54 krarakter, selanjutnya peneliti ingin mengetahuai juga persepsi guru
tentang pendidikan karakter secara umum. Ibu Po menyatakan bahwa: “Pendidikan yang mengacu tentang pembentukan kepribadian dan
sikap siswa sesuai dengan nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat untuk membentuk karakter yang baik.
” 17 Maret 2014
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang pentingnya nilai religius dalam pendidikan
karakter merupakan salah satu sumber yang melandasi pendidikan karakter dan sangat penting untuk ditanamkan kepada siswa sejak dini
karena dengan bekal keagamaan yang kuat sejak dini akan memperkokoh pondasi moral siswa di masa depan sehingga tidak akan mudah
terpengaruh hal-hal yang tidak baik. Selanjutnya mengenai pandangan guru tentang pendidikan karakter adalah pendidikan yang ditujukan
untuk membentuk kepribadian dan karakter siswa agar mempunyai budi pekerti yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
serta dapat di terapkan di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
b. Peran Sekolah dalam Mendukung Pelaksanaan Nilai Karakter
Religius
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, salah satu peran sekolah adalah memberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
dalam mendukung pelaksanaan nilai karakter religius serta ditujukan agar tercapainya misi sekolah untuk meningkatkan kegiatan keagamaan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Bapak Ha seperti berikut:
55 ”Sekolah memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
untuk mendukung keterlaksanaan kegiatan keagamaan baik di sekolah maupun kegiatan di luar sekolah seperti mengikuti lomba
dan ektrakurikuler rebana karena memang sejalan dengan misi sekolah yaitu meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan.
” 19 Maret 2014
Jika Bapak Ha mengungkapkan tentang fasilitas-fasilitas yang
kepala sekolah berikan untuk mendukung pelaksanaan nilai karakter religius baik di sekolah maupun di luar sekolah, Ibu Si menceritakan
tentang dukungan sekolah ketika ada program yang akan dicanangkan seperti yang diungkapkan saat wawancara.
”Ibu itu sangat baik dan bijaksana mbak, apa saja yang dikeluhkan ataupun yang diinginkan guru pasti selalu didengar oleh ibu. Dari
dulu saya ingin sekali membuat kegiatan hafalan asmaul husna di sekolah umum mbak, kalau dulu kan adanya hanya di sekolah MI
karena saya pernah mengajar di MI cukup lama. Saya bercerita kepada ibu dan ibu sangat tertarik dan mendukung kegiatan
tersebut. Selain didukung oleh kepala sekolah, guru-guru yang lainnya juga ikut mendukung mbak, bahkan setiap siswa diberikan
fotokopian asmaul husna.
” 14 Maret 2014 Berdasarkan hasil wawancara, selain memberikan fasilitas yang
dibutuhkan sekolah juga mendukung kegiatan-kegiatan keagaman yang ada di sekolah ataupun di luar sekolah. Sekolah sangat mendukung
program-program kegiatan keagamaan dengan memberikan izin ketika guru mempunyai program kegiatan yang ingin dilakukan di sekolah.
Misalnya kegiatan hafalan asmaul husna yang sudah berjalan sejak tiga tahun lalu, salah satu guru yaitu Ibu Si sangat antusias dengan kurikulum
ktsp sekarang yang menekankan pendidikan karakter sehingga beliau ingin membuat program hafalan asmaul husna. Beliau berkata dahulu
kegiatan keagamaan di sekolah umum sangat sedikit namun sekarang
56 sudah jauh lebih baik dari kurikulum yang lebih dahulu. Usulan Ibu Si
untuk mengadakan program kegiatan asmaul husna mendapatkan izin dari kepala sekolah dan didukung penuh oleh guru-guru yang lain.
Hasilnya sekarang sudah berjalan 3 tahun hingga sekarang bahkan sebagain besar siswa sudah hafal dengan asmaul husna terutama kelas
rendah yang setiap hari melakukannya sebelum pelajaran dimulai. Data yang diperoleh dari hasil wawancara juga didukung dari hasil
observasi yang dilakukan peneliti mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di SD Negeri 1 Kutowinangun, fasilitas tersebut yaitu tersedianya ruang
mushola yang nyaman dan bersih untuk digunakan siswa maupun guru yang dilengkapi dengan alat sholat yang sangat layak untuk dipakai.
Mushola yang ada di sekolah juga baru saja dicat sehingga terlihat lebih bagus. Tempat wudhu juga sangat bersih dan cukup banyak serta sudah
dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Sekolah juga menggandakan teks hafalan asmaul husna untuk setiap siswa agar mempermudah siswa
dalam menghafal. Selain itu buku yasinan dan jus ama juga ada di mushola untuk mendukung kegiatan yasinan dan baca tulis Al-Quran.
Hal ini terbukti ketika peneliti melakukan observasi 12 Maret 2014 di kelas II siswa-siswa mengeluarkan teks asmaul husna dari tas mereka
untuk dibaca, guru juga menawarkan teks asmaul husna bagi siswa yang tidak membawa untuk mengambil kepadanya.
Peran yang dimaksud dalam penelitian ini tidak hanya peran yang dilakukan oleh sekolah namun juga peran yang dilakukan guru dalam
57 mendukung pelaksanaan nilai karakter religius di sekolah. Guru juga
sangat berperan dalam pelaksanaan nilai karakter religius. Selain kewajiban seorang guru untuk mengajarkan materi kepada siswa guru
juga selalu menyisipkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Guru berperan sebagai teladan baik oleh siswa, guru sebisa mungkin memberikan
contoh terlebih dahulu agar siswa mempunyai panutan. Misalnya guru juga ikut berinfaq ketika ada kegiatan infaq, ikut melakukan sholat
berjamaah bersama siswa, mengikuti kegiatan yasinan, dan kegiatan keagaman lainnya. Selain sebagai teladan, guru juga berperan sebagai
pembimbing dalam membimbing siswa ketika siswa melakukan kesalahan atau membutuhkan bantuan guru, misalnya dalam menghafal
asmaul husna guru membimbing siswa dengan sabar hingga lama- kelamaan secara tidak sadar siswa hafal dengan sendirinya. Hasil
wawancara dengan Ibu Pu beliau mengatakan peran guru adalah: “Menjadi teladan dengan memberikan contoh dahulu sebelum
meminta siswa untuk melakukan mbak, contohnya melakukan sholat dhuha, walaupun niat saya bukan untuk dilihat anak-anak
mbak.” 17 Maret 2014 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa peran sekolah dalam pelaksanaan nilai karakter religius di SD Negeri 1 Kutowinangun yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang di
gunakan untuk mendukung terlaksananya program-program yang diadakan di sekolah seperti adanya mushola, tempat wudhu, alat sholat,
dan lain sebagainya, selain itu juga memberikan izin kepada guru yang mempunyai ide untuk mengadaakan suatu program kegiatan dan serta
58 mendukung adanya kegiatan-kegiatan yang ada di luar sekolah seperti
mengikuti perlombaan keagamaan dan mengadakan esktrakurikuler rebana. Guru juga memiliki peran yaitu sebagai teladan yang baik bagi
siswa.
c. Pelaksanaan Nilai Karakter Religius di SD Negeri 1 Kutowinangun