mudah dibuat lubang tanam jagung. Selanjutnya lubang tanam dibuat sedalam 3-5 cm untuk mencegah organisme merusak ataupun mengganggu butiran jagung.
3. Penanaman
Pada proses penanaman, benih yang dimasukkan pada lubang tanam sebanyak 2-3 butirlubang, hal ini untuk mencegah adanya butir jagung yang mati.
Sedangkan jarak tugalan atau lubang tanam 25x30 cm antar lubang. 75x25 cm jarak antar barisan. Maka lubang tanam yang sudah berisi butiran jagung ditutup
dengan tanah kompos 1 rante = 1 Kg.
4. Pemupukan
Setelah penanaman selesai maka selanjutnya adalah pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil
produksi jagung yang ditanam petani. Asumsinya adalah jika semakin bagus dosis pupuk yang diberikan maka akan semakin bagus pula produksi yang
diperoleh. Pemupukan yang dianjurkan penyuluh adalah pada saat jagung berusia 21 hari, dilakukan pemupukan I yaitu pupuk Urea sebanyak 250 KgHa, dan
pupuk Kompos Mabar sebanyak 150KgHa. Selanjutnya pemupukan II umur 35 hari diberikan pupuk Urea sebanyak 100KgHa. Dan selanjutnya pada umur 60
hari yaitu pupuk Ponska+Urea masing-masing 2 sak atau 100 Kghari.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dianjurkan penyuluh adalah melakukan penyiangan setelah melakukan pemupukan, baik pemupukan I dan pemupukan II. Pada tahap
ini, tidak banyak petani yang melakukan pemeliharaan terhadap tanaman jagung, kenyataan terdapat 12,4 petani. Padahal agar jagung dapat tumbuh dengan baik
dan menyumbangkan hasil yang baik, jagung perlu untuk dipelihara.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengendalian Hama dan Penyakit OPT
Pengendalian hama dan penyakit tanaman jagung sangat penting sekali. Terutama pada penyakit hawar daun Bulai. Penyakit hawar daun ini dapat
dicegah dengan menggunakan Demolish Lyromyza. Selanjutnya gulma yang tumbuh dapat diatasi dengan cara penyemprotan Kalaris pada saat tanaman
berumur 21 hari. Hal ini untuk mencegah gulma tumbuh dan dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman jagung. Maka dalam hal ini diperlukan penanganan
yang lebih cepat.
7. Pengairan
Air berperan sangat penting untuk semua tanaman khususnya tanaman jagung. Namun berdasarkan pengamatan dilapangan, penerapan pengairan sesuai
dengan anjuran belum sepenuhnya dilakukan petani. Hal ini dikarenakan sulitnya untuk memperoleh air dengan kondisi lahan yang curam dan berbukit. Sehingga
irigasi sulit untuk dilakukan. Dengan demikian petani di daerah penelitian hanya mengharapkan turunnya hujan. Cara pemberian air : pada saat usia jagung 10-15
hari tanaman tidak terlalu banyak memerlukan air, sementara untuk jagung umur 30 hari, pengairan dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui paritirigasi
sehingga dapat menyangga piringan tanaman.
8. Panen
Tanaman jagung siap panen adalah tanaman dengan ciri fisik daun mengering kuning tua, dan biji keras serta mengkilap. Maka selanjutnya tanaman
jagung siap untuk diklobot. Dan setelah 2 minggu usai di klobot, jagung siap dipanen kemudian diolah lebih lanjut. Hampir seluruh petani menerapkan
teknologi ini dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
9. Pasca Panen
Komponen teknologi yang terakhir adalah pasca panen. Penanganan pasca panen yang dianjurkan penyuluh adalah proses penjemuran dengan menggunakan
lantai jemur. Tahap ini dilakukan untuk menurunkan kadar air dan kelembaban yang terkandung dalam biji jagung untuk mencegah kerusakan dan pembusukan
pada jagung. Setelah pengeringan dilakukan penggilingan dengan alsintan mesin pemipil. Kemudian dibungkus untuk dijual ke pasar atau pedagang pengumpul.
5.2. Perbandingan Teknologi Budidaya Jagung Sesuai Anjuran dengan yang Diterapkan oleh Petani di Daerah Penelitian
Adapun perbandingan teknologi budidaya jagung sesuai anjuran dengan yang diterapkan oleh petani dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Perbandingan Teknologi Sesuai Anjuran dengan yang Diterapkan Petani
N o.
Uraian Teknologi
Teknologi Sesuai Anjuran Yang Diterapkan Petani
Keter angan
Penggunaan Varietas Unggul
c. Bibit berlabel seperti pioneer-12, Pioneer 29,
Sigenta, NK-22, NK 29, dan BISI.
d. Bibit diperoleh dari Dinas Pertanian setempat untuk
menjamin kualitas bibit unggul.
a. Bibit Berlabel P-29 dan NK-29.
b. Bibit diperoleh dari dinas pertanian.
