Penetapan Kadar Timbal dan Kadmium pada Kentang

4.2.2 Penetapan Kadar Timbal dan Kadmium pada Kentang

Penetapan kadar timbal dan kadmium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi timbal dan kadmium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 46 dan Lampiran 8, halaman 47. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 49. Hasil analisis kuantitatif kadar timbal dan kadmium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Analisis Kuantitatif Kadar Timbal dan Kadmium pada kentang No Sampel Logam Kadar mgkg 1 Kentang Timbal 0,9104 ± 0,0157 2 Kadmium 0,0176 ± 0,0027 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat hasil yang telah dilakukan uji Q menunjukkan bahwa kadar masing-masing logam timbal dan kadmium yang terdapat dalam sampel yaitu kadar timbal sebesar 0,9104 ± 0,0157 mgkg dan kadar kadmium sebesar 0,0176 ± 0,0027 mgkg. Berdasarkan batas maksimum logam berat dalam sayuran termasuk umbi-umbian seperti kentang yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia yaitu SNI Standar Nasional Indonesia tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan SNI 7387:2009 dan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan Universitas Sumatera Utara batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan pada tahun 2009 diketahui bahwa batas maksimum cemaran pada kadmium yaitu 0,2 mgkg sedangkan untuk timbal yaitu 0,5 mgkg. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kadar rata-rata kadmium pada kentang yang tumbuh di lahan gunung berapi Sinabung masih aman untuk dikonsumsi karena masih jauh dibawah batas maksimum cemaran kadmium yang diizinkan. Sebaliknya, dari hasil kadar rata-rata timbal pada kentang yang tumbuh di lahan gunung berapi Sinabung sudah tidak aman untuk dikomsumsi secara terus-menerus karena mengandung logam timbal. Prihal ini diperkuat oleh, Palar 2008 logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup.

4.2.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi