Profil Informan DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

33

4.2 Profil Informan

Profil informan dalam penelitian ini merupakan perempuan berjilbab yang tergabung dalam satu komunitas hijabers di kota Medan ini. Berikut adalah daftar anggota komunitas hijaber yang menjadi informan dalam penelitian ini:

1. Icho Farah

Icho adalah seorang wanita lajang berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai seorang konsultan di sebuah bisnis MLM produk kecantikan. Ketika ditemui dirumahnya yang berada di Jalan Karya Kasih, kecamatan Medan Johor, yaitu di komplek Bukit Johor Mas, dia tidak sedang mengenakan jilbab namun memakai pakaian sopan, celana jeans dan kaus lengan panjang warna abu-abu. Setelah membukakan pintu pagar dia langsung menyodorkan tangan memperkenalkan diri dengan ramah, lalu langsung menggiring saya masuk lewat pintu belakang dan naik ke lantai 2, ketika melewati dapur dia bicara sebentar dengan asisten rumah tangganya agar membuatkan minuman buat kami. Tiba di atas dia menyuruh penulis duduk sembari menunggunya yang kemudian masuk kekamarnya sebentar. Saat diperhatikan tampaknya dia baru selesai mandi, wajahnya terlihat segar natural tanpa make up, rambutnya masih agak sedikit basah, dan harum sekali. Pada pertemuan pertama ini jelas penulis sangat terkesan dengan rumahnya yang bagus dan mewah, yang paling utama terkesan dengan sosok informannya yg baik dan ramah. Wanita berbehel ini cantik sekali, tampak jauh lebih muda dari usia sebenarnya, tubuhnya mungil, kulitnya putih, alisnya tebal, dan rambutnya hitam panjang sepunggung. Meski agak pendiam, tapi saat berbicara ia terlihat dewasa dan pintar, tidak ada kesulitan saat interview. Universitas Sumatera Utara 34 Ia bercerita banyak mengenai komunitas hijabers ini karena dia termasuk salah satu founder atau pencetus dari lahirnya komunitas ini di Medan dan kebetulan dipilih menjadi ketuanya.

2. dr. Lissya Fitriana

Lissya adalah dokter muda berdarah Aceh ini berusia 24 tahun. Lissya termasuk salah satu informan yang sulit ditemui peneliti, sebab saat itu dia sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya yang akan diadakan dalam hitungan hari, belum lagi ditambah dengan karirnya sebagai dokter yang sibuk. Ketika peneliti pertama kali menghubunginya lewat Blackberry Messanger, responnya sangat baik, ramah, dan selalu membalas meski terkadang agak lama. Kelihatannya dia memang sangat sulit mengatur waktu bertemu dengan peneliti, selalu mengatakan belum bisa jika ingin bertemu di suatu tempat atau di kantornya barang sebentar. Saat ingin didatangi ke kediamannya dia juga menolak, tapi akhirnya dia berbaik hati menyempatkan diri bertemu juga. Pada hari itu jadwalnya kosong, hanya akan diisi untuk melakukan perawatan diri di suatu tempat spa yang berada di Jalan dr.Mansyur, wajar saja karena sebentar lagi dia akan melakukan resepsi pernikahan. Sebelum dia pergi ke tempat spa yang akan dikunjunginya, dia akan mampir sebentar ke kampus temannya yang ada di Kedokteran Usu, di sela-sela itu dia menyempatkan menemui penulis terlebih dahulu. Kami akhirnya bertemu di depan kampus penulis, saat itu dia langsung menyuruh penulis masuk ke dalam mobilnya. Ternyata dia seorang diri di dalam mobil, duduk di bangku pengendara. Universitas Sumatera Utara 35 Kesan pertama saat bertemu dan berkenalan, dia sangat ramah, murah senyum, dan baik. Pada saat mengobrol dia juga sempat menawari snack dan minuman yang ada di mobilnya. Dia masih keliatan muda sekali, badannya juga mungil, hitam manis, hidungnya juga mancung. Saat itu dia mengenakan pakaian dan hijab dengan gaya santai tapi colurful, sangat serasi dengan pembawaannya yang ceria. Tidak ada kesulitan yang berarti dalam wawancara, lissya cukup mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan penulis dan menjawab dengan jelas dan kooperatif.

