bahkan tidak dapat tidur akibat kejang pada tungkai selama tidur Eisenberg, 1996, cemas menghadapi persalinan nantinya, dan apakah bayinya lahir normal
atau cacat Sujiono, 2004; Simkin, 2007. Perubahan pola tidur juga disebabkan oleh karena ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin yang mengganggu istirahat
ibu, dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises Bobak dkk., 2005.
5. Dampak Kurang Tidur
Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan pada siklus tidur biologinya, menurunkan daya tahan
tubuh serta menurukan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri
sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti, gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil
dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. Kurang tidur juga mengakibatkan penurunan kemampun mental. Kemampuan otak untuk menghafal mungkin
masih optimal, tetapi kreativitas untuk menggunakan bahan hapalan tersebut akan menurun. Selain itu, produktivitas juga ikut menurun dan stabilitas emosional
terganggu Prasadja, 2006.
Perempuan yang mengalami stress atau depresi di saat hamil akan menyebabkan terganggunya pola tidur bayi nantinya. Hal ini bisa menimbulkan
depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang
Universitas Sumatera Utara
tergolong berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif Musbikin, 2005.
Tubuh ibu hamil yang mengalami stress atau depresi akan mengeluarkan hormon stress yang akan mengganggu perkembangan otak janin, dan akan
mengakibatkan bayi mengalami gangguan tidur baik. Bayi baru lahir akan mengalami gangguan tidur jika bayi tersebut lahir dari ibu hamil yang mengalami
gangguan tidur selama kehamilan, seperti menurunnya waktu kedalaman tidur, lebih sering menangis dan waktu tidur yang tidak teratur Tiffany et al., 2006.
Beberapa tindakan yang dapat membantu ibu hamil mengatasi gangguan tidurya antara lain posisi tidur menyamping untuk memperlancar aliran darah
menuju uterus dan ginjal, tidur di siang hari yang dapat mengganti kekurangan tidur semasa hamil dan postpartum, nutrisi yang baik, tidur dengan teratur,
olahraga untuk melancarkan peredaran darah dan membantu tidur nyenyak, serta menghindari zat – zat perangsang seperti kafein, nikotin dan alkohol
Rafknowledge, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur ibu pada masa kehamilan. Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur
dalam jangka waktu yang relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh masuk tidur dan bangun, irama tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi
tidur dan kepuasan tidur Depkes dalam Wahyuni, 2007. Pola tidur meliputi waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, total jam tidur, frekuensi terbangun,
jumlah tidur siang hari, perasaan segar saat bangun di pagi hari, kepuasan tidur, kedalaman tidur, dan perasaan mengantuk di siang hari Buysse et al., 1988.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pola tidur ibu pada masa kehamilan ialah faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Masa kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi hingga saat akan melahirkan partus, yang normalnya berlangsung 38 - 42 minggu Hinchliff,
1999 yang dibagi dalam tiga periode trimester yaitu trimester pertama 0 – 3 bulan, trimester kedua 4 – 6 bulan dan trimester ketiga 7 – 9 bulan.
Selanjutnya kerangka penelitian pola tidur ibu pada masa kehamilan dapat dilihat pada skema berikut ini:
Universitas Sumatera Utara