sampai diperoleh bobot konstan.Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara DepKes RI, 1995.
3.3.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselen yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan.Krus dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara DepKes RI, 1995.
3.3.7 Penetapan kadar abu tidak larut asam
Abu yang telah diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida 2 N selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian didinginkan dan ditimbang.Kadar abu yang tidak larut dalam asam
dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara DepKes RI, 1995.
3.4 Pembuatan Sediaan Serbuk Daun Sidaguri.
Serbuk daun sidaguri yang telah diserbuk diayak dengan ayakan mesh 60, ditimbang tiap 1 g serbuk daun sidaguri kemudian dibungkus dengan kertas
perkamen. Untuk 1 orang pasien hiperurisemia diberikan 42 bungkus serbuk daun sidaguri, dikomsumsi dengan dosis 3 kali sehari selama 14 hari.
3.5 Penggunaan Alat Pengukur Kadar Asam Urat
Kadar asam urat didalam darah pasien hiperurisemia dilakukan menggunakan alat cek asam urat easy touchyang bekerja secara enzimatis.
Prosedur penggunaannya yaitu: a. Sesuaikan kode yang terdapat dalam label dengan yang terdapat dalam vial
test strip. b. Setelah sesuai masukkan kode ke dalam alat pengukur asam urat.
c. Masukkan test strip untuk menghidupkan layar. d. Darah disentuhkan pada strip, kemudian darah akan mengalir sampais ke
zona reaksi dengan otomatis. e. Setelah 20 detik hasil pengukuran kadar asam urat akan ditampilkan pada
layar.
3.6 Uji Observasi Klinis
3.6.1 Tempat penelitian Penelitian di lakukan dibeberapa tempatyaitu:
a. Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang b. Pasar 1 Kecamatan Medan Polonia
c. Jl. Besar Tembung Dusun 1 Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan- Kab.Deli Serdang.
3.6.2 Desain penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian observasi klinis murni, penelitian meliputi: pemeriksaan vital sign
pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu tubuh, tanda dan gejala klinis mual, muntah, gatal-gatal, rasa haus yang berlebih dan berkemih, pemberian
serbuk simplisia kepada pasien hiperurisemia, dan pemantauan pasien hiperurisemia subjek penelitian.
3.6.3 Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah semua pasien dewasa wanita dan pria ≥ 18 tahun
dengan hiperurisemia.Pengambilan sampel dihitung dengan menggunakan rumus slovin minimal size.
Jumlah sampel ditentukan dengan dasar perhitungan sebagai berikut:
Keterangan : n = Sampel
N = Populasi e = Interval keyakinan 0,05
Jumlah populasi sampel penelitian minimal 28 orang.
3.6.4 Kriteria inklusi, eksklusi, jumlah pasien subjek penelitian
a. Kriteria inklusi penelitian ini adalah: • Wanita dewasa pasien hiperurisemia dengan kadar asam urat
≥ 6,0 mg dL usia
≥ 18 tahun dengan pemeriksaan darah dengan alat easy touch asam urat
• Pria dewasa, pasien hiperurisemia dengan kadar asam urat ≥ 7,0 mgdL
usia ≥ 18 tahun dengan pemeriksaan darah dengan alat easy touch asam
urat. • Tidak mengkomsumsi obat-obatan asam urat dalam dua minggu terakhir.
• Bersedia ikut dalam penelitian, mengikuti prosedur penelitian dan menanda tangani form informed consent.
b. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah: • Wanita dewasa, usia
≥ 18 tahun pasien dengan kadar asam urat ≥ 6,0mgdL dengan komplikasi.
• Pria dewasa, usia ≥ 18 tahun pasien dengan kadar asam urat ≥ 7,0 mgdL
dengan komplikasi. • Wanita hamil, menyusui dan nifas.
• Adanya penyakit lain yang nyata secara klinis, seperti gangguan fungsi hati, fungsi ginjal, gangguan jantung atau menderita penyakit kronis.
• Tidak teratur makan obat. • Tidak mengikuti kontrol selama penelitian meninggal, pindah alamat,
mengundurkan diri. c. Jumlah pasien subjek penelitian 30 orang, 22 orang pria dan 8 orang wanita.
3.6.5 Tahapan dan cara kerja
Setiap pasien yang datang atau ditemukan dengan gejala klinis penderita asam urat tinggi dilakukan pemeriksaan darah. Pada semua penderita yang
memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian subjek penelitian, akan diberi informasi menyangkut waktu penggunaan obat tradisional sebelumnya, dan
pemberian informasi untuk mendapat persetujuan informed consent tentang
kegiatan penelitian, manfaat maupun resiko penelitian sebelum mereka mengisi informed consent. Subjek penelitian selanjutnya dilakukan pemeriksaan vital sign
untuk pengumpulan data.Pemberian serbuk daun sidaguri kepada subjek penelitian sesuai dengan anjuran yaitu 1 g untuk pemakaian 3 kali sehari selama
14 hari.
