Renstra BP2T Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016
(2)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
i Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Dokumen Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 yang merupakan penyempurnaan terhadap RENSTRA yang telah dibuat sebelumnya. Evaluasi RENSTRA Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Tangerang Selatan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 yang menjadi pedoman seluruh SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (RENSTRA).
Dokumen evaluasi RENSTRA Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan ini merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap dokumen RENSTRA sebelumnya, disesuaikan dengan program, kegiatan, target, sasaran, indikator kinerja serta kondisi saat ini yang berisikan uraian pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode 2011-2016 selama 5 tahun kedepan sehingga keberhasilan pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran tersebut secara langsung menjadi tanggung jawab Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan yang diuraikan secara detil dalam bentuk matrik Program dan Kegiatan tahunan. Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penyusunan evaluasi RENSTRA Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2013, saya ucapkan terima kasih.
Serpong Utara, November 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan,
Drs. H. Dadang Sofyan, MM NIP.19610124 198603 1 006
K
(3)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Landasan Hukum 6
1.3 Maksud dan Tujuan 9
1.3.1 Maksud 9
1.3.2 Tujuan 10
1.3.3 Sasaran 11
1.4 Sistematika 12
BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN BP2T KOTA TANGSEL 15
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BP2T 15
2.2. Sumber Daya BP2T 16
2.2.1. Kepegawaian 12
2.3. Kinerja Pelayanan Perijinan 20
2.4.Tantangan dan Peluang Pengembangan 21
Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI BP2T 25
3.1. Identifikasi Permasalahan BP2T Kota Tangsel 25
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah 30
Dan Wakil Kepala Daerah
BP2T dan Keharusan Pelayanan Prima
3.3. Telaahan Rencana Strategis 33
(4)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
iii
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS 36
3.5. Analisis Lingkungan Strategis 39
3.5.1. Analisis Lingkungan Internal 39
3.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal 39
3.5.3. Faktor Kunci Keberhasilan 40
3.5.4. Analisi SWOT 42
3.5.5. Penyusunan Peta Strategi Dengan BSC 46
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi BP2T Kota Tangsel 50
4.2. Tujuan dan Sasaran 53
4.2.1. Tujuan 53
4.2.1. Sasaran 53
4.3. Strategi dan Kebijakan BP2T Kota Tangsel 54
4.3.1 Strategi 54
4.3.2 Kebijakan 55
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA 56
5.1. Program dan Kegiatan 57
5.2. Indikator Kinerja 58
BAB VI INDIKATOR YANG MENGACU KEPADA RPJMD 59
Indikator Kinerja dan Target 62
BAB VII PENUTUP 63
LAMPIRAN
Matriks Visi Misi Tujuan Sasaran Kebijakan dan Program Matriks Program Kegiatan dan Anggaran
(5)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
1
1.1. Latar Belakang
Secara teoritis, birokrasi Pemerintahan memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi Pelayanan berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang berkorelasi langsung dengan masyarakat (public service), fungsi Pembangunan yang berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang menjalankan salah satu bidang tugas tertentu disektor pembangunan (development), dan fungsi Pemerintahan Umum yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas
pemerintahan umum (regulation and function) termasuk didalamnya
menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban umum.
Ketiga fungsi birokrasi pemerintahan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan publik yang dilaksanankan oleh pemerintah daerah cakupannya sangatlah luas yaitu pelayanan yang mampu menghasilkan public goods and services dan pelayanan yang meghasilkan peraturan perundang-undangan atau kebijakan yang harus dipatuhi oleh masyarakat (fungsi regulasi) seperti penyelenggaraan perijinan.
B
B
A
A
B
B
I
(6)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
2 Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam hal pelayanan publik yaitu adanya organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu Pemerintah Daerah, penerima layananan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan dan terciptanya kepuasan yang diberikan atau yang diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru di Provinsi Banten yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 pada tanggal 26 November 2008. Pembentukannya merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah agar dapat memperpendek rentang kendali pemerintahan sehingga pelayanan publik dapat meningkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2010 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan maka dibentuklah Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) dengan tugas pokok, fungsi dan taat kerja yang dijabarkan dalam Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 23 Tahun 2011 yaitu sebagai lembaga teknis yang mempunya tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pelayanan perijinan terpadu.
(7)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
3 Sehubungan dengan telah terpilihnya Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan untuk Periode Tahun 2011-2016 melalui proses pemilihan langsung, maka berdasarkan pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyusun dan menetapkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011–2016
sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. RPJMD Kota Tangerang Selatan tahun 2011-2016 ditetapkan melalui Peraturan Daerah yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang
Selatan. Sebagaimana pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
dan pasal 151 Undang-Undang 32 tahun 2004, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) dan lampiran IV Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. RENSTRA SKPD harus mengacu pada visi dan misi Kota Tangerang Selatan yang tertera pada RPJMD, ini merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk lebih mengarahkan organisasi di dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan, yang merupakan penjabaran atau turunan dari visi dan misi organisasi yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(8)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
4 Rencana strategis merupakan awal dari proses akuntabilitas suatu lembaga kepada pihak-pihak yang terkait yang berkepentingan seperti; masyarakat/ publik, DPRD, instansi yang terkait, dan Organisasi Non Pemerintah di dalam mempertanggungjawabkan pencapaian sasaran dan target yang telah ditetapkan. Rencana strategis juga memberikan fokus terhadap isu-isu penting dan strategis yang dihadapi oleh organisasi serta membantu di dalam mengambil keputusan dalam menghadapi masalah dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Rencana strategis membantu pengambil keputusan di dalam memformulasikan dan mengkomunikasikan secara jelas strategi yang perlu dilakukan untuk dapat mencapai sasaran dan target yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, Rencana strategis tersebut minimal harus mencakup kebijakan, strategi dan program pembangunan yang perlu dilakukan untuk dapat mensinergikan sumber daya dan potensi yang dimiliki dengan peluang pengembangan wilayah yang dimiliki. Sumber daya tersebut bersifat spesifik lokal yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, serta sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial. Di era otonomi daerah ini, kemampuan pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam mengelola seluruh potensi yang ada akan sangat menentukan perkembangan Kota Tangerang Selatan yang bermotto “Cerdas, Modern,
Religius” ini ke arah yang diinginkan.
Rencana Strategis (Renstra) Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 merupakan dokumen
(9)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
5 perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun
(perencanaan jangka menengah). Perencanaan strategis ini
menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, cara pencapaian tujuan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan di masa mendatang. Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah adalah capaian atas penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diukur dari masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak. Perencanaan strategis menentukan diarahkan kemana suatu organisasi untuk tahun kedepan atau tahun-tahun
berikutnya, bagaimana cara mengarahkannya dan bagaimana
mengevaluasi keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Secara umum Renstra Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu perangkat dasar pegukuran kinerja atas pelayanan yang diberikan pada masyarakat di bidang perijinan yang di evaluasi dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap akhir tahun.
Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dengan menggunakan sistem pengukuran kinerja. Sistem pengukuran kinerja adalah sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara
sistematis, dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan
(10)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
6 Renstra SKPD dilakukan terhadap 3 aspek yaitu Kebijakan, Pelaksanaan dan Hasil Renstra SKPD.
1. Aspek Kebijakan
Dalam pengendalian dan evaluasi kebijakan Renstra SKPD, kepala SKPD melaporkan rancangan akhir Renstra SKPD kepada Kepala Bappeda, kemudian kepala Bappeda melakukan verifikasi untuk menjamin bahwa visi, misi, tujuan, strategi, kegijakan, program dan kegiatan SKPD sesuai dengan RPJMD dan keterpaduan dengan Renstra SKPD lainnya.
2. Aspek Pelaksanaan
Dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD, kepala SKPD melaporkan pelaksanaan Renstra SKPD kepada kepala daerah melalui kepala Bappeda.
3. Aspek Hasil
Dalam evaluasi hasil Renstra SKPD, Kepala SKPD melaksanakan evaluasi terhadap hasil Renstra SKPD. Kepala SKPD setiap bulan Januari melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi kepada kepala daerah melaui kepala Bappeda.
