Gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna pada siswi MI Pembangunan

(1)

PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI MI PEMBANGUNAN

SKRIPSI

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH : WIDYA NURLITA NIM : 109104000040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

v

Nama : Widya Nurlita

Tempat, TanggalLahir: Garut, 9 Juli 1991 Status Pernikahan : Belummenikah

Alamat : Jl. Tajur Ds. Sindang Rasa rt4/10 No. 60 Bogor Timur 16720

Telepon : 081297111963

Email : dyanta_090791@yahoo.com

RiwayatPendidikan

1. TK. Tunas Harapan Garut [1996-1998]

2. SDNPakuan Bogor [1998-2003]

3. SMPN 3 Bogor [2003-2006]


(7)

vi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2013

Widya Nurlita, NIM: 109104000040

Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan

xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran

ABSTRAK

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ genetalia sangat penting dipelihara sedini mungkin, agar dapatterhindardari gangguan atau penyakit padaorgangenetalia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional Pengambilan data dilakukan pada 39 siswi kelas 4, 5 dan 6 MI Pembangunan dengan teknik stratified random sampling dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian inimenunjukan dari 39 responden terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan kurang, 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 17 orang (43,6%) memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan, responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara 32 siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi instansi kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai kebersihan organ genetalia eksterna secara dini untuk mengurangi terjadinya gangguan atau masalah-masalah kesehatan reproduksiwanita yang disebabkan oleh kebersihan organ genital yangkurang baik dan bagi sekolah dasar supaya memasukan materi tentang kesehatan reproduksidalam kurikulum pendidikan supaya siswi mampu memahami cara menjaga kebersihan organ genetalia dengan baik dan benar.

Kata kunci: kesehatan reproduksi, tingkat pengetahuan, perilaku, kebersihan genetalia eksterna, sekolah dasar


(8)

vii NURSERY STUDY PROGRAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduate Thesis, Desember 2013

WidyaNurlita, NIM : 109104000040

Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan

xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran

ABSTRACT

Reproduction health should be maintained by every women. By having then healthy we will avoid some dangerous diseases this is why the writer would like to do research about externagenetal organ which is one of the part of reproduction health.This research aimly to know the knowledge and behavior student of MI Pembangunan to maintan the cleanliness of their genetal organ. The writer use quantitative descriptive research with cross sectional design. The data is taking from 39 students of 4 grade, 5 grade, and 6 grade by using stratified random sampling technique questioner. The result showed that 3 student have insuffient knowledge, 19 students have sufficient knowledge, and 17 students have excellent knowledge. Meanwhile 7 students have sufficient behavior, 32 students have excellent behavior to maintan their externagenital.Hopefully this research will be usefull not only to educated MI Pembangunan students how to maintan their externagenetal organ but also for all students in Indonesia .in other words this issue will be applird in curriculum started rfom elementary school to senior high school.

Key word: reproduction health, knowledge, behavior, cleanliness of genetalexterna, Elementary school


(9)

viii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Sisiwi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Proses penyusunan proposal skripsiini, tidaksedikitkesulitan yang penulishadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar biasa dari berbagaipihak, baiksecaralangsungdantidaklangsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terimakasih serta penghargaan yang tidak yang tidak terhingga, kepada:

1. Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. BapakWaras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ns.

EniNur’ainiAgustini,S.Kep,MSc Selaku Sekretaris Program Studi IImu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ns. UswatunKhasanah, S.Kep.,MSN., selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesaikannya penulisan proposal skripsi ini.

4. Ibu Ns.Puspita Palupi,S.Kep.,S.Mat., selaku pembimbing II yang telah membimbingdanmemberikanmasukandalampenulisan proposal penelitianini.


(10)

ix Studi Ilmu Keperawatan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi, S,PsidanIbuSyamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi. 7. Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki

skripsi penelitian ini.

8. Kedua orang tuadan Keluarg asaya. Terimakasih untuk Mama saya (ibuSumartini) yang sangat saya cintai dan sayangi atas segala pengorbanan yang telah diberikan, atas kasih dan saying serta atas do’a-do’a yang selalu dipanjatkan untuk saya. Terimakasih untuk adikku (Satria&Naufal) serta Papa (Bapak Yusuf) atas dukungan yang telah diberikan kepada saya selama ini. Terimakasih untuk seseorang yang telah hadir dalam kehidupan saya (IkhwanMaulana) beserta keluarga yang telah memberikan motivasi, dukungan dan pelajaran berharga bagi kehidupan saya. Kalian lah yang membuat saya bias seperti ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya tiada henti saya haturkan kepada kalian semua.

9. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika kami belajarselama kurang lebih 4 tahun.

10.Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalampembuatan surat perizinan penelitian.


(11)

x kepada sayadalam melakukan penelitian.

12.Seluruhsiswi MI Pembangunan yang telahbersediamenjadiresponden

13.Semua teman dan sahabat yang telah memberikan dukungan, berbagi ilmu dan mengisi hari-harisayaselama proses pembelajaran. Khususnya untuk Ami, Ninta, dan Cici yang selalu memberi canda tawa di setiap perjalanan ini. UntukUmmi, Ravita, Fitri, Sisca, Dian, Eriyn, Qomi, Rusmanto, Iqbal, Yuni, Eva, Inggar, semua teman-teman yang sudah membantu dan berjuang bersama dalam menyelesaikan perkuliahan saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan yang telah di berikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua kesalahan di ampuni oleh Allah. Amin.

Jakarta, Desember2013


(12)

xi

JUDUL HALAMAN

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN2... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Pertanyaan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kesehatan Reproduksi ... 7

B. Organ Genetalia Wanita ... 9

C. Perawatan Organ Genetalia ... 12

D. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Genetal ... 15

E. Pengetahuan ... 17

F. Perilaku ... 20

G. Teori Lawrance Green ... 21


(13)

xii

A. Kerangka Konsep ... 24

B. Definisi Operasional ... 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 26

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 30

G. Tahapan Penelitian ... 32

H. Pengolahan Data ... 33

I. Analisis Data ... 34

J. Etika Penelitian ... 34

BAB V HASIL PENELITIAN ... 35

A. Profil Sekolah ... 35

B. Analisa Univariat ... 37

BAB VI PEMBAHASAN ... 41

A. Analisis Univariat ... 41

B. Keterbatasan Penelitian ... 45

BAB VII PENUTUP ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

xiii

Tabel 3.1 DefinisiOperasionalPenelitian ... 25 Tabel 4.1Skor kuesioner perilaku ... 30 Tabel5.1 Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Siswi MI Pembangunan ... 37 Tabel5.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia

Eksterna Siswi MI Pembangunan ... 38 Tabel 5.3Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI Pembangunan ... 40 Tabel5.4 Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna


(15)

xiv

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian ... 23 Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 24


(16)

xv 2. Lampiran 2 KuesionerPenelitian 3. Lampiran 3 HasilUjiValiditas 4. Lampiran 4HasilPenelitian


(17)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO,1992). Kesehatan reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ genetalia sangat penting dipelihara kebersihannya termasuk memilih air cebok, pembalut dan cara memakainya, serta kekerapan menggantinya, kebersihan selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih (Nadesul,2008; Pinem,2009).

Kebersihan organ genetalia sangat penting untuk dipelihara, bahkan sebaiknya sudah disadari sejak dini akan pentingnya menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Masalah yang dapat timbul akibat kebersihan organ genetalia yang kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks, keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih. Hal tersebut berkaiatan dengan saluran kemih bawah pada wanita lebih pendek, sehingga kedudukannya lebih dekat dengan dunia luar serta dapat dengan mudah terpapar kuman dan bibit penyakit. Kuman tertentu dan dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan peradangan yang mengakibatkan rasa sakit. Maka dari itu, sangat penting umtuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman tersebut masuk kedalam alat kelamin dan saluran kencing wanita (Takasihaeng, 2005 ; Nadesul, 2008).


