Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Variabel Kinerja Pegawai
Item No
SS S
RG TS
STS Total
Responden F
F F
F F
1 17 29.8 40 70.1 -
- -
- -
- 57
2 40 70.1 17 29.8
- -
- -
- -
57 3
30 52.6 27 47.3 -
- -
- -
57 4
20 35.0 37 64.9 -
- -
- 57
5 20 35.0 30 52.6
7 12.2
- -
- -
57 6
10 17.5 30 52.6 17 70.1 -
- -
57 7
27 47.3 30 52.6 -
- -
- -
- 57
8 30 52.6 27 47.3
- -
- -
- 57
Sumber : Hasil Penelitian Mei, 2009 diolah.
Tabel 4.9 menunjukkan sebagian besar responden beranggapan bahwa tingkat kinerja pegawai meningkat, para pegawai telah bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan kapada mereka. Pegawai juga seudah sangat disiplin dalam menaati peraturan yang telah di tetapkan sudah menaati prosedur.
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dilihat dari titik-titik
yang menyebar di sekitar garis digonal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Metode yang dipakai dalam pengujian ini adalah metode plot.
Universitas Sumatera Utara
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E x
p e
c te
d C
u m
P ro
b Dependent Variable: Kualitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1 : Pengujian Normalitas P-P Plot Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Mei, 2009.
Cara Pengambilan keputusan pada metode plot : a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Keputusan :
Gambar 4.1 memperlihatkan titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.
Analisis normalitas dapat juga dilakukan dengan uji Kolmogorov- smirnovGoodness of Fit Test. Data yang dimasukkan adalah Unstandardized
Residual Res_1. Kolom Asymp. Sig. 2-tailed menunjukkan nilai probabilitas.
Cara Pengambilan keputusan : a.
Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi
Universitas Sumatera Utara
b. Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
57 .0000000
1.76712080 .139
.139 -.129
1.053 .218
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. 2-tailed
Unstandardiz ed Res idual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Mei, 2009.
Keputusan : Tabel 4.10 terlihat pada baris Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,218 atau probabilitas
diatas 0,05 0,218 0,05, dengan demikian variabel residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaanperbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika
varians residual di satu pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi
karena terjadi perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang
konstan. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola
diagram pencar pada grafik scatterplot. Cara Pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Jika titik-titik membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi
mengalami gangguan heteroskedastisitas b.
Jika titik-titik tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y maka regresi
tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas
2 1
-1 -2
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1
-1 -2
R eg
re ss
io n
S tu
de nt
iz ed
R es
id ua
l
Dependent Variable: Y Scatterplot
Gambar 4.2 : Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Mei, 2009.
Keputusan : Gambar 4.2 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak mengalami
gangguan heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan Uji Glesjer. Cara
pengambilan keputusan: a.
Jika probabilitas 5 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas b.
Jika probabilitas 5 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Uji Glesjer
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant •
Motivasi Intrinsik •
Lingkungan Kerja 6.279
.997 .097
3.755 .145
.114 .719
.089 1.672
6.895 .858
.100 .000
.395 a Dependent Variable: Absut
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Mei, 2009.
Keputusan : Tabel 4.11 memperlihatkan tidak ada satupun variabel independen .yang
signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen absolut Ut abSut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi
dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai.
3. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya terdapat korelasi linear sempurna atau pasti diantara dua atau lebih variabel independen. Artinya multikolinearitas menyebabkan standar
deviasi masing-masing koefisien regresi akan sangat besar sehingga membuat bias tingkat signifikan pengaruh variabel dependen. Hal ini menyebabkan kesulitan
dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor VIF . Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance 0,1 sedangkan VIF 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Independen
Tolerance VIF
Kesimpulan
Motivasi Intrinsik 0,686
1,457 Tidak terjadi multikolinearitas
Lingkungan Kerja 0,686
1,457 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Mei, 2009.
Tabel 4.12 memperlihatkan nilai Tolerance 0,1 dan VIF 5 pada semua variabel independen, dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini berarti pada
variabel independen yaitu Motivasi Intrinsik dan Lingkungan Kerja tidak terdapat hubungan linear sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel
sehingga model regresi layak digunakan.
D. Analisis Regresi Linear Berganda