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(RENSTRA BP2T) Kota Tangerang Selatan ini dibuat dengan pendekatan berdasarkan Sistem Manajemen Strategis (Strategic Management System) dan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang tertera pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang dipandang
(11)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
7 sebagai instrumen bagi pelembagaan pelayananan partisipatif. Berikut ini gambaran keterkaitan antar dokumen menurut Nomor 25 Tahun 2004.
Gambar 1
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL, DAERAH DAN SEKTOR (UU RI NO.25 Th 2004)
PEMBUKA-AN UUD 45
RKP (Per.Pres.) VISI, MISI DAN ARAH PEMBA-NGUNAN RPJP NASIONAL RPJM NASIONAL (Per.Pres.) Dengan mengguna-kan ran-cangan Renstra-KL RENSTRA KL (disesuaikan RPJM) (per.pim.K/L) RENJA K/L VISI, MISI PROGRAM PRESIDEN MUSREN BANG RKPD (Per.Kep. Daerah) RPJP DAERAH RPJM DAERAH (Per.Kep. Daerah) Dengan mengguna-kan ran-cangan Renstra-SKPD RENSTRA SKPD (disesuaikan RPJMD (per.pim.SKPD RENJA D VISI, MISI PROGRAM K. DAERAH MUSREN BANG PROPINSI KABUPATEN WALIKOTA NASIONAL Pedoman RAPBN Pedoman RAPBD
Dalam penyusunannya, Rencana Strategis (Renstra) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 ini berlandaskan hukum pada :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Pelayananan
(12)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
8
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang pembentukan Propinsi Banten;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir dengan undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat;
9. Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian
urusan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kota/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
(13)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
9 12. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 06 Tahun 2010
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan;
17. Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T);
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
a. Penyusunan Renstra Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T)
untuk memberikan gambaran tentang kondisi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan;
(14)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
10
b. Memberikan gambaran permasalahan yang dihadapi dalam
menjalankan tugasnya dengan berbagai kendala, tantangan dan peluang;
c. Renstra Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) sebagai
panduan bagi seluruh jajaran organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) dalam melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu lima tahun;
d. Renstra Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) sebagai
acuan untuk mewujudkan kinerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) dalam melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu lima tahun;
1.3.2. Tujuan
a. Memberikan arah dan pedoman kepada seluruh jajaran
organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) dalam pencapaian Visi dan Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T);
b. Renstra diharapkan dapat memperbaiki kinerja seluruh jajaran
organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) yang benar-benar terarah dalam pencapaian hasil dan target pelayananan;
c. Renstra diharapkan dapat dijadikan sebagai tolok ukur kinerja
dan dievaluasi secara objektif sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan;
(15)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
11 d. Renstra diharapkan sebagai pemacu seluruh jajaran organisasi
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) dalam
menghasilkan rencana yang lebih aspiratif dan aplikatif dalam jangka waktu 5 tahun kedepan;
e. Renstra sebagai landasan operasional dalam penyusunan
program kegiatan yang mengacu pada visi dan misi Kota Tangerang Selatan;
Rencana strategis ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk:
Penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD);
Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan SKPD;
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Penetapan Kinerja
(Tapkin);
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Publik (LAKIP);
1.3.3. Sasaran
Sasaran penyusunan Renstra Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota tangerang Selatan Tahun 2011-2016 adalah :
1. Tersusunnya perencanaan strategis Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan untuk lima tahun kedepan yang berisi Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan;
2. Mengidentifikasi potensi, kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan publik dan pengembangan pelayanan perijinan yang lebih efektif dan efisien;
(16)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
12 3. Menentukan visi, visi Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Tangerang Selatan
4. Menentikan strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran dalam mencapai visi dan misi tersebut;
5. Merumuskan program dan kegiatan dalam pelayanan publik dan
pengembangan penyelenggaraan perijinan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah;
6. Merumuskan mekanisme pengukuran dan evaluasi kinerja;
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Strategis BP2T Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang adanya Renstra BP2T kemudian dasar pemikiran dan dasar hukum yang yang melandasi penyusunan rencana strategis. Serta memuat hubungan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Tangerang Selatan dengan Rencana Strategis BP2T, juga maksud dan tujuan serta sistematika penulisan dari Rencana Strategis BP2T Kota Tangerang Selatan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BP2T KOTA TANGERANG SELATAN
Bab ini memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) serta
struktur organisasi BP2T dalam penyelenggaraan urusan
(17)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
13 dimiliki BP2T dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, kinera pelayanan BP2T dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi serta peluang melalui Renstra BP2T ini.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BP2T.
Bab ini memuat seputar identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BP2T beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, telaahan terhadap Visi, Misi, dan Program Walikota dan Wakil Walikota Terpilih, juga dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan BP2T yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut, yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan BP2T.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, SASARAN DAN KEBIJAKAN
Bab ini berisi visi yang merupakan gambaran tentang masa depan yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu, kemudian misi dari BP2T yang merupakan pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai ke depan. Dan diuraikan mengenai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai selama kurun waktu Tahun 2011-2016 sebagai hasil dari analisis SWOT serta indikator kinerja yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan BP2T. Dilanjutkan dengan strategi dalam mencapai tujuan dan
(18)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
14 sasaran yang berupa kebijakan yang diambil oleh BP2T dalam mencapai visi dan misinya.
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Bab ini berisi tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif berdasarkan tujuan, sasaran dan indikator sasaran sebagaimana termuat dalam bab sebelumnya.
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bab ini berisi tentang indikator-indikator kinerja BP2T Kota Tangerang Selatan dengan berlandaskan pada tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan yang telah ditetapkan.
BAB VII PENUTUP
Memuat kaidah pelaksanaan yang meliputi penjelasan antara lain Renstra-SKPD merupakan pedoman dalam penyusunan Renja-SKPD, dan merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan tahunan, serta catatan dan harapan kepala SKPD.
(19)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
15
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BP2T
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2009, tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Pada tanggal 30 Desember 2010 ditetapkan kembali dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Dengan keberadaan SKPD ini, diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme kinerja aparatur Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam memberikan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang didasarkan
kepada nilai-nilai komitmen dan konsistensi, wewenang dan
tanggungjawab, integritas dan profesional, ketepatan/keakurasian dan kecepatan, disiplin, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(BP2T), mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengarahkan, mengawasi, mengendalikan kegiatan di bidang pelayanan perijinan terpadu sesuai kebijakan Pemerintah Daerah (Pasal 2 ayat (1) Perwal Nomor 23 Tahun 2011).
G
G
A
A
M
M
B
B
A
A
R
R
A
A
N
N
U
U
M
M
U
U
M
M
P
P
E
E
L
L
A
A
Y
Y
A
A
N
N
A
A
N
N
B
B
A
A
D
D
A
A
N
N
P
P
E
E
L
L
A
A
Y
Y
A
A
N
N
A
A
N
N
P
P
E
E
R
R
I
I
J
J
I
I
N
N
A
A
N
N
T
T
E
E
R
R
P
P
A
A
D
D
U
U
K
K
O
O
T
T
A
A
T
T
A
A
N
N
G
G
E
E
R
R
A
A
N
N
G
G
S
S
E
E
L
L
A
A
T
T
A
A
N
N
K
K
O
O
T
T
A
A
T
T
A
A
N
N
G
G
E
E
R
R
A
A
N
N
G
G
S
S
E
E
L
L
A
A
T
T
A
A
N
N
B
B
A
A
B
B
2
(20)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
16 Adapun Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan adalah :
1. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan program kerja;
2. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja;
3. Pelaksanaan kegiatan;
4. Pembinaan pelaksanaan pengelolaan Pelayanan Perijinan
Terpadu;
5. Pengembangan sistem informasi Pelayanan Perijinan Terpadu;
6. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan program
kerja;
7. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi / lembaga lainnya terkait dengan kegiatan Pelayanan Perijinan Terpadu;
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
2.2. Sumber Daya SKPD
2.2.1. Kepegawaian
Secara kuantitatif, BP2T memiliki pegawai yang cukup memadai untuk suatu instansi pelayanan di daerah dengan 7 Kecamatan, yaitu sebanyak 155 orang, terdiri dari 78 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 77 orang Tenaga Kerja Sukarela (TKS). (sumber : Subbag Umum & Kepegawaian) namun, jumlah TKS
mengalami kecenderungan bertambah seiring dengan
perkembangan dan kebutuhan pelayanan perijinan yang semakin hari semakin kompleks.
