T abel 3 Uji Parsial
T abel 3 Uji Parsial
Coefficients a
Collinearity Statistics
Model
B Std. Error
T olerance VIF
1 (Constant) -2.568
X1 5.80E-007
X3 -2.5E-005
a. Dependent Variable: ln_y
Interpretasi dari Tabel 3 adalah sebagai
0.562. Nilai probabilitas-t sebesar
berikut.
0.000146. Berdasarkan perbandingan
1. Koefisien regresi untuk variabel
probabilitas t dengan alpha 5
jumlah uang beredar (X1) sebesar
didapatkan bahwa probabilitas t <
JESP V ol.4, No. 2, 2012
alpha 0.05 (0.00014 < 0.05) maka
menyebabkan kenaikan 1 persen dalam
dapat diambil keputusan pengujian
tingkat inflasi.
adalah Ho ditolak. Hal ini berarti
Pada tahun penelitian jumlah uang
jumlah uang beredar berpengaruh
beredar mengalami peningkatan dari tahun
terhadap laju inflasi. Jadi setiap
ketahun meskipun kadang juga mengalami
kenaikan jumlah uang beredar sebesar
penurunan. Selanjutnya pada tahun 2010
1 milyar rupiah maka presentase
bank Indonesia mencatat penggunaan uang
kenaikan laju inflasi adalah sebesar
kartal oleh masyarakat menunjukkan
0.562 persen.
peningkatan. Hal tersebut tecermin dalam
2. Koefisien regresi untuk variabel suku
indikator pengedaran uang seperti jumlah
bunga BI rate sebesar 1.187. Nilai
uang beredar dan aliran uang kartal yang
probabilitas-t
sebesar
keluar dari BI ke perbankan dan
Berdasarkan
masyarakat (net outflow). Berdasarkan data
perbandingan probabilitas t dengan
Bank Indonesia dinyatakan bahwa
sepanjang tahun 2010 pertumbuhan jumlah
probabilitas t < alpha 0.05 (0.000 <
uang beredar meningkat dari pertumbuhan
0.05) maka dapat diambil keputusan
rata-rata jumlah uang beredar tahun 2009.
pengujian adalah Ho ditolak. Hal ini
Hal tersebut sejalan dengan peningkatan
berarti suku bunga BI rate
inflasi dari tahun 2009 ke tahun 2010.
berpengaruh terhadap laju inflasi
Untuk mencegah meningkatnya inflasi,
dengan tingkat kesalahan 5. Jadi
JUB yang dikeluarkan oleh Bank
setiap kenaikan 1 suku bunga BI rate
Indonesia harus sesuai dengan kebutuhan
maka persentase kenaikan laju inflasi
(permintaan) agregat.
adalah sebesar 1.187 persen.
Tingkat suku bunga BI rate juga
3. Koefisien regresi untuk variabel kurs
mempunyai pengaruh yang signifikan
dolar AS sebesar -0.050. Nilai t hitung
positif terhadap laju inflasi di Indonesia.
Pada saat tahun penelitian antara tahun
2007 sampai dengan 2011 di Indonesia
Berdasarkan
perbandingan
terjadi krisis global yang terjadi pada tahun
probabilitas t dengan alpha 5
2008. Dalam keadaan yang demikian Bank
didapatkan bahwa probabilitas t (0.574
Indonesia menentukan kebijakan dengan
> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
menaikan suku bunga BI rate dan hal
Ho diterima yang berarti bahwa tidak
tersebut justru akan meningkatkan inflasi
terdapat pengaruh antara kurs dollar
dari pada bulan sebelumnya padahal pada
AS dengan laju inflasi. Jadi setiap
saat itu keaadaan inflasinya sudah tinggi,
penurunan 1 ribu rupiah maka hal
maka sebaiknya jika inflasi di Indonesia
tersebut tidak berpengaruh terhadap
tinggi, suku bunga BI rate diturunkan
persentase kenaikan laju inflasi.
