Latar Belakang Hubungan Antara Pola Makan dengan Status Gizi Pada Anak Murid 9-12 Tahun di Sekolah Dasar Advent 2 di Kecamatan Medan Selayang

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan, pendidikan, dan ekonomi merupakan tiga pilar utama penentu kualitas sumber daya manusia SDM di Indonesia. Laporan United Nations Development Programmed UNDP menunjukkan bahwa pada tahun 2004, indeks pembangunan manusia IPM Indonesia menduduki peringkat 111 dari 177 negara, lebih rendah dibandingkan dengan peringkat IPM negara-negara lain di Asia Tenggara. Rendahnya IPM di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Dinkes, 2009. Data statistik memperlihatkan banyak persoalan kekurangan gizi yang perlu diselesaikan Bappenas, 2010. Salah satu faktor penentu pencapaian Millenium Development Goals MDG adalah masalah gizi. Oleh karena hal tersebut maka setiap negara secara bertahap harus mampu mengurangi jumlah balita yang bergizi buruk atau kurang gizi sehingga mencapai 15 pada tahun 2015 UNICEF, 1998. Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2013, sebanyak 15 provinsi di Indonesia telah digolong sebagai provinsi yang mempunyai status gizi sangat pendek TBU. Ini terdiri atas Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Bengkulu, Maluku, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan Papua. Sedangkan secara nasional prevalensi status gizi kurus IMTU pada anak umur 5-12 tahun adalah 11,2, terdiri dari 4,0 sangat kurus dan 7,2 kurus. Berbagai masalah kesehatan dijumpai di kalangan anak usia sekolah, di antaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal Santoso, 2004. Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Apabila kebutuhan nutrisi seseorang tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan Hidayat, 2007. Menurut Khomsan 2003, seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Universitas Sumatera Utara Perkembangan bahasa anak usia 9-12 tahun lebih baik dibanding dengan anak usia 7-9 tahun dari segi perbendaharaan kata, pemahaman dan pertuturan Amanda, 2006. Ini menunjukan bahwa anak usia 9-12 tahun dapat berkomunikasi dengan lebih baik dari anak usia 7-8 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wello 2008 seperti yang dikutipkan oleh Geiby 2013, hasil penelitian mengatakan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan status gizi pada balita di Semarang. Sedangkan dalam penelitian Geiby dkk juga menunujukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan status gizi pada anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas Tompaso kecamatan Tompaso. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta berperan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Oleh karenanya, pembangunan kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat termasuk swasta Depkes RI, 2005.

1.2 Rumusan Masalah