Profil Objek dan Wisatawan .1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tujuan Pembangunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata: 1. Mendorong peningkatan citra Kota Bandung sebagai daerah tujuan wisata dan kota budaya Kreatif; 2. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan pariwisata; 3. Mendorong tumbuhnya sadar wisata; 4. Mendorong peningkatan apresiasi budaya daerah; 5. Mendorong peningkatan peran pariwisata sebagai lokomotif pembangunan daerah; 6. Mendorong peningkatan peran pariwisata untuk menunjang perekonomian daerah; 7. Mengembangkan promosi yang efektif; 8. Mengembangkan jaringan pariwisata; 9. Mengembangkan kerja sama lintas lembaga; 10. Mendorong pengembangan sumber daya manusia SDM profesional; 11. Mendorong dan mengembangkan peran lintas sektor dalam pengembangan SDM; 12. Mendorong penelitian dan pengembangan pariwisata.

4.1.1.2 Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung diatur oleh Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Daerah Kota Bandung No. 10 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan dan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 11 Tahun 2004 tentang Retribusi Pembinaan dan Promosi Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan. Berdirinya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dilatabelakangi dengan keadaan Kota Bandung yang memilki potensi pariwisata yang cukup besar dan selalu mengalami perkembangan deri waktu ke waktu sesuai dengan lokomotif pembangunan dan perekonomian daerah. Pada tahun 1969, pemerintah mengeluarkan Intruksi Presiden No. 9 1969 yang berisi tentang pembentukan Badan Pariwisata Nasional BAPARNAS dalam rangka untuk menjamin pembinaan dan pembangunan yang efektif dan berlanjut dalam pelaksanaan yang diusahakan oleh pihak pemerintah dan swasta. Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAPARNAS bertugas untuk membantu Menteri Perhubungan dan Dirjen Pariwisata. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. SK. 71 11 1969, dibentuklah Dinas Pariwisata di tingkat daerah Dinas Pariwisata Daerah DISPARDA. Kemudian Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat membentuk Dinas Pariwisata Tingkat I Jawa Barat, setelah itu dibentuklah Dinas Pariwisata Kotamadya Tingkat II Bandung berdasarkan Peraturan Daerah No. II 1969. Pada tahun 1971 sampai dengan 1987 tercatat dengan nama Kantor Pariwisata Daerah KAPARDA. Sejak keluarnya Peraturan Daerah No. II 1985 tentang pembentukan Dinas Pariwisata Kotamaya Daerah Tingkat II Bandung, maka sejak tahun 1987 KAPARDA diganti menjadi Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. Sejalan dengan adanya otonomi daerah Indonesia, seluruh tingkat Pemerintahan di Indonesia baik di pusat, propinsi, maupun kota dan kabupaten mengalami beberapa perubahan. Berdasarkan UU No. 22 1999, Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II Kotamadya mengalami perubahan menjadi Dinas Pariwisata Kota Bandung dan mendapatkan penambahan kewenangan yang lebih luas terhadap urusan Biro Perjalanan dan Hotel Berbintang. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam upaya memenuhi kewenangan yang diberikan berdasarkan UU No. 22 1999 struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Kota Bandung pun mengalami beberapa Perubahan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 tanggal 7 maret 2001 mengenai struktur organisasi Dinas Pariwisata Kota Bandung. Kemudian pada tanggal 4 Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Desember 2007 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung dirubah lagi menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung sampai sekarang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah salah satu Satuan Kerja Perangkat Dinas SKPD dari Pemerintah Kota Bandung yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan pariwisata berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Dinas ini terdiri dari empat Bidang yaitu Bidang Objek Wisata, Bidang Sarana Wisata, Bidang Pemasaran, Bidang Seni Budaya dan satu Sekretariat. Setiap Bidang dibagi kedalam dua seksie yaitu untuk Bidang Objek Wisata dibagi menjadi Seksi Pembinaan dan