Penilitian Terdahulu Lingkungan Kerja 1. Pengertian Lingkungan Kerja

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penilitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Juliana Melvawati Sirait 2004 dengan judul “ Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap Prestasi Kerja Krayawan pada PT Dahlia Dewantara Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peranan motivasi yang dilakukan meningkatkan prestasi kerja pada pegawai Pemerintah Kota Pemko Medan. Herawaty Dalimunthe melakukan penelitian yang berjudul : ” Pengaruh Kondisi Longkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal Medan”. Hasil penelitian yaitu Kondisi Lingkungan Kerja kondisi fisik, kondisi temporer memiliki hubungan yang erat terhadap stres kerja, serta berpengaruh secara signifikan.

B. Pengertian Motivasi

Istilah Motivasi motivation berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakkan to move. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai yang “mampu, cakap dan terampil”, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Universitas Sumatera Utara Beberapa defenisi tentang Motivasi yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli: a. Menurut Edwin B.Flippo dalam Siagian2005:143 Motivasi adalah suatu keberhasilan, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. b. Menurut Herzberg dalam Siagian 2005:290 Motivasi adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah hal-hal pendorong berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang. Motivasi Ekstrinsik berarti bersumber dari luar diri seseorang dalam kehidupan karyawan tersebut. c. Menurut Soehardi Sigit 2001:30 Tiap-tiap orang mempunyai motivasi, yaitu dorongan dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhannya yang tercermin dalam perilakunya. Timbulnya dorongan itu disebabkan oleh adanya insentif ransangan atau stimulus yang harus diraih untuk memenuhi kebutuhannya, maka puaslah seseorang. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Dari defenisi motivasi, dapat diartikan sebagai suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Kerangka motivasi merupakan titik awal yang baik untuk memahami bagaimana motivasi muncul. Proses motivasi dimulai dengan belum terpenuhinya kebutuhan. Sebagai reaksinya pegawai mempertimbangkan alternatif pemenuhan kebutuhan ini, seperti bekerja lebih keras agar gajinya dinaikan atau mencari pekerjaan baru. Kemudian, dia menetekun pilihannya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Kerangka Motivasi Sumber : Ricky Wgriffin C.Teori – Teori Motivasi Teori-teori motivasi dikelompokkan atas: 1.Teori kepuasan yang memusatkan pada apanya motivasi a.Teori Motivasi Klasik Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisikbiologisnya, berbentuk uangbarang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.

b.Maslow’s Need Hierarchy Theory

Hirarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilakubekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam- macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Kebutuhan atau kekurangan Mencari cara untuk memenuhi kebutuhan Memilih perilaku untuk memenuhi kebutuhan Evaluasi terhadap kebutuhan Menetukan kebutuhan masa depan dan mencarimemilih cara pemenuhan kebutuhan Universitas Sumatera Utara 2.Dasar Teori Hirarki Kebutuhan: 1.Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. 2.Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator. 3. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjanghirarki, yakni: a.Kebutuhan fisik dan biologis Yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara dan sebagainya. b.Kebutuhan keselamatan dan keamanan Yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. c.Kebutuhan sosial Yaitu kebuhan sosial, teman, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya. d.Kebutuhan akan penghargaan atau prestasi Yaitu kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya Universitas Sumatera Utara e.Aktualisasi diri Yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang memuaskanluar biasa. 3.Herzberg’s two factors Motivation Theory Menurut Herzberg dalam Siagian, orang menginginkan dua macam faktor , yaitu: 1 Faktor Motivasional Faktor Motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang 2. Faktor Higiene Faktor Higiene atau Pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya. Faktor intrinsik ialah kemampuan, keberhasilan yang diraih prestasi, dan pengakuan orang lain penghargaan. Vibiznews – Leadership.com. motivasi intrinsik bisa berupa aktivitas apapun yang menghasilkan perbedaan besar pada dirinya sendiri bahkan organisasi. Jika mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak signifikan, maka mereka akan merasa tidak signifikan. Sebaliknya, jika mereka merasa bahwa pekerjaan mereka bernilai, maka mereka akan merasa bernilai pula. Setiap orang mempunyai motivasi intrinsik yaitu dorongan Universitas Sumatera Utara dari dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhannya yang tercermin dalam perilakunya. Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan, antara lain sebagai berikut: a.Hal-hal yang mendorong pegawai adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas semuanya bHal-hal yang mengecewakan pegawai adalah terutama faktor yang bersifat formalitas saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, ,dll. c.Pegawai akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas. 4.Teori X dan Teori Y Mc.Gregor Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori x teori tradisional dan manusia penganut teori y teori demokratik. Menurut teori x ini untuk memotivasi pegawai harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negative yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. Tipe kepemimpinan teori x adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.Menurut teori y untuk memotivasi pegawai hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi pegawai, kerjasama, dan keterikatan pada keputusan. Jenis Universitas Sumatera Utara motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedangkan tipe kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif. 5.Mc.Clelland’s A Motivation Theory Menurut teori ini, hal-hal yang memotivasi seseorang adalah: 1. Kebutuhan akan prestasi 2. Kebutuhan akan afiliasi 3. Kebutuhan akan kekuasaan Dalam memotivasi para bawahan, manajer hendaknya menyediakan peralatan, menciptakan suasana pekerjaan yang baik, dan memberikan kesempatan untuk promosi. 1. Kebutuhan akan Prestasi Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena itu, kebutuhan akan prestasi akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Karyawan akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan kemungkinan untuk itu diberikan kesempatan seseorang menyadari bahwa hanya dengan mencapai prestasi kerja yang tinggi akan dapat memperoleh pendapatan yang besar. Dengan pendapatan yang besar akhirnya memiliki serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Universitas Sumatera Utara 2. Kebutuhan akan afiliasi Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Oleh karena itu, kebutuhan akan afiliasi ini yang merangsang gairah bekerja karyawan karena setiap orang menginginkan hal-hal sebagai berikut: a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dilingkungan tempat tinggal dan bekerja b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting c. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal d. Kebutuhan akan perasaan ikut serta 3. Kebutuhan akan kekuasaan Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja karyawan serta mengerahkan semua kemampuannya demi mencapai kepuasan atau kedudukan yang terbaik. 6.Teori Motivasi Claude S.George Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu: 1 Upah yang adil dan layak 2 Kesempatan untuk majupromosi 3 Pengakuan sebagai individu 4 Keamanan kerja 5 Tempat kerja yang baik Universitas Sumatera Utara 6 Penerimaan oleh kelompok 7 Perlakuan yang wajar dan 8 Pengakuan akan prestasi 7.Teori kebutuhan model Edward Edward mengatakan bahwa ada 15 macam kebutuhan yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu sebagai berikut: 1. Achievement Kebutuhan untuk dapat melakukan sesuatu lebih baik daripada orang lain, yang memotivasi seseorang untuk menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien sehingga mencapai prestasi yang lebih tinggi. 2. Deference Kebutuhan untuk mendengarkan pendapat orang lain, mengikuti petunjuk yang diberikan, memberikan pujian kepada orang lain, dan penyesuaian diri terhadap adat istiadat. 3. Order Kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara teratur, membuat rencana secara detail, dan melakukan kegiatan secara teratur. 4. Exhibition Kebutuhan untuk diperhatikan orang lain serta menjadi pusat perhatian dari kelompok. 5. Autonomy Kebutuhan untuk tidak tergantung pada orang lain, hidup mandiri dan tidak mau diperintah. Universitas Sumatera Utara 6. Affilition Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan, menjalin persahabatan, atau berpartisipasi dalam kelompok. 7. Intraception Kebutuhan untuk memahami perasaan orang lain dan mengetahui perilaku lingkungan. 8 Succorance Kebutuhan untuk mendapatkan bantuan, simpati dan afiksi dari orang lain terhadap dirinya. 9 Dominance Kebutuhan untuk mendominasi kelompok, memimpin, menasihati, dan mempertahankan pendapatnya. 10 Abasement Kebutuhan perasaan bersalah dan diberi hukuman jika merasa berdosa. 11 Nurturance Kebutuhan untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan, bersimpati, dan berbuat baik kepada orang lain. 12 Change Kebutuhan untuk melakukan pembaruan, tidak menyukai rutinitas, senang bepergian, serta melawan adat istiadat 13 Endurance Kebutuhan utnuk dapat bertahan pada suatu kegiatan hingga selesai dan tidak menyukai gangguan pada saat bekerja Universitas Sumatera Utara 14 Heterosexuality Kebutuhan untuk mendekati lawan jenis dan ingin dianggap menarik oleh lawan jenis 15 Agression Kebutuhan untuk mempertanyakan pendapat orang lain, mengkritik, mengalahkan, dan senang pada kekerasan

D. Lingkungan Kerja 1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksnakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih Universitas Sumatera Utara banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang efisien. Menurut Sariyati 2003: 10 Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja

a. Kondisi Kerja Kondisi kerja didefenisikan sebagai semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat dipengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja, Anwar Prabu Mangkunegara dalam Hidayat 2006: 18. Beberapa macam kondisi kerja yang harus dipersiakan oleh manajemen adalah penerangan, suhu, udara, suara bising,bpenggunaan warna, ruang gerak yang di perlukan serta keamanan kerja dslsm perusahaan. Menurut Sedarmayanti dalam www.google.com. Masing-masing jenis kondisi kerja ini perlu dipersiapkan dan dirancang dengan baik oleh manajemen perusahaan sehingga diperoleh kenyamanan kerja yang memadai bagi pegawai. Dari indikator mengenai kondisi kerja di atas, penulis mengambil beberapa indikator yang sering muncul dalam setiap permasalahan tentang kondiai kerja dan telah disesuaikan dengan keadaan perusahaan antara lain suhu udara dan penerangan. Universitas Sumatera Utara b. Hubungan Karyawan Karyawan yang bekerja didalam perusahaan yang bersangkutan juga mengharapkan adanya penghargaan bagi mereka sebagai manusia. Jika kurang diperhatikan maka produktivitas kerja, kualitas kerja maupun kuantitas kerja akan menurun, karyawan bekerja asal-asalan atau asal menyelesaikan pekerjaan tanpa memeperhatikan kualitasnya. Agar mendapat hasil yang optimal maka perlu memeperhatikan kualitasnya dan hubungan karyawan sehingga psikologis terpenuhi. Adapun yang perlu diperhatikan dalam hubungan karyawan adalah kepemimipinan yang baik, informasi lancar, hubungan karyawan yang baik, pengaturan kondisi kerja yang baik, serta sisitem pengupahan yang dimengerti. Dari indikator mengenai hubungan karyawan diatas, penulis mengambil beberapa indikator yang sering muncul dalam setiap permasalahan tentang hubungan karyawan dan telah disesuakan dengan keadaan perusahaan antara lain hubungan antar karyawan dan informasi yang lancar.

E. Kinerja