3. Ayu Chairunnisa

Merupakan seorang teller di Bank Mandiri syariah. Usianya 22 tahun. Ayu juga termasuk yang merespon baik saat dihubungi oleh penulis, terasa cukup ramah. Tidak terlalu sulit bertemu dengannya, walaupun dia tidak bisa ditemui di suatu tempat tetapi dia bisa ditemui di kantornya. Hanya satu hari mengatur janji waktu bertemu, esoknya langsung bisa bertemu. Siang itu sekitar pukul 2 siang di hari Kamis, penulis mendatangi kantornya yang terletak di Jalan Sei Belutu. Suasana di kantornya tidaklah terlalu ramai, ternyata dia bekerja di bidang khusus untuk tabungan haji dari Bank Mandiri Syariah. Waktu itu tampaknya dia sedang tidak terlalu sibuk, begitu pun teman-teman sekantornya. Mereka baru selesai makan siang. Awal berjumpa, ternyata dia seorang yang berpostur badan tinggi, kurus, langsing, dan wajahnya manis tetapi tampak lebih dewasa dari usianya yang masih 22 tahun. Dari mimiknya terlihat canggung tapi berusaha tetap ramah. Saat wawancara, dia cenderung menjawab secara singkat. Tidak terlalu banyak bicara dan selalu menjawab dibarengi dengan senyuman di akhir. Tapi Universitas Sumatera Utara 36 wawancara tidak selesai pada hari itu juga, dikarenakan dia ada pekerjaan lagi sehingga keesokannya penulis harus datang kembali. Draft wawancara penulis tinggalkan padanya, agar ia bisa mengisi data pribadinya. Keesokan harinya yaitu hari Jum’at, penulis dimintanya datang lebih awal karena dia akan pulang cepat dan sudah ada janji. Sekitar pukul 11 penulis datang mengambil quesioner, lalu melanjutkan wawancara untuk melengkapi data yang diperlukan. Di hari kedua ini dia lebih membuka diri lagi dan sangat bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik dan lengkap, tidak terkesan terburu- buru. Tidak sampai 30 menit penulis selesai melengkapi data.

4. Yenni syahreni siagian

Seorang mahasiswi yang baru saja tamat dari fakultas teknik salah satu perguruan tinggi negeri di Medan ini berusia 24 tahun. Saat pertama kali dihubungi melalui blackberry messenger, penulis sempat menilai informan yang satu ini sombong karena dia selalu lama membalas pesan dan membalas dengan jawaban yang singkat. Cukup lama menentukan waktu dan tempat untuk bertemu karena dia selalu ada kegiatan dan sibuk mengurus skripsinya, namun akhirnya dia menyuruh penulis untuk datang ke tempat ia akan melaksanakan acara bakti sosial bersama komunitasnya bukan komunitas hijabers, yaitu di Ucok Durian House di Jalan. Ya, perempuan ini selain aktif di komunitas hijabers, juga aktif di komunitas lainnya seperti komunitas sosial ini. Dia bersama teman-temannya sering membuat acara bakti sosial seperti contohnya saat ditemui kemarin dengan tema makan durian bersama anak- anak yatim piatu dari sebuah panti di kota Medan. Saat ditemui kemarin sore sekitar pukul 5, disitu pula penulis bertemu dengan Icho Farah kembali, Universitas Sumatera Utara 37 karena ternyata Icho diundang oleh komunitas mereka dan dia datang bersama Yenni. Penulis pun disuruh ikut bergabung dalam acara mereka, setelah hampir 30 menit acara berlangsung dan kemudian selesai saat menjelang maghrib. Penulis langsung memulai mewawancarai Yenni, yang kebetulan saat itu sedang berhalangan sholat maghrib sama seperti penulis sehingga saat teman-teman komunitasnya menjalankan sholat maghrib, penulis bersama Yenni pun menyelesaikan wawancara angket. Di luar dugaan, ternyata informan yang satu ini sangat ramah dan welcome , juga bisa menangkap maksud pertanyaan penulis dengan cepat, sama sekali tidak ada kesulitan dalam mewawancarainya. Sembari bercakap-cakap, dia juga menawari penulis makan durian yang sudah dipesannya. Tidak berapa lama setelah selesai wawancara, penulis pun pamit pulang duluan karena informan masih harus melakukan meeting bersama teman-temannya.

