CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2008 AND 2007
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
Lampiran – 544 – Schedule 27. STANDAR AKUNTANSI BARU lanjutan
27. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENT continued
- PSAK 50 Revisi 2006 - Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan berlaku untuk
periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009; dan
- SFAS 50
Revised 2006
- Financial
Instruments: Presentation and Disclosures applicable for financial statements covering
periods beginning on or after 1 January 2009; and
- PSAK 55 Revisi 2006 - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran berlaku untuk
periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009.
- SFAS 55
Revised 2006
- Financial
Instruments: Recognition and Measurement applicable for financial statements covering
periods beginning on or after 1 January 2009.
Pada tanggal 30 Desember 2008, DSAK-IAI telah mengumumkan penundaan berlakunya
PSAK 50 Revisi 2006 dan PSAK 55 Revisi 2006
selama setahun
melalui surat
No. 1705DSAKIAI12-2008
sehingga PSAK
50 Revisi 2006 dan PSAK 55 Revisi 2006 akan
berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010.
On 30 December 2008, DSAK-IAI announced the postponement of SFAS 50 Revised 2006
and SFAS 55 Revised 2006 for a year through its
letter No.
1705DSAKIAI12-2008. Therefore, both SFAS 50 Revised 2006 and
SFAS 55 Revised 2006 will be applicable for financial statements covering periods beginning
on or after 1 January 2010.
Bank belum dapat menentukan dampak dari penerapan standar revisi ini terhadap laporan
keuangan. The Bank has not yet been able to determine the
impact of the revised standards on the financial statements.
28. DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL 28. IMPACT OF GLOBAL ECONOMIC CRISIS
Sejak semester kedua tahun 2008, pasar-pasar di berbagai belahan dunia mengalami kondisi
ekonomi yang tidak menguntungkan. Keadaan ini dipicu oleh, salah satu diantaranya, krisis
kredit perumahan di Amerika Serikat yang meluas ke investasi, produk-produk keuangan
terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak pada pasar di Amerika Serikat ditambah dengan krisis
ekonomi global dan serangkaian perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih
oleh entitas lain mengakibatkan krisis meluas ke bagian lain di dunia.
Starting in the second semester 2008, many markets
in various
parts of
the world
experienced adverse economic condition. This condition was trigerred by, amongst others, the
housing and mortgage loans crisis in the United States of America US that spread to securities,
structured products and commodity markets. The volatility in the US markets coupled with the
global risk aversion and a series of corporate bankruptcies and takeovers enabled the crisis to
spread to other parts of the world.
Akibat dari krisis finansial global ini juga telah dirasakan
di Indonesia
dengan adanya
penurunan nilai Rupiah, penurunan permintaan, penurunan harga komoditas, penurunan pasar
surat berharga, dan kenaikan risiko kredit secara signifikan. Sampai dengan saat ini, Bank tidak
secara signifikan terkena dampak negatif dari krisis ekonomi global. Pada saat ini Bank tidak
mengalami masalah likuiditas yang serius dan risiko kredit tidak mengalami perubahan yang
signifikan. The impact of the global financial crisis has also
been felt in Indonesia as the Indonesian Rupiah weakened, demand decreased, commodity price
decreased, securities
market declines,
and increased credit risks. Up to this time, the Bank
has not significantly suffered from the current economic crisis. There is no serious liquidity
issues within the Bank and exposure to credit risk remains unchanged.