31
B. Materi Peraturan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama No.DJ.II491 Tahun 2009
Peraturan ini berisi 5 bab dan 7 pasal yang keseluruhannya berkaitan tentang suscatin, dari ketentuan umumnya, maksud dan tujuannya, materi dan nara
sumber serta penyelenggaraannya, dalam Keputusan Menteri Agama KMA No. 477 tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah, poin mengenai suscatin termuat dalam BAB IX
Pasal 18 ayat 3: dalam waktu 10 sepuluh hari sebelum Penghulu atau Pembantu Penghulu meluluskan akad, calon suami istri diharuskan mengikuti kursus calon
pengantin dari Badan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4 setempat. Sementara dalam Peraturan Menteri Agama PMA No. 11 Tahun 2007 tentang
Pencatatan Nikah yang merupakan tinjauan ulang atas KMA No. 4772004, pasal mengenai suscatin tidak termaktub.
Disamping peraturan itu, masih ada Peraturan Pemerintah PP No. 21 Tahun 1994 tentang penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera, walaupun
pada hakikatnya, peraturan tersebut adalah peraturan tentang Keluarga Berencana KB, namun secara umum berkaitan dengan tujuan suscatin. Dalam Pasal 2 PP
No.211994 menyebutkan: penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga, dan keluarga berencana
32
diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
4
Demikian pula yang tercantum dalam Pasal 7 ayat 1 dan 2. Pada ayat 1 disebutkan: Dalam rangka mendukung pengembangan kualitas dan fungsi
keluarga, Pemerintah dan atau mesyarakat menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan keluarga. Pada ayat 2 disebutkan: Pembinaan dan pelayanan keluarga
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta upaya lainnya.
Berdasarkan Peraturan Dirjen BIMAS Islam No. DJ.II491 Tahun 2009 tersebut, suscatin dilaksanakan minimal 24 jam pelajaran berisi beberapa materi atau
tema yang harus disampaikan kepada calon pengantin, diantaranya tata cara dan prosedur perkawinan 2 jam, pengetahuan agama 5 jam, peraturan perundangan di
bidang perkawinan dan keluarga 4 jam, hak dan kewajiban suami istri 5 jam, kesehatan produksi 3 jam, manajemen keluarga 3 jam, serta prikologi perkawinan
dan keluarga 2 jam. Ada 2 tujuan yang ingin di capai dalam pemberian materi dalam peraturan
di setiap sesi materi yang di berikan kepada suscatin diantaranya adalah : Sesi I : Akad Nikah
Tujuan Umum :
4
Dirjen BIMAS Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Modul TOT Kursus Calon Pengantin Jakarta: Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah
Dirjen BIMAS Islam, 2000, h. 2.
33
Agar peserta memahami atau mengenal tentang tata cara pelaksanaan akad nikah secara detail.
5
Tujuan Khusus : a. Peserta mampu menjabarkan rangkaian tata cara pelaksanaan akad nikah.
b. Peserta mampu melakukan kordinasi yang baik dengan instansi terkait untuk pelaksanaan program agar sukses di masyarakat.
Sesi II : Hukum Perkawinan Tujuan Umum :
Agar peserta dapat mengetahui atau mengenal hukum perkawinan dan mengamalkan kepada orang lain.
Tujuan Khusus : a. Peserta mampu menjabarkan hukum perkawinan secara rinci dan menyampaikan
tujuan dari perkawinan yang dimaksud menurut ajaran Islam b. Peserta mampu mengidentifikasi masalah yang timbul dari perkawinan dan
mengantisipasi upaya pemecahan masalah.
6
Sesi III : Reproduksi Sehat Tujuan Umum :
5
Dirjen BIMAS Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Modul TOT Kursus Calon Pengantin Jakarta: Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah
Dirjen BIMAS Islam, 2000, h. 3.
6
Dirjen BIMAS Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Modul TOT Kursus Calon Pengantin, Jakarta: Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah
Dirjen BIMAS Islam, 2000, h. 4.
34
Peserta mengetahui dan memahami aspek-aspek kesehatan reproduksi serta penyakit-penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan kelamin atau
seksual serta kaitannya dengan HIV atau Aids. Tujuan Khusus :
a. Peserta mampu menjelaskan anatomi dan fungsi alat reproduksi manusia. b. Peserta mampu menjelaskan perubahan-perubahan biologis yang terjadi pada
masa akil baligh atau remaja. c. Peserta mampu menjelaskan mengenai proses kehamilan.
d. Peserta mampu menjelaskan perilaku seksual sehat dan benar. e. Peserta mampu menjelaskan perilaku yang berisiko dan akibat yang akan di
timbulkannya. f.
Peserta mempu menjelaskan penyebab dan gejala penyakit-penyakit yang di tularkan melalui hubungan kelamin atau seksual yang banyak terjadi di
masyarakat. g. Peserta mampu menjelaskan kaitan erat antara PMS dengan HIV atau Aids.
h. Peserta mampu menjelaskan upaya pencegahan atau menghindari PMS. Sesi IV : Psikologi Perkawinan
Tujuan Umum :