11
1. Faktor tebentuknya partai-partai koalisi yang mengusung Susilo Bambang
Yudhoyono menjadi Presiden Indonesia 2009-2014 2.
Hubugnan DPR RI dan Presiden dalam Kerangka Sistem multi partai dan sistem presidensial di Indonesia tahun 2009-2014.
I.4. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui bagaimana sistem multi-partai di Indonesia 2.
Memahami bagaimana sistem presidensial di Indonesia 3.
Mendeskripsikan dan memahami bagaimana Bagaimana Hubugnan DPR RI dan Presiden dalam Kerangka Sistem multi partai dan sistem presidensial di
Indonesia tahun 2009-2014
I.5. Signifikansi Penelitian
1. Secara pribadi penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam
melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri.
Universitas Sumatera Utara
12
2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai Partai Politik dan sistem Pemerintahan.
3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam Ilmu Politik, dan menjadi referensikepustakaan bagi
Departemen Ilmu Politik Fisip USU.
I.6. Konseptualisasi dan Teori 6.1 Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan diartikan sebagai tatanan yang terdiri dari komponen pemerintahan yang saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan dan menjaa
pemerintahan. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga kestabilan suatu Negara itu. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga
kestabilan masyarakat, menjaga kekuatan politik, pertanahan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat busa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan Negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyat itu sendiri.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak ada satupun sistem pemerintahan suatu neara ynag benar-benar sama dengan sistem pemerintahan nagara yang lainya, jadi
Universitas Sumatera Utara
13
oleh karena itu sering kita temui hanyalah perbandingan pemerintahan dengan patokan-patokan perbandingan tertentu. Namun dapat juga digolongkan kedalam
beberapa sistem pemerintahan yang ada di dunia sekarangini. Pengelompokan sistem pemerintahan ini tidak lain untuk lebih jauh melihat perbedaan dan kesamaan dari
berbagai sistem pemerintahan, dengan mengetahui tolak ukur pertanggungjawaban pemerintah suatu negara terhadap rakyat yang diurusnya.
6.1.1 Sistem Pemerintahan Presidensial
Dalam sistem presidensial peran dan karakter individu presiden lebih menonjol dibanding dengan peran kelompok, organisasi, atau partai politik. Oleh
karena itu, jabatan presiden hanya dijabat oleh seorang yang dipilih rakyat dalam pemilu yang berarti presiden bertanggung jawab langsung pada rakyat. Dalam sistem
ini presiden presiden dipilh oleh rakyat maka sebagai kepala eksekutif ia hanya bertanggung jawab kepadan rakyat sehingga kedudukan eksekutif tidak bergantung
pada parlemen. Sebagai kepala eksekutif presiden menunjuk pembantu-pembantunya yang akan memimpin departemennya masing-masing dan mereka hanya bertanggung
jawab kepada presiden. Karena pembentukan kabinet tidak tergantung dan tidak memerlukan dukungan kepercayaan dari parlemen, maka para menteri tidak bisa
dihentikan oleh parlemen. Komposisi kabinet dalam sistem presidensial bukan berasal dari proses tawar
menawar dengan partai politik yang berarti sifat kabinet adalah kabinet profesional atau kabinet keahlian. Jabatan menteri tidak didasrkan pada latar belakang politik
Universitas Sumatera Utara
14
tetapi pada penilaian visi, pengetahuan dan kemampuan mengelolah departemen. Dalam sistem presidensial, kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang langsung
oleh presiden. Selaku kepala negara presiden adalah simbol representasi negara atau simbaol pemersatu bangsa sementara selaku kepala pemerintahan presiden harus
bertanggung jawab penuh pada jalannya pemerintahan. Prinsip-pronsip dasar atau ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial, yaitu
10
1. Majelis tetap menjadi majelis saja, tidak ada peleburan fungsi eksekutif
da legislatif :
2. Ekssekutif tidak dibagi, hanya ada seorang presiden yang dipilih oleh
rakyat untuk masa jabatan tertentu. Presiden dipilih untuk masa jabatan yang pasti, dan dibatasi untuk beberapa kali masa jabatan
3. Kepala pemerintahan adalah kepala Negara
4. Presiden mengangkat kepala departemenmenteri yang merupakan
bawahannya 5.
Presiden adalah eksekutif tunggal, pemerintahan presidensial cenderung bersifat individual
6. Anggota majelis tidak boleh menduduki jabatan pemerintahan dan
sebaliknya 7.
Eksekutif bertanggungjawab kepada konstitusi. Majelis meminta presiden bertanggung jawab kepada konstitusi melalui proses dakwaan
atau mosi tidak percaya
10
Hanta Yuda, Op,cit,. hal 10
Universitas Sumatera Utara
15
8. Presiden tidak dapat membubarkan atau memaksa majelis. Majelis
tidak dapat mencopot presiden dari jabatannya, begitupun presiden tidak dapat membubarkan majelis. Sistem ini merupakan sistem check
and balance. Sistem ini memperlihatkan kesalingtergantungan antara eksekutif dengan legislative
9. Majelis bekedudukan lebih tinggi dari bagian-bagian pemerintahan lain
dan tidak ada peleburan bagian eksekutif dengan legislative seperti dalam sebuah parlemen. Badan eksekutif dan legislative akan saling
mengawasi dan mengimbangi dan tidak satupun yang lebih dimonan 10.
Eksekutif bertanggung jawab langsung kepada para pemilih, pemerintah presidensial bergantung pada suara rakyat, apabila anggota
majelis mewakili konstituennya, maka presiden mewakili seluruh rakyat
11. Tidak ada fokus atau konsentrasi kekuasaan dalam sistem politik, yang
ada adalah pembagian atau fragmentasi kekuasaan.
Matthew Soberg Shugart menyatakan bentuk murni dari presidensial adalah
11
1. Eksekutif dikepalai oleh presiden yang dipilih oleh rakyat secara
langsung dan ia merupakan “Kepala Eksekutif” :
2. Posisi eksekutif dan legislatif didefenisikan secara jelas dan keduanya
tidak sling bergantung
11
Seta Basri, Pengantar Ilmu Politik, 2001, Yogyakarta: Indiebookcorner, hal: 51
Universitas Sumatera Utara
16
3. Presiden memilih dan mengarahkan cabinet dan memiliki sejumlah
kewenangan pembuatan legislasi yang diatur secara konstitusional Bagi Shugart, posisi hubungan eksekutif dan legislative adalah transsksional.
Keduanya independen satu dengan lain karena dipilih rakyat lewat dua pemilu yang berbeda. Posisi legislative tidak lebih tinggi disbanding eksekutif dan
demikian pula sebaliknya. Namun, eksekutif dan legislative terlibat dalam hubungan pertukaran transaksional seputar keputusan-keputusan atau
kebijakan-kebijakan politik bergantung dengan permasalahan yang mengemuka.
Sesuai amanat konstitusi hasil amandemen, sistem pemerintahan yang kini berlaku di Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial. Konstitusi
itu sendiri tidak secara eksplisit menyebut istilah sistem presidensial dalam keseluruhan batang tubuh UUD Negara Republik Indonesia. Secara subtansial
hampir semua prindip pokok sistem presidensial memang telah dianut oleh konstitusi Indonesia, terlepas dari persoalan bahwa konstitusi merupakan hasil
dari amandemen
12
Banyak ahli yang mendefenisikan arti dari partai politik seperti “Carl Friedrich”, ia mendefenisikan partai politik ialah sekelompok manusia yang
terorganisir yang stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan .
6.2 Partai Politik
12
Syamsudin Haris, Partai, Pemilu, dan parlemen Era Reformasi, 2014, Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, hal: 5
Universitas Sumatera Utara
17
pemerintahan bagi pimpinan partai dan berdasarkan penguasaan ini akan memberikan manfaat bagi anggota partainya, baik idealisme maupun kekayaan material serta
perkembangan lainnya
13
. Sedangkan menurut “Miriam Budiarjo” partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,
nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan cara
konstitusional untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka
14
Fungsi utama partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.
Berikut ini dikemukakan sejumlah fungsi partai politik .
Berdasarkan defenisi-defenisi para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa partai politik merupakan sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama dalam
sebuah lembaga yang memiliki orientasi untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan agar dapat mewujudkan kebijakan-kebijakan sesuai dengan cita-cita partai
tersebut.
15
Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialiasasi politik inilah para anggota
masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses ini berlangsung seumur hidup yang diperoleh
: a. Sosialisasi Politik
13
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 2008 Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Hal: 160
14
Miriam Budiardjo, Op,.cit,. hal 160
15
Ramlan Surbakti, Op,.cit,hal 149-154
Universitas Sumatera Utara
18
baik secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam
kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat.
b. Rekrutmen Politik Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan
seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Fungsi ini semakin
besar porsinya manakala partai politik itu merupakan partai tunggal seperti dalam sistem politik totaliter, atau manakala partai ini merupakan partai mayoritas dalam
badan perwakilan rakyat sehingga berwenang membentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Fungsi rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan
mempertahankan kekuasaan. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan sistem politik sebab tanpa elit yang mampu melaksanakan peranannya,
kelangsungan hidup sistem politik akan terancam. c. Partisipasi Politik
Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan
pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang dimaksud antara lain mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas
pelaksanaan suatu kebijakan umum, dan mendukung atau menentang calon pemimpin
Universitas Sumatera Utara
19
tertentu, mengajukan alternatif pemimpin, dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini, partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan,
mendorong, dan mengajak para anggota dan anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik.
Jadi, partai politik merupakan wadah partisipasi politik. d. Agregasi Kepentingan
Dalam masyarakat, terdapat sejumlah kepentingan yang berbeda bahkan acapkali bertentangan, seperti antara kehendak mendapatkan keuntungan sebanyak-
banyaknya dan kehendak untuk mendapatkan barang dan jasa dengan harga murah tetapi mutu; antara kehendak untuk mencapai efisiensi dan penerapan teknologi yang
canggih, tetapi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, dengan kehendak untuk mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan.Untuk menampung dan memadukan
berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, maka partai politik dibentuk.
e. Komunikasi Politik Komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi mengenai politik dari
pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan
segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat sebagaimana diperankan oleh partai politik dinegara totaliter tetapi juga menyampaikan aspirasi
Universitas Sumatera Utara
20
dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. Keduanya dilaksanakan oleh partai-partai politik dalam sistem politik demokrasi.
Dalam melaksanakan fungsi ini partai politik tidak langsung menyampaikan informasi dari pemerintah kepada masyarakat atau dari masyarakat keperintah, tetapi
merumuskan sedemikian rupa sehingga penerima informasi dapat dengan mudah memahami dan kemudian memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
f. Pengendalian Konflik Konflik yang dimaksud disini adalah dalam arti luas, mulai dari perbedaan
pendapat sampai pada pertikaian fisik antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Dalam negara demokrasi, setiap warga negara atau kelompok masyarakat
berhak menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya sehingga konflik merupakan gejala yang sukar dielakkan. Partai politik sebagai salah satu
lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi
dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawa permasalahan kedalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian
berupa keputusan politik.
6.3 Sistem Kepartaian