Telaah Kritis Pola Pembiayaan Agribisnis Pada Kontak Usaha Tani (Studi Pada Kontrak Usaha Tani Jagung)
Telaah Kritis Pola Pembiayaan Agribisnis Pada Kontak Usaha Tani (Studi Pada Kontrak Usaha Tani Jagung)
Asfi Manzilati Y enny Kornitasari
Abstract
The aim of this study was to determine the pattern of Agribusiness financing and the role of the Bank in contract farming of corn. Using a qualitative method, the results of this study is that the scheme of financing provided by the banking to farmers cause asymmetric information. Financing provided by the bank (through company) known considered by farmers as loans from the company. The scheme of financing raised a problem of inefficiencies and increased costs that will be incurred due to the long intermediation. Thus, banks should provide financing directly (without the company) with the appropriate schema, so that banking intermediation running. Companies in this process should be a personal guarantee that the needs are met with bank profitability remains insufficient prudential bank.
Keywords: financing, agribusiness, Contract Farming
LATAR BELAKANG
menekankan perlunya mempertimbangkan
Palawija bagi Indonesia merupakan
dua aspek, yaitu permasalahan yang
komoditas strategis bagi pembangunan
dihadapi petani dalam pengembangan
bidang pertanian.Pengembangan agribisnis
usaha tani dan agribisnis palawija, serta
palawija memiliki keterkaitan langsung
upaya
mengatasinya melalui
dengan upaya pemantapan ketahanan
pengembangan
program kemitraan
pangan dan pengentasan kemiskinan.
agroindustri berbasis palawija. Secara
Pengembangannya juga akan mendukung
spesifik permasalahan yang dihadapi
petani adalah: (a) ketergantungan petani
pertanian.Mengikutsertakan
palawija
terhadap pasar input yang sangat tinggi,
dalam pola pertanaman diyakini mampu
dan tingkat harga ditentukan oleh produsen
memantapkan tingkat, stabilisasi, dan
input dengan struktur pasar yang bersifat
kontinuitas pendapatan rumah tangga
monopsonistik; (b) keterbatasan sumber
petani.Diversifikasi usaha tani dengan
permodalan dan aksesibilitas petani yang
komoditas palawija juga dipercaya mampu
rendah karena terkendala tingkat suku
menjamin keberlanjutan usaha tani padi di
bunga, ketersediaan agunan, dan prosedur
lahan sawah. Pengembangan produk
administrasi yang berbelit; (c) dalam pasar
palawija melalui skema agroindustri
output petani bersifat penerima harga
memiliki keterkaitan ke belakang yang
dengan kecenderungan harga yang
relatif kuat, sehingga sangat strategis
fluktuatif, sehingga tidak kondusif dalam
diposisikan sebagai instrumen peningkatan
mendorong peningkatan produksi dan
nilai tukar dan kesejahteraan petani
pendapatan petani; (d) keterbatasan
(Damardjati, 2006:62).
kemampuan sumber daya petani khususnya
Terkait dengan pengembangan
terkait dengan penangan pascapanen,
palawija, Rusastra et. al. (2006:23)
pengolahan dan pamasaran hasil; (e)
__________________________________________ Alamat Korespondensi : Asfi Manzilati, Y enny Kornitasari, Fakultas Ekonomi Unversitas Brawijaya Malang Email : asfi_manzilatiyahoo.com
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
kondisi dan potensi sumber daya alam
sesuai, (4). Petani tidak mampu menolak
yang semakin menurun sebagai akibat over
pestisida, insektisida, dan zat pengatur
intensifikasi, sehingga dibutuhkan biaya
tumbuh yang sudah dipaket, dan beberapa
korbanan yang cukup tinggi dalam
permasalahan laiinya. Terkait dengan
peningkatan produksi; dan (f) penurunan
permasalahan pembiyaan yang diberikan
tingkat keunggulan komparatif dan
untuk para petani KUT seperti halnya
kompetitif, sehingga petani dihadapkan
berbagai bentuk pembiayaan lain yang
kepada ancaman produk impor dengan
dilakukan oleh bank pedesaan, cenderung
tingkat harga yang lebih murah. Secara
dilaksanakan dengan program dan
umum petani dihadapkan pada tekanan
prosedur yang sama. Hasil penelitian Fruin
alam, tekanan ekonomi domestik dan
(dalam Robinson, 2004:113) barangkali
global, tekanan kebijakan yang kurang
dapat dijadikan pelajaran. Ia menulis:
kondusif, serta kondisi infrastruktur (fisik
“Jika seseorang mempelajari bisnis
kredit dari bank kredit populer
manapun, ia akan terkejut melihat
menjadi semakin berat dalam kondisi
banyaknya
kesamaan. Hal ini
adanya tekanan sosial dalam bentuk citra
disebabkan oleh begitu sedikitnya
petani dan pertanian yang bersifat
pinjaman yang tersedia: tidak lebih dari
konvensional, sehingga kurang diminati
satu atau dua jenis”.
oleh generasi muda dengan latar belakang
Menurut data BI, kredit ke sektor
pendidikan yang lebih baik. Tanpa
pertanian hingga saat ini masih kecil, yakni
perubahan pendekatan yang mendasar dan
hanya 2-3 dari seluruh total kredit
perbankan nasional. Dari total kredit
semakin memperburuk kinerja pertanian,
perbankan Rp 1.756 triliun, dana yang
sehingga kian sulit untuk dibenahi
mengucur ke sektor pertanian per
kembali.
Desember 2010 hanya Rp 91 triliun.
Adapun beberapa permasalahan
Padahal sebagian besar masyarakat
yang dihadapi oleh para petani tersebut
Indonesia sangat bergantung pada sektor
diantaranya, Pertama, masalah pada
pertanian (Agroindonesia February 14th,
tingkat bank penyalur. Masalah yang
2011,diaksespada 23 Agustus 2011)
muncul pada tingkat ini adalah (i) adanya
Seharusnya lembaga pembiayaan
persyaratan tabungan sebesar 8 yang
harus menyelidiki, kabupaten demi
ditentukan bank pelaksana tertentu; (ii)
kabupaten untuk menemukan jenis
pencairan yang tidak tepat waktu; (iii)
pertanian yang umum dilakukan di daerah
penahanan kredit; (iv) intervensi TTA pada
tersebut. Untuk mendapatkan data-data
penyediaan saprodi; dan (v) uang lelah
bulanan mengenai penanaman dan panen
TTA dari kredit petani. Kedua, masalah
dari setiap jenis tanaman, jenis tanaman
pada tingkat Koperasi. Masalah yang
perkebunan yang sedang dikembangkan,
muncul pada tingkat ini adalah: (1).
perdagangan atau ketenagakerjaan; maka
Pemotongan kredit, (2). Otoritas ketua
seseorang harus memikirkan pertanian
koperasi yang sangat
kuat, (3).
sebagai sebuah kesatuan yang integral.
