Capaian Kinerja KINERJA PELAYANAN

II-49 6. Pameran Banjarbaru Fair Tanggal 25 sd 28 April 2014 di Kalimantan Selatan 7. Pameran Lombok Sumbawa Expo 2014 Tanggal 07 sd 11 Mei 2014 di Mataram Mall 8. Pameran Batam Investment, Tourim and Trade Expo Batam Bittra Expo Tanggal 03 sd 08 Juni 2014 di Nagoya Hill Shoping Mall Batam 9. Pameran Jogja Indonesia Craft Tourism Expo 2014 Tanggal 19 sd 22 Juni 2014 di Plasa Ambarrukmo 10. Pameran Makasar Inafact 2014 Tanggal 28 sd 30 Agustus 2014 di Trans Studio Mall 11. Pameran Pesona Manado Tanggal 11 sd 15 Juni 2014 di Manado Town Square 12. Pameran Nasional Batam Craft, Tourism and Investment Tahun 2015 Tanggal 19 sd 22 Maret 2015 di Mall Nagoya Hill 13. Pameran BUMD Expo 2014 Tanggal 16 sd 20 Desember 2014 di JX Internasional Expo, Surabaya 14. Pameran Segigi Beach Expo 2014 Tanggal 03 sd 04 Desember 2014 di Senggigi Square Lombok 15. Pameran Bali Craft Investment and Tourism Expo 2014 Tanggal 26 sd 30 November 2014 di Mall Bali Galleria 16. Pameran Banten Expo 2014 Tanggal 24 sd September 2014 di Lapangan Serang, Banten. 17. Pameran Nasional Hallo Sultra 2015 Tanggal 22 sd 26 April 2015 di Lapangan Kabupaten Kolaka Timur 18. Rakernas APEKSI dan Indonesia City expo 2015 Tanggal 05 sd 09 Mei 2015 di The Natsepa Resort and Conference Center Jl. Raya Natsepa No. 36 Suli Salahatu Ambon Island 19. Pameran Nasional Bali Investment Art, Fashion, Craft And Tourism Inafact 2015 Tanggal 13 sd 17 Mei 2015 di Lippo Mall Kuta - Bali  Kegiatan Pameran Luar Negeri: 1. Pameran Bangkok Internasional Gift Of Houseware Fair 2013 BIG + BIH Tanggal 19 sd 22 Maret 2013 di Bangkok Internasional Trade Exhibition BITCE 2. Pameran BAUMA 2013 Tanggal 15 sd 19 April 2013 di Munich Jerman 3. Pameran China 2014 4. Diving Resort and Travel EXPO 2014 Tanggal 11 sd 15 Desember 2014 di Hongkong Convention Exhibition Center II-50 5. Pameran Tong Tong Fair 2015 Tanggal 2 sd 11 Juni 2015 di The Malieveld In The Centre Of The Hague Den Haag. b. Data Realisasi Investasi Tahun 2011 – 2015 1. Jumlah Proyek dan Nilai Investasi Kota Tangerang Selatan Penanaman modal atau investasi adalah segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanaman modal asing maupun dalam negeri, penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Berdasarkan peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, maka penanam modal dalam negeri teridiri dari perorangan maupun badan usaha. Dalam skala usaha ekonomi kecil dan menengah atau koperasi, kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan keuntungan dengan melakukan investasi. Dalam era otonomi daerah, kapasitas dan kapabilitas pemerintah daerah dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh daerah merupakan elemen yang penting. Dengan banyaknya investasi dunia usaha di daerah diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian daerah sekaligus pemerataan pendapatan masyarakat serta dapat menambah lapangan kerja dan dapat menampung angkatan kerja. Hal ini akan berdampak dalam menciptakan kemandirian daerah yang pada hakikatnya merupakan makna otonomi daerah. Salah satu sumberdaya resource yang sangat dibutuhkan adalah sumber daya ekonomi. Pemerintah daerah dalam praktek penyelenggaraannya di daerah dalam upaya mencukupi kebutuhan sumber daya ekonomi memiliki dua sumber utama pembiayaannya itu transfer dari pemerintah diatasnya dan otoritas atau kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah sendiri untukmemungut pajak dan retribusi. Dalam mewujudkan peningkatan investasi Daerah maka daerah harus memiliki potensi yang dapat “dijual” kepada para investor.Selain menjual sumber