Materi Peraturan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama No.DJ.II491 Tahun 2009

34 Peserta mengetahui dan memahami aspek-aspek kesehatan reproduksi serta penyakit-penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan kelamin atau seksual serta kaitannya dengan HIV atau Aids. Tujuan Khusus : a. Peserta mampu menjelaskan anatomi dan fungsi alat reproduksi manusia. b. Peserta mampu menjelaskan perubahan-perubahan biologis yang terjadi pada masa akil baligh atau remaja. c. Peserta mampu menjelaskan mengenai proses kehamilan. d. Peserta mampu menjelaskan perilaku seksual sehat dan benar. e. Peserta mampu menjelaskan perilaku yang berisiko dan akibat yang akan di timbulkannya. f. Peserta mempu menjelaskan penyebab dan gejala penyakit-penyakit yang di tularkan melalui hubungan kelamin atau seksual yang banyak terjadi di masyarakat. g. Peserta mampu menjelaskan kaitan erat antara PMS dengan HIV atau Aids. h. Peserta mampu menjelaskan upaya pencegahan atau menghindari PMS. Sesi IV : Psikologi Perkawinan Tujuan Umum : 35 Agar peserta memahami arti dari psikologi sebagai ilmu sehubungan dengan tingkah laku manusia pada umumnya maupun yang bersangkutan dengan perkawinan pada khususnya. 7 Tujuan Khusus : a. Peserta mampu menjabarkan arti psikologi kaitannya dengan psikologi perkawinan. b. Peserta mampu menjelaskan faktor-faktor esensial antara lain: kesiapan secara fisik, kematangan secara mental, dan kematangan secara sosial. c. Mampu melakukan koordinasi yang baik dengan kerjasama dalam pelaksanaan program bersama instansi terkait. Sesi V : Problematika yang muncul dalam keluarga Tujuan Umum : Agar peserta dapat memahami sekaligus menjabarkan hal-hal yang memungkinkan akan menimbulkan problematika dalam keluarga. Tujuan Khusus : a. Peserta dapat menjelaskan dengan rinci faktor-faktor peroblematika yaitu: cemburu yang berlebihan, ekonomi yang kurang memadai, perselingkuhan, dan akhlak yang buruk. b. Mampu mengidentifikasi masalah sekaligus memberi solusi yang terbaik. 7 Dirjen BIMAS Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Modul TOT Kursus Calon Pengantin Jakarta: Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah Dirjen BIMAS Islam, 2000, h. 5. 36 c. Mempu melakukan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan instansi terkait untuk pelaksanaan program. Sesi VI : Penanaman nilai-nilai keamanan, ketaqwaan, dan akhlaqul karimah. Tujuan Umum : Menanamkan, mengamalkan dan menghayati nilai-nilai keimanan ketaqwaan dan akhlak mulia dalam kehidupan keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara melalui pendidikan agama dan pendidikan formal. 8 Tujuan Khusus : a. Agar peserta bisa menanamkan, mengamalkan dan menghayati nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia pada dirinya dan keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Agar pesereta menjadi tauladan dalam keluarga dan masyarakat. Sesi VII : Tuntutan Ibadah Tujuan Umum : Agar peserta memahami atau menghayati tuntutan ibdah dalam Islam beserta manfaat dari segala aturan yang terkandung pada ajaran Islam. Tujuan Khusus : a. Peserta mampu menerima dan melaksanakan tuntutan ibadah yang menjadi aturan dalam agama Islam. 8 Dirjen BIMAS Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Modul TOT Kursus Calon Pengantin Jakarta: Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah Dirjen BIMAS Islam, 2000, h. 6. 37 b. Peserta mampu meningkatkan ilmu dan mencari aturan-aturan yang terkandung dalam al-Quran serta mengamalkan dan mampu menjelaskan kepada masyarakat. c. Peserta mampu menjelaskan rukun Islam secara rinci dan jelas sera mengamalkannya. 9 Sesi VIII : Pendidikan agama dalam keluarga Tujuan Umum : Agar peserta memahami atau menghayati tentang pengembangan dan pengenalan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah dalam kehidupan berkeluarga dan lingkungannya. Tujuan Khusus : a. Mampu menciptakan kesejukan dalam keluarga. b. Peserta mampu meningkatkan ukhuwah Islamiyah. c. Mampu menurunkan angka kriminalitas. d. Mampu menurunkan angka perkelahian atau tawuran pelajar. Butir-butir nasehat yang diberikan dengan mudah dapat diterima oleh masing-masing calon pengantin karena mereka dalam keadaan senang, suka sama suka. Namun, ada pula yang menjadi sulit menerima nasehat bila perkawinan itu ada unsur keterpaksaan atau harus dilakukan sebagai pertanggung jawaban terhadap 9 Dirjen BIMAS Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Modul TOT Kursus Calon Pengantin Jakarta: Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah Dirjen BIMAS Islam, 2000, h. 7. 38 perbuatan yang terlanjur dilakukan sebelumnya. Bahkan mereka sama sekali tidak mau menerima atau tidak ingin sama sekali mendengar nasehat. 10

C. Pengertian dan Tujuan Kursus Calon Pengantin

1. Pengertian Kursus Calon Pengantin Secara bahasa kursus adalah pelajaran tentang sesuatu pengetahuan atau kepandaian yang diberikan dalam waktu singkat. 11 Sedangkan calon pengantin adalah seorang laki-laki dan atau seorang perempuan yang akan dan sedang mengajukan permohonan kehendak nikah di Kantor Urusan Agama KUA. Jadi kursus calon pengantin adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kepada calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam waktu yang singkat. 12 2. Tujuan Kursus Calon Pengantin Tujuan kursus calon pengantin secara umum adalah untuk memberikan informasi kepada calon pengantin agar mengetahui tentang tujuan perkawinan, mengetahui hak dan kewajiban suami istri dalam berkeluarga, bertetangga dan bernegara, menanamkan rasa keimanan dan berakhlakul karimah, memahami cara 10 Departemen Agama, Pedoman Konseling Perkawinan, Jakarta: Depag RI, Dirjen BIMAS Islam dan Penyelenggaraan Haji Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah, 2004, h. 49. 11 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, h. 543. 12 Fatahillah Ibn Ilyas, “ Ada Apa Dengan Suscaten ”, artikel diakses pada 3 September 2015 dari http:kua-gedebage.blogspot.com201011kursus-calon-pengantin-suscatin.html. 39 bersuci, mandi junub, adab ketika haid, atau adab jimak dan doa-doa yang harus dibaca. Juga bertujuan untuk meminimalisisr terjadinya perceraian, karena penyebab perceraian biasanya dari masalah sepele menjadi besar. Ujung dari suscatin adalah terbinanya keluarga sakinah mawadah warahmah sehingga bisa melewati permasalahan rumah tangga. Dan untuk mensosialisasikan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

