Kerangka Pemikiran Akibat hukum dari pembuatan akta jual beli tanah yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan PPAT.

80

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2 : Alur Kerangka Berpikir Pembuatan Akta Jual Beli Tanah yang tidak sesuai dengan tata cara Pembuatan Akta PPA Akibat hukum dari pembuatan akta jual beli tanah yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan akat PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan: 1. UUD 1945 2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2. Undang-Undang Pokok Agraria 3. PP No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah 4. PP No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT 5. PMNAKa BPN 31997 tentang pelaksanaan PP No. 24 tahun 1997sebagaimana telah diubah dengan Perka BPN 82012 6. Perka BPN 12006 tentang pelaksanaan PP No.37 Tahun1998 sebagaimana telah diubah dengan Perka BPN 232009 7. Perka BPN 82012 Jual Beli Tanah Kesimpulan Teori hukum Lowrence M. Friedman 81 Penjelasan : Dalam kerangka konsep ini penulis ingin memberi gambaran guna menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan pada awal usulan penulisan tesis ini. Dalam hal ini, mengenai akibat hukum dari pembuatan akta jual beli tanah oleh PPAT yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan akta peraturan-peraturan yang ada mengenai pembuatan akta PPAT mengenai jual beli tanah. Peturan-perturan yang dimaksud antara lain adalah Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Peraturan Kepala Badan pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemerintah nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI nomor 8 tahun 2012 tentang perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasioanal RI Nomor 3 Tahun1997 tentang ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran Tanah Perka BPN 82012. Dari peraturan-peraturan diatas lalu diterapkan kepada tata cara pembuatan dan penandatanganan akta PPAT lalu di bandingkan dengan tata cara pembuatan dan penandatanganan akta PPAT di dalam prakteknya dan dibuat kesimpulan tentang akibat hukum yang timbul dari pembuatan akta jual beli tanah oleh PPAT yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan akta PPAT tersebut. 82 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara yang utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tingkat ketelitian, jumlah dan jenis yang dihadapi. Akan tetapi, dengan mengadakan klarifikasi yang berdasarkan pada pengalaman, dapat ditentukan teratur dan terpikirnya alur yang runtut dan baik untuk mencapai maksud 83 . Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten 84 . Penelitian dapat diartikan pula suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, gejala atau hipotesa, usaha mana dilakukan dengan metode ilmiah. 85 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara untuk melakukan atau melaksanakan sebuah penelitian yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencarai, merumuskan, menganalisis, sampai menyusun laporan secara sistematis dan berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala yang ada, dalam penelitian ini penyusun mengunakan metode penelitian sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Dari Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Bersertifikat Yang Tidak Sesuai Dengan Tata Cara Pembuatan Akta PPAT (Studi Pada PPAT di Kabupaten Langkat)

4 111 131

TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA (PPAT SEMENTARA) DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH BESERTA AKIBAT HUKUMNYA

11 68 87

PELAKSANAAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH Pelaksanaan Pemenuhan Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya (Studi di Kantor PPAT Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 2 14

Akibat hukum dari pembuatan akta jual beli tanah yang tidak sesuai dengan tata cara pembuatan akta ppat HALAMAN DEPAN

0 0 13

AKIBAT HUKUM DARI PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH YANG TIDAK SESUAI DENGAN TATA CARA PEMBUATAN AKTA PPAT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Akmelen Zulda Putra

0 0 132

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 1 3

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 29

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 16

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 1

Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

0 0 6