daya yang ada, pemerintah daerah harus mendukung terciptanya iklim usaha yang kondusif dan mendukung investasi seperti adanya jaminan keamanan dan kepastian hukum bagi investasi di daerah.Untuk melihat berhasil atau tidaknya kebijakan pemerintah Kota Tangerang Selatan di bidang penanaman modal dapat dilihat dari data investasi.Mengacu pada data perusahaan PMA dan II-51 PMDN yang mendaftarkan perizinan di Badan Koordinasi Penanaman Modal RI di Jakarta maupun melalui Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2015, data Perusahaan Penanaman Modal Asing PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dapat terdata. Data dari BKPM RI per November 2015, perusahaan yang mengurus rencana perizinan penanaman modal yang dilihat dari jumlah proyek realisasi yang berupa Izin Usaha Penanaman modal dan LKPM Laporan Kegiatan Penanaman Modal adalah 71 izin dari perusahaan sumber data: BKPM RI, KPMD Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan Perpres 272009 tentang PTSP, Perka BKPM No 11 tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Perka BKPM Nomor: 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Perka BKPM Nomor 6 Tahun 2011, Serta Surat Edaran Nomor: 5001191VBangda Tahun 2009 tentang Penyempurnaan Panduan Nasional tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat menerbitkan perizinan bidang penanaman modal PMDN yaitu : PPM, Izin Prinsip maupun Izin Usaha. Data yang ada masih memisahkan data penanaman modal berdasarkan perizinan penanaman modal PPM, Izin Prinsip, dan Izin Usaha Penanaman Modal yang selama ini dilaksanakan BKPM RI PDKPM tingkat Provinsi maupun PDKPM tingkat KabupatenKota maupun izin teknis yang selama ini masih dilaksanakan oleh BP2T Kota Tangerang Selatan. Sehingga dengan kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap data investasi yang sebenarnya. Tabel 2.9 Perkembangan Realisasi Investasi PMDNPMA Tahun 2011 sd Desember 2015 NO TAHUN PMA PMDN JUMLAH PROYEK INVESTASI Rp. JUTA JUMLAH PROYEK INVESTASI Rp. JUTA 1 2011 12 49.047.432.000 2 4.855.000.000 2 2012 17 123.900.709.100 1 962.700.000 3 2013 36 404.874.419.600 1 4 2014 45 487.163.100.500 3 2.990.000.000 5 2015 71 494.694.875.660 9 3.943.625.600 Sumber: BKPM RI, 2015 Keterangan: IU+LKPM : Izin Usaha Penanaman Modal + Laporan Kegiatan Penanaman Modal Realisasi Catatan : IDR : Asumsi US1= Rp. 13.847 II-52 Sejak diterbitkannya Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 27 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu PintuKota Tangerang Selatan telah menerbitkan Izin khusus PMDN dari Tahun 2011 sd 2015. Izin PMDN yang telah diterbitkan adalah sebagai berikut : Tabel 2.10 Izin Penanaman Modal Yang Diterbitkan Oleh Dinas Penanaman Modal Dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 SD 2015 TAHUN IP IP PERLUASAN IP PERUBAHAN IU IU PERLUASAN IU PERUBAHAN JUMLAH 2011 - - - - - - - 2012 - 1 2 - - - 3 2013 - - 1 - - - 1 2014 3 - - - - - 3 2015 3 - - 1 - - 4 TOTAL 6 1 3 1 - - 11 Dalam penerbitan izin PMDN dilaksanakan melalui Sistim Pelaksanaan Pelayanan di Bidang Penanaman Modal di laksanakan dengan Sistem Pelayanan Informasi Dan Perizinan Investasi Secara Elektronik SPIPISE yang terintegrasi dengan SPIPISE BKPM RI di Jakarta. Tabel 2.11 Daftar Nilai Investasi Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 Di Luar Perizinan BKPM RI NO STATUS JUMLAH KET PROYEK PERUSAHAAN NILAI INVESTASI Rp 1 PMDN 1773 10.637.889.413.220 Per November 2015 2 PMDN Usaha Kecil Menengah UKM 488 3.854.750.000 Hasil Data Survey 2 Kelurahan Kelurahan Serua dan Kelurahan Cipayung Tahun 2015 3 PMDN Berasal dari Koperasi 552 33.129.239.476 Per November 