Perumusan masalah Umi Nur Solikah S 640809012

commit to user 5

B. Perumusan masalah

Menurut Apiksrijal 2008, kecap dapat memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan atau masakan dan dapat meningkatkan selera makan konsumen. Kecap merupakan produk bahan tambahan makanan yang dapat digunakan sebagai salah satu bumbu penyedap rasa makanan serta praktis karena siap disantap secara langsung. Dalam menarik perhatian konsumen, produsen berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Berbagai merek produk menawarkan keunggulannya masing-masing yang diwujudkan dalam atribut yang melekat dalam suatu produk seperti harga, kapasitas isi, kemasan, kekentalan, dan sebagainya sehingga menimbulkan perbedaan antar merek. Kecap merupakan salah satu produk yang memiliki banyak pesaing. Terdapat beberapa produk kecap dengan berbagai merek dan variasi bentuk kemasan yang dijual di pasaran, diantaranya Lombok Gandaria, Sedaap, ABC, Bango, dan masih banyak lagi merek-merek yang di jual di pasaran. Pada prinsipnya terdapat lima tahap pengambilan keputusan, yaitu kesadaran akan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Tetapi tidak semua konsumen melalui tahap pengambilan keputusan tersebut. Terdapat variasi-variasi dalam proses pengambilan keputusan, setiap tipe pengambilan keputusan tidak terlepas dari keterlibatan. Keterlibatan pembelian adalah tingkat kepedulian atau minat terhadap proses pembelian yang dibangkitkan oleh arti penting pembelian itu Simamora, 2003. Keberhasilan sebuah produk yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen tidak terlepas dari atribut produk yang ditawarkan, meliputi merek, kemasan, harga, rasa, dan lain-lain. Perilaku membeli konsumen yang satu dengan yang lainnya tidak sama dan berubah-ubah setiap saat, maka perilaku konsumen dalam membeli harus dipelajari secara teus menerus, mengingat situasi dan kondisi persaingan pasar yang semakin kompetitif Lovelya, 2006. Pada penelitian ini, peneliti memilih kecap sebagai objek penelitian. Harga produk yang relatif terjangkau memberikan kecenderungan perilaku konsumen memiliki keterlibatan yang rendah, yang ditandai dengan commit to user 6 pengambilan keputusan yang tidak memerlukan banyak pertimbangan. Namun demikian tidak secara otomatis bisa dipastikan bahwa perilaku konsumen dalam pembelian kecap memiliki keterlibatan yang rendah, kecap yang dengan berbagai atribut yang melekat di dalamnya menuntut konsumen berhati-hati dalam pemilihan produk yang ditandai oleh usaha untuk mengumpulkan informasi terlebih dahulu, membanding-bandingkan produk, selanjutnya mengevaluasi untuk menentukan pilihan terbaik. Sehingga seharusnya perilaku konsumen adalah mempunyai keterlibatan yang tinggi. Keunikan inilah yang membuka kemungkinan perilaku konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi ataukah rendah bagi konsumen kecap. Konsumen kecap di Kota Surakarta membeli kecap tidak terpatok pada satu merek saja, hampir setiap merek konsumen mempunyai kesukaan sendiri sesuai kebiasaan yang mereka konsumsi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat keterlibatan konsumen consumer involvement dalam proses pengambilan keputusan pembelian kecap menurut konsumen di pasar tradisional dan pasar modern di Kota Surakarta? 2. Bagaimana tingkat keterlibatan konsumen consumer involvement dalam proses pengambilan keputusan pembelian kecap di Kota Surakarta? 3. Bagaimana perbedaan antar merek differentes among brands kecap menurut konsumen di pasar tradisional dan pasar modern di Kota Surakarta? 4. Bagaimana perbedaan antar merek differentes among brands kecap menurut konsumen di Kota Surakarta? 5. Bagaimana tipe perilaku konsumen consumer behavior kecap di pasar tradisional dan pasar modern di Kota Surakarta? 6. Bagaimana tipe perilaku konsumen consumer behavior kecap di Kota Surakarta? commit to user 7

C. Tujuan Penelitian