1992.

  PengembanganPalawija.ProsidingS

  Contract Farming in Southeast

  eminarNasional.Bogor, 13 Juli

  Asia; Three Country Studies.

  2006. Penyunting: I wayan

  Institut Pengajian TinggiInstitute

  Rusastra, Togar Alam Napitupulu,

  for Advanced Studies Universiti

  Made Oka A. Manikmas dan

  Malaya. University of Malaya

  Firdaus

  Karim. CAPSA

  Kuala Lumpur. Hal 3

  Monograph No. 49Economic and

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012

  Social Commission for Asia and

  Contracting and Organizations

  The Pacific.

  Research Institute. University of

  Missouri. Columbia.

  StrategiKebijakanPenelitian

  dan

  Wijaya, Faried. 1991. Perkreditan Bank

  PengembanganPalawija.ProsidingS

  dan Lembaga-lembaga Keuangan

  eminarNasional.Bogor, 13 Juli

  Kita. BPFE. Y ogyakarta.

  2006. Penyunting: I wayan

  Williamson, Oliver E. 1998. Transaction

  Rusastra, Togar Alam Napitupulu,

  Cost Economics: How It Works;

  Made Oka A. Manikmas dan

  Where It Is Headed. De Economist

  146, No. 1, 1998. Kluwer

  Monograph No. 49Economic and

  Academic Publishers.

  Social Commission for Asia and

  www .aec.msu.edu. Contract Farming in

  The Pacific.

  Sub Saharan Africa: A Farnpan

  Sykuta, Michael and Michael L. Cook.

  Project. FARNP AN ANNUAL

  POLICY DIALOGUE 4-7 OCT.

  Diakses pada tanggal 19 Februari

  Cooperatives. W orking Paper No.

  2001-04

  September

  JESP V ol. 4, No. 2, 2012