Keterlambatan aparat dalam penyelesaian
Lebih spesifik, seharusnya lembaga
KUT (Camat, KCD, Ketua dan PPL), (4).
pembiayaan juga perlu untuk mengetahui
Penarikan uang terima kasih pasca
bagaimana rotasi panen dilakukan di jenis
pencairan. Ketiga, masalah pada tingkat
pertanian tertentu, sebesar apa pertanian
Kelompok Tani. Masalah yang muncul
yang harus ada untuk mencukupi
pada tingkat ini adalah: (1). Petani belum
kebutuhan petani dan keluarganya, hasil
paham tentang kredit (2). Petani tidak tahu
panen jenis apa yang ditujukan untuk
akan haknya terhadap kredit, (3). Petani
dijual, mana yang untuk dimakan, dana
tidak mampu menolak saprodi yang tidak
yang mana yang untuk keduanya, dan jika
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
untuk keduanya bagaimana pembagiannya,
kreditnya hanya meliputi pinjaman untuk
dan untuk mengetahui apakah dan sejauh
kebutuhan penanaman beberapa tanaman
mana usaha seperti itu memperoleh uang
tertentu saja terutama padi, dan hanya
dari hasil hortikultura dan perkebunan, dan
diberikan kepada pemilik tanah atau
apakah industri rumah tangga atau
mereka yang memiliki barang jaminan
pekerjaan berketrampilan rendah biasanya
berupa barang bergerak dan barang tidak
memberikan pendapatan tambahan, dan
bergerak. Jangka waktunya pun tidak
seterusnya.
fleksibel dan sering kali tidak sesuai
Namun, sekali lagi ada kecenderungan
dengan siklus tanaman yang dibiayai
pemasarannya. Jaraknya pun seringkali
memberikan pembiayaan dengan cara dan
cukup jauh dengan kantor bank. Selain itu
skim yang serupa tanpa melihat lebih
ada jarak psikologis antara masyarakat
cermat bagaimana sebenarnya yang
pedesaaan peminjam pada umumnya
dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan
dengan para birokrat petugas bank yang
begitu, dalam realitasnya petani masih
bersikap cukup formal. Tambahan pula
menghadapi masalah, yaitu kesulitan akan
penilaian permohonan kredit didasarkan
akses terhadap informasi pasar yang akurat
pada kriteria standar, yaitu modal, jaminan,
di samping rendahnya harga produk
karakter, serta kemampuan membayar atau
pertanian. Usaha untuk menerobos
mengembalikan pinjaman (Wijaya, 1991;
ketidaksempurnaan pasar serta mengurangi
Anatomi Kontrak Usaha T ani dan
tingkat inefisensi tersebut tampaknya
Kegiatan Agribisnis
membutuhkan sistem kontrak usahatani
Pada dasarnya hukum sebuah
yang dapat menjadi alternatif.
kontrak adalah pelaksanaan atas suatu janji atau seperangkat janji. Dengan kata lain,
KAJIAN TEORITIS
ketika seperangkat janji telah berada dalam
Konsep dan Pola Pembiayaan di Bidang
status kontrak, seseorang yang dirugikan
Pertanian
oleh pelanggaran kontrak dapat meminta
Sebagai negara agraris, keberadaan
pemerintah (pengadilan) untuk memaksa
sektor pertanian dan terutama pelakunya
pihak
yang
melanggar untuk
yaitu petani tidak dapat disangkal lagi
menetapimematuhi kontrak (Mallor at all,
menjadi agen ekonomi yang sangat
2004:174). Sementara definisi kontrak
penting. Sifat masyarakat pedesaan yang
usaha tani (contract farming) adalah
cenderung informal (terlebih lagi di masa
beberapa bentuk contractual arrangement
lalu) mendorong tumbuhnya model
antara sekelompok petani skala kecil dan
pembiayaan perorangan yang juga bersifat
sebuah mitra agribisnis (perusahaan)
informal. Kredit perorangan ada dua jenis
(www.aec.msu.educom, 2008). Definisi
yaitu
yang memberikan
pinjaman
yang lebih rinci diberikan olehGoel
berwujud barang yang disebut sebagai
(2003:1), bahwa kontrak usaha tani adalah
mindring dan yang memberikan kredit
sebuah sistem produksi dan penyediaan
berwujud uang yang disebut pelepas uang
produk pertanianholtikultura dibawah
(rentenir, pen) (Wijaya, 1991; 204).
kontrak berjangka antara produserpenjual
Sementara itu, lembaga kredit
dan pembeli.
pedesaan formal utama dan disponsori
Esensi dari beberapa perjanjian
pemerintah adalah BRI yang mempunyai
adalah komitmen pihak produserpenjual
jaringan cukup luas. Namun demikian,
untuk menyediakan barang pertanian
keberadaan BRI ini kurang bisa memenuhi
dengan kualifikasi tertentu, pada waktu
kebutuhan masyarakat pedesaan. Beberapa
dan harga tertentu, dan jumlah yang
persyaratan atau spesifikasi pemberian
persyaratkan
yang
diketahui dan
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
dikehendaki oleh pembeli. Kontrak usaha
Permasalahan penting kemudian
tani biasanya diikuti oleh beberapa elemen
muncul yaitu bahwa tidak selalu sebuah
dasar seperti misalnya harga, kualitas dan
kontrak tercipta dengan persyaratan yang
lengkap ditambah lagi dengan kehadiran
(minimummaksimum) dan waktu yang
oportunisme, sehingga biaya transaksi
telah disepakati sebelumnya.
selalu muncul (Williamson, 1998:31).
