Teori Ishikawa ANALISIS PERDAGANGAN LUAR NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.

31 pada factor endowment dan factor intensity dan juga ditentukan oleh teknologi yang digunakan. Tambunan, 2001 : 124

C. Teori Ishikawa

Ishikawa menciptakan sebuah alat yang dinamakan diagram “cause-effect” atau diagram tulang ikan fish bone yang digunakan dalam penanggulangan dan peningkatan mutu. Dia juga yang menciptakan konsep bahwa konsumen adalah hal utama dalam penentuan mutu dan ternyata bahwa konsumen adalah juga berlaku terhadap langkah berikutnya dari sebuah line produksi. Selain itu dia mengemukakan mengenai keterlibatan karyawan dalam masalah mutu bukan hanya terbatas untuk menghasilkan. Namun juga dalam menganalisa, menanggulangi, memecahkan, dan menerapkannya secara bersama melalui konsep Gugus Kendali Mutu Quality Control Circle. http:www.scribd.comdoc920490QUALITY-COURSE-part1 Menurut ISO 9000:2000, mutu adalah derajattingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan. Karakteristik disini berarti hal-hal yang dimiliki produk, antara lain : 1. Karakteristik fisik elektrikal, mekanikal, biological seperti handphone, mobil, rumah, dll. 32 2. Karakteristik perilaku kejujuran, kesopanan. Ini biasanya produk yang berupa jasa seperti di rumah sakit atau asuransi perbankan. 3. Karakteristik sensorik bau, rasa seperti minuman dan makanan. Paradigma konsumen tentang mutu itu sendiri tidak pernah sama persis. Sebagai contoh, di Indonesia kualitas suatu produk didasarkan pada merk dan harga. Harga menjadi faktor utama dalam menentukan pembelian suatu produk. Di sini kita bisa menganalisis bahwa konsumen Indonesia cenderung lebih memperhatikan pembuatan produk tersebut selama dalam proses produksi sehingga menimbulkan persepsi yang salah terhadap mutu tersebut, sehingga konsumen Indonesia selalu menarik kesimpulan bahwa harga tinggi identik dengan mutu yang tinggi pula. Padahal sebenarnya harga adalah fungsi dari biaya, marjinal laba, dan kekuatan pasar. Barang yang bermutu tinggi adalah barang yang memiliki spesifikasi tinggi seperti material nomor satu, teknologi yang tinggi, dll. Dan hal-hal tersebut justru menyebabkan inefisiensi yang tinggi pula, ini sering terjadi pada produk Amerika Serikat. http:ireztia.wordpress.com20080919 perkembangan-mutu-dan-tokoh-tokohnya 33

2.2.3. Import

Menurut Michael B. Smith menyebutkan import adalah memasukkan barang dan jasa ke pasar negara untuk dikonsumsi. Pertukaran perdagangan merupakan kegiatan importir melalui perbatasan pabean untuk mendapatkan kualitas barang dan jasa yang bagus dari pada produk dalam negara. Smith, 1999 : 57 Import merupakan aliran keluar dari pendapatan, karena menimbulkan aliran modal ke luar negeri. Oleh karena itu, pendapatan yang ditimbulkan karena proses produksi dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa di dalam negeri. Atau keluar dari aliran pendapatan sebagai tabungan atau pembelian barang dari luar negeri. Impor tidak hanya tergantung dari pendapatan. Faktor lain juga mempengaruhi, seperti misalnya daya saing produksi dalam negeri, selera dan sebagainya. Sukirno, 1994 : 372 Import adalah pemasukan komoditi dari luar Indonesia ke dalam Indonesia. Untuk melakukan pemasukan komoditi dari luar Indonesia dalam peredaran barang harus dilakukan menurut prosedur yang digariskan oleh pemerintah melalui peraturan yang dikeluarkan. Halwani, 2005 : 469 Jadi kesimpulannya adalah impor merupakan perdagangan dengan memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean dalam negeri sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di negara 34 pengimpor. Dimana impor tergantung kepada pendapatan nasional dan hubungan antara keduanya bersifat positif searah. Gambar 3 : Fungsi Impor Sumber : Sadono, 2002, Makro ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hubungan tersebut akan terwujud atau tidak, masih tergantung kepada kesanggupan penduduk negara itu membayar impor tersebut. Ini berarti bahwa besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional dari pada oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-barang produksi dalam negeri. Oleh sebab itu dalam analisis makro ekonomi dianggap impor mempunyai ciri- ciri seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3, yaitu makin besar tingkat pendapatan nasional, makin besar pula nilai impor.