untuk menurunkan inflasi. Dengan kebijakan pemerintah menurunkan suku
PEMBAHASAN
bunga BI rate diharapkan dapat
Dari hasil penelitian didapatkan jumlah
mengarahkan rata-rata suku bunga SBI-1
uang beredar (X1) mempunyai pengaruh
bulan hasil lelang OPT berada di sekitar BI
signifikan yang positif terhadap inflasi,
rate dan selanjutnya dapat mendorong
jadi jika jumlah uang beredar meningkat
pihak perbankan untuk menurunkan
maka inflasi di Indonesia juga akan
tingkat suku bunga lainya seperti tingkat
meningkat. Ini berarti terdapat korelasi
suku bunga kredit, deposito, serta suku
positif antara pertumbuhan uang (JUB) dan
bunga jangka waktu yang lebih panjang.
inflasi, yang dapat dijadikan prediksi teori
Seiring dengan penurunan tingkat suku
bunga kredit maka pengusaha akan tertarik
pertumbuhan uang sebesar 1 persen akan
meminjam uang kepada perbankan untuk
JESP V ol. 4, No. 2, 2012
memperoleh dana. Dengan dana tersebut
Diantara tiga variabel yang diteliti
mereka dapat menambah alat produksinya
didapatkan bahwa variabel yang paling
sehingga hal itu bisa menurunkan harga
dominan dalam mempengaruhi laju inflasi
barang hasil produksi di pasar selanjutnya
di Indonesia yaitu variabel suku bunga BI
akan menurunkan tingkat inflasi.
rate. Hal itu dikarenakan pada periode
Dengan demikian penyaluran kredit
penelitian ketika Bank Sentral menentukan
dan kegiatan investasi di sektor riil juga
kebijakan menaikan suku bunga BI rate
meningkat, untuk selanjutnya dapat
dari pada bulan sebelumnya maka teryata
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
laju inflasi di Indonesia juga meningkat
Tetapi menurut Gubernur Bank Indonesia
secara proporsional.
kenaikan BI rate menjadi 8,50 pada
Tujuan dari kebijakan moneter sendiri
tahun 2008 saat itu setelah mencermati
yaitu untuk stabilisasi ekonomi yang dapat
perkembangan ekonomi global dan
diukur
dengan
kesempatan kerja,
domestik akibat melambungnya harga
kestabilan harga, dll. Berkaitan dengan
minyak dunia dan harga komoditas pangan
kebijakan moneter dan dalam rangka
dipasaran internasioal, serta kebijakan
menciptakan kestabilan perekonomian,
pemerintah menaikan harga BBM 28,7 .
maka Bank sentral memiliki peran dalam
Sedangkan pada penelitian ini nilai
memelihara sistem moneter agar bekerja
tukar rupiah dolar-AS tidak berpengaruh
secara efisien sehingga dapat menjamin
signifikan terhadap inflasi di Indonesia
tercapainya tingkat pertumbuhan uang
pada periode tahun 2007-2011. Hal ini
beredar sesuai dengan yang diperlukan
terjadi karena selama periode penelitian
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
nilai tukar rupiah dolar-AS memiliki
tanpa mengakibatkan inflasi. Otoritas
kecenderungan stabil. Stabilnya nilai tukar
moneter mengangap bahwa faktor-faktor
rupiah dolar-AS dikarenakan dipengaruhi
seperti jumlah uang beredar, tingkat suku
oleh cadangan devisa Indonesia yang
bunga BI rate, dan nilai tukar rupiah dolar-
tinggi karena
membaiknya kinerja
AS sebagai faktor dominan penyebab
investasi penanaman modal asing. Selain
utama inflasi di Indonesia.
itu, juga dikontribusi oleh suku bunga acuan (BI rate) yang semakin 'favorable'.