3.6.6 Tindakan medis
Tindakan medis yang dilakukan bagi setiap pasien adalah sebagai berikut: a. Melihat keluhan utama dan riwayat penyakit, nyeri bagian sendi, jari kaki,
jari tangan, dengkul tumit jika dihentakkan, pergelangan tangan serta siku terutama saat pagi hari, baru bangun tidur atau malam hari.
b. Pemeriksaan fisik meliputi: berat badan dan tinggi badan hanya pada H0 tekanan darah, suhu tubuh pada hari ke-0, hari ke-1, hari ke-2, hari ke-3
kemudian hari ke-7, dan hari ke-14 c.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah pada stik asam urat dengan alat easy touch digital serta dilihat nilai kadar asam urat pada hari ke-0, hari
ke-1, hari ke-2, hari ke-3 kemudian hari ke-7, dan hari ke-14
3.6.7 Pemeriksaan kadar asam urat, pengambilan sampel darah a. Alat:
digunakan cara strip asam urat easy touch®, merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana yang dirancang hanya untuk penggunaan
sampel darah kapiler, bukan untuk sampel serum atau plasma. Strip katalisator
spesifik untuk asam urat dalam darah kapiler Surya, 2003. b
. Cara kerja: dilakukan dengan cara mengambil sedikit darah dari ujung jari
pasien dengan menggunakan lancet pistol penusuk, lalu darah yang didapat diteteskan diatas strip asam urat, setelah itu kadar asam urat dapat dideteksi
dengan memasukkan strip ke alat digital asam urat. Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test yang diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada
zona reaksi test strip,katalisator asam urat akan mereduksi asam urat dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk dalam alat strip setara dengan konsentrasi
asam urat dalam darah.
3.6.8 Tindakan keamanan
Selama pengobatan penderita di follow up terhadap kepatuhan, efek samping, komplikasi asam urat atau keadaan klinis lain yang dianggap penting.
Apabila dalam follow up pasien terjadi komplikasi asam urat atau menunjukkan keadaan hiperurisemia yang berat di rujuk kepada dokter spesialis penyakit dalam.
3.7 Lembar Persetujuan Tindakan Medis Informed Consent
Pada observasi klinis ini, digunakan Informed consent sebagai lembaran persetujuan tindakan medis untuk pasien yang bersedia ikut dalam penelitian ini.
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien untuk melakukan suatu tindakan medis terhadap pasien sesudah pasien memperoleh informasi
lengkap dan memahami tindakan tersebut. Dengan kata lain, informed consent juga disebut persetujuan tindakan medis. Tujuan dari informed consent adalah
agar pasien mendapat informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan Anonim, 2011.
3.8 Kelayakan etik Ethical clearance
Untuk melengkapi kelayakan pada penelitian observasi klinis ini, diperlukan Ethical clearance kelayakan etik untuk dapat memenuhi persyaratan
etik penelitian.Sehingga dapat memberikan jaminan bahwa penelitian layak untuk dilaksanakan.
Persetujuan Komite Etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan diajukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Disetujui
pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian biomedik.
Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan mahluk
hidupmanusia, hewan dan tumbuhan yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu Astuti dan
Nurrochmad, 2010.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 IdentifikasiTumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan dengan mengirimkan bagian tumbuhan yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Lembaga Penelitian dan
Pengembangan BiologiBogor, menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti adalah
Sidarhombifolia L. suku Malvaceae.
Hasil pemeriksaan makroskopik daun segar sidaguri berwarna hijau, bentuk daunnya bulat telur memanjang dan tepinya bergerigi. Panjang daunnya 1
sampai 4 cm dengan lebar 1 sampai 2 cm. Serbuk simplisia daun sidaguri berwarna hijau kecoklatan, tidak berbau, rasa agak kelat. Hasil pemeriksaan
mikroskopik serbuk simplisia memperlihatkan adanya rambut penutup bentuk bintang, epidermis dengan stomata, sel parenkim berisi kristal kalsium oksalat,
mesofil kristal kalsium oksalat dan serabut sklerenkim. Hasil pemeriksaan karakterisasi dari serbuk simplisia daun sidaguri dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia sidaguri
No Parameter
Hasil MMI,1995
1 Kadar air
7,32 ≤10
2 Kadar sari larut dalam air
10,51 ≥ 7
3 Kadar sari larut dalam metanol
6,4 ≥ 3,5
4 Kadar abu total
6,95 ≤8
5 Kadar abu yang tidak larut dalam asam
0,72 ≤1