Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Sinematografi Terunggul Anggi Frisca Cumit, dan Pemeran Pendukung Pria Terunggul Kukuh Riyadi. NII adalah komunitas atau kelompok yang minoritas. Apabila kita mendengar isu tentang NII atau Negara Islam Indonesia, maka yang terlintas dalam pandangan masyarakat adalah kelompok yang ingin menggantikan Republik Indonesia dengan Negara Islam Indonesia, yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti, dihalalkan mencuri, tidak wajib melakukan shalat 5 waktu, diancam atau diteror bahkan dianggap kafir bila keluar dari kelompok tersebut. Akibatnya, persepsi yang negatif itu tidak saja berdampak buruk bagi kelompok itu, tapi juga terhadap Islam itu sendiri. Bahkan akhir-akhir ini, tidak saja mengaitkan gerakan Islam Syari’at dengan NII, tapi juga mengaitkan dengan terorisme. Dalam bingkai kecil, Mata Tertutup mengajak penonton untuk menelusuri lika-liku di balik NII. Sudah dijelaskan bagaimana film dibuka dengan gambaran proses perekrutan. Gambaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan adegan- adegan yang menggambarkan kondisi internal NII. Mulai dari kegiatan merekrut anggota seperti yang terjadi di awal film, pengadilan berbasis syariat Islam, kelas ideologi, hingga rapat kegiatan komunitas. Melalui adegan-adegan tersebut, penonton mendapat informasi perihal tujuan NII, yakni menghadirkan negara baru berbasis syariat Islam, yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya. Alur cerita dalam film ini terbagi menjadi tiga: pertama, kegundahan diri seorang wanita bernama Rima dalam pencarian identitasnya hingga ia terjerumus dalam NII dan perjuangannya setelah menjadi anggota NII; kedua, pergulatan hidup seorang remaja bernama Jabir dengan kondisi keluarga dan kesulitan ekonomi yang terus menekannya; dan ketiga, pencarian seorang ibu bernama Asimah terhadap anak semata wayangnya, Aini, yang terjebak dalam kelompok fundamentalis Islam tersebut. Tiga alur yang berbeda ini memberikan kita peluang untuk memahami cerita dan apa yang ingin disampaikan oleh sang sutradara dengan lebih baik, dan diharapkan audiens mampu memandang fenomena dalam cerita ini melalui berbagai perspektif yang berbeda pula. Melalui cerita Rima, mungkin sang sutradara ingin para audiens untuk lebih bisa memahami kehidupan orang-orang yang bekerja dalam lingkaran NII, bahwa tidak semua kehidupan mereka yang “fundamentalis” berjalan dengan baik, harmonis, dan selalu berada dalam satu kesatuan yang padu untuk tujuan yang sama, melainkan konflik selalu mengiringi mereka, entah karena perbedaan paham, masalah organisasi, ataupun hal-hal konfliktual lainnya. Melalui cerita Jabir, kita dapat melihat bahwasanya himpitan ekonomi dan kondisi hidup yang tidak selamanya menguntungkan kita mampu merubah pendirian dan membiasakan pandangan kita terhadap kebenaran yang hakiki, kebenaran yang hanya Tuhan miliki dan tidak ada seorangpun yang tahu dan mampu mengubahnya. Kesulitan ekonomi yang Jabir alami, adalah trigger atau pemicu berubahnya keinginannya untuk membahagiakan ibunya, dengan cara sesederhana apapun, untuk melangkah lebih jauh lagi dengan misinterpretasinya bahwa pengorbanannya akan memberikan “sebuah tempat” bagi ibunya di surga kelak, walaupun pada akhirnya, usahanya untuk menjadi “pengantin bom”, melakukan bom bunuh diri, mengalami kegagalan. Dan cerita Asimah mengajarkan kita tentang kasih sayang yang lebih konkrit, kasih sayang dari kedua orang tua, yang tiada lelahnya mencari sang anak, Aini, yang diduga terjerumus dalam lingkaran organisasi fundamentalis Islam. Dengan perseteruan batin dalam diri seorang Asimah, yang mungkin tak akan bertemu lagi dengan sang anak, ia tetap memegang kuat kepercayaannya kepada Tuhan untuk terus menjaga anaknya dan menuntunnya kembali pulang ke rumah. Banyak simbol yang mempunyai pesan tersirat yang bisa dikaji. Contohnya, judul film tersebut yakni “mata tertutup” yang dikenal sebagai salah satu proses perekrutan anggota –anggota baru NII. Kasus ini menjadi kajian yang menarik untuk diteliti karena terdapat beberapa simbol, ikon dan indeks yang menarik di dalam Film Mata Tertutup, berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis bermaksud mengkajinya dalam skripsi dan mengambil judul “Representasi Simbol Keislaman Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.

Pembatasan Masalah Peneliti membatasi penelitian ini pada simbol keagamaannya. Peneliti mengambil gambar dan teks dalam adegan perekrutan oleh NII, rapat internal NII, teknik persuasif yang dilakukan Jamaah Islamiyah dan pengantin bom bunuh diri oleh Jamaah Islamiyah.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimanakah makna ikon, indeks dan simbol yang terdapat dalam beberapa adegan di Film Mata Tertutup? b. Apa pesan moral yang ingin disampaikan dalam Film Mata Tertutup?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, secara spesifik tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui makna ikon, indeks dan simbol dalam Film Mata Tertutup. Serta untuk mengetahui pesan moral yang terdapat pada Film Mata Tertutup.

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan di atas penulis berkeinginan agar penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan masyarakat umumnya, dan adapun manfaat tersebut antara lain : a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi, serta sebagai tambahan referensi bahan pustaka, khususnya penelitian tentang analisis dengan minat pada kajian film dan semiotika. b. Manfaat Praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan dalam menambah wawasan bagi para mahasiswa pada khususnya. Juga kepada kalangan teoritis serta praktis pada umumnya untuk lebih bisa mengartikan maksa di setiap ikon, indeks, dan simbol yang terkandung dalam sebuah film melalui semiotika. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kosa kata dan istilah yang digunakan dalam sebuah film.

D. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini memberikan peluang yang besar dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif. Maksudnya setiap orang pasti memiliki pemahaman yang berbeda terhadap film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika. Analisis semiotika digunakan untuk dapat mengetahui makna yang terkandung dalam bentuk verbal dan non verbal. Semiotika diterapkan pada tanda-tanda simbol, lambang. Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda atau sign, object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk atau merepresentasikan hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol atau tanda yang muncul dari kesepakatan, Ikon atau tanda yang muncul dari perwakilan fisik dan Indeks atau tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat. Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang