Latar Belakang Penyelenggaraan Kursus Calon Pengantin di KUA Pamulang Tanggerang Selatan
4
konflik tersebut berlarut-larut dan menjadi perselisihan yang tak dapat dibendung lagi yang berujung pada perceraian.
4
Perceraian dalam hukum Islam adalah perbuatan halal yang mempunyai prinsip dilarang oleh Allah SWT.Artinya perceraian merupakan hal yang boleh untuk
dilakukan namun dibenci Allah SWT.Karena perceraian merupakan solusi terakhir dalam menyelesaikan masalah yang terjadi antara suami isteri dengan adanya
pemutusan hubungan perkawinan. Perceraian diperbolehkan oleh agama, namun pada prinsipnya perceraian
yang diatur oleh Perundang-undangan Indonesia dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan berusaha semaksimal mungkin adanya perceraian
dapat dikendalikan dan menekan angka perceraian kepada titik yang paling rendah. Artinya lembaga Peradilan Agama yang menangani kasus-kasus perceraian berusaha
mendamaikan pasangan suami isteri bila ada salah satu atau kedua pasangan tersebut melakukan permohonangugat cerai.
Pemerintah Indonesia merumuskan perundangan yang mempersulit terjadinya perceraian dan membentuk Badan Penasehatan Perkawinan atau lebih
dikenal BP4.Pelestarian sebuah pernikahan tidak bisa diupayakan setelah terjadinya masalah dalam rumah tangga.Namun pelestarian sebuah pernikahan haruslah
diupayakan sejak sebelum terjadinya pernikahan. Melalui KMA No. 477 Tahun 2004, pemerintah mengamanatkan agar sebelum pernikahan dilangsungkan, setiap calon
4
Yayan Sopyan, Islam Negara, Jakarta Selatan: PT. Wahana Semesta Intermedia, 2012 cet. II, h. 172-173.
5
pengantin harus diberikan wawasan terlebih dahulu tentang arti sebuah rumah tangga melalui kursus calon pengantin suscatin.
Keluarnya Surat Edaran Dirjen Bimas Islam No.DJ.IIPW19972009 tentang kursus calon pengantin, merupakan respon dari tingginya angka perceraian
dan kasus KDRT di Indonesia. Dengan mengikuti suscatin pasangan calon pengantinyang mau melangkah ke jenjang pernikahan akan dibekali materi dasar
pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan berumah tangga.
5
Surat Edaran Dirjen Bimas Islam dari Kementerian Agama, KUA memasukkan program kursus calon pengantin suscatin ini sebagai salah satu
persyaratan proses pendaftaran pernikahan. Program kursus calon pengantin akan terlihat jelas implikasinya apabila ada hubungan kerjasama antara pihak pelaksanadan
peserta suscatin, apalagi kursus calon pengantin bertujuan meningkatkan kualitas keluarga melalui pembinaan dan pembekalan dalam pasangan suami istri.
Peraturan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Nomor DJ.II491 Tahun 2009 diinstruksikan bahwa setiap calon pengantim harus mengikuti Kursus Pra
Nikah atau Kursus Calon Pengantin. Penyelenggaraan Kursus Calon Pengantin adalah Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestratian Perkawinan BP4 atau
Badan dan Lembaga lain yang telah mendapat Akreditasi dari Kementerian Agama. Materi Kursus Calon Pengantin Meliputi:
1. Tatacara dan Prosedur Perkawinan 2 jam
5
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika Offset,2006, Cet. ke 1, h.73.
6
2. Pengetahuan Agama 5 jam 3. Peraturan Perundangan di bidang perkawinan dan keluarga 4 jam
4. Hak dan kewajiban suami isteri 5 jam 5. Kesehatan Reproduksi sehat 3 jam
6. Manajemen keluarga 3 jam 7. Psikologi perkawinan dan keluarga 2 jam
Materi Kursus Calon Pengantin diberikan sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran. Kursus Calon Pengantin tersebut dilakukan dengan metode ceramah,
dialog, simulasi dan studi kasus.Sedangkan narasumber terdiri dari konsultan perkawinan dan keluarga sesuai keahlian yang dimiliki.
Suscatin pada dasarnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tanggakeluarga dalam
mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan wahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan rumah tangga.
Untuk mengkaji lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kursus calon pengantin khususnya di Pamulang Tangerang Selatan maka penulis tuangkan dalam
skripsi yang berjudul: “Penyelenggaraan Kursus Calon Pengantin di KUA Pamulang Tangerang Selatan”
7
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang yang penulis uraikan di atas, maka penulis mengidentifikasikan dalam bentuk pertanyaan
1. Pelaksanaan dan efektifitas kursus calon pengantin suscatin oleh KUA
Pamulang Tangerang Selatan.
2. Faktor penghambat dan pendukung terlaksananya kursus calon pengantin suscatin di KUA Pamulang Tangerang Selatan.
C. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dan untuk
mempermudah pembahasan, maka agar tidak melebar dari pembahasannya, tulisan ini dibatasi pada Penyelenggaraan Kursus Calon Pengantin di KUA Pamulang
Tangerang Selatan. 2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam skripsi adalah didalam Peraturan Dirjen Bimas IslamKementerian Agama No. DJ.II491 Tahun 2009 Bab III Pasal 3tentang materi
dan nara sumber Materi Kursus Calon Pengantin Meliputi: 1 Tatacara dan Prosedur Perkawinan 2 jam. 2 Pengetahuan Agama 5 jam. 3 Peraturan Perundangan di
bidang perkawinan dan keluarga 4 jam. 4 Hak dan kewajiban suami isteri 5 jam.
8
5 Kesehatan Reproduksi sehat 3 jam. 6 Manajemen keluarga 3 jam. 7 Psikologi perkawinan dan keluarga 2 jam. Materi Kursus Calon Pengantin diberikan
sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran. Kursus Calon Pengantin tersebut dilakukan dengan metode ceramah, dialog, simulasi dan studi kasus.Sedangkan narasumber
terdiri dari konsultan perkawinan dan keluarga sesuai keahlian yang dimiliki. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis rinci dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan dan efektifitas kursus calon pengantin suscatin oleh
KUA Pamulang Tangerang Selatan ? b. Apa faktor penghambat dan pendukung terlaksananya kursus calon pengantin
suscatin di KUA Pamulang TangerangSelatan ?