Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kriteria kualitas air untuk air baku air minum air kelas I menyebutkan bahwa persyaratan air minum kadar amonia
dibatasi tidak boleh lebih dari 0,5 mgl. Keempat adalah E Coli, E Coli merupakan salah satu bakteri coliform.
Bakteri Coliform dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran faeces atau kotoran manusia dan hewan di dalam perairan. Bakteri golongan Coli ini
berasal dari usus besar faeces dan tanah. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi berhubungan dengan kotoran manusia. Oleh
sebab itu keberadaannya di dalam air tidak dikehendaki, baik ditinjau dari segi kesehatan, estetika, kebersihan maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang
berbahaya. Beberapa jenis penyakit dapat ditularkan oleh bakteri coliform melalui air, terutama penyakit perut seperti tipus, kolera dan disentri Suriawiria, 1993.
Dalam Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001, kadar E Coli tidak boleh lebih dari 100 MPN 100ml sample.
Parameter lain yang diukur dalam penelitian ini adalah Sulfat karena sulfat merupakan salah satu parameter dalam limbah domestik.
4.2.2 Analisis Pencemaran Air pada Saluran Drainase
Tingginya pencemaran yang terdapat pada saluran drainase yang melalui perumahan di wilayah studi disebabkan oleh bermacam kegiatan masyarakatnya
serta kondisi lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis terhadap empat saluran drainase yang mengalir melalui perumahan-perumahan di wilayah
studi dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.
A
SKALA
-
BADAN OTORITA BATAM - OBSERVASI LAPANGAN 2008
SUMBER PETA NO HLM
NO GBR UTARA
LEGENDA
ALIRAN DRAINASE DI WILAYAH STUDI
PETA TESIS
MPPWK PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TI PE DRAI NASE
B C
D
WI LAYAH STUDI JALAN ASPAL
KONTUR LI MAAN DRAI NASE
IMPLIKASI PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR BAKU
KOTA BATAM
Saluran DrainaseTerputus Karena Pendangkalan
ARAH ALI RAN DRAI NASE DAS
DAS menuju Dam Duriangkang
Sumber : Hasil Analisis 2008
GAMBAR 4.5 DAERAH ALIRAN SUNGAI DAS DI WILAYAH STUDI
DAM DURIANGKANG
12,1 4
26,77
7,78 14
5 10
15 20
25 30
Variabel Pencemaran
Warna x10TCU Alkalinitasmgl
Sulfatmgl Amoniak mgl
Ecolix100MPN100 ml
5 12,55
8,61 11,8
10,6 5
10 15
20 25
30
Variabel Pencemaran Warna x10TCU
Alkalinitasmgl Sulfatmgl
Amoniak mgl Ecolix100MPN100 ml
Saluran Drainase A Saluran Drainase B
12,1 5
12,14 12,48 20
5 10
15 20
25 30
Variabel Pencemaran Warna x10TCU
Alkalinitasmgl Sulfatmgl
Amoniak mgl Ecolix100MPN100 ml
11,3 6
18,545
6,88 14
5 10
15 20
25 30
Variabel Pencemaran Warna x10TCU
Alkalinitasmgl Sulfatmgl
Amoniak mgl Ecolix100MPN100 ml
Saluran Drainase C Saluran Drainase D
Sumber : Hasil Analisis, 2008
GAMBAR 4.6 GRAFIK TINGKAT PENCEMARAN SALURAN DRAINASE
Sebagaimana telah diketahui bahwa saluran drainase yang melalui kawasan perumahan di wilayah studi ada empat, yaitu saluran A, B, C dan D.
Saluran A adalah saluran yang melalui empat perumahan yaitu Plamo Garden, Taman Duta Mas, Legenda Bali dan Legenda Malaka. Saluran B adalah saluran
yang melalui dua perumahan yaitu Taman Mediterania dan Bida Asri. Saluran C adalah saluran yang melalui Taman Kurnia Djaya dan Saluran D adalah saluran
yang melalui Perumahan Cendana. Paramater warna yang ditunjukkan pada Gambar 4.6 pada saluran drainase
A dan C menunjukkan hasil yang sama yaitu 121 TCU, hal ini kemungkinan disebabkan pada saluran A melalui daerah perumahan dengan jumlah penduduk
paling tinggi sehingga warna yang dihasilkan adalah keabu-abuan yang kemungkinan dipengaruhi oleh proses pencucian bahan-bahan organik yang
terlarut dalam air dan juga disebabkan adnya aktivitas masyarakat di perumahan tersebut. Sedangkan pada saluran C warna yang terjadi keruh kecoklatan yang
kemungkinan berasal dari kandungan tanah mengingat saluran C walaupun didindingnya pasangan batu namun lantainya berupa tanah dasar sehingga warna
keruh kecoklatan berasal dari tanah tersebut. Sedangkan pada saluran B dan D, di mana saluran ini tidak terkoneksi dengan saluran yang melalui perumahan lain
sehingga perubahan warnanya hanya berasal dari perumahan dilayaninya saja. Parameter sulfat atau SO
4
merupakan anion yang terdapat dalam air alam, karena bertemu dengan bakteria pada zat organik menimbulkan reaksi kimia
membentuk H
2
S sulfida yang berbau busuk dan beracun, selanjutnya juga bereaksi membentuk senyawa H
2
SO
4
merupakan asam kuat yang dapat
menyebabkan korosi pada logam. Dalam penelitian ini saluran A merupakan saluran yang menghasilkan sulfat terbesar 25,3 mgL hal ini kemungkinan
disebabkan daerah yang dilayani oleh saluran A paling luas diantara keempat saluran yang lain, dimana sumber sulfat salah satunya berasal dari air hujan.
Sementara untuk kandungan amonia NH
3
dan e coli yang terbesar terdapat pada saluran C, dimana amonia berasal dari dekomposisi bahan-bahan
organik yang mengandung N baik yang berasal dari hewan misalnya faeces dan air seni dan tumbuh-tumbuhan yang telah mati, oleh bakteri. Demikian juga
dengan e coli yaitu bakteri patogen yang hidup di dalam kotoran manusia maupun hewan, sehingga bakteri ini digunakan sebagai indikator pencemaran air yang
berasal dari kotoran manusia maupun hewan yang berdarah panas. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada saluran C selain berdimensi paling besar
juga terkoneksi dengan saluran lain di luar Perumahan KDA. Berbeda dengan tiga saluran yang lain, walaupun hasilnya lebih rendah namun kandungan amonia dan
e coli telah melebihi standar baku. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingginya kandungan amonia dan e coli di perumahan wilayah studi menunjukkan adanya
kesalahan pada sistem pengolahan limbah domestik di perumahan tersebut. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai sanitasi lingkungan perlu
mendapat perhatian karena berpeluang menimbulkan pencemaran yang dapat menurunkan kualitas air baku Dam Duriangkang.
4.2.3 Analisis Aliran Air pada Saluran Drainase