Terkait dengan kontrak tersebut,
Boemer dan Macher (2002:3) melihat
petani diharuskan untuk menanam tanaman
setidaknya ada tiga hal pokok yang
pihak kontraktor di lahan mereka, dan
mendasari positifnya biaya transaksi.
kemudian memanen dan mengirimkan
Pertama,
keterbatasan kemampuan
kepada pihak kontraktor sejumlah produksi
individu untuk membuat perencanaan ke
yang didasarkan kepada hasil yang telah
depan dan meskipun mereka telah
berusaha keras untuk menghadapi dunia
ditetapkan. Penyerahan ini dilakukan
disekitarnya yang kompleks dan tidak
(biasanya) pada harga yang telah
dapat diprediksi, mereka tidak cukup
ditentukan sebelumnya. Pihak kontraktor
memiliki pengetahuan.
menyediakan bibit dan sarana produksi
Kedua,
meskipun mungkin
yang terpilih, termasuk saran akan cara-
perencanaan yang sempurna dapat
carateknik penanaman yang harus
dilakukan, berat bagi pihak yang
dilakukan. Dengan kata lain, pihak
melakukan kontrak (parties) untuk
kontraktor menyediakan seluruh input
menegosiasikan rencananya dengan bahasa
untuk penanaman sementara petani
yang dapat menjelaskan aksi dan keadaan
menyediakan lahan dan tenaga kerja.
dunia di mana parties hanya memiliki
Glover and Ghee
sedikit pengalaman. Ketiga, anggap saja
menambahkan bahwa kontrak biasanya
parties tersebut dapat merencanakan dan
juga menyediakan beberapa keuntungan
menegosiasikan sebuah kontrak lengkap
bagi petani antara lain terjaminnya pasar,
(fully contingent contract), tetap saja
akses terhadap layanan perusahaan dan
sering terjadi kesulitan bagi mereka untuk
kemudahan akses terhadap kredit. Bahkan
mengkomunikasikan rencananya kepada
dalam kasus di mana perusahaan tidak
pihak ketiga (misalnya pengadilan) yang
menyediakan sendiri pinjaman kepada
mungkin terkait dengan kontrak ini.
petani, bank-bank biasanya menerima
Sementara
Klein (1980:356)
kontrak sebagai jaminan (collateral).
melihat mengapa sebuah kontrak menjadi
Tentu saja pola dan alamiah sebuah
tidak lengkap karena dua alasan yaitu:
kontrak tentu berbeda-beda terkait dengan
pertama, ketidakpastian yang berimplikasi
beragamnya sifat alami dari komoditi yang
kepada berbagai ketidakpastian dan itu
ditanam, hubungan keagenan, petani, dan
bisa jadi membutuhkan biaya yang sangat
teknologi dan juga terkait dengan konteks
mahal untuk mengetahui dan memilah
kontrak itu dilakukan.
dalam rangka menghadapi berbagai
Namun pada dasarnya, setiap
kemungkinan itu. Kedua, kinerja kontrak
hubungan transaksi mengandung tiga
tertentu, katakanlah besarnya usaha yang
komponen ekonomi mendasar yaitu alokasi
dikerahkan oleh pekerja terhadap berbagai
nilai (the allocation of value) atau
tugas, akan sulit untuk diukur. Jadi dua
distribusi keuntungan dari pertukaran,
masalah
yang
muncul adalah
alokasi ketidakpastian (the allocation of
ketidakpastian dan sulitnya pengukuran
uncertainty) dan risiko-risiko keuangan
yang menimbulkan seberapa besar biaya
yang terkait, dan the allocatioan of
transaksi muncul.
Terkait dengan kontrak yang terjadi
pengambilan keputusan dalam suatu
antara perusahaan agribisnis besar dengan
hubungan (Sykuta dan Cook, 2001:2).
petani tentu tidak mudah untuk
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
menciptakan kontrak yang lengkap karena
memproteksiinvestasi mereka melalui
adanya ketidak pastian dan perbedaan
kontrak.
penguasaan atas informasi (karena adanya
METODE PENELITIAN
rasionalitas yang mengikat). Bounded
Penelitian ini menggunakan metode
rationality (rasionalitas yang mengikat)
yang
digunakan
adalah kualitatif.
mungkin juga bertentangan dengan
Penelitian kualitatif dipilih karena meneliti
efisiensi operasi sebuah transaksi. Karena
fenomena sesuatu lebih mendalam, dan
keterbatasan waktu dan jangkauan
lebih dapat memahami fenomena tersebut
yang sampai sekarang belum banyak
mungkin tidak dapat secara internal
diketahui. Menurut Moleong (2006:6)
mengatur dengan efektif jumlah transaksi
Penelitian kualitatif itu sendiri bermaksud
yang tidak terbatas. Di tambah lagi,
memahami fenomena tentang apa yang
bounded rationality membatasi kapasitas
dialami oleh subjek penelitian, misalnya:
pasar dan kontrak yang sederhana untuk
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
aset yang khusus, karena pihak-pihak yang
lain-lain secara holistik, dan dengan cara
terlibat tidak dapat meramalkan dan
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
mengatur seluruh peristiwakejadian yang
bahasa, pada suatu konteks khusus yang
mungkin.
alamiah dan dengan memanfaatkan
Andri (2006:3) menjelaskan bahwa
berbagai metode alamiah.
pada dasarnya bounded rationality menjelaskan perbedaan dalam halinformasi
Pendekatan Penelitian
antara calon pembeli dan calon
Berdasarkan pada tujuan penelitian
penjual.Misalnya, perusahaan agribisnis
untuk mengetahui pola pembiayaan
memilikiinformasi yang baik tentang pasar
Agribisnis dan peran Bank pada kontrak
yang tidakdimiliki oleh petani kecil, dan
usaha tani Jagung, penelitian ini
petani kecil akanmendapatkan informasi
menggunakan
pendekatan kualitatif
yang merupakanpeluang yang dihasilkan
dengan pandangan fenomenologis. Dalam
fenomenologis, peneliti
Oportunisme akan terjadi ketikaada
berusaha memahami arti peristiwa dan
peluang-peluang
untuk
kaitan-kaitannya terhadap orang-orang
memperolehkeuntungan dari situasi yang
yang berada dalam situasisituasi tertentu.
Dengan pendekatan ini diharapkan
Misalnya, petani kecil akanberpikiran
diperoleh gambaran apa adanya namun
tetap dalam kerangka yang ada, dan yang
akanmenawarkan harga yang sangat
sebenarnya
mengenai kondisi dan
rendah di pasar,atau perusahaan khawatir
fenomena pola pembiayaan pada kontrak
bahwa penjual (petanikecil) akan berkolusi
usaha tani baik yang formal (terlihat)
yang bisa mengakibatkannaiknya harga.
ataupun fenomena dibalik yang kasat mata
Kontrak secara tertulis yangmenyebutkan
tersebut. Selain itu, dengan pendekatan ini
kewajiban masing-masing pihakdiharapkan
lebih mudah apabila berhadapan dengan
bisa mengatasi permasalahantersebut.
kenyataan ganda, penyajikan secara
Kekhususan aset mencerminkan risiko
langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan informan, lebih peka dan lebih dapat
‘biayaterluang’
pada
pabrik-pabrik
menyesuaikan diri dengan banyak
pengolahan,sistem-sistem logistik atau
penajaman pengaruh bersama terhadap
pengembangan pasar,atau untuk petani-
pola-pola nilai yang dihadapi.