(18)

Kasus kanker serviks semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Salah satu faktor penyebab kanker serviks yaitu kurangnya personal higiene pada organ genetalia. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Kariadi yang menyebutkan bahwa sebanyak 87,10% memiliki personal higine yang kurang baik dan adanya kejadian kanker serviks stadium III yaitu sebanyak 58,1%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang segnifikan antara kanker serviks dengan personal higiene genetalia yang kurang baik (Pitriyani, 2012).

Banyak penelitian terkait kebersihan, sikap maupun perilaku dalam menjaga kebersihan organ genetalia pada perempuan. Penelitian yang dilakukan lebih banyak dilakukan di sekolah tingkat SMP dan SMA. Hasil penelitian

Dai’yah di SMU Negeri 2 Medan ( 2004 ) sebagian besar responden (67%)

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perawatan organ reproduksi bagian luar, penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur (2003) mendapatkan hasil bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan organ genetalia sebanyak 93.4%. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Semarang (2008), 96% siswi mengalami keputihan (Rabita,2010; Handayani, 2003; ).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku siswi dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Sebuah penelitian mengenai perilaku remaja saaat menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh dalam perilaku kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya (Suryati, 2012)


(19)

Pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi perlu diperhatikan bagi para siswi. Dalam ICPD (International Conference On Population and Development ) 1994 di Kairo telah disepakati hak-hak reproduksi untuk semua individu baik laki-laki maupun perempuan. Dalam hak reproduksi tersebut, disebutkan bahwa para remaja (laki-laki/ perempuan) berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar mengenai reproduksi remaja, sehingga dapat berprilaku sehat dan menjalani kehidupan sosial yang bertanggung jawab (Pinem,2009).

Dari beberapa hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting khususnya pada kaum perempuan harus dilakukan sedini mungkin. Penelitian mengenai kesehatan reproduksi sebelumnya banyak dilakukan di sekolah serata SMP dan SMA, sementara masih jarang penelitian mengenai kesehatan reproduksi yang dilakukan di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genetalia eksterna pada siswi Madrasah Ibtidaiyah kelas 4,5 dan 6.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MI Pembangunan karena pada saat melakukan studi pendahulian di MI Pembangunan, Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru BK dan siswi kelas 1-6 sebanyak 24 siswi yang terdiri dari siswi kelas 1-3 masing-masing sebanyak 5 orang dan kelas 4-6 sebanyak 3 orang. Hasil dari wawancara tersebut diketahui bahwa siswi kelas 4-6 rata-rata sudah mengalami keputihan dan gatal pada daerah kewanitaannya. Ketika melakukan wawancara siswi kelas 4 dan 5 cenderung memiliki karakteristik lebih tertutup dalam membicarakan masalah reproduksi


(20)

dibandingkan kelas 6. Pada siswi kelas 6 sudah banyak terpapar dengan materi pubertas dan seputar kesehatan reproduksi dalam program keputrian dibandingkan dengan siswi kelas 4 dan 5 yang hanya mendapatkan materi keputrian 1 kali dalam setahun. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ reproduksi eksterna di MI Pembangunan pada kelas 4,5dan 6.

B. Rumusan Masalah

Kebersihan organ genetalia eksterna pada perempuan sangat penting dipelihara sejak dini agar dapat terhindar dari penyakit genetalia seperti kanker servik, keputihan abnormal, iritasi, infeksi saluran kemih, atau radang panggul. Pengetahuan yang baik mengenai cara membersihan organ genetalia akan berpengaruh pada perilaku para perempuan dalam menjaga kebersihan organ genetalia.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh pada perilaku para remaja putri dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Penelitian yang lain juga menyebutkan bahwa pengetahuan dan perilaku yang buruk dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna menyebabkan terjadinya keputihan pada sebagian besar remaja putri yang diteliti.

Penelitian mengenai kebersihan organ genetalia ini banyak diteliti pada remaja putri tingkat SMP dan SMA yang rata-rata sudah memasuki masa pubertas atau remaja tengah. Sedangkan, penelitian pada anak yang akan memasuki usia sekolah masih sangat jarang.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, Siswi kelas 4, 5 dan 6 MI pernah mengalami keputihan serta gatal pada daerah kewanitaannya.


(21)

Maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi Kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan sisiwi MI Pembangunan mengenai kebersihan organ genetaliaeksterna?

2. Bagaimana gambaran perilaku siswi MI Pembangunan dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. 2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan pada siswi dalam menjaga kebersihan organ genetalia

b. Diketahuinya gambaran perilaku siswi dalam menjaga kebersihan organ genetalia

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dalam bidang kesehtan reproduksi, salah satunya menyelenggarakan penyuluhan atau promosi kesehatan reproduksi pada kalangan anak sekolah dalam rengka mempersiapkan pubertas dini.


(22)

b. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan penelitian dibidang perawatan dan kesehatan reproduksi,serta memberikan perkembangan ilmu keperawatan dalam bidang kesehatan reproduksi pada anak sekolah sehingga dapat memberikan pendidikan kesehatan lebih dini.

c. Bagi sekolah

Dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswi mengenai kebersihan organ genetalia, serta dapat meningkatkan kinerja UKS dalam membantu meningkatkan kepedulian terhadap organ genital siswi dalam rangka mempersiapkan kesehatan reproduksi di usia dini..

F. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian Deskriptif Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner yang dibagikan kepada responden yang memungkinkan untuk diteliti.


(23)

7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya (Pinem,2009).

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi

Faktor-faktor yang mempengarruhi besaran masalah kesehatan reproduksi meliputi faktor demografis/ sosial ekonomi, faktor budaya dan lingkungan, psikologis dan biologis.

a. Faktor demografis dapat dinilai dari data: usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil. Sedangkan faktor sosial ekonomi dapat dinilai dari tingkat pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tingkat kemiskinan, rasio buta huruf, rasio remaja tidak sekolah.

b. Faktor budaya dan lingkungan mencangkup pandangan agama, status perempuan, ketidaksetaraan jender, lingkungan tempat tinggal dan


(24)

bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi,hak dan tanggung jawab reproduksi individu, serta dukungan atau komitmen politik. c. Faktor psikologi antara lain rasa rendah diri, tekanan teman sebaya,

tindak kekerasan di rumah/lingkungan, dan ketidak harmonisan orang tua.

d. Faktor biologis meliputi: gizi buruk kronis, kondisi anemia, kelainan bawaan reproduksi, kelainan akibat radang panggul. Infeksi lain atau keganasan (Pinem,2009).

3. Komponen Kesehatan Reproduksi

Terdapat tiga komponen kesehatan reproduksi , yaitu:

a. Mampu, yaitu mampu berfungsi baik sebagai alat hubungan seksual dan sebagai alat reproduksi.

b. Berhasil, yaitu berhasil melahirkan bayi well born baby dan well health mother

c. Aman, yaitu proses reproduksi berjalan dengan baik dan berhubungan seks, hamil, bersalin, nifas, dan laktasi berlangsung dengan aman. Selanjutnya, reproduksi berikutnya juga berlangsung aman tanpa penyulit (Manuaba,2007).

Suatu penelitian di Mansoura menujukan bahwa terdapat perbedaan antara pengetahuan anak perempuan di perkotaan dengan dipedesaan mengenai kebersihan saat menstruasi masih kurang. Umumnya perempuan yang berada di pedesaan memiliki perawatan kebersihan diri yang buruk, seperti jarang mengganti pembalut khususnya di malam hari, mereka pun tidak mandi selama menstruasi, serta kekurangan privasi sangat penting. Mereka


(25)

mengatakan butuh informasi yang lebih mengenai kebersihan menstruasi (Abdel, 2005).

Suatu penelitian menyebutkan bahwa hanya 36,95% dari perempuan muda yang peduli terhadap menstruasi sebelum mereka mengalami menarce. Lebih dari 34 perempuan dalam penelitian itu tidak mengetahui penyebab dan sumber pendarahan menstruasi. Beberapa indeks kebersihan mens menunjukan perbedaan yang signifikan antara perempuan di perkotaan dan pedesaan (Subhash, 2011).