2.2.4. Barang Modal

Faktor-faktor produksi menururt Samuelson 1993 : 317 dibagi menjadi tiga kategori yaitu : tanah, tenaga kerja dan modal. Dua yang Pengurangan Impor Kenaikan Impor Pendapatan Nasional M 1 M 2 M i m p o r t 35 pertama disebut faktor produksi primer atau orisinil, karena tersedia sebelum produksi terjadi. Terhadap keduanya kita menambahkan suatu faktor produksi yang diprosduksi, yaitu modal atau barang modal. Nama atau sebutan bagi faktor produksi ini menurut Rosyidi 1999 : 57 adalah real capital goods barang-barang modal riil, yang meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Inilah yang biasa disebut sebagai barang-barang investasi. Termasuk barang-barang modal itu misalnya adalah mesin- mesin, pabrik-pabrik, jalan-jalan raya, pembangkit tenaga listrik, gudang serta peralatan – peralatannya. Gambar 4 : Kurva PPF Production Possibilities Frontier Sumber : William, 2001. Pendekatan Ekonomi Mikro, Salemba Empat, Jakarta, halaman 31. Pada gambar Production Possibilities Frontier, titik G menunjukkan kombinasi produksi bila sumber daya tidak digunakan H T a k t e r c a p a i A B C D E 5 0 4 8 4 3 3 4 2 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 i n e f i s i e G B a r a n g k a p i t a l j u t a u n i t p e r t a h u n B a r a n g k o n s u ms i j u t a u n i t p e r t a h u n 36 secara penuh atau tidak efisien. Perhatikan bahwa titik C dapat menghasilkan barang konsumsi lebih banyak dibandingkan titik G, dengan jumlah barang kapital yang sama. Setiap titik sepanjang Production Possibilities Frontier menghasilkan barang konsumsi dan barang kapital yang lebih banyak dari pada G. Jadi titik G adalah tidak efisien inefisien, dengan menggunakan sumber daya secara efisien atau dengan menggunakan sumber daya yang sebelumnya belum digunakan, perekonomian dapat menghasilkan paling tidak lebih banyak barang yang satu tanpa harus mengurangi produksi jenis barang yang lain. Titik-titik di luar Production Possibilities Frontier, seperti H dalam gambar menunjukkan kombinasi yang tidak mungkin dicapai, atas dasar sumber daya dan teknologi yang ada. Jadi Production Possibilities Frontier tidak hanya mencerminkan kombinasi produksi yang efisien tetapi juga menunjukkan batas antara kombinasi yang tidak efisien di dalam kurva dan kombinasi yang tidak mungkin di luar kurva. William, 2001 : 31

2.2.5.1. Hubungan Import Barang Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kemampuan suatu bangsa untuk mengimpor sangat tergantung pada pendapatan nasionalnya. Artinya semakin besar pendapatan nasional, semakin besar pula kemampuan bangsa tersebut untuk mengimport barang dan jasa. Tapi hubungan impor dengan pendapatan nasional itu tidaklah berupa hubungan proporsional, dimana tidak dapat 37 ditarik kesimpulan bahwa jika pendapatan nasional bertambah menjadi dua kali lipat misalnya, maka impor pun menjadi dua kali lipat. Dengan kata lain, apabila impor meningkat maka jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan akan meningkat juga. Sehingga pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi Nasional.

2.2.5. Ekspor

Menurut pasal 1 ayat 9, Bab 1 UU No. 321964, ekspor adalah pengiriman komoditi ke luar wilayah Indonesia dari peredaran. Berdasarkan ketentuan di atas bahwa hal ini berarti ekspor dapat dilakukan oleh suatu badan atau perorangan dalam bentuk barang-barang ke luar negeri untuk diperdagangkan Halwani, 2005 : 468.

2.2.8.1. Tujuan Ekspor

Adapun tujuan dilakukannya ekspor adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh harga jual yang lebih baik optimalisasi laba. 2. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik membuka pasar ekspor. 3. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang idle capacity dalam sumber daya alam yang ada. 38 4. Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat. 5. Dapat menghasilkan devisa atau valuta asing ang diperlukan untuk membiayai pembelian-pembelian impor di luar negeri guna memenuhi kebutuhan rakyat dan pembangunan bangsa.Halwani, 2005 : 468.

2.2.8.2. Manfaat Ekspor

Dalam hal ini manfaat ekspor adalah : 1. Memperluas pasar dari pasar domestik menjadi seluas pasar global, sehingga memungkinkan produksi optimal dan dapat mengoptimalkan laba. 2. Dapat memanfaatkan ”idle capacity” dari kapasitas terpasang suatu industri pada saat pasaran dalam negeri melemah sehingga dapat mencegah pengangguran, modal dan tenaga kerja atau untuk mengisi kebutuhan musiman. 3. Terbiasa dalam persaingan yang ketat di dalam pasar internasional sehingga akan sangat menolong tingkat efisiensi, inovasi, produktivitas, pengembangan dan restrukturisasi tekhnologi yang dikarenakan dapat bersaing di area internasional. 4. Status sosial pengusaha tinggi karena dapat menjadi anggota dari club bisnis yang terpandang di dunia seperti ceo’s club, rotary club, dan iyon’s club. 39 5. Lebih dapat menikmati fasilitas dan insentif yang diberikan oleh pemerintah terhadap komoditi ekspor seperti fasilitas promosi, kredit, draw back system. Manfaat bagi Pemerintah antara lain: 1. Meningkatkan devisa negara yang akan memperlancar arus barang ekspor dan roda pemerintah. 2. Memperluas manfaat sumber daya nasional seperti sumber daya alam, tenaga kerja dan industri. 3. Lebih mudah mendapatkan hutang luar negeri. Amir, 1995: 48.