2015 II-53 4 PMDN Badan Usaha maupun Perorangan berdasarkan data dari Disperindag menurut Ijin Usaha Industri 12 53.492.462.769 Per November 2015 JUMLAH 2819 10.728.365.865.465 - Sumber: BP2T, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Disperindag Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 data diolah kembali. Keterangan: PMDN diartikan setiap penanaman modal yang modal asalnya seluruhnya dari modal dalam negeri seperti: PT, CV maupun perorangan dalam negeri dan sebagainya. Berdasarkan data dari BP2T berasal dari penanam modalpelaku usaha selain yang mengajukan ijin penanaman modal ke BKPM RIKPMD Kota Tangerang Selatan Perbandingan data berdasarkan penerbitan perijinan penanaman modal ini dikarenakan perlu adanya pendataan tambahan untuk lebih mendekati data investasi yang lebih riilnyata. Penambahan data dihimpun berdasarkan data perizinan dari BP2T Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan data dari BP2T tahun 2015, jumlah pelaku usaha yang menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan sebanyak 1773 pelaku usaha baik perusahaan besar, menengah, kecil, maupun perorangan dengan nilai investasi sebesar Rp. 10.637.889.413.220,-. Untuk data yang ada dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 data nilai investasi didapat hanya dari 12 perusahaan saja. Nilai investasi yang didapat hanya mencapai Rp. 53.492.462.769. Nilai investasi lainnya adalah berasal dari koperasi dan usaha kecil menengah. Nilai investasi yang masuk berdasarkan pendirian koperasi adalah Rp 33.129.239.476 dari jumlah 552 koperasi. Terdapat 488 usaha kecil menengah dengan nilai total investasi Rp. 3.854.750.000,-. Kemajuan dalam pembangunan ekonomi di Kota Tangerang Selatan selama kurang lebih lima tahun kota otonom baru ini berdiri dikarenakan banyaknya pelaku usaha yang menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan. Jika diperbandingkan antara investasi yang berasal dari perusahaan PMA dan PMDN data dari BKPM atau yang dulu sering disebut sebagai fasilitas, dan perusahaan PMDN yang berasal dari perusahaan besar, kecil, menengah, koperasi maupun perorangan yang dulu disebut non fasilitas, maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : II-54 Tabel 2.12 Data Nilai Investasi Kota Tangerang Selatan Berdasarkan 2899 Perusahaan Proyek Pma, Pmdn Fasilitas Dan Pmdn Badan Usaha Perusahaan Besar, Kecil, Menengah, Koperasi Dan Perorangan Tahun 2015 NO STATUS JUMLAH KET PROYEK PERUSAHAAN NILAI INVESTASI Rp 1 PMA 71 494.694.875.660 Realisasi 2 PMDN 9 3.943.625.600 Realisasi 3 PMDN 1773 10.637.889.413.220 - 4 PMDN Usaha Kecil Menengah 488 3.854.750.000 - 5 PMDN Berasal dari Koperasi 552 33.129.239.476 - 6 PMDN Badan Usaha maupun Perorangan berdasarkan data dari Disperindag menurut Ijin Usaha Industri 12 53.492.462.769 - JUMLAH 2899 11.227.004.366.725 - Sumber: BKPM RI, KPMD, BP2T, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Disperindag Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 data diolah kembali Keterangan: Data berdasarkan data BKPM RI, per November 2015 Berdasarkan data dari BP2T Tahun 2015 Gambar 2.1. Diagram Investasi Pmdn, Pelaku Usaha Dan Apbd kota Tangerang Selatan Di Luar Perizinan Bkpm Ri Sumber: BKPM RI, KPMD, BP2T, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Disperindag Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 data diolah kembali 2. Investasi Menurut Bidang Usaha Berdasarkan data PMA dari BKPM RI periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 November 2015 bidang usaha yang mendominasi di Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya II-55 yaitu perdagangan