(21)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
17
Tabel 1
Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(sesuai Perda Nomor 6 Tahun 2010)
KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU JABATAN FUNGSIONAL BIDANG DATA, INFORMASI DAN REGULASI SEKSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN SISTEM PELAPORAN SEKSI REGULASI DAN DOKUMENTASI BIDANG PELAYANAN PERIJINAN PEMBANGUNAN SEKSI PELAYANAN PERIJINAN BIDANG PEMBANGUNAN SEKSI VERIFIKASI DAN PENETAPAN PERIJINAN BIDANG PEMBANGUNAN BIDANG PELAYANAN PERIJINAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
SEKSI PELAYANAN PERIJINAN BIDANG
EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT SEKSI VERIFIKASI DAN
PENETAPAN PERIJINAN BIDANG
KESEJAHTERAAN RAKYAT BIDANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGADUAN
SEKSI PENGAWASA, PENGENDALIAN DAN PENGADUAN BIDANG
PEMBANGUNAN SEKSI PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGADUAN BIDANG EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIS
SUB BAGIAN PROGRAM, EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
• Peraturan Daerah KotaTangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan.
(22)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
18
Tabel 2
Jumlah Pejabat dan Staf BP2T
Tabel 3
Tingkat Pendidikan Pegawai
No Uraian PNS TKS Jumlah
1 S2 12 1 13
2 S1 45 32 77
3 D3 4 6 10
4 D4 - 1 1
5 D1 - 3 3
6 SMA 17 27 44
7 SMP - 4 4
8 SD - 4 4
JUMLAH 78 78 156
(Data:Subbag Umum dan Kepegawaian 2013)
Kekuatan Personil BP2T Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Peta Jabatan
No. Unit Kerja Eselon II
Eselon III
Eselon IV
PNS TKS OB Satpam Supir Jumlah
1 Sekretariat 1 1 3 15 8 8 5 2 43
2 Bidang Data, Informasi dan Regulasi
0 1 2 2 6 0 0 3 14
3 Bidang Pelayanan Perijinan Pembangunan
0 1 2 12 12 0 0 0 27
4 Bidang Pelayanan Perijinan Ekonomi dan Kesra
0 1 2 10 9 0 0 0 22
5 Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Pengaduan
0 1 2 23 24 0 0 0 50
Jumlah 1 5 11 62 59 8 5 5 156
(23)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
19
Tabel 4
Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan
Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan
No
Kompetensi
yang
dibutuhkan
Bidang
Pelayanan
Pembangunan
Bidang
Pelayanan
Ekonomi
& Kesra
Bidang
Pengawasan,
pengendalian
& Pengaduan
Bidang
Data
Informasi
& Regulasi
Sekretariat Jumlah
1 Arsitektur 2 - 2 - - 4 2 Teknik Sipil 2 - 2 - - 4
3 Pranata
Komputer 5 5 4 5 2 21 4 Planologi 3 - 2 - - 5 5 Teknik
Lingkungan 2 - 2 - - 4 6 Teknik
Komputer 1 1 1 3 - 6
7 Hukum - - - 3 - 3
8 Ekonomi - 3 - - - 3 9 Akuntansi 2 1 - - 1 4 10 Administrasi
Perkantoran 1 1 1 1 1 4
11
Administrasi Transportasi Darat
3 - - - - 3
(24)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
20 2.3. Kinerja Pelayanan Perijinan
Berbagai pelayanan baik perijinan maupun non perijinan diselenggarakan oleh BP2T. Berikut adalah jenis-jenis pelayanan perijinan yang diselenggarakan beserta dengan rekapitulasi permohonan ijin dan penerbitan SK perijinan sampai dengan oktober tahun 2013.
(25)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
21 Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan pelayanan di BP2T, masih dirasakan belum optimal. Hal tersebut disebabkan beberapa hal, di antaranya permasalahan kualitas dan kuantitas SDM, ketersedian dan peningkatan sarana dan prasarana kerja serta pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang tepat sasaran, terarah dan terpadu. Selain itu, regulasi dan prosedur operasi standar kerja menjadi hal yang sangat penting bagi SKPD yang memberikan pelayanan yang efektif dan efisien dan langsung kepada masyarakat seperti BP2T.
Berdasarkan PP 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, terdapat indikator kinerja dalam Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang terkait dengan aspek daya saing daerah pada fokus iklim berinvestasi melalui kemudahan perijinan yang memiliki keterkaitan erat dengan pelayanan perijinan yang diselenggarakan di BP2T Kota Tangerang Selatan. Indikator tersebut adalah
a. Lamanya Proses Perijinan (rata-rata lama proses perijinan dalam hari);
b. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah;
c. Jumlah Perda yang mendukung Iklim Usaha;
Oleh karena itu, dalam perumusan program dan kegiatan BP2T harus selalu dikaitkan dengan salah satu indikator-indikator kinerja tersebut selain berpedoman dengan RPJMD Kota Tangerang Selatan 2011-2016.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Penyelenggaraan pelayanan terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan perijinan dan non perijinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan secara terpadu
(26)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
22 dalam satu pintu dan satu tempat. Tujuan penyelenggaraannya adalah untuk mempermudah proses pelayanan perijinan maupun non perijinan. Namun, yang dimaksud dengan mempermudah di sini adalah dalam hal efesiensi waktu. Pelayanan perijinan juga memiliki fungsi penting sebagai pengendali pembangunan wilayah, terutama dalam hal penataan ruang yang berkaitan erat dengan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Pada tingkat nasional, kebijakan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan kepentingan lingkungan hidup sekaligus ekonomi dan sosial telah ditetapkan sebagai landasan operasional pelaksanaan pembangunan. Pada tahun 2009 telah ditetapkan pula Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang salah satu poin pentingnya adalah mewajibkan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam proses penyusunan atau evaluasi Rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya, RPJP, RPJM Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota; serta kebijakan, rencana, dan atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan / atau risiko lingkungan. KLHS sendiri didefinisikan sebagai suatu rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan atau kebijakan, rencana & program (KRP).
Berdasarkan KLHS RTRW Kota Tangerang Selatan, salah satu isu utama adalah alih fungsi lahan serta okupasi kawasan lindung oleh kegiatan budidaya.
(27)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
23 Selain itu, permasalahan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan juga menjadi isu penting bagi Kota Tangerang Selatan yang merupakan daerah urban. Pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) juga belum sesuai dengan ketentuan, yaitu komposisi luas minimum sebesar 30 %, yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat.
Dalam rancangan RTRW terdapat tujuan yang memberi perhatian khusus terhadap pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, yaitu:
mewujudkan Kota Tangsel sebagai kawasan permukiman di
Jabodetabekpunjur, yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan (liveable city);
mewujudkan penyelenggaraan fungsi-fungsi perekonomian
(perdagangan dan jasa) dan pendidikan berskala internasional, nasional dan lokal.
Dalam penilaian implikasi kebijakan KLHS, dinyatakan bahwa kompleksitas rencana pengembangan pusat-pusat perkotaan memerlukan adanya kebijakan tata guna tanah dan administrasi pertanahan yang mampu melakukan pengaturan alih fungsi lahan secara berimbang dan mengarusutamakan isu lingkungan hidup. Dalam hal RTH, dicantumkan bahwa nampaknya pihak Pemerintah Kota perlu membuat kebijakan yang tegas guna memenuhi kewajiban pemenuhan alokasi ruang terbuka hijau.