2.2.8.3. Cara Ekspor

Menurut Amir, 1995 : 49 pelaksanaan ekspor luar negeri dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Ekspor Biasa Adalah dengan cara barang dikirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi permintaan yang dibutuhkan importir luar negeri setelah terjadi kesepakatan jual – beli sesuai peraturan devisa dan eksportir menerima pembayaran dalam mata uang rupiah sesuai kurs valas yang telah ditetapkan yang berpatokan pada Bank Indonesia. 40 2. Barter Adalah suatu cara perdagangan dengan melihat kebutuhan dalam negeri dan mengekspor barang ke luar negeri dengan sistem pembayaran tidak dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk barang yang dijual di dalam negeri dan menghasilkan uang dalam mata uang domestik. 3. Konsinyasi Adalah dengan cara pengiriman barang ke luar negeri untuk dijual dan hasil penjualannya diberlakukan sama dengan hasil biasa. Sehingga dalam hal ini sistem pertukaran barang dengan yang lainnya seperti dalam barter dan bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah dilakukan seperti ekspor biasa. Dalam hal pengiriman barang dengan sistem konsinyasi adalah belum adanya pembeli tertentu atau dapat juga dengan sistem pelelangan Komoditas Exchange.

2.2.8.4. Strategi Ekspor

Strategi ekspor pada umumnya Four Generic International Strategic adalah : 1. Dynamic High Technology Strategy DHTS, yaitu strategi yang dapat memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market leader melalui inovasi teknologi yang tepat dan dilakukan secara 41 terus menerus dengan memberikan perhatian dan prioritas yang tinggi dan melakukan Strategi partnership. 2. Low of Stable Technology Strategy LSTS, yaitu strategi yang memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market leader karena kemampuan memelihara brand identity economic of scale, manufacturing know how, standar produksi, dan penyediaan suku cadang yang terdapat secara global. 3. Advanced Management Skill Strategy AMSS, yaitu strategi yang memberikan peluang kepada perusahaan menjadi market leader karena kemampuan managemen yang tepat, khususnya dalam hal pemasaran dan koordinasi. 4. Production Market Rationalization Strategy PMRS, yaitu strategi yang memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market leader karena kemampuannya menekan biaya produksi melalui pendekatan lokasi. Halwani, 2005 : 347.

2.2.8.5. Hubungan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ekspor merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang biasanya menganjurkan Negara untuk menjalankan strategi yang bertumpu pada upaya promosi ekspor yang merupakan kebijaksanaan suatu Negara untuk meningkatkan wilayah pasar ekspor. Ekspor adalah kegiatan memasok pelanggan dari luar negeri dengan produk atau barang yang berasal dari negeri kita sendiri. Apabila ekspor mengalami kenaikan 42 maka Produk Domestik Bruto juga naik sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ikut naik.

2.2.6. Investasi

Kata investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Investment”, apabila dalam bahasa Indonesia investasi adalah “penanaman modal” investasi adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha, karena ini sangat dibutuhkan sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar proses produksi. Menurut pendapat Prof. Robinson yang dikutip oleh Suherman Rosyidi dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Ekonomi mengatakan bahwa investasi itu penambahan barang-barang modal baru, sedangkan membeli selembar kertas saham bukanlah investasi Rosyidi,

1999: 158.

Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk meningkatkan atau mmpertahankan stok barang modal. Stok barang modal terdiri dari pabrik mesin dan produk-produk tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. Dornbusch dan Fischer, 1999: 46. Investasi diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Dalam prakteknya, suatu usaha untuk mencatat nilai 43 penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investor atau pembentukan modal atau penanaman modal, meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai berikut: a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya. c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. Sukirno, 2001: 107. Dari berbagai penjelasan diatas tentang definisi investasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran yang disediakan untuk meningkatkan atau mempertahankan barang- barang modal, selain itu bisa diartikan sebagai usaha membina industri supaya dapat lebih maju dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup usaha sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar proses produksi.

2.2.6.1. Teori Investasi

Masalah investai adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan besarnya pengharapan akan pendapatan dari barang modal dimasa depan. Pengharapan dimasa depan inilah yang menjadi faktor 44 terpenting untuk penentu besarnya investasi menurut Suparmoko 2000 : 84 terdapat 2 teori, yaitu:

A. Teori Klasik