1. Indeks satuan kerja. LANDASAN TEORI

II. 1. Indeks satuan kerja.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan disusun sebagai acuan dasar yang seragam para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan berbagai pekerjaan untuk bangunan gedung dan perumahan. Pelaksana pembangunan gedung dan perumahan yang dimaksudkan adalah pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan Gedung dan Perumahan yaitu para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalarn memperkirakan biaya bangunan. Dimana dalam perencanaanya perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan yaitu persyaratan umum dan persyaratan non teknis. Adapun persyaratan umum antara lain : 1. Perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk seluruh Indonesia, berdasarkan harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat. 2. Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standard spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan. Persyaratan teknis antara lain : 1. Pelaksanaan perhitungan satuan pekerjaan harus didasarkan kepada gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat RKS. 2. Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 5-20 Sumber : SNI 2007 dimana didalamnya termasuk angka susut, yang besarnya termasuk biaya langsung dan tidak langsung. 3. Jam kerja efektif untuk para pekerja diperhitungkan 5 Sumber : SNI 2007 jam per-hari. Universitas Sumatera Utara Tata cara perhitungan ini memuat indeks satuan kerja yang terdiri dari indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan yang bersangkutan. Indeks satuan kerja adalah faktor pengali atau koefisien sebagai dasar perhitungan biaya bahan dan upah kerja. Seperti yang tersebut pada pengertiannya, maka indeks satuan kerja terdiri atas 2 bagian yaitu : 1. Indeks bahan. Yaitu indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap satuan jenis pekerjaan. Dalam hal ini, indeks bahan memiliki ketetapan tersendiri sesuai dengan jenis bahan bangunannya. 2. Indeks tenaga kerja. Yaitu indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan waktu untuk mengerjakan setiap satuan jenis pekerjaan oleh seorang pekerja proyek bangunan. Maksudnya adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk dapat menyelesaikan satu jenis pekerjaan tidaklah selalu penuh dalam satu hari kerja. Misalnya seorang penggali tanah dapat menggali tanah rata-rata dalam sehari sebanyak 1,33 m³ sedangkan satuan pekerjaan yang harus dikerjakannya adalah menggali tanah sebanyak 1 m³ dan perhitungan pembayaran upahnya adalah harian.maka dalam hal ini pekerja tersebut dapat menyelesaikan pekerjaanya tidak sampai penuh satu hari atau pekerja tersebut tidak menggunakan sepenuhnya kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan tadi melainkan 33 , 1 1 x 100 atau setara dengan 75 dari kemampuannya sedangkan dalam hal ini pekerja tersebut digaji sepenuhnya. Universitas Sumatera Utara Atau, bila ditinjau dari jam kerja maka pekerja tersebut tidak bekerja sesuai dengan lamanya jam kerja dalam satu hari kerja. Misalnya jam kerja untuk satu hari adalah 5 jam berarti seorang pekerja harian digaji untuk bekerja selama 5 jam kerja dan tuntutan pekerjaan untuk pekerja tersebut adalah menggali tanah sebanyak 1 m³ berarti lamanya pekerja tadi untuk menyelesaikan pekerjaannya adalah 33 , 1 1 x 5 jam atau setara dengan 3,75 jam. Melihat hal di atas maka dibutuhkan faktor pengali atau koefisien bagi pekerja untuk dapat memaksimalkan perhitungan anggaran biaya yang sesuai dengan produktifitas dari pekerja yaitu indeks satuan kerja untuk pekerja. Adapun perhitungan untuk mendapatkan nilai dari indeks satuan kerja untuk seorang pekerja dalam mengerjakan satuan pekerjaan yaitu dengan membagikan lamanya pekerja tersebut menyelesaikan pekerjaanya c dengan lamanya jam kerja dalam sehari yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 5 jam kerja dengan satuan Orang Hari OH a = jam c 5 OH Keterangan : a = Indeks satuan kerja Orang Hari OH c = lamanya menyelesaikan pekerjaan jam atau menit . Universitas Sumatera Utara

II. 2. Metode“Time and Motion Study”.