BP2T sebagai SKPD yang memiliki tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengarahkan, mengawasi, mengendalikan kegiatan di bidang pelayanan perijinan terpadu sesuai kebijakan Pemerintah Daerah memiliki peran sekaligus beban yang besar dalam mengatasi permasalah
(28)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
24 utama penataan ruang tersebut. BP2T senantiasa menjadikan regulasi maupun dokumen perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Daerah dan Rencana Detail Tata Ruang harus dijadikan acuan, sehingga perijinan juga menjadi pengendali terhadap penataan ruang dan menjadi salah satu instrumen dalam upaya mengatasi isu dan permasalahan utama Kota. Bahwa seiring dengan dinamika perkembangan kemajuan Kota Tangerang Selatan yang sangat pesat menuntut BP2T untuk senantiasa berbenah dalam memberikan pelayanan yang efisien dan efektif, memutus rantai birokrasi yang berbelit belit antar SKPD, penyempurnaan kelembagaan, meyiapkan SDM yang profesional dan handal, sarana dan prasarana yang memerlukan pengembangan dan perbaikan secara terus menerus serta sistem alur kerja (SOP) dan program kegiatan yang terarah, terpadu dan tepat sasaran yang ditunjang dengan ketersediaan peraturan daerah. Oleh karena itu kedepan, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dituntut harus mampu menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Satu Pintu dan Satu Atap (PTSP/PTSA) di tahun 2014, sebagai solusi yang tepat dalam upaya
mereduksi dan menghilangkan barriers dalam kegiatan pelayanan
perijinan serta mewujudkan visi BP2T dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat di Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
(29)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
25
3.1. Identifikasi Permasalahan BP2T Kota Tangerang Selatan
Sebagai lembaga teknis daerah yang berada dalam pemerintahan baru Kota Tangerang Selatan, saat ini Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan dalam memberikan pelayanan perijinan masih banyak dihadapkan pada berbagai permasalahan baik yang sifatnya internal maupun eksternal BP2T, di antaranya sebagai berikut:
3.1.1.Belum optimalnya kualitas SDA BP2T dibandingkan kebutuhan.
Jumlah Sumber Daya Aparatur (SDA) BP2T saat ini (2013) sebanyak 156 orang, terdiri dari 78 orang PNS dan 78 orang TKS. Jumlah tersebut, secara kuantitatif sebenarnya sudah cukup memadai, cuma secara kualitatif jumlah aparat yang menguasai teknis perijinan baru mencapai kurang lebih sekitar 60%. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur teknis yang ada di BP2T khususnya dalam menghadapi penyelenggaraan kegiatan PTSP/PTSA ditahun 2014 yang diperoleh melalui kegiatan workshop, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan khusus lainnya bagi seluruh
B
B
A
A
B
B
3
(30)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
26 pegawai BP2T khususnya yang berada pada bagian pelayanan (frontoffice). Tahun 2011, gelombang masuknya Tenaga Kerja Sukarela (TKS) banyak dan tidak terkendali. Hal ini terkait dengan beberapa faktor eksternal yang ikut mempengaruhi hal tersebut. Persoalan kemudian muncul adalah ketika tenaga yang masuk tersebut ternyata tidak ditunjang dengan realitas kebutuhan obyektif di BP2T serta tidak memiliki kompetensi yang sesuai dan sedang dibutuhkan sehingga menimbulkan ketimpangan berupa kinerja yang tidak maksimal. Oleh karena itu khusus ditahun 2013 ini telah dilakukan upaya pengetatan dalam proses penerimaan TKS, dan lebih fokus untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas Sumber Daya Aparatur yang telah ada melalui berbagai pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis yang telah di programkan.
3.1.2. Belum optimalnya pelayanan administrasi perkantoran serta
belum memadainya sarana dan prasarana aparatur
Pelayanan administrasi perkantoran serta peningkatan sarana dan prasarana aparatur merupakan kegiatan rutin organisasi. Saat ini pelayanan administrasi perkantoran dirasa belum cukup memuaskan, masih sering ditemukannya berbagai permasalahan baik dari segi ketepatan waktu pelayanan, proses administrasi dokumen yang berbelit-belit dan sulit, dan biaya yang berbeda-beda. Demikian juga untuk sarana dan prasarana perkantoran masih perlu untuk
(31)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
27 ditingkatkan lagi baik secara kualitas maupun kuantitas dalam rangka mendukung pencapaian kinerja organisasi. Oleh karena itu secara bertahap dan berkelanjutan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap pelayanan administrasi dan sarana prasarana terus dilakukan setiap tahun, dan mulai tahun 2013 telah dicanangkan pembentukan penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu/ Satu Atap (PTSP/PTSA) yang operasionalisasinya diharapkan berjalan diawal tahun 2014. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan kegiatan pelayanan perijinan yang lebih efektif, efisien, transparan dan menjamin kepastian dalam memberi pelayanan prima ke masyarakat.
3.1.3. Belum optimalnya pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang
Pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang saat ini masih belum optimal terutama dari segi ketepatan waktu penyampaian pertanggungjawaban keuangan dan administrasi pengelolaan barang yang disebabkan oleh rendahnya koordinasi antar bidang dilingkup Badan Pelayanan perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut berakibat terhadap adanya keterlambatan dalam pelaporan keuangan yang terkadang berimplikasi terhadap target capaian yang belum optimal. Oleh karena itu Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir hal tersebut melalui peningkatan kapasitas Sumber
(32)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
28 Daya Aparatur (SDA) BP2T khususnya bagi pegawai yang terlibat langsung menangani bidang keuangan dan pengelolaan barang dan jasa, penggunaan jasa konsultan, dan pengembangan sistem pelaporan keuangan, barang dan jasa yang ada.
3.1.4. Belum optimalnya disiplin pegawai dan penataan administrasi
kepegawaian
Pada dasarnya, setiap tahun penataan terhadap administrasi umum dan kepegawaian di Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan sudah relatif baik dan terus dilakukan penyempurnaan, hal itu tercermin dengan tersedianya dokumentasi absensi baik manual dan otomatis (finger print) yang mendata tingkat kehadiran pengawai BP2T setiap hari kerja, namun beberapa hal yang masih dirasa perlu ada penyempurnaan adalah tingkat kesadaran pegawai untuk datang tepat waktu dan sanksi tegas bagi mereka yang dianggap selalu lalai dalam melaksanakan kewajibannya, hal ini sudah tentu perlu ada koordinasi yang intensif dengan instansi terkait, oleh karena itu rangka optimalisasi pencapaian visi dan misi instansi dipandang perlu untuk waktu yang akan datang terus diperbaiki secara berkelanjutan beberapa hal baik
mencakup pengelolaan updating system data kepegawaian serta
(33)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
29
3.1.5. Belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan perijinan
Penyelenggaraan pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan merupakan satu rangkaian proses
yang dimulai pada Bidang Pelayanan Perijinan Pembangunan, Bidang
Pelayanan Perijinan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Pengaduan, Bidang Data, Informasi dan Regulasi dan pada akhirnya sampai pada pimpinan BP2T melalui Bagian Sekretariat. Dalam proses kegiatan ini masih terkendala terutama di Bidang Pelayanan : ruang pelayanan perlu dioptimalkan sehingga proses pelayanan sesuai dengan mekanisme kerja bidang-bidang yang ada. Di sisi lain mekanisme kerja perlu dituangkan kedalam Standard Operating Procedure (SOP) dan alur kerja yang efektif dan efisien. Kendala lain yang dirasa sangat krusial adalah koordinasi yang belum maksimal dengan instansi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan pelayanan perijinan. Oleh karena itu upaya perbaikan dan penyempurnaan baik
terhadap Sumber Daya Aparatur dan System Database yang ada terus
dilakukan hingga saat ini khususnya dalam menghadapi
penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Satu Atap (PTSP/PTSA) sehingga tercipta pelayanan kepada masyarakat secara optimal yang pada akhirnya berimplikasi terhadap peningkatan indeks kepuasan masyarakat.