besar. Tahun 2015 jumlah bidang usaha perdagangan besar terdiri dari 17 perusahaan, sedangkan di tahun 2014 sebanyak 15 perusahaan, tahun 2013 sebanyak 15 perusahaan. Tahun 2015 dan 2014 bidang usaha kedua terbanyak yaitu Real Estat yang dimiliki sendiri atau disewa, di tahun 2013 bidang usaha terbanyak yaitu bidang usaha perdagangan besar sebanyak 16 perusahaan dan Real Estat yang dimiliki sendiri atau disewa sebanyak 5 perusahaan. Kota Tangerang Selatan memang identik dengan sektor perdagangan dan jasa yang sangat berkembang dan menjadi potensi daerah untuk lebih mengembangkan investasi bagi para investor. Sedangkan data PMDN dari BKPM RI periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 November 2015 bidang usaha yang ada di tahun 2015 hanya perdagangan dan reparasi, serta jasa lainnya masing-masing sebanyak 1 perusahaan. Secara rinci, total perusahaan per bidang usaha menurut BKPM RI adalah sebagai berikut : Tabel 2.13 Data Perusahaan Pma Berdasarkan Bidang Usaha Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 Per November 2015 NO BIDANG USAHA TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 Perdagangan eceran retail skala besar 1 - - 1 - 2 Perdagangan besar dan kegiatan konsultansi managemen lainnya 1 - 1 - - 3 Pendidikan non formal dan pelatihan kerja 1 - - - - 4 Kegiatan pusat kebugaranfitness center 1 - - - - 5 Jasa pelaksana konstruksi sipil, mekanikal dan elektrical serta perdagangan besar 1 - 1 - - 6 Perdagangan besar 14 16 15 15 17 7 Penjualan langsung melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan mitra usaha direct selling dan perdagangan besar - 1 - - - 8 Pembangunan dan pengelolaan pusat perbelanjaan - 1 - - - 9 Pembangunan dan pengelolaan - 1 - - - II-56 NO BIDANG USAHA TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 perumahan 10 Konstruksi khusus lainnya - 1 - - - 11 Perdagangan besar, penyewaan alat konstruksi dengan operator dan kegiatan konsultansi manajemen lainnya 1 - - - - 12 Kegiatan konsultansi manajemen lainnya - 3 - - - 13 Jasa teknik film - 1 - - - 14 Jasa pertambangan dan perdagangan besar - 1 - - - 15 Jasa pelaksana konstruksi, 1 - - - - 16 Jasa konsultansi bisnis dan manajemen lainnya 1 - - - - 17 Hotel dan Restoran 1 - 1 3 4 18 Jasa akomodasi hotel melati 1 1 - - - 19 Industri produk makanan, roti dan kue 1 - - 1 1 20 Industri mesin dan perkakas mesin untuk pengerjaan logam 1 - - - - 21 Industri barang dari kertas dan karton 1 - - 1 1 22 Department store dan supermarket 1 - - 1 1 23 Jasa konstruksi - 1 - - - 24 Perdagangan besar dan restoran - 2 - - - 25 Jasa pelaksana konstruksi - 1 - - 1 26 Jasa pendidikan lainnya - 1 1 - - 27 Jasa konstruksi jaringan saluran elektrikal dan telekomunikasi lainnya - 1 2 1 - 28 Industri lampu tabung gas lampu pembuang listrik dan perdagangan besar - 1 - - - 29 Industri kertas khusus - 1 - - - 30 Industri kemasan dan kotak dari kertas dan karton - 1 - - - II-57 NO BIDANG USAHA TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 31 Industri mesin keperluan khusus lainnya - 1 1 2 - 32 Industri barang kimia lainnya - 1 - 1 - 33 Industri alat ukur dan alat uji elektrik - 1 1 1 - 34 Industri barang dari semen dan kapur untuk konstruksi - - 1 - - 35 Industri pembuatan logam dasar bukan besi - - - - 4 36 Jasa biro perjalanan wisata - - 1 2 37 Jasa pelayanan penunjang kesehatan - - 1 - - 38 Perdagangan besar dan biro perjalanan wisata - - 2 - - 39 Perdagangan besar dan jasa pelayanan purna jual 2 2 1 - - 40 Real Estat yang dimiliki sendiri atau disewa - - 5 5 5 41 Industri bahan bangunan dari tanah liatkeramik bukan batu bata dan genteng - - 1 1 - 42 Industri