petani kecil merupakan biayaproteksi investasi pada permesinan danteknologi
Situs Penelitian
tertentu. Dengan demikian, keduabelah
Wilayah yang menjadi area kerja
sama PT. Pioneer di Jawa Timur tersebar
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
mulai dari wilayah Banyuwangi, Malang
adalah
wawancara
dan observasi.
sampai Tuban. Sementara itu, lokasi yang
Wawancara adalah bentuk komunikasi
dipilih untuk menjawab pertanyaan
antara dua orang, melibatkan seseorang
penelitian ini adalah Desa Papungan,
yang ingin memperoleh informasi dari
Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan
informasi dari perusahaan (PT) dan temuan
tertentu Mulyana, 2002; 180). W awancara
empiris dari peneliti lain, wilayah ini
ini sangat penting untuk mengungkap
memang merupakan wilayah yang lahan
realitas dari dua pihak yang melakukan
pertaniannya menjadi lokasi yang telah
kontrak yaitu petani dan pihak perusahaan.
berulang-ulang dipilih oleh perusahaan
Oleh karena itu, wawancara yang
untuk bekerja sama dengan petani dalam
dilakukan adalah wawancara tidak
rangka penanaman jagung benih yang
terstruktur agar bentuk pengetahuan yang
diproduksinya.
diperoleh dan validitas analisisnya didasarkan pada pemahaman yang
Jenis Data
mendalam.
Jenis data yang dikumpulkan
Sementara
itu, observasi
adalah data primer atau data yang langsung
merupakan suatu metode pengumpulan
didapatkan dari sumber informasi tersebut,
data dan informasi dengan jalan
yang didapat dari wawancara dan
mengadakan pengamatan atas peristiwa
dokumentasi yang dilakukan sendiri oleh
dan gejala sosial dengan inderanya.
Observasi ini sekaligus berfungsi untuk
informan.Data-data
mengenai
pola
memastikan informasi yang diperoleh
pembiayaan (baranguang) tersebut berupa
(triangulasi atas wawancara dan informasi
data naratif, deskriptif, dalam kata-kata
lainnya).
mereka yang diteliti, dokumen pribadi, dan catatan lapangan. Dengan ini diharapkan
T eknik Analis Data
dapat ditemukan gambaran apa adanya
Data yang berhasil dikumpulkan
secara holistik.
melalui
untuk selanjutnya ditentukan analisisnya. Proses analisis data
survei,
Unit Analisis dan Penentuan informan
dimulai dengan menelaah seluruh data
Mendasarkan kepada argumentasi
yang tersedia dari berbagai sumber yang
masih berhubungan dengan subjek
memperhatikan penelitian pendahuluan
penelitian, yaitu baik itu dari hasil
yang telah dilakukan (kondisi riil di
wawancara, pengamatan yang sudah
lapang), maka unit analisis pada penelitian
dituliskan dalam catatan lapangan,
ini adalah pola pembiayaan pada kontrak
dokumentasi, dan lain-lain. Lalu diadakan
usaha tani. Pola pembiayaan tersebut dapat
reduksi data dengan jalan melakukan
berupa kontrak secara formal ataupun
abstraksi. Langkah selanjutnya adalah
implisit dengan kontrak formal yang
menyusunnya
dalam satuan-satuan.
disepakati. Untuk itu informan kunci pada
Kemudian
satuan-satuan itu
penelitian ini adalah para pihak yang
dikategorisasikan
pada langkah
terlibat dalam kontrak, yaitu petani dan
selanjutnya. Tahap akhir dari analisis data
wakil perusahaan. Juga akan didukung
ini adalah mengadakan pemeriksaan
oleh informan lain yang terkait misalnya
keabsahan data. Dan pada prinsipnya
aparat desa.
proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara induksi yaitu lebih
T eknik Pengumpulan Data
mengutamakan dan mementingkan proses
Metode pengumpulan data yang
daripada hasil.
digunakan dalam penelitian ini terutama
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
proses teknis diawasi secara terus-menerus oleh
pihak
Pioneer. Kebutuhan
Pengecekan Keabsahan Data
pembiayaan pada proses itu (pemupukan,
Untuk memastikan data yang
pemeliharaan, obat-obatan, tenaga kerja
diperoleh adalah valid artinya data yang
dan lainnya) disediakan oleh Pioneer,
dalam arti Pioneer menyediakan kredit
mengenai situasi yang sebenarnya dan
untuk tujuan itu dengan bunga tertentu.
memang relevan dan mengandung
Pengembalian pokok dan bunga akan
dikurangkan (diperhitungkan) dengan nilai
menggunakan triangulasi (menggunakan
panen (yang memang seluruhnya dibeli
oleh Pioneer).
memverifikasi dan memperkuat data) baik
Seperti telah diuraikan sebelumnya
dalam metode pengumpulan data yang
bahwa kontrak diawali dengan datangnya
berbeda (wawancara dan observasi)
petugas perusahaan ke desa-desa (di
wilayah yang dimaksud termasuk di
pendukung.
Kabupaten Blitar) untuk mendapatkan lahan yang akan digunakan untuk
PEMBAHASAN
penanaman jagung Pioneer. Ketika
Proses T erbentuknya Kontrak antara
kelompok tani (baca : ketua) sudah
Petani Jagung dengan PT. Pioner
mendapatkan kesepakatan dengan petani
Terkait dengan kontrak kerja sama
akan kepastian tersedianya lahan yang
dengan petani, pada dasarnya pihak
berkisar antara 20 sampai 50 ha, maka
Pioneer melakukan perjanjian mulai dari
pihak perusahaan akan menyampaikan
penyediaan bibit, pengolahan, pemenuhan
harga yang ditawarkan untuk kemudian
sumber dana dan pembelian atas hasil
pembicaraan
dilanjutkan secara
panen tanpa ada intervensi dari pihak
menyeluruh. Artinya, untuk melakukan
manapun (pemerintah desa ataupun
proses negosiasi dengan seluruh anggota
lembaga lainnya). Dalam kontrak usaha
kelompok tani, harga harus ditentukan
tani ini, perusahaan melakukan kerja sama
terlebih dulu (lihat Kontrak Tertulis Pasal
secara langsung dengan petani (masing-
9 pada Lampiran). Kata negosiasi yang
masing). Berdasarkan uraian dari Mallor et
dimaksud tidak dapat sebenar-benarnya
all (2004:175), bahwa sebuah kontrak akan
disebut proses negosiasi.
tercipta jika terpenuhinya persyaratan:
Hal ini karena tawaran harga
negotiation, agreement
(offer
and
disampaikan terlebih dahulu kepada para
acceptance), voluntary, consideration,
petani, dan harga ini menjadi patokan
capacity, dan legality. Jika terpenuhi
apakah pembicaraan mengenai kerja sama
seluruh persyaratan tersebut, maka
dapat dilakukan atau tidak. Dalam hal ini
terciptalah kontrak, yang kemudian diikuti
harga bukan menjadi sesuatu yang
dengan pernyataan tertulis dari pihak-pihak
dibicarakan pada saat negosiasi antara
yang terlibat kontrak. Jika salah satu
perusahaan dengan petani. Menurut Pak
persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka
Mario, salah satu manajer perusahaan
kontrak tidak terjadi. Secara teoritis apa
lulusan Fakultas Ekonomi di salah satu
yang diuraikan Mallor tersebut secara
universitas negeri di Jawa Timur, harga
implisit menunjukkan adanya “kesetaraan”
adalah prasyarat atas kemungkinan
dari pihak-pihak yang terlibat dalam
pembicaraan tentang kerja sama.
kontrak.