B. Organ Genetalia Wanita 1. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari empat komponen utama yaitu genetalia eksterna, sepasang kelenjar seks primer (gonad), saluran yang membentang dari gonad ke bagian tubuh eksterior dan kelenjar seks sekunder (tambahan)

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna yang terletak disalam rongga pelvis dan ditopang pleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna yang terletakdi perinium. Struktur reproduksi interna dan eksterna wanita berkembang dan menjadi matur akibat rangsangan hormon estrogen dan progesteron. (Bobak dkk,2004)

2. Struktur eksterna

Struktur eksterna atau vulva secara berurutan dari arah anterior keposterior yaitu ; mons pubis, labia mayora&labia minora, klitoris, prepusium, klitoris, vestibulum, fourchette dan perinium. (Bobak dkk,2004)


(26)

Gambar 2.1 Organ GenetaliaEksterna 3. Struktur Interna

Struktur organ genetalia interna antara lain, yaitu: a. Vagina (saluran senggama)

b. Rahim (uterus) c. Tuba Fallopii

d. Indung Telur (Ovarium)

e. Parametrum (penyangga rahim) (Manuaba,2009).


(27)

4. Flora Normal Vagina

Segera setelah lahir, laktobasilus aerob tampak dalam vagina dan menetap sepanjang pH tetap asam (beberapa minggu). bila pH menjadi netral (menetap sampai pubertas) terdapat flora campuran, kokus dan basilus saat pubertas, laktobasilus aerob dan anaerob tampak kembali dalam jumlah banyak dan mempertahankan pH asam dengan menghasilkan asam dari karbohidrat terutama glikogen. Keadaan ini tampaknya merupakan mekanisme penting dalam mencegah timbulnya organisme yang lain, yang mungkin membahayakan di dalam vagina .jika laktobasilus ditekan akibat pemberian obat-obat antimikroba, ragi atau berbagai bakteri meningkat jumlahnya dan menyebabkan iritasi serta peradangan.Setelah menopause, laktobasilus kembali berkurang jumlahnya dan flora campuran kembali timbul. flora vagina normal termasuk streptococcus grup B terdapat sebanyak 25% perempuan usia subur.selama proses kelahiran,bayi dapat terpajan streptococcus grup B, yang kemudian dapat menyebakan sepsis neonatal dan meningitis. flora vagina normal juga sering mencakup streptococcus alfa hemolitik, streptococcus anaerob (peptostreptococus), spesies prevotella, klostridia, gradnerella vaginalis, ureaplasma urealytikum dan kadang-kadang listeria atau spesies mobilunkus.mukus servikal mempunyai aktifitas antibakteri dan mengandung lisozim. pada beberapa perempuan, introitus vagina mengandung flora yang banyak menyerupai flora di perineum dan area perianal. keadaan tersebut dapat menjadi factor predisposisi infeksi saluran kemih rekuren. organisme divagina yang


(28)

terdapat saat persalinan dapat mengionfeksi neonates (misalnya,streptococcus grup B) (Jawetz, 2007).

C. Perawatan Organ Genetalia

Perawatan diri pada alat kelamin perempuan merupakan perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri dari mons veneris, terletak di simpisis pubis; labia mayora, dua lipatan yang membentuk vulva; labia minora; dua lipatan kecil diantaraa atas labia mayora; klitroris, sebuah jaringan erektil yang serupa denganpenis laki-laki; kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti uretra, vagina, perinium, dan anus (Uliyah, 2009).

Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memeperhatikan kebersihan diri. di Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis. Udara panas dan cenderung lembab sering membuat banyak berkeringat. dibagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan kulit, seperti didaerah alat kelamin. kondisi ini menyebabkan mikroorganisme jahat terutama jamur mudah berkembang biak, yang akhirnya bisa menimbulkan infeksi

Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan perempuan antara lain:

1. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari

2. Membersihkan kotoran yang keluardari alat kelamin dan anus dengan air atau kertas pembersih (tisu). Gerakan cara membersihkan anus untuk perempuan adalah dari daerah vagina ke arah anus untuk mencegah kotoran dari anus masukke vagina.


(29)

4. Dianjurkan untuk mencukur atau merapihkan rambut kemaluan karena bisa ditumbuhi jamur ataukutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman (Kusmiran, 2012).

Ada pula cara pemeliharaan organ reproduksi pada remaja perempuan antara lain sebagai berikut :

1. Tidak memasukan benda asing ke dalam vagina 2. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat 3. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat

4. Penggunaan pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan (Kusmiran, 2012).

Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah cara membersihkan alat kelamin wanita (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012) :

1. Secara teratur bersihkan bekas keringat yang ada disekitar alat kelamin dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama setelah Buang Air Besar (BAB) dan buang air kecil. Cara membasuh alat kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus bisa terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih atau tisu kering untuk mengeringkannya (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

2. Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan menggunkan kloset duduk maka siramlah terlebih dahulu untuk


(30)

mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual. Bakteri,kuman,dan jamur bisa menempel di kloset yang sebelumnya digunakan oleh penderita penyakit menular seksual (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

3. Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina sendiri sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan keasamannya. Keseringan menggunakan sabun khusus ini justru akan mematikan bakteri baik dan memicu berkembangbiaknya bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

4. jangan sering-sering menggunakan pantyliner. Gunakan pantyliner sesuai dengan kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak sekali. Dan gunakan pantyliner yang tidak berparfum untuk mencegah iritasi. sering-sering mengganti pantyliner saat keputihan (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

5. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam. minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

6. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun. hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat kulit jadi susah bernafas dan akhirnya menyebakan daerah kewanitaan menjadi lembab,berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. infeksi sering kali terjadi akibat celana


(31)

dalam yang tidak bersih (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

7. Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. waktu haid, sering ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri kalau lama tidak diganti.bila dipermukaan pembalut sudah ada segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut. Gumpalan darah haid yang ada di permukaan pembalut menjadi tempat sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur.oleh karena itu gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

8. Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaanpun perlu diperhatikan kebersihannya. jangan mencabut-cabut rambut tersebut. lubang ini bisa menjadi jalan masuk bakteri, kuman dan jamur,yang dikhawatirkan dapat menimbulkan iritasi dan penyakit. perawatan rambut didaerah kewanitaan cukup dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi masuknya benda kecil ke dalam vagina (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

D. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna 1. Keputihan

Leukorea atau keputihan yaitu suatu cairan putih yang keluar dari lubang senggama atau vagina secara berlebihan. Keputihan dibedakan menjadi dua jenis yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).


(32)

Keputihan yang normal biasanya terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresiantara hari ke 10-16 menstruasi, juga terjadi pada rangsangan seksual.sedangkan, pada keputihan yang abnormal ayau patologis terjadi pada infeksi alat kelamin (infeksi bibir kelamin, liang senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi penyakit hubungan kelamin) (Manuaba, 2009).

Hal yang harus dilakukan agar keputihan tidak terjadi adalah upaya untuk mencegahnya. Terutama kebersihan pada organ intim yang harus dijaga. Mulai dari pakaian yang digunakan, cara membersihkan diri sehabis buang air besar, mencegah kelembaban pada organ intim, kebersihan kloset duduk yang digunakan, penggunaan cairan pembersih vagina tidak berlebihan, terhindar dari benda asing yang masuk (Djoerban,2009 dan Kusmiran, 2012).

2. Iritasi

Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih, dan bengkak. Hal ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi, gesekan baju yang ketat, dan garukan kuku. Masalah iritasi juga dapat terjadi karena orang terobsesi ingin selalu bersih, sehingga terlalu banyak menggunakan sarana pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air panas, membias dengan sabun terlalu banyak, dan menggunakan kompres larutan obat yang terlalu pekat. Sebaiknya tidak demikian. Sebab kulit organ intim lebih lembut dan tipis dari pada daerah lain, sehingga membersihkannya pun harus lebih hati-hati dan tidak boleh kasar.rambut organ intim yang


(33)

terlalu lebat dapat menjadi sumber iritasi saat menggunakan sabun (Dwikarya, 2004).