(34)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
30
3.1.6. Belum optimalnya kualitas dan kuantitas regulasi perijinan
Optimalisasi kualitas pelayanan perijinan sangat ditentukan oleh kualitas regulasi perijinan baik dalam bentuk petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan perijinan. Kondisi saat ini regulasi perijinan yang dilaksanakan BP2T Kota Tangerang Selatan masih mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Tangerang, sehingga untuk waktu yang akan datang perlu menjadi perhatian serius dalam upaya menghasilkan peraturan yang lebih fokus pada pemberian pelayanan optimal ke masyarakat selaras dengan SOP serta nota kesepahaman antar SKPD lainnya dan diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan perijinan secara umum.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah: BP2T dan Keharusan Pelayanan Prima
Visi Walikota dan Wakil Walikota adalah “Terwujudnya Kota
Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai, dan Asri”. Dalam rangka
mewujudkan visi tersebut, salah satu misi Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan Terpilih yang menjadi rumusan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan
(35)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
31 adalah “Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih”.
Ini ditujukan untuk meningkatkan fungsi Pemerintahan dalam hal
peningkatan pelayanan perijinan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan yang diorientasikan pada pemerataan kemajuan perekonomian dan kesejahteraan sesuai dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Misi ini diarahkan pada peningkatan pembangunan sektor pendapatan asli daerah dan penataan tata kota yang baik dalam sektor perijinan sebagai mainstream yang dapat menciptakan stabilitas dan pemerataan ekonomi dan didukung oleh sistem investasi dan pengembangan sektor lain yang potensial.
Penyelenggaraan pelayanan prima yang terpadu di Kota Tangerang Selatan adalah menjadi keharusan baik secara konstitusional maupun dalam
rangka menjawab realitas kebutuhan masyarakat. Dalam upaya
meningkatkan perekonomian dan menggiatkan sektor riil di Kota Tangerang Selatan diperlukan kemudahan perijinan seperti kemudahan untuk berinvestasi dan membuka usaha kerja. Namun, pada saat yang sama sering kita mendengar berbagai keluhan dari para investor dan pelaku usaha yaitu tidak memperoleh jaminan kepastian berusaha, kemudahan perizinan, serta jaminan keamanan berusaha dalam rangka pengembangan iklim investasi yang kondusif dan memberi kepastian/jaminan berusaha. Selama ini, Pemerintah Kota dinilai belum memiliki inisiatif langsung bersentuhan dengan investor, akibatnya investasi di Pemerintah Kota Tangerang Selatan tidak dapat dirasakan secara kualitatif dan langsung manfaatnya. Hal
(36)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
32 tersebut menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk meyakinkan kepada para investor agar merasa nyaman dalam berinvestasi.
Beberapa Ketentuan / Peraturan yang menjamin penyelenggaraan kegiatan pelayanan perijinan dan kemudahan investasi didaerah didasarkan pada antara lain:
- Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1995, tentang Sistem Pelayanan Satu Atap secara bertahap;
- Undang - Undang Nomor 25 tahun 2007, tentang Penanaman Modal;
- INPRES Nomor 3 tahun 2007,tentang Paket Kebijakan Investasi;
- Permendagri Nomor 24 tahun 2007, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP);
- Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, tentang Pedoman Tatalaksana
Pelayanan Umum;
- Permendagri Nomor 20 Tahun 2008, tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja unit pelayanan perijinan terpadu di Daerah;
- Surat Mendagri Nomor 061/2671/SJ, tanggal 17 Juli 2009;
Pemerintah Kota Tangerang Selatan memiliki keinginan dan tujuan untuk mendorong peningkatan kegiatan ekonomi daerah dan menarik investor dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi tersebut. Investasi yang ada dapat berasal dari luar daerah maupun dari dalam daerah itu sendiri, yang
(37)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
33 berupa penanaman modal usaha masyarakat dalam upaya penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi setempat.
Kebijakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam bidang perijinan diharapkan dapat menarik investasi dan mendorong peran serta masyarakat agar ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi pembangunan. Beberapa faktor perijinan yang menghambat investor sebagai pihak yang paling sering mengurus masalah perijinan pembangunan, dan juga masyarakat pada umumnya, antara lain :
- Birokrasi perijinan yang panjang dan berbelit-belit,
- persyaratan yang memberatkan,
- Tidak transparan,
- Proses yang lama, dan
- Biaya tinggi.
3.3. Telaahan Rencana Strategis Pelayanan Satu Atap dan Satu Pintu (PTSA/PTSP)
Agar penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan, maka salah satu faktor terpenting yang sangat dibutuhkan adalah tersedianya dana dan sumber-sumber keuangan yang memadai.
Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber keuangan dapat dipenuhi dan
(38)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
34 penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan adalah seringnya masyarakat
melakukan/melaksanakan permintaan ijin (perijinan) yang sesuai dengan lingkup kegiatannya/lingkup masalahnya kepada Pemerintah.
Sebagai timbal baliknya, Pemerintah Kota sebagai pemberi ijin harus dapat melayani masyarakat sebaik mungkin bagi yang membutuhkan masalah perijinan. Pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan/ mengurus perijinan, dapat dilaksanakan sebaik mungkin apabila Pemerintah Kota mempunyai suatu organisasi dan metoda yang baik mengenai tata cara pemberian pelayanan perijinan kepada masyarakat
Salah satu sifat dan kecenderungan masyarakat yang akan dilayani adalah bahwa pada dasarnya apabila mengurus/ menyelesaikan segala sesuatu dengan pemerintah daerah ingin selalu dilayani secara lebih sederhana cepat, tepat waktu, tepat biaya dan tepat bentuk (betul dan benar).
Sebagi upaya Pemerintah Daerah untuk memenuhi keinginan masyarakat yang akan mengurus perijinan, maka Pemerintah Daerah harus dapat meningkatkan mutu pelayanannya kepada masyarakat
Penyelenggaraan PTSP/ PTSA adalah sebuah satuan kerja di tingkat
pemerintahan kota/kabupaten yang memberikan pelayanan untuk
memproses berbagai dokumen publik, khususnya perijinan usaha dan investasi. Perijinan usaha dan investasi yang selama ini mengandung konotasi negatif : terlalu banyak, berbelit-belit, membutuhkan waktu lama dan mahal, diharapkan akan dapat lebih disederhanakan melalui pelayanan
(39)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
35 satu atap satu pintu (terpadu) yang memangkas beban administratif bagi pemerintah daerah dan memudahkan pelaku usaha mendapatkan akses sumberdaya untuk pengembangan usahanya.
Tujuan dari dibentuknya Penyelenggaraan PTSP/ PTSA untuk memberikan
kemudahan pada dunia usaha karena dapat menciptakan iklim kondusif yang dapat meningkatkan kegairahan dunia usaha. Disamping melayani perijinan,
Penyelenggaraan PTSP/ PTSA dapat dijadikan sebagai sarana bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan
masyarakat/publik. Melalui Pelayanan PTSP/ PTSA dengan seluruh
kelengkapannya, pengurusan perijinan usaha akan menjadi mudah dan murah yang membuat pelaku usaha terhindar dari biaya ekonomi yang tinggi yang biasanya terjadi pada saat proses pengurusan ijin.
Prinsip-Prinsip Pelayanan PTSP/ PTSA :
- Sederhana;
- Reliabilitas;
- Tanggung Jawab;
- Kecakapan Petugas;
- Kemudahan Akses;
- Ramah;
- Terbuka;
- Komunikasi Petugas dan Pelanggan;
- Kredibilitas;
- Kejelasan dan Kepastian;
(40)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
36
- Mengerti Kebutuhan Pelanggan;
- Wujud Nyata;
- Efisien;
- Ekonomis;
Untuk kelancaran proses perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman modal diperlukan suatu sistem berbasis Teknologi Informasi (TI) yang handal. Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi ini diharapkan proses perijinan dan komunikasi dengan dunia usaha dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Sistem informasi yang baik akan menjadi alat manajemen yang membantu setiap tingkatan pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan terbaik dengan berdasar pada data dan informasi yang dibangun secara capat, akurat, benar dan lengkap. Oleh karena itu implementasi TI dalam sistem informasi Pelayanan PTSP/PTSA menjadi salah satu solusi paling bijak yang dapat ditempuh.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS
Berdasarkan rancangan RTRW Kota Tangerang Selatan, pengendalian pemanfaatan ruang Kota Tangerang Selatan mencakup 1) arahan peraturan zonasi, 2) arahan perizinan, 3)arahan pemberian insentif dan disinsentif, 4) serta arahan sanksi. Dalam dokumen tersebut ditetapkan 3 (tiga) jenis pusat pelayanan kota dengan rincian sebagai berikut:
(41)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
37 2. Sub-pusat pelayanan kota (SPK)
3. Pusat lingkungan (PL)
Pusat Pelayanan Kota, meliputi:
a. PPK I sebagai pusat pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan
jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Ciputat;
b. PPK II memiliki fungsi sebagai kegiatan pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Serpong;
c. PPK III memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, perdagangan
dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di Kecamatan Pondok Aren.
