15
anak-anaknya mereka yang belum kawin, maka disebut keluarga inti yang sederhana atau disebut keluarga batih yang berdasarkan monogami.
3
Adapun keluarga luas adalah keluarga yang tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya yang belum kawin, tetapi juga bersama anak yang telah kawin
beserta suaminya atau istrinya dan cucu. Dengan kata lain, keluarga luas adalah keluarga yang terdiri dari lebih dari satu keluarga inti, tetapi semuanya merupakan
satu kesatuan sosial yang amat erat, dan biasanya hidup tinggal bersama pada satu tempat.
B. Pengertian Keluarga Sakinah
Keluarga sakinah terdiri dari dua suku kata, yaitu keluarga dan sakinah.Keluarga bisa berarti batih yaitu ibu, bapak anak-anaknya atau seisi rumah
yang menjadi tanggungan, dan dapat pula berarti kaum yaitu sanak saudara serta kaum kerabat.
4
Yang dimaksud dengan keluarga disini adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami dan istri-istri, atau suami istri dan anak anaknya,
atau ibu dan anaknya. Kata
“keluarga” menurut
makna sosiologis
yaitu kesatuan
kemasyarakatan, sosial berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah.Keluarga juga bisa diartikan sebagai unit dari suatu masyarakat yang terdiri
3
Siti Norma Sudarso, “Pranata Keluarga” dalam, J. Dwi Narwoko Bagong Suyanto ed, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 211.
4
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 9.
16
dari manusia yang tumbuh dan berkembang sejak dimulainya kehidupan sesuai dengan tabiat dan naluri manusia.Oleh karena itu, ahli kemasyarakatan berpendapat
bahwa rumah adalah tempat pertama mencetak dan membentuk pribadi umat, baik laki-laki maupun wanita. Bila tempat atau sumber ini jernih, dan bebas dari segala
kotoran, maka akan selamatlah pembentukan umat ini dari segala kekuatan yang merusakkan.
5
Sedangkan kata sakinahdalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kedamaian,
ketentraman, ketenangan,
kebahagiaan.
6
Dalam Islam
kata sakinahmenandakan ketengangan dan kedamaian secara khusus, yakni kedamaian
dari Allah, yang berada dalam kalbu.
7
Keluarga sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan materi secara serasi dan seimbang, diliputi
suasana kasih sayang antara internal keluarga dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan
akhlakul karimah.
8
5
Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga Sakinah, Bandung: Al-Bayan, 1995, h. 214.
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998 Cet-1, h. 769.
7
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998 Cet-1, h. 863.
8
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Tentang “Kursus Calon Pengantin” dalam BAB I, Pasal 1.
17
Mawaddah ialah kelapangan dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk, jika berkaitan dengan cinta maka mawaddah mengandung cinta plus, cinta yang
tampak buahnya dalam sikap dan perlakuan, serupa dengan kepatuhan sebagai hasil rasa kagum kepada seseorang.
Maka kata itu mirip dengan kata rahmat, hanya saja rahmat tertuju kepada yang dirahmati sedang yang dirahmati itu dalam keadaan butuh, dan dengan demikian
dapat dikatakan bahwa rahmat tertuju kepada yang lemah, sedang mawaddah tidak demikian. Di sisi lain, cinta yang dilukiskan dengan mawaddah, harus terbukti dalam
sikap dan tingkah laku, sedang rahmat tidak harus demikian.
9
Dari pengertian di atas dapat diambil sebuah pengertian bahwa keluarga sakinah adalah suatu keluarga yang dibangun atas dasar agama, rasa saling
pengertian, saling menghargai hak-hak dan kewajiban masing-masing antara pasangan suami istri serta mengutamakan penerapan aqidah dan musyawarah dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam membina hubungan suami istri maupun pembinaan keluarganya. Dan untuk memperoleh situasi seperti ini, hanya dengan jalan melalui
pernikahan ketenangan batin dan rumah tangga diperoleh. Tentunya akan menghasilkan anggota masyarakat yang baik, dan mengalir darah baru ke urat-urat
masyarakat sehingga menjadi lebih segar, kuat, maju dan berkembang.
10
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, volume 10 Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 447.
10
Fuad Sahalih, Untukmu Yang Akan Menikah dan Telah Menikah, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2009, h. 30.