5. Mita Novianty

Mita adalah seorang Mahasiswi fakultas ISIP USU berusia 23 tahun. Ia tinggal bersama tantenya di perumahan umum Jln. Menteng VII no. 95A, kecamatan Medan Denai. Rumah orang tuanya di kota Pakam, selama berkuliah ia menumapng tinggal bersama tantenya agar tidak capek pulang balik ke Pakam setiap harinya. Anak kedua dari tiga bersaudara ini aktif dalam berbagai komunitas, seperti komunitas fotografi, sendal jepit, dan komunitas hijabers. Di kampus, dia juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam. Tidak sulit bertemu dengannya, karena dia juga berkuliah di kampus yang sama dengan penulis, dan sebelumnya penulis telah cukup mengenalnya walaupun tidak terlalu akrab. Mita termasuk orang yang sangat ramah, aktif Universitas Sumatera Utara 38 dalam kegiatan apa saja, bukan tipe orang yang pendiam atau mahasiswi yang sekedar kuliah. Ia memutuskan memakai jilbab saat tahun keduanya berkuliah. Tak berapa lama ia berjilbab, dia masuk ke dalam komunitas hijabers ini. Saat wawancara ia begitu terbuka, dan menjawab dengan tegas dan jelas meski cenderung singkat, tapi masih bisa diatasi oleh penulis dengan bertanya lebih dalam lagi.

6. Najwa Amelia Harahap

Najwa merupakan seorang mahasiswi Kedokteran USU semester IV. Dia tinggal bersama orang tua beserta 2 adiknya di Jl.Bhayangkara, gang mesjid no.12, dan dia anak kedua. Saat dihubungi pertama kali via Blackberry Messanger, respon wanita berusia 20 tahun ini sangat ramah dan sopan, dia langsung mengiyakan waktu diajak ketemuan. Tapi kesulitannya cukup lama juga mengatur waktu dengan jadwal kuliahnya yang memang cukup padat, sekalinya ada waktu luang dia sudah ada janji. Sekitar 5 hari setelah itu akhirnya bisa juga bertemu langsung dengannya. Kamis sore, sekitar pukul 4 setelah pulang kuliah, dia menghampiri saya yang sudah menunggu di suatu cafe di daerah dokter mansyur dekat kampus USU. Setelah dia sampai di seberang cafe tersebut dia menyuruh saya untuk menemui dia, karena dia tidak mau bertemu di cafe tersebut dengan alasan tidak bisa lama-lama bertemu saya. Akhirnya saya keluar dan menemui dia yang katanya sedang menunggu di dalam sebuah mobil mazda2 berwarna hitam. Saya pun menyeberang sambil mencari-cari dimana posisi mobilnya karena disitu banyak sekali mobil yang parkir. Saat itu juga informan tersebut membuka kaca dan melambaikan tangan kepada saya, lalu saya pun menuju Universitas Sumatera Utara 39 ke arahnya, dan langsung masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh informan saya. Dengan senyum ramah dia menyambut saya. Setelah berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri serta sedikit percakapan basa-basi, saya pun mulai mewawancarai sang informan. Dari pengamatan, informan yang satu ini sangat murah senyum sekali. Wajah dan sikapnya dewasa, meskipun usianya baru 22 tahun. Ia menjawab dengan cukup jelas, sehingga tidak butuh waktu lama wawancara pun selesai. Sebelum berpisah ia berpesan pada penulis agar menghubungi dia kalau masih perlu dan ada data yang kurang lagi.

4.3 Latar Belakang Mengenakan Jilbab