Pengembangan Objek Wisata. Bidang Sarana Wisata dibagi menjadi Seksi Pembinaan dan Pengembangan Sarana Wisata. Bidang Pemasaran dibagi menjadi Seksi Promosi dan Kerjasama Wisata. Bidang Seni Budaya dibagi menjadi Seksi Kesenian dan Kebudayaan. Sedangkan untuk Sekretariat dibagi menjadi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian serta Sub Bagian Keuangan dan Program. Ditambah satu Unit Pelaksana Teknis UPT Padepokan Seni. Karyawan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung berjumlah 59 orang Pegawai Negeri Sipil terdiri dari: 1. Golongan IV : 10 orang 2. Golongan III : 33 orang 3. Golongan II : 12 orang 4. Golongan I : 4 orang Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah, Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah sebagai berikut GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWSATA KOTA BANDUNG 2013 SEKRETARIS Dra. Hj. DIENCE HERLINA, Ak. KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN PUJI WIBOWO KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM Drs. RUDI RUHADI KEPALA BIDANGKEBUDAYAAN DAN KESENIAN DIDEN SITI SONDARI, SH. KEPALA BIDANG SARANA WISATA IWAN RUSMAWAN, SE., M.Si. KEPALA BIDANG OBJEK WISATA Dra. DEWI KANIASARI, MA KEPALA BIDANG PEMASARANPARIWIS ATA Drs. SUPARDI, M.Si. KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN SARANA WISATA Dra. TINI SETIAWATI KEPALA SEKSI PEMBINAAN SARANA WISATA Ir. M. NURHUSEN A.N. KEPALA SEKSI KESENIAN PONNY SURYANI, SH KEPALA SEKSI KEBUDAYAAN Dra. ETTI RS., M.Hum. KEPALA SEKSI PENGEMBANGANOBJE K WISATA RENDRA KARYAWAN, SH.,M.Si. KEPALA SEKSI PEMBINAAN OBJEK WISATA H. DIDA DAROJAT, S.Sos.,M.Si. KEPALA SEKSI PROMOSI WISATA Drs. HATTA KEPALA SEKSI KERJASAMA WISATA Dra. YETTY HARTATI KEPALA UPT PADEPOKAN SRI SUSIAGAWATI, SE. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KASUBBAG TU UPT PADEPOKAN ATY ATIPAH, S.Ip. KEPALA DINAS Drs. PRIANA WIRASAPUTRA, Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1.2 Profil Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Bandung 4.1.2.1 Jenis Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Keterkaitan antara jenis wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung dilihat dari jenis kelamin dan usia dimaksudkan untuk menganalisis perilaku wisatawan terhadap pelaksanaan vacationscape yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Bandung yang didasarkan pada jenis kelamin dan usia dari masing-masing wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Sedangkan untuk lokasi pengambilan sampel di fokuskan di dua jenis daya tarik wisata yaitu wisata kuliner dan wisata belanja. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh sebagai berikut: TABEL 4.1 JENIS WISATAWAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN USIA No Jenis Kelmin Usia Total 20-30 tahun 30-40 tahun 40 tahun 1 Laki-Laki 50 16 66 2 Wanita 7 47 54 Total 57 63 120 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 Tabel 4.1 di atas menunjukan jenis wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung didominasi oleh wisatawan yang berjenis kelamin laki-laki yang paling tinggi didominasi oleh usia sekitar 30-40 tahun dengan jumlah sebesar 53, dan wisatawan yang berjenis kelamin wanita sebesar 47 dengan usia sekitar 20-30 tahun, dalam penelitian ini tidak menemukan wisatawan yang berjenis kelamin laki-laki dan wanita yang berkunjung ke Kota Bandung dengan kisaran usia 40 tahun. Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Secara keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung mayoritas adalah laki-laki yaitu sebesar 55, hal ini dikarenakan laki-laki lebih sering memiliki inisiatif untuk melakukan perjalanan wisata. Sedangkan pada wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung mayoritas merupakan kelompok usia berkisar antara 30-40 tahun yaitu sebesar 53, karena dalam rentang usia tersebut merupakan saat-saat ingin menikmati ketenangan, kenyamanan dan kesenangan salah satunya yaitu melakukan perjalanan wisata. Hal ini sesuai dengan pendapat Jun Li 2010:69, yang menyatakan bahwa “Konsumen pria lebih memperhatikan aspek nyata, seperti kualitasrasio harga tinggi, apakah kebutuhan mereka dapat tercapai dan seterusnya”.

4.1.2.2 Jenis Wisatawan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan dan Tujuan Berkunjung

Keterkaitan wisnus dilihat dari latar belakang pendidikan dan hasil yang di dapatkan setelah berkunjung dimaksudkan untuk menganalisis perilaku wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung berdasarkan latar belakang pendidikan dan tujuan berkunjung. Berikut Tabel 4.2 keterkaitan antara latar belakang pendidikan dan tujuan berkunjung sebagai berikut : TABEL 4.2 JENIS WISATAWAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN TUJUAN BERKUNJUNG Latar Belakang Pendidikan Tujuan Berkunjung Total Menambah Wawasan Mendapatkan Kesenangan Menambah Pengalaman Lainya SMA Diploma 6 30 2 38 Sarjana 3 6 9 Pasca Sarjana 40 30 3 73 Total 46 60 3 11 120 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.2 menunjukan bahwa jenis wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung didominasi oleh wisatawan dengan tujuan mendapatkan kesenangan sebesar 50. Secara keseluruhan mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan berasal dari latar belakang pendidikan Pasca Sarjana sebesar 61. Hal ini dikarenakan wisatawan dengan latar belakang pendidikan Pasca Sarjana berkunjung ke Kota Bandung yaitu lebih banyak ingin mendapatkan kesenangan dibandingkan dengan SMA, Diploma dan Sarjana. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sesuai dengan pendapat Schiffman dan Kanuk dalam Nurwulan 2011:76 bahwa “Konsumen dalam mengambil keputusan berdasarkan pada emosional dan tidak menekankan pada perasaan dan suasana hati pada saat itu”.

4.1.2.3 Jenis Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan Frekuensi Berkunjung

Keterkaitan winus yang berkunjung ke Kota Bandung dilihat dari pekerjaan dan frekuensi berkunjung dimaksudkan untuk menganalisis perilaku wisatawan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung berdasarkan pekerjaan dan frekuensi berkunjung. Berikut Tabel 4.3 keterkaitan antara pekerjaan dan frekuensi berkunjung sebagai berikut: TABEL 4.3 JENIS WISATAWAN BERDASARKAN PEKERJAAN DAN FREKUENSI BERKUNJUNG Pekerjaan Frekuensi Berkunjung Total 1-2 3-4 5-6 6 Pegawai Negeri 15 44 59 Pegawai Swasta 10 10 4 24 Wiraswasta 29 4 4 37 PelajarMahasiswa Lainya TOTAL 54 58 8 120 Sumber Hasil Pengolahan Data, 2013 Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.18 berdasarkan pekerjaan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung yaitu frekuensi tertinggi sebanyak 3-4 kali atau sebesar 48. Secara keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung yaitu sebanyak 3-4 kali berasal dari PNS sebanyak 49. Hal ini dikarenakan wisatawan merasa tertarik ketika berkunjung ke Kota Bandung, sehingga Kota Bandung dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata bagi wisatawan untuk mendapatkan ketenangan, kenyamanan dan kesenangan. Engel dalam Nugraha 2011:23, bahwa “ Analisis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal terbaik mengenai kelas sos ial”.

4.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Vacationscape Terhadap Keputusan

Berkunjung Vacationscape merupakan bukti fisik yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat, dalam penelitian ini tempat yang dijadikan objek penelitian yaitu Kota Bandung. Pelaksanaan vacationscape yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung terdiri dari tujuah sub variabel yaitu built and constructed, crowding, vegetation, urban stresors, maintanance and upkeep, signage dan comfort amenities. Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan semua instansi yang mengelola pariwisata Kota Bandung, dengan tujuan untuk memberikan kemudahaan serta kenyamanan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kota Bandung. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan kepada wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung secara keseluruhan terlihat seperti Gambar 4.2 sebagai berikut: Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013 GAMBAR 4.2 PELAKSANAAN VACATIONSCAPE OLEH PEMERINTAH KOTA BANDUNG Berdasarkan pada Gambar 4.2 di atas menjelaskan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan vacationscape di kota Bandung sudah dinilai sangat baik skor rata-rata berada diatas median 355,9 indikator yang memiliki skor tetinggi yaitu X.1 built and constructed dengan skor 369,5 sedangkan untuk indikator yang memiliki skor terendah yaitu X,4 urban sterssors dengan skor 327. Hal ini menunjukan bahwas adanya kualitas kinerja pemerintah Kota Bandung. Efektifnya pelaksanaan vacationscape yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung dapat dilihat dari perolehan skor pengolahan data hasil penelitian sub variable berikut. 369,5 358,7 361,5 327 353,3 362 359,5 Total Skor Rata-Rata 355,9