Dalam hal rencana pola ruang, dalam RTRW telah ditetapkan rencana pengembangan kawasan lindung, yaitu berupa:
1) Kawasan Perlindungan Setempat
2) Ruang Terbuka Hijau (RTH)
3) Kawasan Rawan Bencana Alam
4) Kawasan Cagar Budaya
Sedangkan, rencana kawasan budidaya telah ditetapkan, yaitu berupa:
1) Kawasan Perumahan
2) Kawasan Perdagangan dan jasa
(42)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
38
4) Kawasan Industri
5) Kawasan pariwisata
6) Kawasan Non Hijau
7) Kawasan Evakuasi Bencana
8) Kawasan Peruntukan Sektor Informal
9) Kawasan Peruntukan Lainnya
Dalam hal implikasi kebijakan KLHS terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, dinyatakan bahwa kompleksitas rencana pengembangan pusat-pusat perkotaan memerlukan adanya kebijakan tata guna tanah dan administrasi pertanahan yang mampu melakukan pengaturan alih fungsi lahan secara berimbang dan mengarusutamakan isu lingkungan hidup. Selain itu dalam hal RTH, Pemerintah Kota perlu membuat kebijakan yang tegas guna memenuhi kewajiban pemenuhan alokasi ruang terbuka hijau.
BP2T memiliki peran sekaligus beban yang besar dalam mengatasi permasalah utama penataan ruang tersebut dan harus senantiasa menjadikan regulasi maupun dokumen perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Daerah dan Rencana Detail Tata Ruang harus dijadikan acuan, sehingga perijinan juga menjadi pengendali terhadap penataan ruang dan menjadi salah satu instrumen dalam upaya mengatasi isu dan permasalahan utama Kota. Namun, masih terdapat permasalahan dalam menjalankan fungsi tersebut, baik dalam hal ketersediaan regulasi seperti Peraturan
(43)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
39 Daerah yang mengatur tentang retribusi, rencana detail tata ruang maupun prosedur operasi standar.
3.5. Analisis Lingkungan Strategis 3.5.1 Analisis Lingkungan Internal
Dalam pencermatan kondisi internal dan data yang ada, beberapa faktor yang dianggap merupakan kekuatan (strenghts) BP2T adalah :
Memiliki tugas pokok dan fungsi yang jelas;
Memiliki regulasi dan kewenangan yang kuat;
Memiliki Sarana dan prasarana cukup memadai;
Memiliki Sumber Dana yang mendukung;
Dari pencermatan kondisi & data yang ada, beberapa faktor yang dianggap merupakan kelemahan (weaknesses) BP2T adalah :
Masih rendahnya kuantitas dan kualitas aparatur;
Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung;
Belum optimalnya Sistem dan Data penunjang pelayanan;
Belum optimalnya regulasi dan kewenangan yang ada;
3.5.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Dari pencermatan kondisi eksternal & data yang ada, beberapa faktor yang dianggap merupakan peluang (opportunities) bagi BP2T adalah:
(44)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
40
Perkembangan Iklim Globalisasi dan perkembangan IPTEK yang
pesat;
Potensi sosial ekonomi yang cukup besar;
Apresiasi masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan cukup
tinggi;
Adanya kesempatan mengikuti program pendidikan dan
pelatihan pelayanan dari lembaga terkait;
Dari pencermatan kondisi eksternal & data yang ada, beberapa faktor yang dianggap merupakan ancaman/tantangan (threats) bagi BP2T adalah :
Intervensi pihak luar dalam proses pelayanan masih sangat tinggi
Percepatan Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi;
Belum maksimalnya kesadaran masyarakat akan arti penting
perijinan;
Respon dari dinas/instansi/lembaga terkait lainnya masih lemah;
3.5.3 Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan
Ada beberapa faktor kunci keberhasilan yang diharapkan terwujud dalam pelaksanaan tugas BP2T Kota Tangerang Selatan yaitu :
Optimalisasi komitmen bersama yang tinggi untuk mendorong
aparatur pelayanan mengikuti pendidikan dan pelatihan Pelayanan;
(45)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
41
Optimalisasi kompetensi aparatur pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan;
Optimalisasi tugas dan fungsi dalam menghadapi iklim globalisasi
dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan;
Optimalisasi prosedur dan mekanisme pelayanan yang ada dalam
menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan;
Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana pendukung;
Optimalisasi peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan perijinan;
Optimalisasi koordinasi dengan dinas/instansi/lembaga terkait
Evaluasi kinerja kelembagaan dan aparatur dilakukan secara
(46)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
42
3.5.4 Analisis SWOT : ALI, ALE,KAFI, KAFE, ASAP dan FKK
Tabel
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN STRATEGIS
KEKUATAN KELEMAHAN
Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi
yang jelas
Memiliki regulasi dan kewenangan
yang kuat
Memiliki Sarana dan prasarana yang
memadai
Memiliki sumber anggaran yang
memadai
Masih rendahnya kuantitas dan
kualitas aparatur
Belum optimalnya sarana dan
prasarana pendukung
Belum optimalnya Sistem dan
Data penunjang pelayanan
Belum optimalnya regulasi dan
kewenangan yang ada
PELUANG TANTANGAN
Perkembangan Iklim Globalisasi dan perkembangan IPTEK yang pesat
Potensi sosial ekonomi yang sangat besar
Apresiasi masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan cukup tinggi
Adanya kesempatan mengikuti
program pendidikan dan pelatihan pelayananan dari lembaga terkait.
Intervensi pihak luar dalam proses pelayanan masih sangat tinggi
Percepatan Pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi
Belum maksimalnya kesadaran
masyarakat akan arti penting perijinan
Respon dari dinas/instansi/ lembaga terkait lainnya masih lemah
(47)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
43
Tabel KAFI DAN KAFE
ALI Bobot Rating Score Rangking Kekuatan
Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi yang jelas 14 4 56 1
Memiliki regulasi dan kewenangan yang kuat 11 3 33 2
Memiliki Sarana dan prasarana yang memadai 13 2 26 3
Memiliki sumber anggran yang memadai 10 2 24 4
KELEMAHAN
Masih rendahnya kuantitas dan kualitas aparatur 15 4 60 1
Belum optimalnya sarana dan prasarana
Pendukung
12 2 24 4
Belum optimalnya Sistem dan Data penunjang
pelayanan
12 3 36 3
Belum optimalnya regulasi dan
kewenangan yang ada
13 4 52 2
100
ALE Bobot Rating Score Rangking Peluang
Iklim globalisasi dan perkembangan IPTEK yang pesat 11 4 44 2
Potensi Sosial ekonomi yang besar 15 3 60 1
Apresiasi masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan
cukup tinggi
10 3 30 4
Adanya kesempatan mengikuti pendidikan & latihan
pelayanan dari lembaga terkait
12 4 36 3
Tantangan/ Ancaman
Intervensi pihak luar dalam pelayanan masih sangat
tinggi
14 3 25 2
Pertumbuhan penduduk yang tinggi 11 3 33 4
Belum maksimalnya kesadaran masyarakat akan arti
penting perijinan
13 4 37 3
Respon dari dinas/instansi/lembaga terkait lainnya
masih rendah
12 3 36 1
100
Keterangan :
Bobot adalah dampak yang ditimbulkan pada keberhasilan organisasi masa kini dan masa depan.
