BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2. Karsinoma Nasofaring 2.1 Defenisi
Karsinoma nasofaring KNF adalah tumor yang timbul dari sel epitel yang melindungi dan melintasi nasofaring. KNF pertama kali disebutkan oleh
Regaud dan Schmincke pada tahun 1921.
2.2 Epidemiologi
Secara global KNF terjadi hanya 0.7 pada keselurahan kasus kanker, menempati urutan ke-24 kanker yang paling sering terjadi. Sedangkan daerah
dengan angka kejadian paling tinggi adalah asia bagian tenggara seperti Cina, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand. Di cina angka kejadian KNF adalah 2 per
sejuta. Untuk Indonesia sendiri penyebarannya cukup merata. Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta ditemukan lebih dari 100 kasus setahun. RS. Hasan
Sadikin Bandung rata-rata 60 kasus, Ujug Pandang 25 kasus, Palembang 25 kasus, Denpasar 15 kasus, Padang dan Bukit tinggi 15 kasus. KNF juga ditemukan di
beberapa daerah lain di dunia. Menurut data dari Global Cancer Satistic tahun 2011 daerah-daerah dengan angka kejadian KNF tinggi setelah asia bagian
tenggara yaitu Afrika bagian selatan, Polinesia, Afrika bagian utara, Asia timur, Afrika barat, Asia barat, Afrika timur, Afrika tengah, juga Australiaselandia baru
dan sebagian kecil daerah Eropa dan Amerika. 92 KNF terjadi di negara dengan ekonomi berkembang Roezin dan Adham, 2007;Jemal et al, 2011.
Di seluruh dunia KNF lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dengan angka kejadian 2-3 kali lebih tinggi. Bahkan pada negara-negara yang
sering terjadi KNF angka kejadian pada pria bisa lebih tinggi lagi Brennan, 2006.
Penderita karsinoma nasofaring lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita dengan rasio 2-3 : 1. Penyakit ini ditemukan terutama pada usia produktif
30-60 tahun, dengan usia terbanyak adalah 40-50 tahun. Di Amerika sepertiga kasus neoplasma faringeal pada anak adalah KNF. Di Inggris angka kejadian KNF
adalah 0.1 per sejuta pada anak usia 0-9 tahun dan 0.8 per sejuta pada usia 10-14 tahun. Menurut England and Wales Cancer Registry data, setidaknya 80 kanker
faringeal pada usia 15-19 tahun adalah karsinoma. Ini menunjukkan 1-2 per sejuta KNF terjadi pada usia 15-19 tahun. Sejauh ini, penderita termuda ditemuka di
India 6 tahun dan Inggris 7 tahun Asroel, 2002; Brennan, 2006. Dilihat dari daerah yang sering terjadi, dapat dipastikan penderita KNF
terbanyak adalah orang Asia, khususnya ras Mongoloid sehingga kekerapan cukup tinggi pada penduduk Cina bagian selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand,
Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Di propinsi guang-dong Cina adalah daerah dengan angka kejadian tertinggi terutama pada suku kanton yaitu 2500 kasus
pertahun atau 39.84100.000 penduduk. KNF juga ditemukan pada orang eskimo di Alaska dan Greenland yang diduga penyebabnya adalah karena mereka
memakan makanan yang diawetkan di musim dingin dengan menggunakan bahan pengawet nitrosamin. Dalam pengamatan dari pengunjung poliklinik THT RSCM,
pasien karsinoma nasofaring dari ras cina relatif sedikit lebih banyak dari suku bangsa lainnya Roezin dan Adham, 2007; Asroel, 2002. Di Amerika ras Asia
Chinese Amerika adalah yang paling umum terkena KNF, diikuti India Amerika dan suku Alaska, Afrika amerika, kulit putih, dan HispanisLatin. Di Indonesia
khususnya di RSUP H. Adam Malik Medan, suku yang paling banyak menderita KNF adalah suku batak, yaitu 46.7 dari 30 kasus Munir, 2008.
2.3 Etiologi
Sudah hampir dapat dipastikan bahwa penyebab karsinoma nasofaring adalah Virus Epstein-Barr, karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-
virus EB yang cukup tinggi. Titer ini lebih tinggi dari dari titer orang sehat, pasien tumor ganas leher dan kepala lainnya, tumor organ tubuh lainnya, bahkan pada