Pengetahuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

2. Pengetahuan

Menurut Mc Williams 1993 seperti yang dikutipkan oleh Sebayang 2012, kurangnya pengetahuan gizi dapat menimbulkan masalah gangguan nutrisi. Banyak orang yang tidak memahami zat gizi yang terkandung dalam makanan dan fungsi zat gizi tersebut didalam tubuh. Seseorang yang tidak mengerti akan prinsip dasar gizi dan tidak sadar akan gizi yang dikandung dalam makanan dapat mengakibatkan kesulitan dalam memilih makanan yang diperlukan oleh tubuh. Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan defisiensi, yang akan berpengaruh terhadap status gizi individu tersebut . Menurut Geisler 2005 seperti yang dikutipkan oleh Sebayang 2012, pada umumnya seseorang dengan pengetahuan gizi yang baik akan memiliki asupan yang lebih baik, akan tetapi hanya memberikan pengetahuan, kebiasaan makan belum tentu menjadi lebih sehat. Kurangnya dukungan dari linkungan teman dan keluarga, sulitnya mendapatkan makanan yang sehat, maupun kendala lainya merupakan hambatan seseorang untuk merubah kebiasaan makannya ke arah yang lebih baik. 3. Teman Sebaya Teman sebaya juga tidak kurang pentingya dalam mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi sesuatu makanan. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak kehilangan status Ali, 2003.

2.5 Metode Pengukuran Konsumsi Makanan

Metode pengukuran konsumsi makanan digunakan untuk mendapatkan data konsumsi makanan tingkat individu. Universitas Sumatera Utara 1. Food Recall 24 jam 24 Hour Food Recall Metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan serta minuman yang telah dikonsumsi dalam 24 jam yang lalu. Recall dilakukan pada saat wawancara dilakukan dan mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Wawancara menggunakan formulir recall harus dilakukan oleh petugas yang telah terlatih. Data yang didapatkan dari hasil recall lebih bersifat kualitatif. Untuk mendapatkan data kuantitatif maka perlu ditanyakan dalam penggunaan URT Ukuran Rumah Tangga. Recall dilakukan minimal dua kali dengan tidak berturut-turut Supariasa, 2001. Menurut Sebayang 2012, jika pengukuran dilakukan hanya satu kali 1x 24 jam, maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan individu, sehingga recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dengan hari yang tidak berturut-turut.

2.6 Angka Kecukupan Gizi AKG

Angka kecukupan gizi AKG atau Recommended Dietary allowances RDA adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi dari makanan untuk mencakupi hampir semua orang sehat. Untuk Indonesia, AKG yang digunakan saat ini secara nasional adalah Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 1998. Tujuan utama penyusunan AKG ini adalah untuk acuan perencanaan makanan dan menilai tingkat konsumsi makanan individu atau masyarakat Almatsier. S, 2001. Kebutuhan kalori untuk anak sekolah dasar yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1998 adalah untuk laki-laki 10-12 tahun energi 2100 kkal, protein 56g, lemak 70g, karbohidrat 289g. Sedangkan untuk perempuan 10-12 tahun, dianjurkan energi 2000 kkal, protein 60g, lemak 67g, karbohidrat 275g Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1998. Universitas Sumatera Utara

2.7 Penilaian Status Gizi

Menurut Irianto 2006, pengukuran status gizi seseorang dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara langsung dan secara tidak langsung. Antara pemeriksaan secara langsung seperti berikut : 1 Antropometri 2 Biokimia 3 Klinis 4 Biofisik Antara pemeriksaan tidak langsung seperti berikut : 1 Survei konsumsi 2 Statistik vital 3 Faktor ekologi Dari ketujuh cara pengukuran status gizi tersebut pengukuran antropometri merupakan cara yang paling sering digunakan karena memiliki kelebihan yaitu : Irianto, 2006 a Alat mudah diperoleh b Pengukuran mudah dilakukan c Biaya murah d Hasil pengukuran mudah disimpulkan e Dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah f Dapat mendeteksi riwayat masa lalu Beberapa keterbatasan dari pengukuran antropometri adalah : Irianto, 2006 Universitas Sumatera Utara a Kesalahan yang muncul seperti pada peralatan belum dikalibrasi, kesalahan observer pengukuran, pembacaan, pencatatan b Hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi, karena kurang energi protein, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat gizi mikro c Membutuhkan data referensi yang relevan

2.8 Pengukuran Antropometri

Penilaian status gizi dalam penelitian ini menggunakan cara antropometri, jadi hanya akan dibahas lebih luas mengenai antropometri. Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi dan komposisi tubuh. Beberapa pengukuran antropometri utama yang digunakan anatara lain adalah tinggi badan TB, berat badan BB, lingkar lengan dengan komponen lemak bawah kulit dan otot tulang dan lipatan lemak bawah kulit. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995MenkesSKXII2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak bahwa untuk menilai status gizi anak diperlukan standar antropometri yang mengacu pada Standar World Health Organization WHO dengan ketentuan sebagai berikut : Depkes RI, 2011. 1. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh : umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan. 2. Ukuran panjang badan PB digunakan untuk anak umur 0 sampai 24 bulan yang diukur telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7cm. 3. Ukuran tinggi badan TB digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur telentang, maka hasil pengukurannnya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm. Universitas Sumatera Utara 4. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Umur BBU yang merupakan padanan istilah underweight gizi kurang dan severely underweight gizi buruk. 5. Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur PBU atau Tinggi Badan menurut Umur TBU yang merupakan padanan istilah stunted pendek dan severely stunted sangat pendek. 6. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Panjang Badan BBPB atau Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB yang merupakan padanan istilah wasted kurus dan severely wasted sangat kurus.

2.9 Indeks Antropometri

Ada beberapa indeks antropometri yang umum dikenal yaitu Berat Badan menurut Umur BBU, Tinggi Badan menurut Umur TBU, Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB.

2.9.1 Indeks Berat Badan Menurut Umur BBU