Langkah
yang ditempuh
selanjutnya adalah
penyediaan bibit (gratis) oleh Pioneer
mengundang seluruh petani pada suatu
acara yang disebut dengan grower meeting.
penanaman, pemeliharaan dan semua
Pada pertemuan itu, lawyer (dari
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
perusahaan) membagikan draft kontrak
lawyer perusahaan untuk ditandatangani
tertulis yang berisi seluruh hak dan
oleh masing-masing petani dengan kordes
kewajiban masing-masing antara petani
sebagai wakil dari perusahaan.
dengan perusahaan.
Sebuah kontrak yang tidak lengkap
Dalam kontrak tersebut petani
masih memungkinkan sebuah kerja sama
sebagai agen dari perusahaan memiliki hak
(kontrak) tetap berlangsung. Menurut
dan kewajiban. Di antara kewajiban petani
Gachter dan Falk (2000:18), terdapat
menurut ketentuan perusahaan adalah :
empat cara untuk mengatasi inefisiensi
pertama, kewajiban teknis terkait dengan
yang timbul dari ketidaklengkapan
persiapan lahan, penanaman, pengairan,
kontrak, yaitu hubungan timbal-balik
pemeliharaan tanaman, dan pemanenan.
berdasarkan kerjasama sukarela, kontrak
Kewajiban kedua adalah keharusan
jangka panjang (interaksi yang diulang),
menyerahkan seluruh hasil produksi
kecenderungan bergabung dengan yang
kepada perusahaan. Dan kewajiban yang
lain (social embeddedness), dan kontrak
ketiga, dan ini sangat ketat, adalah
insentif. Temuan di lapangan menunjukkan
mematuhi seluruh ketentuan yang tertuang
dua hal yang memungkinkan kontrak
(baca: tertulis) dalam kontrak.
usaha tani dengan perusahaan tetap
Sementara hak yang “diberikan”
berlangsung
walaupun kelengkapan
kepada petani adalah pemberian benih
kontrak tidak terpenuhi. Dua hal tersebut
secara gratis, pinjaman uang garapan
adalah interaksi yang berulang dan
(opsional), uang ganti karena jagung jantan
kecenderungan bergabung dengan yang
(karena harus dibongkar) sebesar Rp.
lain (social embeddedness).
400.000 per ha, jaminan pendapatan
Interaksi yang berulang menggiring
minimal, kepastian harga beli hasil
petani pada pemahaman bahwa proses
produksi (ditentukan di awal) dan insentif
kontrak yang ditawarkan perusahaan
untuk kelompok tani sebesar Rp. 400.000
sebagai sesuatu yang memang semestinya
per ha.
terjadi. Dengan adanya pengalaman hasil
Secara ringkas dapat dikatakan
panen yang lebih besar dibanding dengan
bahwa proses negotiation, agreement
menanam jagung lokal dan ditambah
(offer and acceptance), voluntary,
dengan terbatasnya pengetahuan mengenai
consideration, capacity, dan legality
bagaimana seharusnya sebuah kontrak
hampir tidak terpenuhi pada kontrak usaha
tercipta, mendorong petani menerima
tani terjadi. Negosiasi yang terjadi
tawaran kontrak begitu saja.
cenderung berupa sosialisasi (petani
Di samping itu, kecenderungan
menyebutnya sebagai penyuluhan) dan
bergabung dengan yang lain (social
embeddedness) juga terlihat pada proses
dianggap telah “cukup” dengan hadirnya
terbentuknya kontrak usaha tani dengan
petani pada pertemuan tersebut. Hal ini
perusahaan. Sebagai contoh pada saat
dikarenakan petani yang tidak sepakat
perusahaan mendatangi beberapa petani
dengan harga yang ditentukan tidak perlu
untuk diajak bergabung dalam kontrak,
hadir dalam pertemuan tersebut. Sementara
petani yang sawahnya berada di sekitar
persyaratan capacity, petani tentu
area yang akan ditanami jagung hibrida
menganggap perusahaan memilki kapasitas
(pembenihan), akan memikirkan alternatif
cukup (bahkan lebih) untuk menyepakati
untuk bergabung dengan petani lain yang
dan menjalankan kontrak ini. Sementara
terlibat kontrak. Paling tidak, hubungan
dari pihak petani, perusahaan merasa
sosial (baca: rasa tidak nyaman) akan
cukup dengan tersedianya lahan petani
membawa mereka pada keputusan untuk
untuk penanaman jagung ini. Bagian akhir
bergabung dengan yang lain dalam
dari proses ini, yaitu legality dilalui dengan
kontrak, di samping kadang-kadang
kontrak tertulis yang telah disiapkan oleh
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
mereka bergabung karena keterpaksaan
Pada saat panen, seluruh hasil produksi
modal atau menghindar dari aturan isolasi.
langsung dibeli (diambil langsung) oleh Pioneer dalam kondisi basah dan tanpa
Pola Pembiayaan dan Peran Bank pada
dipipil (sekaligus janggelnya). Hasil yang
Kontrak Usaha T ani
diperoleh petani sekitar 15 juta untuk satu
ha. Jika dibandingkan dengan jagung lokal,
kontrak yang sudah disepakati tidak hanya
di mana petani memperoleh hasil sekitar
terkait dengan penanaman, pengaturan
10 juta untuk setiap untuk jagung kering
lahan, penyediaan bibit dan penjualan hasil
dan kondisi sudah dipipil, maka (menurut
panen yang telah disepakati dalam suatu
pihak perusahaan) kontrak ini sangat
kontrak antara petani dengan perusahaan,
menguntungkan.
kontrak ini juga terkait dengan pembiyaan
Hal ini berbeda dengan usaha tani
yang dilakukan oleh perusahan selama ini
tradisional (tanpa kontrak), di mana biaya
kepada petani.
