39
O
1
: Observasi terhadap jumlah larva Aedes aegypti yang mati pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan selama 24 jam.
O
2
: Observasi terhadap jumlah larva Aedes aegypti yang mati pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah perlakuan selama 24 jam.
Menggunakan rancangan penelitian ini, maka peneliti mengukur pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkannya dengan
kelompok kontrol postif dan kelompok kontrol negatif.
3.6. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.6.1. Populasi Penelitian
Menurut Notoatmodjo 2010: 115, populasi penelitian yaitu keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
larva Aedes aegypti instar III. 3.6.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan obyek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo, 2010: 115. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu larva Aedes aegypti instar III yang berasal dari penetasan telur Aedes aegypti yang diperoleh dari Laboratorium Balai Besar Pengembangan dan
Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit B2P2VRP Salatiga, Jawa Tengah.
3.6.2.1. Besar Sampel
Berdasarkan rekomendasi dari WHO 2005, besar sampel yang digunakan untuk pengujian larvasida yaitu sebesar 25 ekor larva untuk masing-masing
perlakuan dengan pengulangan sebanyak 4 kali untuk setiap perlakuan. Pengulangan ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam eksperimen dan
40
juga untuk mempertinggi ketepatan dalam eksperimen. Banyaknya pengulangan pada masing-masing perlakuan dalam penelitian ini didasarkan pada rumus
Federer 1993 mengenai pengulangan, yaitu t-1r- 1 ≥ 15.
Keterangan: t = jumlah perlakuan r = jumlah pengulangan
sehingga, t-1r-
1 ≥ 15 6-1r-
1 ≥ 15 5r-
5 ≥ 15 5r ≥ 20
r ≥ 4
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka jumlah pengulangan perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali, sehingga jumlah seluruh besar sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah:
25 x 4 x 6 = 600 ekor larva. Rincian sampel yang digunakan yaitu sebagai berikut: Tabel 3.2. Rincian Jumlah Sampel Penelitian.
Perlakuan Jumlah Larva x Jumlah
Pengulangan Total
Kontrol + : Temephos 1. 25 larva x 4
100 larva Kontrol - : Aquadest.
25 larva x 4 100 larva
Perlakuan I : Air perasan rimpang kunyit 0,5.
25 larva x 4 100 larva
Perlakuan II : Air perasan rimpang kunyit 1.
25 larva x 4 100 larva
Perlakuan III : Air perasan rimpang kunyit 1,5.
25 larva x 4 100 larva
Perlakuan IV : Air perasan rimpang kunyit 2.
25 larva x 4 100 larva
Jumlah larva yang digunakan:
600 larva jumlah larva x jumlah pengulangan x jumlah perlakuan
41
3.6.2.2. Cara Pengambilan Sampel Pengambilan sampel larva Aedes aegypti instar III pada penelitian ini
dilakukan secara acak sederhana simple random sampling, dimana setiap anggota sampel memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
3.7. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN 3.7.1. Alat Pembuatan Air Perasan Rimpang Kunyit