Pada saat terjadi radang kulit, tindakan menggosokorgan intim merupakan sumber iritasi. Apalagi jika ada rambut diatasnya. Oleh karena itu, untuk sementara rambut organ intim dicukur saja dan batasi penggunaan sabun.

3. Infeksi

Penyebab infeksi ada 5 yaitu jamur, bakteri, chlamydia, protozoa, dan virus.

a. Infeksi jamur

Yang menyerang kulit organ intim ada dua golongan, yaitu jamur dermofita dan jamur candida albicans.

b. Infeksi Bakteri

Bakteri adalah tumbuhan berukuran mikro yang mempunyai berbagai macam bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat, dan spirochaeta berbentuk spiral. Ketiganya dapat ditemukan pada kelaianan organ intim yang bermasalah. Namun, gejala penyakit dan tempat yang terserang berbeda. Contohnya bakteri Gardenerellabakteri jenis ini dapat berubah bentuk sehingga disebut kokobasil. Ditemukan dala jumlah keci dalam keadaan normal di dalam vagina.

E. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Prilaku yang disasari pengetahuan biasanya bersifat langgeng. Proses adopsi prilaku, menurut Rogers


(34)

dalam notoatmodjo, sebelum seseorang mengadopsi sesuatu,di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yaitu : (Notoatmodjo, 2003)

1. Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus 2. Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluating (mengimbang-imbang), individu menimbang-nimbang tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada tahapini subjek memiliki sikap yang lebih baik

4. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencobaprilaku baru

5. Adaption, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap dan kesadarannya terhadap stimulus

Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencangkup 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu

Tahu dapat menjadi pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari meliputi pengetahuan, fakta, konsep, definisi,nama,peristiwa, tahun,daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Maka dari itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang sudah paham pada suatu objekatau materimaka akan mampu menjeklaskan, menyebutkan


(35)

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadapobjek yang dipelajari (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan unytuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalamkonteks lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atrau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan mengelompokan, dan sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

e. Sintesis

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan dan dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).


(36)

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap siuatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria tertentu (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

F. Perilaku

Menurut Notoatmodjo perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

1. Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua:

a. Perilaku tertutup

Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

b. Perilaku Terbuka

Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk


(37)

tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

2. Proses Terjadinya Perilaku

Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yaitu: (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

a. Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus. b. Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

c. Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Pada tahap ini subjek memiliki sikap yang lebih baik.

d. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru. e. Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan,sikap dan kesadarannya terhadap stimulus.

G. Teori Lawrance Green

Green mencoba menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya 2. Faktor-faktor pendukung (enabling factor), tang terwujud dalam


(38)

3. Faktor-faktor pendorong (renforsing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2007). Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan : B = behavior

PF= Predisposisi Factor EF = Enebeling Factor RF = Reinforcing Factor F = Fungsi

G. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Models)

Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosiopsikologis seperti pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian keseluruhan dari penyakit, keuntungan yang diharapakan dari pengambilan tindakan dalam menghadapi penyakit, kesiapan tindakan individu (Notoatmodjo, 2007). Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem kesehatan ditandai dengan kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit (preventive health behaviour), yang oleh Becker (1974) dikembangkan dari teori lapangan (Fieldtheory, Lewin, 1954) menjadi model kepercayaan kesehatan (health belief models). Apabila individu bertindak untuk


(39)

melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat di dalam tindakan tersebut, yakni :

1. Kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)

Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap penyakit tersebut. Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan timbul apabila seseorang telah merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.

2. Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness)

Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakitakan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat. Penyakit polio misalnya, akan dirasakan lebih serius bila dibandingkan dengan flu. Oleh karena itu, tindakan pencegahan polio akan lebih banyak dilakukan apabila dibandingkan dengan pencegahan (pengobatan) flu.

3. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benafis andbarriers).

Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-penyakit yang dianggap gawat (serius), ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan rintangan-rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Pada umumnya manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan-rintangan yang mungkin ditemukan didalam manentukan tindakan tersebut.


(40)

4. Isyarat atau tanda-tanda

Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang berupa factor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya pesan-pesan pada media massa,nasihat atau anjuran kawan-kawan atau anggota keluarga lain dari si sakit, dan sebagainya.

Lewin dalam Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa pengambilan tindakan tepat untuk perilaku sehat dipengaruhi oleh 3 variabel, yaitu:

a) Variabel demografis, yang terwujud dalam umur, jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil umur dan jenis kelamin sebagai faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku. Suku bangsa dan etnis tidak peneliti ambil dikarenakan di daerah tersebut hanya ada suku Jawa, Sunda, dan Betawi sehingga dinilai kurang ada keragaman.

b) Variabel sosial psikologis yang dapat dilihat dari peer dan reference group, kepribadian, pengalaman sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil satu komponen pengalaman yaitu pengetahuan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku.

c) Variabel struktur yang dapat dilihat dari kelas sosial ekonomi, akses ke pelayanan kesehatan dan sebagainya. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sosial ekonomi yang dilihat dari pendapatan. Sedangkan untuk akses ke pelayanan kesehatan tidak


(41)

diteliti dikarenakan sudah terdapat keseragaman pada semua masyarakat yaitu, petugas kesehatan mendatangi seluruh penduduk.


(42)

H. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai berikut:

Bagan 2.1

(Dimodifikasi dari: Health Belief Model (Field, Lewin, 1954) dalam Notoatmodjo 2005)

Variabel demografis:

 Usia

 Jenis kelamin

 Pendidikan

Pengetahuan

Variable social psikologis:

 Peer danreferensi group

 Kepribadian

 Pengalamansebelumnya Variable struktur:

 Kelasekonomi

 Fasilitas, dsb Kecenderungan yang dilihat mengenai manfaat dan kerugian Manfaat menjaga kebersihan organ genetalia eksterna AncamanatauAkibat yang timbul jika tidak menjaga kebersihan organ genetalia

eksterna

Pendorong untuk bertindak : Media masa, koran, pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman orang lain Kemungkinan mengambil tindakan tepat dalam membersihkan

Perilaku


(43)

27

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang sudah dibuat dalam bab sebelumnya, bahwa praktek menjaga kebersihan organ genetal dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku sesorang. Untuk itu peneliti menggambarkan karangka konsep sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan tentang :

1. Pengertiaan kesehatan reproduksi

2. Manfaat menjaga kebersihan organ genetalia eksterna 3. Akibat yang timbul jika tidak menjaga kebersihan organ

genetalia eksterna

4. Cara menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang tepat Perilaku Mengenai :

1. Cara membersihan organ genetaliaeksterna secara umum dengan tepat


(44)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan Hal-hal yang diketahui responden berkaitan dengan kebersihan organ genetalia eksterna, yang meliputi:  Pengertian kebersihan organ genetalia  Manfaat menjaga kebersihan organ genetalia  Cara membersihkan organ genetalia eksterna yang baikdanbenar

 Akibat yang timbuljikatida k membersihkan organ genetalia eksterna Menghitung skor pada pertanyaan yang sudah dijawabrespo nden

Kuesioner 1. Baik, dengan

skor ≥76% 2. Cukup, dengan skor 56-75% 3. Kurang, dengan skor ≤55% (Arikunto,20 10). Ordinal

Perilaku Suatu tindakan responden dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna Menghitung skor pada pertanyaan yang sudah dijawab responden

Kuesioner 1. Baik, dengan skor ≥76% 2. Cukup, dengan skor 56-75% 3. Kurang, dengan skor ≤55%(Ariku nto, 2010) Ordinal


(45)

29

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna pada remaja awal di SD Madrasah Pembangunan. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data menggunakan kuisioner penelitian.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah 380 siswi.