proses produksi biasanya mereka dapatkan dari penjualan hasil panen sebelumnya.
a. Pola Pembiayaan Agribisnis pada
Jika petani mengikuti kontrak, petani akan
Kontrak Usaha T ani; Pembiayaan
mendapatkan pinjaman dana yang biasa
Sejak Awal oleh Perusahaan
disebut sebagai uang garapan. Dengan
Pada saat awal, Pioner memberikan
adanya uang garapan ini, petani tidak perlu
bibit gratis sesuai luas lahan yang
terburu-buru untuk menjual hasil panen
disediakan oleh petani. Pada proses
mereka agar segera mendapat uang untuk
pemeliharaan, pemupukan, dan pemanenan
biaya tanam selanjutnya. Petani menunggu
seluruh tanggung jawab pekerjaan maupun
waktu yang tepat sampai harga jual
pembiayaan menjadi tanggung jawab
panennya bisa lebih baik. Karena pada saat
petani dengan pengawasan secara terus-
panen, kecenderungannya harga lebih
menerus oleh pihak Pioner (yang diwakili
rendah.
korwil dan kordes). Pada proses ini,
Kemudahan lain yang dirasakan petani
menurut informan Bapak Mario, pihak
selain pinjaman uang garapan adalah benih
Pioneer menyediakan kredit (standby loan)
gratis. Benih gratis ini dibagi kepada petani
yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan
sesuai dengan luas tanah yang petani
oleh petani, berapapun yang dibutuhkan
miliki. Satu hal yang juga menjadi
dengan membayar
bunga tertentu.
pertimbangan petani ikut dalam kontrak
Sementara total pinjaman maksimal yang
dengan
perusahaan
adalah adanya
tertulis dalam kontrak sebesar Rp.
kepastian harga jual hasil produksi. Harga
3.500.000,-(lihat Pasal 6 Perjanjian
jual ini ditentukan pada awal perjanjian
Kerjasama Penanaman Jagung Pioneer
sebelum proses tanam dimulai. Adanya
Hibrida pada Lampiran). Oleh karena pada
kebijakan ini menjadi hal menarik bagi
dasarnya kontrak usaha tani ini terjadi
petani. Petani tidak akan mengalami efek
antara perusahaan dengan masing masing
buruk fluktuasi harga akibat permainan
petani, maka
seharusnya rekening
tengkulak. Petani sudah punya kepastian
(pinjaman tersebut) atas nama petani
berapa hasil dari kerja mereka selama
sendiri, namun di lapangan dengan
hampir empat bulan. Secara ringkas,
manfaat (dan kendala) yang dihadapi petani
efisiensi waktu maka satu kelompok tani
pada saat terlibat kontrak usaha tani dengan
menggunakan rekening kordes atau ketua
perusahaan, dapat ditunjukkan pada tabel
kelompok tani.
4.2 sebagai
berikut.
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
Tabel 4.1
Manfaat dan Kendala yang Dihadapi Petani pada saat Terlibat Kontrak dengan Perusahaan
Manfaat
KendalaKelemahan
• Benih gratis
• Proses penanaman baru
• Pinjaman modal selama proses
• Pemeliharaan tanaman yang ketat
tanam)
• Sulitnya penanganan tanaman
• Informasi keberadaan pupuk
pengganggu
• Pengetahuan pertanian baru
Sumber: data lapang, diolah
Akan tetapi, disisi lain bagi petani yang
(yang menggunakan timbangan manual)
bergabung dalam pola pembiayaan
dengan penimbangan yang dilakukan
pinjaman yang diberikan oleh perusahan
perusahaan (menggunakan timbangan
kepada petani menyebabkan harga hasil
digital). Ada kecenderungan penimbangan
dari panen yang ditentukan terlebih dahulu
yang dilakukan petani menghasilkan
timbangan yang lebih “berat”. Hal ini
dilakukan adalah sesuatu yang di luar
karena dianggap keakuratan timbangan
jangkauan mereka.
Ketika harga
konvensionalmanual yang kurang “teliti”.
disampaikan oleh petugas perusahaan,
Sementara
menurut petani,
mereka hanya punya pilihan ikut atau tidak
penimbangan di sawah yang lebih berat
program kerja sama ini (take it or leave it).
dibanding dengan penimbangan yang
Sementara itu, dalam kontrak yang tertulis
dilakukan di perusahaan bukan disebabkan
Pasal 9 Perjanjian Kerjasama Penanaman
oleh keakuratan timbangan tetapi karena
Jagung Pioneer Hibrida, istilah harga tidak
kecurangan oleh pegawai petugas
dikenal. Hak petani karena menanam
perusahaan
yang membuat
jagung benih Pioneer disebut sebagai
catatanadministrasi
berbeda dengan
Kompensasi.
timbangan yang sebenarnya. Artinya,
Pada saat panen, seluruh hasil produksi
kadang-kadang pihak wakil perusahaan
langsung dibeli (diambil langsung) oleh
sendiri yang menyelundupkan jagung pada
Pioneer dalam kondisi basah dan tanpa
saat jagung berada pada proses
dipipil (sekaligus janggelnya). Hasil yang
pengangkutan. Keterbatasan penguasaan
diperoleh petani sekitar 15 juta untuk satu
informasi yang dimiliki membuat petani
ha. Jika dibandingkan dengan jagung lokal,
menerima apapun hasil timbangan.
di mana petani memperoleh hasil sekitar
Pencurian timbangan ini dapat berjalan
10 juta untuk setiap untuk jagung kering
karena jagung yang diselundupkan
dan kondisi sudah dipipil, maka (menurut
langsung diterima oleh penadah. Petani
pihak perusahaan) kontrak ini sangat
sendiri menanggung kerugian karena
menguntungkan.
jagung yang dibayar adalah jagung yang
Satu hal lagi yang menjadi
sampai di pabrikperusahaan (di mana
kelemahan petani pada proses kontrak ini
penimbangan dilakukan di pabrik).
adalah penimbangan hasil panen. Pada
Di samping penimbangan yang
awalnya penimbangan dilakukan di sawah
dilakukan di perusahaan dan tanpa
sesaat sebelum jagung dibawa truk
sepengetahuan petani, satu pelanggaran
pengangkut. Artinya, penimbangan ini
yang
dikeluhkan
petani adalah
dilakukan dihadapan kedua pihak yaitu
keterlambatan pembayaran atas hasil panen
petani dan wakil perusahaan (korwil atau
yang diserahkan petani kepada perusahaan.