(48)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
44
Tabel
MATRIK KAFI VS KAFE
Kekuatan : (S) Kelemahan : (W)
Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi
yang jelas
Memiliki regulasi dan
kewenangan yang kuat
Memiliki Sarana dan prasarana yang
memadai
Memiliki sumber anggaran yang
memadai
Masih rendahnya kuantitas dan
kualitas aparatur
Belum optimalnya sarana dan
prasarana pendukung
Belum optimalnya Sistem dan
Data penunjang pelayanan
Belum optimalnya
regulasi dan
kewenangan yang ada
Peluang : (O)
Iklim globalisasi dan
perkembangan IPTEK yang pesat
Potensi sosial ekonomi yang
besar
Apresiasi masyarakat
terhadap pelayanan cukup tinggi
Adanya kesempatan
mengikuti pendidikan dan latihan pelayanan dari lembaga terkait
Strategi S – O
Optimalisasi tugas dan fungsi
dalam menghadapi iklim globalisasi dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan
Optimalisasi komitmen bersama
yang tinggi untuk mendorong aparatur mengikuti Pendidikan dan pelatihan Pelayanan
Strategi W – O
Meningkatkan kompetensi
aparatur pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan
Optimalisasi penyediaan sarana
dan prasarana pendukung
Optimalisasi pemanfaatan
anggaran untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
Tantangan : (T)
Intervensi pihak luar
dalam proses pelayanan masih sangat tinggi
Percepatan Pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi
Belum maksimalnya kesadara
masyarakat akan arti penting perijinan
Respon dari dinas/instansi
terkait lainnya masih lemah.
Strategi S – T :
Optimalisasi prosedur dan
mekanisme pelayanan yang ada dalam menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan
Optimalisasi pelayanan untuk
merespon percepatan pertumbuhan penduduk dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perijinan
Strategi W – T :
Optimalisasi koordinasi dengan
dinas/instansi yang terkait
Optimalisasi data penunjang
(49)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
45
Tabel
ANALISIS STRATEGI DAN PILIHAN
ASUMSI STRATEGI KETERKAITAN DENGAN
Strategi Pilihan/ rangking
VISI MISI NILAI
1 1 2 3 1 2 3 4 5
S-O
1. Optimalisasi tugas dan fungsi dalam
menghadapi iklim globalisasi dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan
3 3 4 4 3 3 3 4 3 30/2
2. Optimalisasi komitmen bersama yang tinggi untuk mendorong aparatur mengikuti Pendidikan dan pelatihan Pelayanan
4 4 4 4 4 3 3 4 4 34/1
S – T
1. Optimalisasi prosedur dan mekanisme pelayanan yang ada dalam menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan
2 3 4 4 3 4 4 3 3 30/2
1. Optimalisasi pelayanan perijinan untuk merespon percepatan pertumbuhan penduduk dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perijinan
3 3 3 4 2 2 2 4 2 25/4
W – O
1. Meningkatkan kompetensi aparatur pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan
4 4 4 4 4 3 3 4 4 34/1
2. Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang
4 3 4 4 4 3 3 3 2 30/2
3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
4 3 4 4 3 2 2 3 3 30/2
W – T
1. Optimalisasi koordinasi dengan dinas/instansi/lembaga terkait
4 4 3 3 3 2 2 2 3 26/3
2. Optimalisasi data penunjang pelayanan perijinan
(50)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
46
Tabel
FORMULASI TUJUAN
1. Optimalisasi komitmen bersama yang tinggi untuk
mendorong aparatur pelayanan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan pelayanan
2. Meningkatkan kompetensi aparatur pelayanan
melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan
3. Optimalisasi tupoksi dalam menghadapi iklim
globalisasi dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan
4. Optimalisasi prosedur dan mekanisme pelayanan
yang ada dalam menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan
5. Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana
pendukung
6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan
7. Optimalisasi koordinasi dengan
dinas/instansi/lembaga terkait
8. Optimalisasi pelayanan perijinan untuk merespon
percepatan pertumbuhan penduduk dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perijinan
9. Optimalisasi data pelayanan perijinan
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
2. Mengembangkan sistem dan mekanisme pelayanan
yang partisipatif serta terintegrasi
3. Ketersediaan data/informasi dan dokumen
pelayanan yang komprehensif serta akurat
1. Meningkatkan Akuntabilitas dalam tata kelola
pemerintahan
2. Meningkatkan sistem dan mekanisme pelayanan
pelayanan perijinan terpadu dan terintegrasi
3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi
perijinan terpadu
i. Penyusunan Peta Strategi Dengan Balanced Scorecard
Balanced Score Card digunakan setelah didapatnya Tujuan Organisasi dari hubungan antara FKK dan Misi. Peta strategi Badan
(51)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
47 Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan serta sasaran stratejik, indikator kinerja, target sasaran, Initiative, Realisasi (sasaran) dalam prosentasi (Skoring), dari hasil derajat kinerja didapat Kesimpulan.
Gambar
Hubungan Financial, Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning & Growth),
Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process), Pelanggan (Customer)
Tabel Derajat Kinerja :
Nomor Skala Derajat Kinerja
1 >70 Berhasil
2 >55 s/d 70 Cukup Berhasil
(52)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
48
Tabel
Peta Strategi BP2T Kota Tangerang Selatan Terwujudnya Pelayanan Prima
PERSPECTIVE PETA STRATEJIK SASARAN STRATEGIS
C • Meningkatnya kualitas
Pelayanan Kepada
Stakeholders
IBP • Meningkatnya Pengelolaan
Keuangan dan Kinerja
• Meningkatnya Sistem dan
Mekanisme Pelayanan Perijinan Terpadu dan Terintegrasi
L&G • Meningkatnya Kualitas
Aparatur Pemerintah
• Meningkatnya Ketersediaan
Data dan Informasi sebagai Dasar Dalam Pelayanan dan Evaluasi Pelaksanaan Perijinan
F • Anggaran APBD Tangsel
Pelayanan Prima
Pengelolaan Keuangan dan Kinerja
Sistem dan Mekanisme Pelayanan Perijinan Terpadu serta Terintegrasi
Kualitas Aparatur Pemerintah
Anggaran APBD Tangsel
Ketersediaan Data/Informasi Sebagai Dasar Dalam Pelayanan dan Evaluasi Pelaksanaan Perijinan
(53)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
49
Tabel
BALANCED SCORECARD
Terwujudnya Pelayanan Prima
PERSPECTIF DAN BOBOT
SASARAN STRATEJIK BOBOT %
INDIKATOR KINERJA TARGET SASARAN 2011-2016
INITIATIVE REALISASI SCORE
% C
25 %
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kepada Stakeholders 10 10 5 IKM
Penyelesaian Ijin sesuai Waktu
Sistem Pelayanan Terpadu 85 % 92 % 1 unit Kepuasan Pelanggan Ketepatan wkt ijin Tersedianya Sistem 85 % 92% 1 unit 10 10 5 IBP
20 %
Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Meningkatnya Sistem dan Mekanisme Pelayanan Perijinan Terpadu dan Terintegrasi 5 5 5 5
Laporan Monev
Sarana dan Prasarana
Penyelesaian Pelayanan Perijinan
Ijin Pajak dan Retribusi yang Dikeluarkan 4 Lap 90 % 92 % 92 %
Lap Monev
Tersedianya Sarpras Terselesainy a Pelayanan Perijinan Dikeluarkan Ijin Pajak dan Retribusi 4 Lap 90 % 92 % 92 % 5 5 5 5 5 L&G
25 %
Meningkatnya Kualitas Aparatur Pemerintah Meningkatnya Ketersediaan Data dan Informasi sebagai Dasar Dalam Pelayanan dan Evaluasi Pelaksanaan Perijinan 5 5 5 5 5 Diklat Sosialisasi kebijakan
Retribusi Daerah yang dikelola
Jumlah pendaftar perijinan PAD 87 orang 64 orang 2 jenis 92 % 28 mly Peserta Diklat Jml Sosialisasi Jml retribusi Jml Pendaftar PAD 87 orang 64 orang 2 jenis 92 % 28 mly 5 5 5 5 5 F 30 %
APBD Kota Tangerang Selatan
30 Ketersediaan Anggaran (DPA) Rp. 56.754.000.000,-Penyusunan program, kegiatan dan anggaran Rp. 56.754.000.000,- 30
Jumlah 100 100
Dari analisis Balance Score Card didapat bobot/skor sebesar 100 % sehingga derajat kinerja didapat kesimpulan Berhasil.
