11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasca berakhirnya era pemerintahan orde baru tahun 1998, Indonesia mengalami reformasi dalam banyak segi tatanan ketatanegaraan. Salah satunya
adalah reformasi dalam bidang politik dan pemerintahan. Hal ini ditandai dengan dibukanya kran berdemokrasi bagi warga Negara untuk memilih presiden secara
langsung. Pemilihan umum presiden Indonesia secara langsung pertama sekali diselanggarakan pada tahun 2004. Sebelumnya, pemilihan presiden dilaksanakan
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR. Tujuan dilaksanakannya pemilihan umum presiden secara langsung adalah untuk mewujudkan kedaulatan negara di
tangan rakyat. Pada tahun 2009 pemilihan umum kembali diselenggarakan untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden periode 2009-2014. Sistem pemilihan yang digunakan pada pemilu ini adalah sistem pemilihan MayoritasPluralitas dengan
varian Two Round System Sistem Dua Putaran. Putaran pertama seluruh
pasangan capres-cawapres yang ada bertarung untuk memperoleh mayoritas 50 plus 1. Jika di dalam putaran pertama ada di antara pasangan capres-
cawapres yang beroleh suara lebih dari 50 dengan sedikitnya 20 suara di setiap dari setengah jumlah provinsi yang ada di Indonesia, maka pasangan
tersebut otomatis memenangi pemilihan. Namun jika tidak ada satu pun pasangan
Universitas Sumatera Utara
12 yang memenuhi syarat tersebut, maka diadakan pemilu putaran kedua. Putaran
kedua menghendaki pasangan capres-cawapres yang beroleh suara terbanyak otomatis terpilih selaku presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
Pemilihan Umum Presiden tahun 2009 memiliki keistimewaan karena untuk pertama sekali pemilihan umum presiden hanya dilaksanakan dalam satu putaran.
Pemilihan Presiden tahun 2009 diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu :
Sumber : diolah dari situs KPU
1
Pada 18 Agustus 2009 Komisi Pemilihan Umum menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pemilihan Presiden 2009 yang telah
diselenggarakan pada 8 Juli 2009 yang dimenangkan oleh pasangan calon SBY- Boediono dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80. Hasil
Pilpres 2009 berdasarkan penetapan tersebut adalah sebagai berikut :
1
www.kpu.go.iddmdocumentssaku_k.pdf diakses tanggal 22 Februari 2014 Pukul 11.00 WIB
No. Nama Pas ang an Calon
Partai Politik Peng us ul
1 M eg awati Su karn o p u tri -
Prabo wo Su b ian to PDIP, Partai Gerin d ra, PNI M arhaen is me, Partai Buru h , Partai
M erd eka, Partai Kedau latan , PSI d an PPNUI 2
Su s ilo Bamb an g Yu d h o y o no - Bo ed io n o
Partai Demo krat, PKS, PA N, PPP, PKB, PBB, PDS, PKPB, PBR, PPRN, PKPI, PDP, PPPI, Partai Rep u b likaN, Partai Patrio t,
PM B, PPI, Partai Pelo p o r, PKDI, PIS, Partai PIB d an Partai PDI
3 M u h ammad Ju s u f Kalla - W iran to Partai Go lkar d an Partai Han u ra
No. Nama Pasangan
Calon Perolehan
Suara Persentase
1 Megawati Sukarnoputri -
Prabowo Subianto
32,548,105 26.79
2 Susilo Bambang Yudhoyono -
Boediono
73,874,562 60.80
3 Muhammad Jusuf Kalla -
Wiranto
15,081,814 12.41
121,504,481 100
Total
Universitas Sumatera Utara
13 Sumber : diolah dari situs KPU
2
Keberhasilan penyelenggaraan pemilu presiden tahun 2009 tidak bisa dilepaskan dari peran Komisi Pemilihan Umum. Keberadaan Komisi Pemilihan
Umum adalah berdasarkan undang-undang no. 23 tahun 2003 tentang pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Berdasarkan undang-undang tersebut, pada
pasal 9 ayat 1 dinyatakan bahwa Pemilu Presiden dan Wakil Presiden diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image Komisi Pemilihan Umum harus diubah sehingga Komisi Pemilihan Umum dapat
berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan faktor
penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas, dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Tepat tiga tahun setelah berakhirnya
penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul pemikiran di kalangan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk meningkatkan kualitas pemilihan umum, salah
satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai penyelenggara Pemilu, Komisi Pemilihan Umum dituntut independen dan non-partisan. Untuk itu atas usul
insiatif DPR-RI menyusun dan bersama pemerintah mensahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu.
Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara
2
www.kpu.go.iddmdocumentssaku_k.pdf diakses tanggal 22 Februari 2014 Pukul 11.30 WIB
Universitas Sumatera Utara
14 Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang sebelumnya diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan kemudian disempurnakan dalam 1 satu undang-undang secara lebih komprehensif. Dalam
undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu diatur mengenai Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum provinsi, dan
Komisi Pemilihan Umum kabupaten kota sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan Bawaslu Badan Pengawas Pemilu sebagai
lembaga pengawas Pemilu. Komisi Pemilihan Umum dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta
dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan pemilihan umum dan tugas lainnya. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
juga mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan PPLN serta KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang
bersifat ad hoc. Panitia tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan pemilihan umum dalam rangka mengawal
terwujudnya pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Undang-undang No. 22 Tahun 2007 inilah yang kemudian menjadi dasar hukum bagi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan untuk ikut serta
menyelenggarakan Pemilihan Umum Presiden tahun 2009. Penulis memilih
Universitas Sumatera Utara
15 Komisi Pemilihan Umum Kota Medan sebagai objek penelitian karena kota
Medan adalah barometer perkembangan situasi dan kondisi di Provinsi Sumatera
Utara.
Keberhasilan Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 di
Kota Medan tidak terlepas dari peran serta organisasi peserta Pemilu, instansi terkait dan masyarakat Kota Medan. Pelaksanaan Pemungutan Suara pada tanggal
8 Juli 2009 yang diselenggarakan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara KPPS sebanyak 3.277 TPS secara serentak di Kota Medan dan dihadiri
oleh saksi-saksi dari pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dan dipantau oleh Pemantau Pemilu dimana pelaksanaan tersebut berjalan secara Jujur Adil,
Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Bagaimana Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dalam Pemilihan Presiden Tahun 2009?
1.2 Perumusan Masalah