pakaian jadi konveksi dari tekstil - - - - 1 43 Industri peralatan kedokteran dan kedokteran gigi, perlengkapan orthopaedic dan prosthetic serta industri sepeda dan kursi roda termasuk becak - - - - - 44 Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya - - - - - 45 Jasa inspeksi teknik instalasi - - - - - 46 Jasa pengurusan transportasi JPT - - - - 1 47 Penampungan, penjernihan dan penyaluran air bersih - - - - - 48 Penerbitan piranti - - - - - II-58 NO BIDANG USAHA TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 lunak software 49 Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi - - - - 1 50 Jasa Lainnya - 1 1 1 4 JUMLAH 29 41 36 38 41 Sumber : BKPM RI, 2015 PPM+IP Tabel 2.14 Data Perusahaan PMDN Berdasarkan Bidang Usaha Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 Per November 2015 NO BIDANG USAHA TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 Industri pembuatan minyak pelumas 1 - - - - 2 Jasa konstruksi - 1 - - - 3 Industri produksi Kartu Perdana GSM - 1 - - - 4 Perdagangan Ekspor dan impor - 1 - - - 5 Industri alas kaki untuk keperluan sehari- hari - - 1 - - 6 Minimarket - - 1 - - 7 Pasar Swalayan SUPERMARKET - - 1 - - 8 Real estat yang dimiliki sendiri atau disewa, perdagangan besar, hypermarket dan restoran - - 3 6 - 9 Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya - - - 1 - 10 Industri Makanan - - - 1 - 11 Restoran dan Penyedia Makanan - - 2 - - 12 Jasa Survey - - - - - 13 Perdagangan dan Reparasi - - - - 1 14 Lainnya - 1 - - 1 JUMLAH 1 4 8 8 2 Sumber: BKPM RI, 2015 2. Investasi Proyek PMA Berdasarkan Asal Negara Berdasarkan data perbandingan asal negara investor proyek PMA di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 Singapura dan Jepang menjadi negara dengan investor PMA terbesar di Kota Tangerang Selatan, kemudian disusul oleh Korea Selatan, Malaysia, Cina, dan Gabungan Negara hal tersebut membuktikan bahwa negara Singapura percaya untuk menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan. Selain itu, dapat dilihat pula negara yang menanamkan modal di Kota Tangerang Selatan diantaranya Hongkong, India, Nigeria dan Perancis. Tahun 2014 negara yang menanamkan modal di Kota Tangerang Selatan yang terbanyak adalah negara Singapura dan disusul oleh Gabungan Negara, Korea selatan, II-59 Jerman, RRC, Jepang, Malaysia, Hongkong, Australia, Belanda, British Virgin Island, Turki, dan Selandia Baru. Sedangkan Tahun 2013 negara yang menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan diantaranya Korea Selatan, Malaysia, Jepang, Gabungan Negara, Singapura, China, Australia, Jerman, dan Amerika Serikat. Keadaan ini menunjukan bahwa potensi investasi Kota Tangerang Selatan telah menjadi perhatian negara di berbagai belahan dunia. Tabel 2.15 Data Perbandingan Asal Negara Investor Proyek Pma Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 Per November 2015 NO PERUSAHAAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 Australia - 1 2 - 2 2 Malaysia 5 6 6 2 3 3 Gabungan Negara 5 3 4 6 3 4 Inggris - - 2 - - 5 Singapura 4 3 2 11 7 6 Jerman 3 1 4 3 3 7 Belanda 1 1 - 1 1 8 British Virgin Islands 1 - - 1 1 9 Kanada 1 - - - - 10 Korea Selatan 3 13 7 5 5 11 Taiwan 1 - 1 - 1 12 R.R.China 1 3 3 3 3 13 Thailand 1 - 2 - - 14 Swiss 1 - - - - 15 Turki 1 - - - - 16 Amerika Serikat 1 1 1 - 1 17 Jepang - 4 1 3 6 18 Mesir - 1 - - - 19 Norwegia - 1 - - - 20 Polandia - 1 - - - 21 Yordania - 1 - - - 22 Sri Lanka - 1 - - - 23 Hongkong, RRC - - - 2 2 24 Selandia Baru - - - 1 - 25 Spanyol - - 1 - - 26 India - - - - 1 27 Nigeria - - - - 1 28 Perancis - - - - 1 JUMLAH 29 41 36 38 41 Sumber: BKPM RI, 2015 II-60