2. Sampel

Sample merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Kriteria sampel Kriteria inkulsi :

1) Siswi MI Pembangunan kelas 4, 5dan 6 2) Bisa membaca dan menulis


(46)

Kriteria ekskulsi :

1) Responden tidak kooperatif 2) Responden mendadak sakit

3) Responen mengundurkan diri ditengah-tengah proses penelitian b. Jumlah sampel

Jumlah populasi siswi kelas 4,5 dan 6 adalah 380 siswi. Yang terdiri dari 119 siswi kelas 4, 132 siswi kelas 5 dan 129 siswi kelas 6 . Untuk menentukan jumlah sample, peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu:

Keterangan :

N = ukuran populasi n = ukuran sampel

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :

n = 380 1 + 380 (5%)2 n = 380 1 + 380 (0,05)2 n = 380

10,5

n = 36,1dibulatkan menjadi 36 siswi n = N


(47)

Untuk mengantisipasi responden yang dropout, maka total sampel yang diambil sebanyak 36 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian sebanyak 39 orang. Supaya penyebaran data siswi kelas 4, 5, 6 merata dan seimbang, maka digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011), yaitu:

Jumlah sampel strata = Kelas 4 :

siswi, dibulatkan menjadi 12 siswi Kelas 5 :

siswi, dibulatkan menjadi 14 siswi Kelas 6 :

siswi, dibulatkan menjadi 13 siswi

C. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode acak stratifikasi (stratified random sampling) yang sesuai dengan kriteria inkulsi dan ekslusi. Metode acak stratifikasi merupakan metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata, kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata tersebut (Notoatmodjo, 2006).

Penggambilan sampel dilakukan dengan cara pengelompokan siswi perempuan dari setiap kelas. Selanjutnya meberikan nomer berdasarkan nomer absen siswi pada kelas masing-masing. Setelah penomeran, peneliti melakukan pengocokan berdasarkan kelas untuk diambil sempel yang dibutuhkan sesuai jumlah yang sudah ditentukan untuk masing-masing kelas. Setelah sampel didapatkan, selanjutnya memanggil sampel pada masing-masing kelas untuk melakukan pengisian kuesioner di tempat yang sudah ditentukan.


(48)

D. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan yang teletak di Tangerang Selatan. MI tersebut terpilih karena merupakan salah satu Sekolah Dasar yang memiliki program khusus keputrian yang memiliki materi tentang menstruasi dan cara menjaga kebersihan genetalia

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2013.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku siswi tentang kebersihan organ reproduksi. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaaan yang mudah dimengerti oleh siswi tingkat Sekolah Dasar. Kuesioner ini tersiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Data Responden

Bagian ini terdiri dari data siswi meliputi nama (inisial), umur, kelas dan jenis kelamin.

2. Kuesioner pengetahuan tentang kebersihan organ genetalia eksterna

Kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan kebersihan organ genetalia eksterna ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi mengenai kebersihan genetalia eksterna. Kuesioner ini menggunakan skala Gutmann yang terdiri dari dua katagori jawaban yaitu


(49)

benar (B) dan tidak (T). Untuk pernyataan positif (favourable) bernilai 1 untuk jawaban Benar (B) dan 0 untuk jawaban tidak (T). Untuk pernyataan negatif (unfavourable) bernilai 0 untuk jawaban benar (B) dan 1 untuk jawaban Salah (S). Pernyataan dalam kuisioner ini terdiri dari 14pernyataan, yang terdiri dari 11 pernyataan positif (1,2,3,4,5,8,9,10,11,13,14) dan 3 pernyataan negatif (6,7,12)

3. Kuesioner perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

Kuesioner ini berisi pertanyan-pertanyaan mengenai kebiasaan atau tindakan yang siswi lakukan dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Kuisioner ini menggunakan skala Likert yang terdiri 13 pertanyaan, 8 pertanyaan fourable(1,2,4,5,9,10,11,12)dan 5 pertanyaan unfourable(3,6,7,8,13). Setiap pertanyaan memilikiempat katagori jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Sering Sekali (SS), Jarang (J), Jarang Sekali (JS). Nilai atau skor jawaban untuk pertanyaan positif, yaitu:

Jawaban Skor Fourable Skor Unfourable

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Seringsekali (SS) 3 3

Jarang (J) 2 4

Jarangsekali (JS) 1 5


(50)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas setiap pertanyaan angket. Instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi, begitu juga sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Untuk mengetahui apakah korelasi tiap pertanyaan tersebut signifikan, maka dilihat perbandingan antara r tabel dan r hitung. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan tingkat kemaknaan 5% maka dikatakan valid (Hidayat, 2008).

Uji validitas ini dilakukan di MI Pembanguan Jakarta pada tanggal 26 september 2013. Responden dalam uji validitas ini adalah sebanyak 49 orang, dimana responden tersebut memilik ikriteria inkulsi dan ekskulsi yang sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian.

Hasil uji kuesioner dianalisis menggunakan rumus teknik faktor analisa dengan software komputer. Dari hasil analisa tersebut didapatkan r tabel adalah 0,5 dengan n=49 orang. Ketika r hitung > r tabel maka kuesioner dikatakan valid.

Adapun jumlah pernyataan kuesioner tingkat pengetahuan adalah 14 pernyataan. Hasil uji validitas menunjukan bahwa pada pernyataan mengenai tingkat pengetahuan masih banyak yang belum valid, maka peneliti melakukan validity contentdan expert validitySehingga instrumen perilaku ini tetap dapat digunakan karena rentang kevalidan instrumen


(51)

berada pada rentang “cukup tinggi”, sebagaimana rentang kevalidan

menurut Hidayat (2008) sebagai berikut : 0,800-1,000 : sangat tinggi 0,600-0,799 : tinggi

0,400-0,599 : cukup tinggi 0,200-0,399 : rendah

0,000-0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Pada pertanyaan mengenai perilaku siswi dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang terdiri dari 13 pertanyaan, didapatkan hasil dengan menggunakan analisa faktor semua pernyataan tersebut memiliki nilai r tabel >0,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan sudah valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur pengukur dapat dipercaya atau diandalkan atau apakah alat ukur bisa digunakan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah hasil pengukuran tersebut tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Hidayat, 2008).

Uji reliabilitas ini menggunakan teknik Alpha Crombach (α), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan tersebut reliabel, begitu juga sebaliknya. Suatu instrumen dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,50 (Azwar, 2008).

Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitianuntuk tingkat pengetahuan adalah 0,224 karena nilai Alpha Cronbach <0,50 maka instrumen ini dianggap


(52)

tidak reliabel. Sedangkan, Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitian untuk perilaku adalah 0,516 karena nilai Alpha Cronbach > 0,50, maka instrumen ini dianggap reliabel.

G. Tahap Penelitian

1. Pengambilan data dilakukan setelah proposal penelitian mendapatkan persetujuan dan mendapatkan surat permohonan izin penelitian dari institusi Setelah mendapatkan izin dari institusi, maka peneliti memohon izin pada kepala sekolah MI Pembangunan untuk melakukan penelitian pada beberapa siswi di sekolah.

2. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti dibantu guru yang berwenang untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan agar dapat meminta bantuan dalam mengumpulkan siswi yang akan menjadi responden yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian

3. Setelah responden penelitian didapatkan, langkah selanjutnya adalah memberikan lembar persetujuan (informed consent) dengan tanpa paksaan. Setelah itu peneliti memberikan kuisioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

4. Setelah kuesioner diisi, peneliti memeriksa kembali kuisioner yang sudah diisi oleh siswi MI Pembangunan yang menjadi responden.

5. Setelah lembar kuisioner terkumpul lengkap, selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan program komputer.


(53)

H. Pengolahan Data 1. Editing

Editing adalah upaya untuk melihat kembali dengan teliti kebenaran data yangdiperoleh. Editing dilakukan saat tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti tidak menemukan data yang kurang maupun tidak sesuai dengan yang ketentuan.

2.Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data yang terdiri dari beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Peneliti memberikan kode yang sesuai dengan kategorik yang ditentukan.

3. Entry data

Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah terkumpul kedalam tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.

4. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di-entry, agar terlihatadanya kesalahan atau tidak. Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat meng-entry data.

I. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat. Menganalisa variabel-variabel dalam penelitian secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Konsep metodologi yang digunakan adalah statistik katagorik. Dalam penelitian ini analisa digunakan


(54)

untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

J. Etika Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan menekankan masalah etik yang meliputi : 1. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inkulsi dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti tujuan dan maksud penelitian dilakukan. Bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa kehendak dan menghormati hak-hak subyek.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama jelas subyek pada lembar penelitia melainkan hanya mencantumkan inisial dari subyek yang diteliti.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasian informasi mengennai responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


(55)

39

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan UIN merupakan sekolah swasta yang sudah terakreditasi A. MI Pembangunan terletak di Jl.Ibnu Taimia IV Komplek UIN Jakarta kelurahan pondok pinang, kecamatan kebayoran lama, Jakarta Selatan. Drs. Yon Sugiono sebagai kepala sekolah saat ini menyebutkan bahwa MI Pembangunan didirakan pada tahun 1974, dengan status tanak milik pemerintah (9790 m2) dan tanah wakaf/hibah (7000 m2). Sekolah ini memiliki banyak program yang memiliki tujuan sangat baik bagi siswinya dalam berbagai bidang terutama bidang kesehatan. MI Pembangunan memiliki UKS yang didalamnya terdapat seorang dokter dan perawat sebagai tenaga kesehatan. MI Pembangunan juga memiliki program khusus bagi siswi perempuan dalam rangka memperhatikan kesehatan reproduksi para siswi, salah satu programnya yaitu Program Keputrian. Program ini diadakan untuk siswi kelas 4-6 yang sudah mengalami menstruasi, biasanya program ini dilakukan pada waktu shalatbagi siswi yang sedang mengalami haid. Program ini juga memberikan bekal pengetahuan pada seluruh sisiwi kelas 6 setiap tahunnya. Pengetahuan yang diberikan pada siswi berkaitan dengan reproduksi kewanitaan, yang terdiri dari penjelasan mengenai menstruasi, kebersihan vagina, gangguan pada kelamin dsb.


(56)

B. Analisa Univariat

1. Pengetahuan kebersihan organ genetalia eksterna

Tabel dibawah ini merupakan gambaran tingkat pengetahuan mengenai kebersihan organ genetalia eksterna yang disajikan dalam bentuk data kategorik.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi

Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI Pembangunan (November 2013)

Pengetahuan Frekuensi Persen

Kurang 3 7,7

Cukup 17 43,6

Baik 19 48,7

Total 39 100,0

Berdasarkan hasil dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 39 responden terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan kurang, 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 17 orang (43,6%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai kebersihan organ genetalia eksterna. Hal tersebut didapatkan dari hasil jawaban responden tentang pengetahuannya tentang kebersihan organ genetalia.


(57)

2. Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

Tabel dibawah ini merupakan gambaran perilaku responden dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dalam bentuk data kategorik.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi

Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI Pembangunan (November 2013)

Perilaku Frekuensi Persen

Cukup 7 17,9

Baik 32 82,1

Total 39 100

Pada tabel 5.3 terlihat bahwa perilaku sebagian besar siswi dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sudah baik sebanyak 32 (82,1%) dan sebagian lainya 7 (17,9%) memiliki perilaku cukup.


(58)

42 A. Analisa Univariat

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi MI Pembangunan Mengenai Kebersihan Organ Genetalia eksterna

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Menurut Notoatmodjo perilaku yang disasari pengetahuan biasanya bersifat langgeng (Notoatmodjo,2003). Hasil yang didapat dari penelitian ini ternyata dari 39 responden terdapat terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan kurang sementara terdapat 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup mengenai kebersihan organ genetalia eksterna. Hal tersebut ditunjukan dengan hanya sebagian kecil responden yang mengetahui akibat yang timbul jika tidak menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dan cara membersihkan organ genetalia eksterna yang tepat . Mungkin beberapa hal tersebut yang menyebabkan masih tingginya angka kejadian keputihan pada sisiwi seperti yang disebutkan dalam sebuah penelitia sebanyak (96%) siswi mengalami keputihan (Rabita, 2010). Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur tahun 2003 yang mendapatkan hasil sebagian besar siswi SLTP di sana memiliki pengetahuan kurang sebanyak (93,4%) (Handayani, 2003). Dan ada penelitian lain yang dilakukan di Madrasah Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta tahun 2004 yang mendapatkan hasil sebagian besar remaja putri disana memiliki pengetahuan baik (53,4%) dan kurang (46,6%) (Rejaningsih, 2004).


(59)

Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor lainnya seperti informasi yang didapatkan para responden dari media, teman, orang tua, maupun sumber informasi lainnya.

Sebuah penelitian meenunjukan hasil bahwa pengetahuan seseorang mengenai perawatan organ genetalia dapat berubah setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan siswi putri dalam kategori cukup yaitu (90,0%). Namun sesudah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan siswi dalam kategori baik yaitu (95,0%) (Dewa, 2012).

2. Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Sisiwi MI Pembangunan

Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010). Hasil penelitian ini menunjukan dari 39 responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara 32 siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Penelitian lain menunjukan hasil yang sejalan, sebagian besar siswi Madrasah Tsanawiyah memiliki perilaku baik dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 51 responden (50%),perilaku cukup 39 responden (38,2%), dan perilaku kurang 12


(60)

responden (11,8%). Berbeda hal nya dengan hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur, kelompok terbesar responden berperilaku kurang baik (86,8%) terhadap kebersihan alat kelamin (Handayani, 2003). Sebuah penelitian mengenai perilaku remaja saaat menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh dalam perilaku kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya (Suryati, 2012). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan perilaku pada siswi dalam menjaga kebersihan organ genetalia, sehingga terdapat perbedaan dalam hasil setiap penelitian.

Pada hasil penelitian terlihat masih banyaknya siswi yang jarang membersihkan alat kelamin dengan baik, mengeringkan kelamin setelah BAB dan BAK, memastikan kebersihan toilet dan mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin. Hal tersebut mungkin bersangkutan dengan pengetahuan yang mereka dapatkan masih kurang, sehingga sangat diperlukan untuk memberikan informasi yang benar dan mendalam mengenai hal tersebut.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu :

1. Kurangnya referensi yang didapatkan mengenai kesehatan reproduksi pada siswi setara SD/MI karena masih sangat jarang sekali terdapat penelitian


(61)

mengenai kesehatan reproduksi pada siswi SD/MI khususnya mengenai kebersihan organnya.

2. Tidak diketahuinya batasan perilaku dalam hal kebersihan dan perawatan alat kelamin bagi siswi yang belum mengalami menstruasi.

3. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner saja sehingga sulit mengetahui kebenaran dari jawabannya.


(62)

46 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapatkan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan tahun 2013 dapat diambilkesimpulan sebagai berikut:

1. Pada siswi MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kebersihan organ genetalia eksterna yaitu sebanyak 19 orang (48,7%) sementara terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan kurang.

2. Pada siswi kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan sebagian besar memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 32 siswi (82,1%). Dan terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang dapat diajukan antara lain :

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pelayanan keperawatan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan baik maternitas, keperawatan anak


(63)

maupun komunitas pendidikan kesehatan kepada anak serata SD/MI tentang pentingnya menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang baik disadari dan dijaga secara dini agar dapat menekan jumlah terjadinya gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada perempuan.

2. Bagi Madrasah Tsanawiyah (MI) Pembangunan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah dalam menambahkan kurikulum untuk kesehatan reproduksi serta pengembangan program keputrian dan UKS sekolah untuk membahas pentingnya menyadari dan menjaga kebersihan organ genetalia eksterna secara dini untuk menghindari gangguan pada organ reproduksi perempuan. Dari hasil penelitian, disarankan untuk pihak sekolah agar membahas lebih mendalam mengenai cara membersihkan alat kelamin yang tepat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian. Penelitian selanjurnya dapat dilakukan untuk melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan serta perilaku siswi dalam menjaga kebersihan organ genetalia.