Jika terjadi ketidaksesuaianpelanggaran
penimbangan ini dianggap oleh perusahaan
kontrak seperti ini, petani umumnya
membawa risiko. Risiko tersebut adalah
bersikap menunggu atau paling berani
adanya perbedaan timbangan dari petani
adalah melakukan tindakan “bertanya”
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
petani dengan bunga 2 selama satu
musim tanam (4 bulan). Sejauh ini yang
perusahaan memberi kesempatan kepada
diketahui
petani
terkait dengan
petani untuk melakukan tindakan seperti
kreditpinjaman ini diberikan oleh
protes dan tidak sekadar bertanya seperti
perusahaan dan tanpa bunga. Seperti
ke perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
pernyataan Pak Muksim sebagai berikut:
menyediakan tempat pengaduan yang
“ngene pak, ndhisik tau mrogram
dapat diakses oleh pihak-pihak yang
pioneer iki sik anu sik pertama, maune
terlibat kontrak tersebut ke kantor PT.
kuwi programe ngene kae biaya anu
ndak bungai tapi hargane harga
penanaman di Jawa Timur yang ada di
paket”. (Begini pak, dulu pernah ikut
Malang sampai ke kantor pusat PT.
program Pioneer masih awal, tadinya
Dupont (Jakarta) dan kantor Regional
program itu biaya (pinjaman, pen)
Asia. Tetapi, keterbatasan pengetahuan dan
tidak terkena bunga tetapi harganya
kecakapan hukum yang dimilki petani dan
harga paket.)
tentunya biaya yang mahal membuat
Pertanyaannya kemudian, siapa yang
petani (lagi-lagi) tidak mempunyai pilihan
membayar bunga dan dari dana mana
selain
“menerima”
bayarkan? Berdasarkan
ketidaknyamanan dan pelanggaran yang
pernyataan dari pihak perusahaan, bunga
dirasakannya. Dengan kata lain, keputusan
itu dibayar (sekaligus pokok tentunya)
dan pilihan tindakan yang dilakukan oleh
dengan mengurangkannya dari hasil
penjualan jagung yang diserahkan petani.
kapasitas aktor yang bertindak dengan
Seperti diketahui, bahwa penimbangan
penuh pertimbangan dan tujuan, sementara
dilakukan di perusahaan yang berarti
sikap dan tindakan yang dilakukan petani
petani tidak tahu pasti berapa kg hasil yang
cenderung merupakan tindakan yang
sebenarnya diperoleh. Informasi seperti ini
dilakukan sebagai respons mendorong dan
tampaknya
tidak
secara eksplisit
menghambat yang terbentuk pada struktur,
disampaikan perusahaan sehingga petani
institusi dan kultur pada lingkungan di
merasa pinjaman tersebut seperti pinjaman
mana aktor berada.
kebajikan (pinjaman yang tidak berbunga dan tidak ada keharusan peminjam untuk
b. Peran Bank pada Pembiayaan
memberikan reward atas pinjaman
Kontrak Usaha T ani; Keterlibatan
tersebut).
secara Implisit
Pembiayaan pada kontrak usaha tani
Pada saat awal, Pioneer memberikan
ini dipahami oleh petani sebagai
benih gratis sesuai luas lahan yang
pembiayaan oleh perusahaan, tanpa
disediakan oleh petani. Pada proses
keterlibatan pihak lembaga keuangan
pemeliharaan, pemupukan, dan pemanenan
manapun. Petani sama sekali tidak tahu
seluruh tanggung jawab pekerjaan maupun
dan tidak merasa bahwa bank memiliki
pembiayaan menjadi tanggung jawab
keterlibatan pada kontrak ini. Realitas ini
petani dengan pengawasan secara terus-
menunjukkan adanya informasi yang tidak
menerus oleh pihak Pioner (yang diwakili
simetris terkait peran perbankan kepada
mandor dan asisten). Pada proses ini,
petani. Penguasaan informasi yang tidak
pihak Pioner menyediakan kredit (standby
lengkap tersebut sebagian disebabkan oleh
ketidakmampuan petani untuk mengetahui
dimanfaatkan oleh petani berapun yang
secara tepat tentang keadaan atau sifat dari
dibutuhkan.
kemungkinan kemungkinan yang terjadi.
Dalam proses
peminjaman ini
Selain itu, informasi disebarkan secara
sebenarnya perusahaan melibatkan Bank
asimetris sehingga pihak tertentu (baca:
BCA untuk memberikan kredit kepada
perusahaan) mengetahui lebih banyak dari
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
yang lain (baca: petani) dan dapat
terjadi kemacetan kredit (non performing
memanfaatkan keunggulan informasinya.
loan). Kepastian ini akan lebih tinggi
Informasi yang tidak lengkap sebagian
karena harga untuk hasil panen ini telah
disebabkan tidak ada orang atau kelompok
ditentukan di awal kontrak.
yang mengetahui secara tepat tentang
Bentuk yang dapat menjadi jembatan
keadaan atau sifat dari kemungkinan
kebutuhan bank akan “keamanan” dana
kemungkinan yang terjadi. Selain itu
bank sekaligus profitabilitas yang memadai
informasi disebarkan secara asimetris
bagi bisnis bank adalah menempatkan
sehingga sebagian orang mengetahui lebih
perusahaan (dalam hal ini pihak Pioneer)
banyak dari yang lain dan dapat
sebagai personal guarantee atas kredit
memanfaatkan keunggulan informasinya.
yang diberikan. Kredit diberikan secara
Padahal untuk mendapatkan informasi
langsung kepada petani (secara eksplisit)
perlu “biaya” yang besar dan bahkan juga
sehingga proses intermediasinya lebih
tidak mungkin mendapatkan informasi
pendek. Satu hal penting dengan kredit
yang akurat.
yang eksplisit ini adalah terbukanya
Keterlibatan bank dalam hal ini tidak
informasi mengenai pembiayaankredit ini
secara langsung berhubungan dengan
sehingga petani mengetahui hak dan
petani, tetapi
melalui perusahaan.
kewajiban (sebenarnya) terkait dengan
Keterlibatan perusahaan pada proses
pembiayaan (yang dikiranya sebagai
pembiayaan ini tak pelak membuat jalur
‘bantuan’ dari perusahaan).