Sesuai
Pengolahan Lahan Tanah
e. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya.
f. Tanah dibajak dengan alsintan traktorjonder.
g. Digemburkan dan diratakan berbentuk
bedengan lurus memanjang.
h. Dibuat lubang dengan tugas sedalam 3-5 cm.
a. Pembersihan lahan dari sisa tanaman
sebelumnya. b. Pembajakan dengan
traktor. c. Membentuk bedengan
lurus. d. Membuat tugalan
lubang tanam.
Sesuai
Universitas Sumatera Utara
Penanaman e. Benih dimasukkan pada
lubang sebanyak 2-3 butir.
f. Jarak tunggalan 25 x 30 cm antar lubang. Dan 75
x 25 jarak antar barisan. g. Ditutup dengan tanah
kompos. h. 1 rante = 1 Kg.
a. Memasukkan benih kedalam lubang
tugalan. b. Jarak tanam tidak
terlalu rapat. c. Menutup lubang
dengan kompos kotoran binatang.
Sesuai
Pemupukan d. Umur 21 hari,
pemupukan I pupuk Urea sebanyak 250 kgHa, dan
pupuk kompos mabar pain sebanyak 150 kgHa.
e. Pemupukan II, umur 35 hari pupuk Urea sebanyak
100 kgHa. f. Umur 60 hari, Ponska +
Urea masing-masing 2 sak atau 100 kgHa.
a. Pemupukan Urea sebelum usia 3 minggu
sebanyak 3 sakHa. b. 1 bulan, pemupukan
urea sebanyak 100 KgHa.
c. 2 bulan dikasi pupuk Ponska.
Sesuai
Pemeliharaan c. Penyiangan dilakukan
pada usia 2 minggu dan setelah tanaman berusia
7 minggu.
d. Penyiangan dilakukan sesudah melakukan
pemupukan, baik pemupukan I dan
pemupukan kedua. a. Melakukan penyiangan
kapan saja. b. Melakukan penyiangan
sebelum dan sesudah pemupukan dilakukan.
Sesuai
Pengendalian Hama dan
Penyakit c. Pada penyakit hawar
daun, ini dapat di cegah dengan menggunakan
demolish Lyromiza.
d. Gulma yang tumbuh diatasi dengan cara
penyemprotan Kalaris saat tanaman berumur
21 hari. a. Mencegah penyakit
hawar daun dengan Demolish, ada juga
yang menggunakan ridomil.
b. Melakukan pembasmian gulma
dengan Kalaris, ada juga yang memakai
merek lain.
Sesuai
Universitas Sumatera Utara
Pengairan c. Jagung pada umur 10-15
hari, tidak begitu banyak memerlukan air.
d. Umur 30 hari, pengairan dapat dilakukan dengan
mengalirkan melalui paritirigasi sehingga
dapat menyangga piringan tanaman.
a. Tidak melakukan sesuai anjuran teknologi.
b. Menunggu turunnya hujan.
Tidak Sesuai
Panen e. Tanaman siap panen
dengan ciri fisik daun mengering kuning tua.
f. Biji keras dan mengkilap. g. Dilakukan klobot setelah
3,5 bulan. h. Panen dilakukan 2
minggu setelah klobot. a. Melakukan panen
setelah tanaman mongering kuning tua.
b. Biji keras mengkilap. c. Melakukan klobot.
d. Panen 2 minggu setelah klobot.
Sesuai
Pasca Panen e. Pengeringan dengan
lantai jemur. f. Pemipilan setelah
pengeringan dengan alsintan mesin pemipil.
g. Dimasukkan dalam gonikarung.
h. Dijual ke pasar atau pedagang pengumpul.
a. Penjemuran dengan lantai jemur.
b. Penggilingan dengan mesin pemipil.
c. Dijual ke pedagang pengumpul.
Sesuai
Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 9 komponen kegiatan
teknologi, ternyata 1 komponen kegiatan yaitu pengairan, belum sepenuhnya sesuai dengan anjuran namun komponen yang lainnya sudah sesuai dengan
anjuran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adopsipenerapan teknologi budidaya jagung di daerah penelitian sudah termasuk insentif. Sehingga dapat
dikatakan petani sudah tergolong maju dalam mengelola usahatani jagung disamping komoditi utama lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Frekuensi interaksi dengan penyuluh bukanlah satu-satunya penentu bagi responden dalam pengambilan keputusan dalam menerapkan tekno logi anjuran,
karena menurut responden mereka lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain seperti manfaat yang diperoleh. Apabila teknologi tersebut memang
menguntungkan bagi responden dan manfaatnya besar dalam perbaikan ekonomi mereka, maka mereka akan melaksanakan teknologi anjuran tersebut dengan
lebih baik.
5.1. Tingkat Adopsi Teknologi pada Petani Jagung