(64)

Abdel Hady, dkk. Menstrual Hygiene Among Adolescent Schoolgirls in Mansoura,Egypt; reproductive Health Matters; Egypt: 2005.

Adrini,Maya. Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di SMPN 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan tahun 2010.Skripsi;2010. Arikunto, Suharsimi. Manajement Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

Benson&Pernoll. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta: ECG; 2009 Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: ECG; 2004.

Budiman, Agus Rianto. Kapita Selekta Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika,2013.

Dewa, Ayu. Perbedaan Pengetahuan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Siswa Di MT’s Al-Asroh Gunung Pati Semarang (Skripsi). Semarang, 2012.

Djajadilaga, dkk. Langkah-langkah Praktis Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial Edisi Kedua. Jakarta: Pusat Kesehatan Reproduksi FKUI; 2007.

Djoerban, Zubairi. Tanya Jawab Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007

Dwikarya, Maria. Menjaga Organ Intim (Penyakit&Penanggulangannya). Tangerang; PT Kawan pustaka: 2004.

Fitriani, Tapparan. Gambaran Perilaku Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Siswi Kelas X SMA Negeri 1 Kawangkoan. Kwangkoan, 2012.

Glasier & Gebbie. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECG; 2006. Handayani, Hani. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Putri Tentang

Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Tahun 20011. (Skripsi). Jakarta; 2011.

Handayani, Ikke. Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Siswi SLTP di Jakarta Timur (Skripsi). Jakarta,2003.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2008.

Ida Ayu Chandranita,dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: ECG; 2009 Jawetz,Melnick,&Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Ed.23.Jakarta:EGC;2007.


(65)

USA: Wiley-Blackwell; 2010

Mardiyanti, Etty. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Karakteristik Demografi Terhadap Praktek Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi Eksterna Pada Remaja Putri SMPN 2 Limbangan (Skripsi). Kendal, 2004.

Nadesul, Hendrawan. Cara Sehat Menjadi Perempuan. Jakarta; Kompas; 2008. Narendra, dkk. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Agung Seto; 2010.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta; 2006.

Notoatmodjo, Soekidjo.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta; 2003. Notoatmodjo,Soekidjo.Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam:Promosi Kesehatan

Teori&Aplikasi edisi revisi 2010.Jakarta:Rineka Cipta;2010.

Notoatmodjo,Soekidjo.Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta;2007. NS Salika.Serba-serbi Kesehatan Perempuan,Apa Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang

Tubuhmu.Jakarta:Bukune;2010

Pinem, saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: TIM; 2009

Purwanti, Sugi. Deskripsi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Anak Dalam Menghadapi Menarche Di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Paguyungan Kabupaten Brebes Tahun 2011. Brebes; 2011.

Rabita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genetalia Eksterna. (Skripsi). Medan; 2010

Rachihadhi T. Anatomi Alat Reproduksi. Jakarta;PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2009.

Sari, Bonita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Alat Genetalia Interna Dan Eksterna Di Kelas X SMK Batik I Surakarta (Skripsi). Surakarta, 2013.

Setiadi. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.

Soetjiningsih, IBCLC. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto; 2004.

Subhashi, dkk. Menstrual Hygiene: Knowledge and Practice among Adolescent School Girls of Saoner, Ngapur Distric (Artikel); 2011.

Suriyati, B. Perilaku Kebersihan Remaja Saat Menstruasi (Skripsi). Depok, 2012. Takasihaeng,Tan. Hidup Sehat Bagi Wanita. Jakarta: Harian Kompas; 2005

Tatik Indrawati&Heni Pitriyani. Hubungan Personal Higiene Organ Genetalia Dengan Kejadian Kanker Serviks Di RSUP Dr.Kariadi Kota Semarang (Skripsi). Semarang: 2012.


(66)

Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta; Rajawali Pers; 2011.


(67)

LAMPIRAN

Tabel 5.2

Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjagakebersihan Organ Genetalia

No Pernyataan B S

Frekuensi Persen Frekuensi persen 1 Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang

sehat pada organ reproduksi 37 94,9 2 5,1 2 Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu

agar terhindar dari penyakit pada alat kelamin

35 89,7 4 10,3

3 Mengganti celana dalam minimal 2x sehari 34 87,2 5 12,8 4 Celana dalam yang baik terbuat dari bahan

yang menyerap keringat dan air 30 76,9 9 23,1 5 Sabun pembersih alat kelamin perempuan

baik digunakan setiap habis membersihkan alat kelamin

31 79,5 8 29,5

6 Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat kelamin perempuan terjadi karena keadaan yang lembab pada alat kelamin

33 87,6 6 15,4

7 Arah membersihkan alat kelamin perempuan yang benar adalah dari arah anus menuju alat kelamin

25 64,1 14 35,8 8 Keputihan yang normal berwarna bening,

tidak berbau dan tidak gatal 27 69,2 12 30,8 9 Membersihkan alat kelamin dengan

menggunakan air hangat dapat

menyebabkan kulit kelamin perih dan kemerahan

26 66,2 13 33,3 10 Kanker leher rahim adalah penyakit alat

kelamin perempuan yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa

36 92,3 3 7,7

11 Tidak perlu mencukur rambut pada alat kelamin agar terhindar dari masuknya kuman pada alat kelamin

22 56,4 17 43,6 12 Toilet yang digunakan untuk buang air

besar dan buang air kecil harus bersih 39 100 - - 13 Membersihkan alat kelamin

sebaiknyamenggunakan air bersih, tidakberwarnadantidakberbau

38 97,4 1 2,6

14 Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat dan sempit tidak baik untuk kesehatan pada alat kelamin


(68)

Pengetahuan Pertanyaan Benar Salah Pengertian 1.Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang

sehat pada organ reproduksi

37 (94,9%)

2 (5,1%) Manfaat 2. Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu agar

terhindar dari penyakit pada alat kelamin

35 (89,7%)

4 (10,3%) 6. Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat

kelamin perempuan terjadi karena keadaan yang lembab pada alat kelamin

33 (87,6%)

6 (15,4%) Cara membersihkan 3. Mengganti celana dalam minimal 2x sehari 34

(87,2%) 3 (12,8%) 4. Celana dalam yang baik terbuat dari bahan

yang menyerap keringat dan air

30 (76,9%)

9 (23,1%) 5. Sabun pembersih alat kelamin perempuan baik

digunakan setiap habis membersihkan alat kelamin

31 (79,5%)

8 (29,5%) 7. Arah membersihkan alat kelamin perempuan

yang benar adalah dari arah anus menuju alat kelamin

25 (64,1%)

14 (35,8%) 11. Tidak perlu mencukur rambut pada alat

kelamin agar terhindar dari masuknya kuman pada alat kelamin

22 (56,4%)

17 (43,6%) 12. Toilet yang digunakan untuk buang air besar

dan buang air kecil harus bersih

39 (100%)

- 13. Membersihkan alat kelamin

sebaiknyamenggunakan air bersih, tidakberwarnadantidakberbau

38 (97,4%)

1 (2,6%) Akibat yang timbul 8.Keputihan yang normal berwarna bening, tidak

berbau dan tidak gatal

27 (69,2%)

12 (30,8%) 9.Membersihkan alat kelamin dengan

menggunakan air hangat dapat menyebabkan kulit kelamin perih dan kemerahan

26 (66,2%)

13 (33,3%) 10.Kanker leher rahim adalah penyakit alat

kelamin perempuan yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa

36 (92,3%)

3 (77,7%) 14.Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat

dan sempit tidak baik untuk kesehatan pada alat kelamin

33 (84,6%)

6 (15,4%)


(69)

Tabel 5.4 Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna N

o

Pertanyaan SL SR SS J JS

f % f % f % f % f %

1 Mengganti celana dalam 2 kali sehari atau lebih

2 9

74, 4

6 1 5 , 4

1 2,6 3 7,7 - -

2 Memakai celana dalam yang

berbahan halus dan mudah menyerap keringat

1 8

46, 2

11 2 8 , 2

7 17, 9

3 7,7 - -

3 Memakai celana dalam yang sempit - - 2 5 , 1

- - 1 2

30, 8

25 6 4 , 1 4 Membersihkan alat kelamin (cebok)

dari arah depan ke belakang

1 7

43, 6

13 3 3 , 3

2 5,1 5 12, 8

2 5 , 1 5 Mengeringkan alat kelamin setelah

buang air kecil (BAK) / buang air besar (BAB) menggunakan handuk atau tissu

1 5

38, 5

10 2 5 , 6

6 15, 4

5 12, 8

3 7 , 7 6 Memakai air panas untuk mencuci

alat kelamin

- - - - 3 7,7 3 5

64, 1

11 2 8 , 2 7 Memakai sabun sirih/ sabun

pembersih alat kelamin perempuan secara berlebihan

1 2,6 1 2 , 6

- - 1 1

28, 2

26 6 6 , 7 8 Menggaruk sekitar alat kelamin saat

kuku panjang

1 2,6 1 2 , 6

3 5,1 1 3

33, 3

22 5 6 , 4 9 Memastikankebersihan toilet yang

akandigunakansebelum BAB/BAK 2 1

53, 8

4 1 0 , 3

6 15, 4

7 17, 9

1 2 , 6 10 Menggunakan air yang bersih (tidak

keruh, tidak berbau, dan tampak jernih) untuk membersihkan alat kelamin

2 6

66, 7

4 1 0 , 3

7 17, 9

1 2,6 1 2 , 6 11 Mencucitangansebelum menyentuh

alatkelamin

1 5

38, 5

7 1 7 , 9

8 20, 5

9 23, 1

- -


(70)

buncuci agar celana menjadi bersih 1 8 0 , 5

8 3 ,

6 13 Memasukanbendaasing

(jari,tissu,kapas,dsb) kedalamlubang alat kelamin

- - 1 2 , 6

1 2,6 6 15, 4

31 7 9 , 5


(1)

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ……… Umur : ………

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI MADRASAH

IBTIDAIYAH (MI) PEMBANGUANAN

dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian di atas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Jakarta, 2013

Mengetahui (Peneliti) Menyetujui (Peserta)


(2)

KUESIONER PENELITIAN:

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA

KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI

MADRASAH IBTIDAIYAH(MI) PEMBANGUNAN

BAGIAN I DATA RESPONDEN Nama (inisial) : ...

Umur : ... Kelas : ... Jenis Kelamin : L/P

Silahkan baca petunjuk pengisian terlebih dahulu,

selanjutnya isi dengan teliti setiap pertanyaan yang


(3)

BAGIAN II

KUESIONER PENGETAHUAN SISWI MENGENAI KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA EKSTERNA

Petunjuk pengisian:

1. Baca setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti

2. Setiap pernyataan memiliki dua jawaban. Pilihan jawaban tersebutb adalah : Benar (B) : jika menurut adik pernyataan tersebut benar

Salah (S) : jika menurut adik pernyataan tersebut salah

3. Pilihlah hanya satu jawaban dari setiap pernyataan dengan memberikan tanda

contreng (√) pada kotak pilihan jawaban dan usahakan semua jawaban tidak ada yang terlewat.

Contoh :

No Pernyataan B S

1 MI adalah singkatan dari Madrasah Ibtidaiyah √ SELAMAT MENGERJAKAN

No Pernyataan B S

1 Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang sehat pada organ reproduksi

2 Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu agar terhindar dari penyakit pada alat kelamin

3 Mengganti celana dalam minimal 2x sehari

4 Celana dalam yang baik terbuat dari bahan yang menyerap keringat dan air

5 Sabun pembersih alat kelamin perempuan baik digunakan setiap habis membersihkan alat kelamin

6 Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat kelamin perempuan terjadi karena keadaan yang lembab pada alat kelamin

7 Arah membersihkan alat kelamin perempuan yang benar adalah dari arah anus menuju alat kelamin

8 Keputihan yang normal berwarna bening, tidak berbau dan tidak gatal 9 Membersihkan alat kelamin dengan menggunakan air hangat dapat

menyebabkan kulit kelamin perih dan kemerahan

10 Kanker leher rahim adalah penyakit alat kelamin perempuan yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa

11 Tidak perlu mencukur rambut pada alat kelamin agar terhindar dari masuknya kuman pada alat kelamin

12 Toilet yang digunakan untuk buang air besar dan buang air kecil harus bersih

13 Membersihkan alat kelamin sebaiknya menggunakan air bersih, tidak berwarna dan tidak berbau

14 Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat dan sempit tidak baik untuk kesehatan pada alat kelamin


(4)

BAGIAN III

KUESIONER PERILAKU SISWI DALAM MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA EKSTERNA

Petunjuk pengisian:

1. Baca setiappernyataan dibawah ini dengan teliti

2. Setiap pernyataan memiliki dua jawaban. Pilihan jawaban tersebut adalah :

Selalu (SL) : Jika adik selalu melakukan pernyataan tersebut dalam keseharian

Sering (SR) : Jika adik selalu namun kadang beberapa kali tidak melakukan pernyataan tersebut dalam keseharian

Sering Sekali (SS) : Jika adik selalu melakukan namun sesekali tidak melakukan pernyataan tesebut dalam keseharian

Jarang (J) : Jika adik kadang-kadang melakukannya  Jarang Sekali (JS) : Jika adik hanya beberapa kali

melakukannya dalam keseharian

3. Pilihlah hanya satu jawaban dari setiap pernyataan dengan memberikan tanda contreng (√) pada kotak pilihan jawaban dan usahakan semua jawaban tidak ada yang terlewat.

Contoh :

No Pertanyaan SL SR SS J JS

1 makan nasi sehari 3 kali

SELAMAT MENGERJAKAN...

No Pertanyaan SL SR SS J JS

1 Mengganti celana dalam 2 kali sehari atau lebih 2 Memakai celana dalam yang berbahan halus dan

mudah menyerap keringat

3 Memakai celana dalam yang sempit

4 Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang

5 Mengeringkan alat kelamin setelah buang air kecil (BAK) / buang air besar (BAB)

menggunakan handuk atau tissu

6 Memakai air panas untuk mencuci alat kelamin 7 Memakai sabun sirih/ sabun pembersih alat

kelamin perempuan secara berlebihan 8 Menggaruk sekitar alat kelamin saat kuku

panjang

9 Memastikan kebersihan toilet yang akan digunakan sebelum BAB/BAK

10 Menggunakan air yang bersih (tidak keruh, tidak berbau, dan tampak jernih) untuk membersihkan alat kelamin

11 Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin 12 Mencuci celana dalam menggunakan sabun cuci

agar celana menjadi bersih

13 Memasukan benda asing (jari,tissu,kapas,dsb) ke dalam lubang alat kelamin


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan

4 22 89

Hubungan Perilaku Hygiene Organ Genitalia Eksterna dengan Jenis Keputihan pada Ibu Hamil Usia Gestasi 11-24 Minggu di RS Medirossa Cikarang Periode April-Juni 2013

0 30 76

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kebersihan Organ Genitalia Ekstena di SMAN 90 Jakarta

3 18 125

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kebersihan Organ Genitalia Ekstena di SMAN 90 Jakarta

1 6 125

Hubungan Pendidikan dan Sikap dengan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksterna pada Siswi Pra Menarche di Kelurahan Ngoresan Surakarta.

0 0 11

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Pada Remaja Putri SDN Telukan 1 Sukoharjo JURNAL

0 0 7

Gambaran Perilaku Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Siswi Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kawangkoa | Tapparan | JURNAL KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN TROPIK 3318 6217 2 PB

0 0 6

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PLUS GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Siswi Kelas VII SM

0 0 9

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITALIA PADA SISWI KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Terhadap Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Pada Siswi Kelas XI Madrasah Aliya

0 0 11

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

0 0 8