(1)
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP, 2000). Sementara menurut Lohman (2003), indikator kinerja
(performance indicators) adalah suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu.
Pentingnya pengukuran indikator kinerja (Performance indicator) instansi pemerintah telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak dikeluarkannya Inpres 7/1999. Evaluasi penyelenggaraan pada tingkat Pemerintahan Daerah menunjukkan hasil sebagai berikut. Di tingkat pemahaman ditengarai telah menunjukkan perkembangan yang cukup memadai meski belum signifikan. Akan tetapi di sisi penerapan masih sangat lemah, khususnya pada identifikasi penyusunan tolok ukur kinerja dan penetapan sasaran. Proses penyusunan dan pengukuran kinerja masih berfokus pada besaran alokasi input dana dan realisasi
B
B
A
A
B
B
6
6
I
I
N
N
D
D
I
I
K
K
A
A
T
T
O
O
R
R
K
K
I
I
N
N
E
E
R
R
J
J
A
A
Y
Y
A
A
N
N
G
G
M
M
E
E
N
N
G
G
A
A
C
C
U
U
P
P
A
A
D
D
A
A
T
T
U
U
J
J
U
U
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
S
(2)
anggaran. Proses-proses penting lainnya seperti pengumpulan data kinerja, mencatat dan menganalisa data kinerja, membandingkan data hasil kinerja dan proses penyusunannya belum melekat menjadi budaya kerja Pemerintah Daerah.
Melalui penggunaan indikator kinerja, para pimpinan SKPD dan pengambil keputusan dapat melakukan hal-hal berikut:
• Memantau apa yang sedang dilakukan;
• Menilai apakah pekerjaan yang benar telah dilakukan; • Penyesuaian terhadap perubahan jika dibutuhkan; • Mengelola perubahan;
• Mempertanggungjawabkan apa yang telah dicapai;
• Meningkatkan penyediaan barang dan jasa bagi masyarakat;
Penggunaan sistem pengukuran kinerja memberikan manfaat dalam hal-hal berikut:
Pembuatan Kebijakan dan Pengawasannya - meningkatkan perumusan
kebijakan dengan menyediakan dasar-dasar yang memadai bagi para pengambil keputusan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai kebutuhan dan kinerja pelayanan sertamembuat keputusan realokasi sumber daya jika diperlukan;
Arahan Operasional - Memberikan cara yang lebih sistematis bagi para manajer
untuk mendeteksi kekuatan dan kelemahan operasional serta untuk melakukan analisa program yang berkelanjutan;
Akuntabilitas - Dapat membantu dinas dan seluruh organisasi dalam
memperoleh kepercayaan masyarakat dengan memperlihatkan hasil yang baik dari pendapatan yang diterima;
(3)
Perencanaan - Memfasilitasi perencanaan strategis dan operasional dengan cara menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam menetapkan tujuan dan sasaran serta merencanakan program-program untuk pencapaian tujuan dan sasaran tersebut;
Pengelolaan - Memberikan dasar bagi identifikasi awal dari adanya penurunan
efisiensi operasional dan cara untuk memperlihatkan seberapa efisien sumber daya digunakan dalam penyediaan pelayanan dan pencapaian tujuan;
Penganggaran - Memperbaiki proses anggaran dengan sebisa mungkin membuat
keputusan yang obyektif mengenai alokasi dan redistribusi sumber daya, pengurangan biaya, dan menginvestasikan kelebihan/surplus dana;
Menyerahkan penyediaan pelayanan kepada pihak luar - Membantu
terciptanya iklim yang kompetitif dalam penyediaan pelayanan oleh pihak luar dengan cara memberikan data biaya dan kinerja yang didokumentasikan dengan baik serta memonitor kinerja pihak kontrakor berkaitan dengan kualitas pelayanan;
Pengawasan Kerja - berguna dalam mencapai kinerja pegawai yang lebih baik
dengan memberikan dasar yang obyektif bagi penetapan target kinerja dan memberikan masukan dan insentif;
Berdasarkan PP 6 Tahun 2008, ada beberapa indikator kinerja dalam Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang terkait dengan aspek daya saing daerah pada fokus iklim berinvestasi dan terkait erat dengan pelayanan di BP2T, yaitu sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut dimana target untuk setiap tahunnya juga ditetapkan, sehingga dapat menjadi dasar dalam penentuan tingkat kinerja.
(4)
Tabel
Indikator Kinerja dan Target hasil evaluasi
No Indikator Kinerja Satuan
Target Tahun
2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Lamanya Proses Perijinan Hari 40 35 30 30 27 25
2 Penyelesaian Pelayanan Perijinan Prosentase 75% 80% 85% 88% 90% 92% 3 Optimalisasi Standar Operasional
Prosedur Perijinan
Prosentase 0 100% 100% 100% 100% 100%
4 Tindak Lanjut Penanganan Pengaduan Masyarakat Terkait Objek Perijinan
Prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Tersedianya Data Perijinan Dokumen 24 24 24 24 24 24
Indikator-indikator tersebut diatas menunjukan kinerja pelayanan BP2T, terutama dalam hal proses peijinan dan pengendalian. Adanya sistem teknologi informasi pelayanan perijinan yang ditunjang dengan SOP yang jelas pada masing-masing bidang, tersedianya kelengkapan data pendukung dan waktu yang jelas dan pasti mengenai proses perijinan serta penanganan yang efisien dan efektif terhadap pengaduan masyarakat menjadi indikasi adanya kemudahan dan kelancaran proses perijinan yang diselenggarakan oleh kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan.
(5)
Atas berkat Tuhan Yang Maha Esa, maka Laporan Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 ini dapat disusun dengan baik. Dokumen Rencana Strategi ini merupakan suatu dokumen pelaksanaan pembangunan daerah untuk periode waktu 5 (lima) tahunan, namun ditahun 2013 BP2T melakukan evaluasi dalam rangka penyempurnaan dengan melakukan koreksi (correction) dan penyesuaian (adjustment) terhadap target capaian pertahun anggaran. Dalam Penyusunan Evaluasi Rencana Strategis BP2T Kota Tangerang Selatan ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang SelatanTahun 2011–2016 yang merupakan acuan dalam penyusunan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BP2T Kota Tangerang Selatan. Dokumen Evaluasi Rencana strategis Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan dalam kurun waktu limatahun (2011-2016). Rencana strategis ini disusun sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan.
Mengingat perubahan lingkungan yang sangat kompleks, pesat dan tidak menentu, dan faktor internal maka selama kurun waktu berlakunya evaluasi
B
B
A
A
B
B
7
7
P
(6)
rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya kajian dan bila perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan evaluasi rencana strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan ini, diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan semoga upaya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan dimasa lima tahun tersebut dapat lebih terarah dan terukur. Selanjutnya Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016 ini hanya dapat dilaksanakan dan tercapai tujuannya, bila dengan dedikasi dan kerja keras, terutama semua aparatur dilingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan.
Demikian evaluasi rencana strategis (RENSTRA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan untuk periode waktu 5 (lima) Tahunan sebagai dasar mengimplementasikan perencanaan strategis untuk dijadikan pedoman bagi
seluruh pegawai di lingkungan BP2T dalam melaksanakan tugas.
Tangerang Selatan, November 2013 KEPALA,
Drs.H. DADANG SOFYAN, MM NIP. 19610124 198603 1 006