Pengertian Representasi LANDASAN TEORI

terdapat tanda-tanda yang berkaitan dengan NII dan Jamaah Islamiyah seperti bendera NII, bai’at, hijrah, mati syahid, jihad yang direpresentasikan sebagai simbol keislaman dalam film Mata Tertutup tersebut.

B. Pengertian Simbol Keislaman

Hidup agaknya memang digerakkan oleh simbol-simbol, dibentuk oleh simbol-simbol dan dirayakan dengan simbol-simbol. Ketika aksi terorisme 11 September meluluhlantahkan Gedung Kembar WTC World Trade Center di kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat, dan ketika orang-orang di negeri kita sendiri hiruk pikuk menghancurkan, memporakporandakan, dan membakari gedung pemerintahan, kendaraan, mall, atau tempat-tempat ibadah. Sasaran sesungguhnya tentulah bukan benda-benda itu sendiri. Sasaran mereka sebenarnya adalah simbol. Gedung-gedung pencakar langit, kendaraan, pusat perbelanjaan, tempat-tempat ibadah dan sebagainya itu bisa saja dilihat sebagai simbol “kecongkakan,” keserakahan,” “kekuasaan,” kesewenangan,” kepura-puraan,” atau apapun. Itulah rupanya yang hendak mereka hantam atau hancurkan. Secara etimologis, simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu benda, perbuatan dikaitkan dengan suatu ide. Ada pula yang menyebutkan “symbolos”, yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Biasanya simbol terjadi berdasarkan metonimi, yakni nama untuk benda lain yang berasosiasi atau yang menjadi atributnya misalnya si kaca mata untuk seseorang yang berkacamata dan metafora yaitu pemakaiaan kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia. Semua simbol mewakili tiga unsur, simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal itu merupakan dasar bagi semua makna simbolik. Simbol adalah bentuk yang mewakili sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. 3 Secara Etimologis, kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yakni salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT. Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya. 4 Jadi simbol menurut penulis adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan simbol keislaman adalah sesuatu yang mewakili simbol agama Islam tersebut. Teori Pierce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Contohnya, jilbab. Jilbab merupakan simbol keagamaan. Karena jilbab merupakan identitas atau ciri dari seorang wanita yang beragama Islam.

C. Semiotika 1. Pengertian Semiotika

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda sign dalam kehidupan manusia. Semiotika telah digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam menelaah sesuatu yang berhubungan dengan tanda, misalnya karya sastra dan teks berita dalam media. 3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: Rosdakarya,2009, h. 153-156. 4 http:indonesiaindonesia.comf5894-pengertian-islam-tingkatannya artikel diakses pada 23 Juli 2014 pukul 08.26 WIB. Semiotika merupakan varian dari teori strukturalisme. Strukturalisme berasumsi bahwa teks adalah fungsi dari isi dan kode, sedangkan makna adalah produk dari sistem hubungan. Istilah semiotics dilafalkan demikian diperkenalkan oleh Hippocrates 460-337 SM, penemu ilmu media Barat, seperti ilmu gejala-gejala. Gejala, menurut Hippocrates merupakan semeion, bahasa Yunani untuk penunjuk mark atau tanda sign fisik. 5 Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion yang berarti tanda. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika. 6 Untuk menyederhanakan kemudian Umberto Eco dalam bukunya A Theory of Semiotic menjelaskan dan mempertimbangkan, bahwa semiotika berkaitan dengan segala hal yang dapat di maknai tanda-tanda. Suatu tanda adalah segala sesuatu yang dapat dilekati dimaknai sebagai penggantian yang signifikan untuk sesuatu lainnya. Segala sesuatu ini tidak terlalu mengharuskan perihal adanya atau mengaktualisasikan perihal di mana dan kapan suatu tanda memaknainya. Jadi, semiotika ada dalam semua kerangka prinsip, semua disiplin ilmu, termasuk dapat pula digunakan untuk menipu bila segala sesuatu tidak dapat dipakai untuk menceritakan mengatakan segala sesuatu semuanya. 7 Umberto Eco menyebut tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi dibaliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. 5 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, h. 7. 6 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2008, h. 11. 7 Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010, cet. 1, h. 4.