B. Capaian Kinerja Badan Pelayanan Perijinan dan Terpadu

Kinerja pelayanan BP2T Kota Tangerang Selatan maka capaian target kinerja program RPJMD Tahun 2011-2015, antara lain sebagai berikut: Tabel 2.16 Evaluasi Capaian RPJMD BP2T Tahun 2011 – 2015 Di bidang pelayanan, realisasi pendaftaran dan penerbitan ijin tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 2.17 Realisasi pendaftaran dan penerbitan ijin tahun 2015 No. Jenis Izin Jumlah Pemohon Izin Jumlah SK Terbit 1. Ijin Gangguan HO 450 343

2. Ijin Mendirikan Bangunan IMB

3157 3626

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Upaya

Kelola Lingkungan UPL UKL

4. Ijin Operasional Perusahaan Penyediaan Jasa

PekerjaBuruh

5. Ijin Lokasi

21 22

6. Ijin Usaha Perdagangan IUP

858 2856

7. Penerbitan Ijin Lembaga Bursa Kerja

II-61

8. Ijin Penyelenggaraan Parkir 9. Ijin Penyelenggaraan kursus dan kelembagaan

44 41

10. Tanda Daftar Gudang TDG 10

9

11. Ijin Usaha Waralaba 12. Ijin Penggunaan Pemanfaatan Tanah IPPT

2460 2929

13. Tanda Daftar Perusahaan TDP 910

2832

14. Ijin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional

IUP2T

15. Ijin Usaha Pusat Pembelanjaan IUPP 3

2

16. Site Plan 2486

2339

17. Ijin Reklame 2648

1280

18. Tanda Daftar Usaha Pariwisata TDUP

218 198

19. Ijin Usaha Jasa Konstruksi IUJK

226 205

20. Ijin Usaha Toko Modern IUTM 23

15

21. Ijin Layak Huni Sertifikat Laik Fungsi 22. Ijin Usaha Industri IUI

12 11 Di bidang pengawasan dan pengendalian, dilakukan upaya penertiban perijinan bidang pelayanan perijinan pembangunan dan bidang pelayanan perijinan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung terciptanya penyelenggaraan perijinan reklame sesuai prinsip-prinsip yang diamanatkan dalam Peraturan Walikota Tangerang Selatan No. 32 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame, dimana mengatur estetika dan tata letak reklame. Adapun pengawasan serta tindakan pengendalian yang telah dilakukan pada ReklameBillboard yang tidak berijin sebanyak 178 tindakan pada 7 kecamatan dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.18 Rekapitulasi stikerisasi reklame billboard tidak berijin Tahun 2014 No. Kecamatan Jumlah 1 Serpong 35 2 Serpong Utara 31 3 Setu 19 4 Pamulang 32 5 Ciputat 12 6 Ciputat Timur 3 7 Pd. Aren 46 TOTAL 178 Di samping itu, Dalam kurun waktu Januari sampai tanggal 31 Desember 2014 tercatat sebanyak 179 Pemohon Rekapitulasi Surat Perintah Penghentian Pelaksanaan Pembangunan SP4B. II-62 Tabel 2.19 Realisasi pendapatan retribusi tahun 2011-2015 Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB 14,404,867,342 43,396,639,532 53.924.052.426 62.121.906.050 65.109.232.104 2. Retribusi Izin Gangguan HO 3,049,585,898 7,018,314,317 9.638.085.400 7.508.507.670 8.701.142.832 Tabel 2.20 Target Pendapatan Dan Realisasi Retribusi Tahun 2011-2015 NO. TAHUN MURNI PERUBAHAN REALISASI SISA ANGGARAN PELAMPAUAN ANGGARAN ANGGARAN PENDAPATAN Rp Rp Rp Rp 1 2011 26,000,000,000 15,000,000,000 17,454,453,240 116.36 2,454,453,240 2 2012 21,700,000,000 27,700,000,000 50,640,482,558 182.82 22,940,482,558 3 2013 35,000,000,000 55,000,000,000 63.562.137.826 115.57 13.285.967.026 4 2014 42,500,000,000 67,500,000,000 69.630.413.720 103.16 2.130.413.720 5 2015 45,000,000,000 72.500.000.000 73.810.374.936 101.81 1.310.374.936 II-63