KESIMPULAN
Kondisi nilai tukar rupiah sudah semakin
Secara keseluruhan dari penelitian ini
membaik sejak tahun 2008. Disamping itu,
didapatkan bahwa jumlah uang beredar
kestabilan perekonomian nasional ikut
berpengaruh positif terhadap laju inflasi di
dipengaruhi juga oleh prestasi Indonesia
Indonesia. Ini berarti terdapat korelasi
yang bisa mempertahankan neraca
positif antara pertumbuhan uang (JUB) dan
perdagangannya secara positif di tengah
inflasi, jika jumlah uang beredar naik maka
penurunan harga berbagai komoditas di
inflasi akan naik secara proporsional, dan
pasar internasional. Sejalan dengan
dapat dijadikan prediksi teori kuantitas,
meningkatnya perekonomian domestik
yaitu kenaikan tingkat pertumbuhan uang
dan ketahanan sektor riil dalam
sebesar 1 persen akan menyebabkan
menghadapi krisis keuangan global juga
kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi.
mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.
Tingkat suku bunga BI rate berpengaruh
Stabilnya nilai tukar rupiah dolar-AS
positif terhadap laju inflasi di Indonesia.
Kebijakan pemerintah menurunkan suku
pengaruhnya terhadap laju inflasi tidak
bunga BI rate diharapkan dapat
signifikan. Karena ketika nilai tukar rupiah
mengarahkan rata-rata suku bunga SBI-1
dolar-AS stabil maka akan mendorong
bulan hasil lelang OPT berada di sekitar BI
pertumbuhan investasi dan produksi yang
rate dan selanjutnya dapat mendorong
pada akhirnya akan menekan laju inflasi.
pihak perbankan untuk menurunkan tingkat suku bunga lainya seperti tingkat
JESP V ol.4, No. 2, 2012
suku bunga kredit, deposito, serta suku
SARAN
bunga jangka waktu yang lebih panjang.
Kebijakan Bank Indonesia menentukan
Seiring dengan penurunan tingkat suku
suku bunga BI rate yang tinggi akan
bunga kredit maka pengusaha akan tertarik
mempengaruhi suku bunga SBI dan suku
meminjam uang kepada perbankan untuk
bunga lainya dalam P AUB dan akan
memperoleh dana. Dengan dana tersebut
berdampak pada tingginya biaya produksi
mereka dapat menambah alat produksinya
karena investasi dan penyaluran kredit
sehingga hal itu bisa menurunkan harga
menurun dan masyarakat cenderung
barang hasil produksi di pasar selanjutnya
menabung. Tingginya biaya produksi akan
akan menurunkan tingkat inflasi. Nilai
mengakibatkan harga barang hasil
tukar rupiah dolar-AS tidak berpengaruh
produksi di masyarakat meningkat,
terhadap laju inflasi di Indonesia. Hal ini
sehingga pada akhirnya akan mendorong
terjadi karena selama periode penelitian
laju inflasi ketingkat yang lebih tinggi.
nilai tukar rupiah dolar-AS memiliki
Untuk itu Bank Indonesia sebagai otoritas
kecenderungan stabil.
moneter sebaiknya harus berhati-hati
Dari ketiga variabel yang diteliti
meningkatkan suku bunga BI rate dalam
didapatkan bahwa variabel yang paling
upaya menekan laju inflasi di Indonesia.
dominan dalam mempengaruhi laju inflasi
Bank Indonesia dalam pencetakan uang
di Indonesia yaitu variabel suku bunga BI
baru juga sebaiknya lebih berhati-hati
rate.
karena pada saat Bank Indonesia mencetak uang untuk meningkatkan kualitas uang yang beredar dimasyarakat hal tersebut juga akan meningkatkan laju inflasi jika percetakan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan (permintaan) agregat.
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mengembangkan variabel lain selain kebijakan moneter sebagai variabel yang dapat mempengaruhi laju inflasi di Indonesia.
Disamping itu peneliti
selanjutnya
disarankan untuk menggunakan metode analisis yang berbeda dari penelitian ini seperti ECM, P AM, atau alat analisis yang lain sehingga bisa mengembangkan penelitian ini.
JESP V ol. 4, No. 2, 2012