intermediasi menjadi bertambah panjang. Jika bank memberikan pembiayaan secara
KESIMPULAN
langsung kepada petani, maka proses
Kesimpulan pertama, keberadaan
intermediasi dapat lebih pendek. Bisa jadi
kontrak usaha tani antara petani dengan
bagi bank, pembiayaan secara langsung
perusahaan telah menggeser posisi petani
kepada petani merupakan peluang bisnis
sebagai prinsipal menjadi tidak lebih
(baca: kredit) yang cukup memiliki
seperti seorang agen. Padahal dalam
prospek yang baik. Namun, persyaratan
realitasnya petani memiliki beberapa aset
kredit pada umumnya yaitu 5C (Character,
penting seperti lahan, tenaga kerja dan
Capacity, Collateral, Capasity, and
sarana produksi lainnya yang mestinya
Condition of Economy) mungkin cukup
menempatkannya
menjadi seorang
sulit dipenuhi oleh petani. Atau dengan
prinsipal juga. Persoalan ini dipicu oleh
bahasa lain, kontrak usaha tani ini kurang
karena rendahnya daya tawar dan kapasitas
“bankable” bagi bank. Dapat dipahami jika
petani sebagai aktorpihak yang terlibat
bank menerapkan konsep kehati-hatian
dalam kontrak. Sementara perusahaan
(prudential banking) dalam operasional
menguasai
teknologi pembenihan,
bisnisnya.
informasi pasar dan memiliki kapasitas di
Kontrak usaha tani ini, jika dicermati,
bidang hukum yang jauh lebih besar.
tidak sepenuhnya tidak “bankable”.
Kedua, terkait dengan pola
Keterlibatan langsung perusahaan level
pembiayaan yang diberikan oleh pihak
multinasional pada kontraknya dapat
perbankan melalui perusahan kepada
memenuhi kecukupan persyaratan kredit.
petani selama ini menimbulkan informasi
Terlebih lagi kontrak ini dilakukan secara
yang tidak simetris, dimana anggapan para
tertulis sehingga mencukupi kebutuhan
petani bahwa perusahan yang memberikan
akan kepastian hukum. Secara operasional,
kredit padahal ada pihak banklah yang
kontrak ini juga memeiliki kepastian hasil
memberikan
kredit.
Dengan pola
pembiyaan yang seperti ini dimana ada
menyerahkan seluruh hasil panen untuk
pihak kedua yang melakukan proses
kemudian dibeli oleh perusahaan dapat
penyaluran
kredit
kepada petani
menjadi ”jaminan” atas kemungkinan
menimbulkan suatu permasalahan social
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
tersendiri yaitu akan menimbulkan
Goel, Shri. A.K. 2003. Contract Farming
inefisiensi dan menimbulkan banyak biaya
V entures in India: A Few
yang akan dikeluarkan karena proses
Successful Cases. SPICE. The
Director General, National Institute
intermediasi ini akan semakin panjang.
AgriculturalExtension Management (MANAGE). Series
of
REKOMENDASI
Editor: Dr. Vikram SinghV ol. 1
Secara spesifik, perbankan dapat
No. 4 : March 2003.
secara langsung memberikan bantuan
Gunawan, Memed dan Effendi Pasandaran.
pembiayaan tanpa harus melalui pihak
1989. Alokasi Masukan dalam
kedua (perusahaan) dengan skema yang
Sistem Sakap. Prosiding Patanas
sesuai, sehingga fungsi intermediasi
Evolusi Kelembagaan Pedesaan di
perbankan bisa berjalan. Perusahaan pada
Tengah Perkembangan Teknologi
proses ini dapat menjadi personal
Pertanian. Pusat Penelitian Agro
Ekonomi. Badan Penelitian dan
profitabilitas bank terpenuhi dengan tetap
Pengembangan Pertanian. Bogor
tercukupinya prinsip kehati-hatian bank.
Klein, Benjamin. 1980. Transaction Cost
Determinants of
“Unfair”
DAFTAR PUSTAKA
Contractual Arrangement. The American Economic Review, V ol.
Andri, Kuntoro Boga. 2006. Melihat
70, No. 2, Papers and Proceedings
Potensi dari Sistem Usaha Tani
of the Ninety-Second Annual
Kontrak. Inovasi. V ol. 7XVIIIJuni
Meeting of the American Economic
Association (May 1980).
Mallor, Jane P , A. James Barnes, Thomas
2011,diaksespada 23 Agustus 2011
Bowers, Maichael J. Philips and
Boemer, Christopher S. and Jeffrey T.
Arlen W. Langvardt. 1998.
Macher.
Business Law and Regulatory
boemerhaas.barkeley.edu.
Environment; Concept and Cases.
Jtm4georgetown.edu.Diakses
Tenth Edition.Irwin McGraw-
pada tanggal 2 Mei 2007.
Hill.USA. (Mirza, 2000:34).
Damardjati, Djoko S. 2006. Kebijakan dan
Program Nasional Pengembangan
MetodePenelitianKualitatif. PT.
Agribisnis
Palawija.Prosiding
RemajaRosdakarya. Bandung.
Seminar Nasional.Bogor, 13 Juli
Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi
2006. Penyunting: I wayan
Penelitian Kualitatif; Paradigma
Rusastra, Togar Alam Napitupulu,
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Made Oka A. Manikmas dan
Sosial
Lainnya. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Monograph No. 49Economic and
Robinson, 2004:113)
Social Commission for Asia and
The Pacific.
StrategiKebijakanPenelitian dan
Glover, David and Lim- Teck Ghee. 1992.
PengembanganPalawija.ProsidingS
Contract Farming in Southeast
eminarNasional.Bogor, 13 Juli
Asia; Three Country Studies.
2006. Penyunting: I wayan
Institut Pengajian TinggiInstitute
Rusastra, Togar Alam Napitupulu,
for Advanced Studies Universiti
Made Oka A. Manikmas dan
Malaya. University of Malaya
Firdaus
Karim. CAPSA
Kuala Lumpur. Hal 3
Monograph No. 49Economic and
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
Social Commission for Asia and
Contracting and Organizations
The Pacific.
Research Institute. University of
Missouri. Columbia.
StrategiKebijakanPenelitian
dan
Wijaya, Faried. 1991. Perkreditan Bank
PengembanganPalawija.ProsidingS
dan Lembaga-lembaga Keuangan
eminarNasional.Bogor, 13 Juli
Kita. BPFE. Y ogyakarta.
2006. Penyunting: I wayan
Williamson, Oliver E. 1998. Transaction
Rusastra, Togar Alam Napitupulu,
Cost Economics: How It Works;
Made Oka A. Manikmas dan
Where It Is Headed. De Economist
146, No. 1, 1998. Kluwer
Monograph No. 49Economic and
Academic Publishers.
Social Commission for Asia and
www .aec.msu.edu. Contract Farming in
The Pacific.
Sub Saharan Africa: A Farnpan
Sykuta, Michael and Michael L. Cook.
Project. FARNP AN ANNUAL
POLICY DIALOGUE 4-7 OCT.
Diakses pada tanggal 19 Februari
Cooperatives. W orking Paper No.
2001-04
September
JESP V ol. 4, No. 2, 2012