2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN

2.4.1. Tantangan yang Dihadapi

Adapun Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatansebagai lembaga instansi pelaksana teknis di bidang penanaman modal daerah yang baru terbentuk dalam proyeksi 5 lima tahun kedepan,adalah sebagai berikut : a. Masyarakat Kota Tangerang Selatan yang belum memiliki pengetahuan, gambaran, maupun wawasan yang cukup terkait keberadaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berwenang mengelola kegiatan penanaman modal, pengembangan investasi dan pelayanan seluruh perizinan usaha yang ada di daerah ini ; b. Sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan yang masih belum memadai, menjadikan ruang gerak yang terbatas bagi aparatur pemerintah di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan usaha untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas pelayanannya kepada masyarakat khususnya bagi para palaku usaha yang berinvestasi di Kota Tangerang Selatan; c. Belum efektif dan efisiennya kegiatan promosi dan kerjasama yang dilakukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan sebagai upaya menarik minat calon investor baik tingkat lokal, domestik, maupun mancanegara guna meningkatkan penanaman modal di Kota Tangerang Selatan; d. Masih belum tersedianya Sistem Information Technology IT Based yang up to date, akurat dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan informasi bagi calon investor dalam kaitannya dengan penanaman modal di daerah mengingat penggunaan IT IT based dalam pelayanan perizinan dapat mendukung percepatan waktu, transparansi dan kemudahan akses bagi masyarakat pengguna layanan; e. Sinkronisasi dan harmonisasi arah dan kebijakan penanaman modal dan pelayanan perizinan dan kelembagaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan yang hingga saat ini belum tersedia dan masih terjadi tumpang tindih, akibat dari banyaknya jenis peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh berbagai KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah. II-64 Pemerintah Daerah harus berani mengambil peran, bersinergi dan berkolaborasi untuk mensinkronkan kebijakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dari hulu hingga hilir. f. Belum tersedianya dasar hukum dalam bentuk peraturan daerah Kota Tangerang Selatan yang mengatur tentang arah dan kebijakan penanaman modal di daerah ini, sehingga aparatur pemerintah daerah di lingkungan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan tidak memiliki regulasi teknis yang dapat menguatkan dalam pelaksanaan tugasnya sesuai Undang-Undang yang berlaku di bidang penanaman modal daerah. Keberadaan dasar hukum menjadi aspek yang sangat krusial karena memberikan kepastian terhadap kewenangan yang dimiliki, kemudahan berkoordinasi dengan SKPD teknis, dukungan sumber daya, serta kapasitas organisasi dalam memberikan pelayanan investasi dan perizinan di daerah; g. Pelimpahan seluruh kewenangan di bidang perizinan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan juga masih menjadi masalah klasik yang belum selesai. Tarik menarik antara SKPD teknis dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan masih kental mewarnai birokrasi pelayanan perizinan secara umum. Oleh karena itu akselerasi optimal pelayanan perizinan melalui berbagai terobosan belum memberikan hasil yang signifikan. h. Business Process PTSP yang belum optimal di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan. Business Process yang tepat bagi PTSP, yaitu harus memiliki core business yang jelas, yaitu fungsi pemberian perizinan, penolakan perizinan, legalisasi dan duplikasi perizinan, pengawasan perizinan, pencabutan perizinan, pengaduan perizinan serta pengkajian dan monev perizinan dalam rangka penyerderhanaan birokrasi. i. Tuntutan masyarakat khususnya investor akan pelayanan perijinan terpadu yang mudah,cepat dan pasti semakin meningkat serta jaminan ketersediaan informasi yang akurat dan kekinian menyangkut peluang investasi dan kerjasama di Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut sangat diperlukan oleh Kota Tangerang Selatan untuk menarik investasi dalam rangka mendorong pertumbuhan Perekonomian Kota Tangerang Selatan.