D. Materi Kursus Calon Pengantin

Sebagaimana umumnya dalam sebuah kursus terdapat materi-materi yang diberikan, diantaranya praktik tata cara ijab qabul, serta pengetahuan lainnya yang berkaitan secara langsung dengan pernikahan seperti rukun nikah dan syarat- syaratnya, kesehatan produksi kespro akan dijelaskan mengenai upaya menjaga kesehatan saat ibu hamil, melahirkan dan pentingnya program Keluarga Berencana KB, pengetahuan agama mengenai fikih pernikahan seperti tata cara mandi janabah, syahadat, serta rukun iman. Selain itu, materi suscatin juga membahas mengenai bagaimana mendidik anak agar tetap sehat, cerdas dan kreatif sosialisasi UU No.11974 tentang perkawinan, UU anti Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT, serta pemahaman fungsi keluarga dan manajemen keuangan keluarga. 13 13 Deden Samsul, “Mewujudkan Suscatin Sebagai Pintu Gerbang Pernikahan”. Artikel diatas diakses pada 3 September 2015 dari file:D:bahan referensi skripsi mewujudkan Suscatin sebagai pintu gerbang pernikahan.htm. 40 Pada praktiknya, pelaksanaan suscatin bisa juga diisi dengan pemeriksaan administrasi kedua calon mempelai serta wali maupun persyaratan-persyaratan lainnya, hal ini mengingat pelayanan prima bahwa buku nikah harus diserahkan sesaat setelah akad nikah, sehingga data-data yang berkaitan harus sudah dipastikan keabsahannya sebelum dicatatkan di buku nikah. Banyak metode yang bisa digunakan dalam penataran suscatin, yaitu diantaranya dengan metode ceramah, dialog, simulasi, dan studi kasus. Adapun nara sumber adalah kunsultan perkawinan dan keluarga yang sesuai dengan kompetensi pada materi yang diberikan. Narasumber yang memberikan materi dalam suscatin harus sesuai dengan bidangnya masing-masing atau berkompetensi pada materi yang akan di sampaikannya, di antara materi dan narasumber nya adalah : a UU Perkawinan sebagai nara sumber BP4 dengan materi kehendak nikah, ijab qobul, sighat taklik, surat nikah, khutbah, konseling. b Fiqih munakahat sebagai nara sumber MUI dengan materi hikmah perkawinan, hukum perkawinan, dampak perkawinan. c Reproduksi sehat sebagai nara sumber Dinkes atau BKKBN dengan materi hal- hal yang terkait dengan kedudukan manusia dan reproduksi, tumbuh kembang remaja, alat reproduksi pria dan wanita, kehamilan, perilaku seksual berisiko dan akibatnya, kenakalan remaja, penyakit menular seksual, persiapan pranikah dan bimbingan serta konseling. 41 d Ekonomi keluarga sebagai nara sumber Perguruan Tinggi atau MUI dengan materi halal haram, karunia dan barokah, usaha dan kreatif, semangat untuk bekerja, home industri. 14 e Psikologi perkawinan sebagai nara sumber Psikologi dengan materi pengertian ilmu jiwa perkawinan, menuju perkawinan sakinah, memupuk kemesraan suami istri. f Managemen rumah tangga sebagai nara sumber Ulama atau Kepala KUA dengan materi kebutuhan vital biologis atau jasmani, kebutuhan rohani, dan kebutuhan sosial. g Pembinaan keluarga sakinah sebagai nara sumber Seksi Urais atau Tim penggerak PKK dengan materi persiapan perkawinan, dasar-dasar pembentuk rumah tangga sakinah, kriteria rumah tangga sakinah, kewajiban dan hak suami istri, perilaku yang harus dimiliki suami istri, perilaku yang harus di hindari suami dan istri. h Pendidikan agama dalam rumah tangga sebagai nara sumber Seksi Penamas dengan materi tanggung jawab orang tua dalam pendidikan agama dalam keluarga, pembentukan kepribadian, pola pendidikan keluarga, akhlakul karimah, iman dan islam. 15 Namun demikian, program yang sejatinya sangat penting ini tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena masih sangat banyak hambatan yang di jumpai. Sifat peraturan yang tidak mengikat, kurangnya sosialisasi pada masyarakat 14 BP 4, Juklak Suscatin Malang: BP 4,2007, h. 1. 15 BP 4, Juklak Suscatin Malang: BP 4,2007, h. 4.

Dokumen yang terkait

Penyelenggaraan suscatin oleh kantor urusan agama (KUA) di kota Tanggerang Selatan

0 28 0

Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin Di Kantor Urusan Agama (Kua) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan

6 75 120

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN CALON PENGANTIN PEREMPUAN TERHADAP KESIAPAN PERAN MENJADI IBU DI KUA NANGGULAN KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - IDENTIFIKASI KEBUTUHAN CALON PENGANTIN PEREMPUAN TERHADAP KESIAPAN PERAN MENJADI IBU DI KUA NANGGULAN KULON PROGO - DIGILI

0 0 14

PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 11

PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 25

BAB III KUA SUKARAME BANDAR LAMPUNG - PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 19

BAB IV PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN - PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 14

IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KURSUS CALON PENGANTIN DI KUA BARADATU - Raden Intan Repository

0 0 107

PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN BAGI PERNIKAHAN MUALLAF (Studi Pada KUA Kecamatan Pringsewu) - Raden Intan Repository

0 0 98

KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) DALAM PERSPEKTIF FIQH MUNAKAHAT (STUDI KEGIATAN SUSCATIN DI KUA BUKIT KECIL PALEMBANG) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 81