Ukuran Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Ekonomi

16 negara – negara berkembang yang murah, efisien, dan padat karya hemat modal atau teknologi tepat guna merupakan salah satu unsur terpenting dalam strategi pembangunan dalam jangka panjang yang berorientasi pada perluasan penyedian lapangan kerja.

2.2.1.2. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

Untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara perlu dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto Riil atau Produk Domestik Riil. Untuk menentukan Pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, dihitung berdasarkan laju perubahan Pendapatan Nasional riil per tahun dalam persentase atau besarnya pertambahan riil Pendapatan Nasional riil tahun t sekarang dikurangi tahun t-1 sebelumnya kemudian dikalikan 100 atau dengan rumus persamaan sebagai berikut : Gt = PNB rt - PNB rt-1 X 100 .......... Ritonga, 2003 : 159. PNB rt-1 Dimana : Gt = Pertumbuhan Ekonomi pada tahun t PNB rt = Pendapatan Nasional riil pada tahun t PNB rt-1 = Pendapatan Nasional riil pada tahun t-1 17 Alat pengukur pertumbuhan ekonomi antara lain : a. Produk Domestik Bruto PDB Produk Domestik Bruto PDB merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar. Produk Domestik Bruto ini merupakan acuan yang sifatnya global dan bukan merupakan alat pengukuran yang tepat, karena belum dapat mencerminkan kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya. b. Produk Domestik Bruto Perkapita Produk Domestik Bruto Perkapita dapat dipakai mengukur pendapatan perkapita dan lebih tepat mencerminkan kesejahteraan penduduk suatu negara dari pada Produk Domestik Bruto PDB saja. Produk Domestik Bruto Perkapita adalah jumlah produk domestik bruto nasional dibagi dengan jumlah penduduk. c. Pendapatan Perjam Kerja Pendapatan Perjam Kerja sebenarnya paling baik sebagai alat untuk mengukur maju tidaknya perekonomian. Biasanya suatu negara yang mempunyai pendapatan atau upah jam kerja lebih tinggi dari upah jam kerja negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama. Pasti boleh dikaitkan bahwa negara yang bersangkutan lebih maju dari negara lain. Suparmoko, 2000 : 205. 18

2.2.1.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Jika diamati, banyak teori tentang beberapa faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi selalu berorientasi pada mekanisme yang terjadi di negara yang sudah maju pada jamannya khususnya teori klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, namun suatu pengecualian pada tahun 1950-an, pada umumnya teori neo klasik sudah mengarah pada mekanisme ekonomi di negara yang sedang berkembang. Secara berurutan teori tentang pertumbuhan ekonomi dimulai dari teori klasik, teori Harrod-Domar, WW. Rostow. 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Mengemukakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis dibedakan menjadi dua aspek utama pertumbuhan, yaitu : a. Pertumbuhan output total Unsur pokok dari sistem produksi di suatu negara ada tiga, yaitu : sumber daya alam yang tersedia faktor produksi tanah, jumlah penduduk dan stok barang modal yang tersedia, dengan penunjang penting proses akumulasi modal yaitu : makin meluasnya pasar ekspor dan adanya tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimal. b. Pertumbuhan penduduk Penduduk meningkat jika tingkat upah untuk hidup tinggi. Tingkat upah ditentukan oleh kenaikan permintaan dan 19 penawaran tenaga kerja yang ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal dan laju pertumbuhan output masyarakat. Arsyad, 1998 : 49 – 51 2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod – Domar Syarat untuk menciptakan pertumbuhan teguh yang dikemukakan oleh Harrod – Domar. Ada dua hal yang perlu diketahui : a. Pertambahan kapasitas barang modal tergantung dua faktor, yaitu rasio modal produksi bernilai COR, investasi yang dilakukan bernilai I, pertumbuhan kapasitas barang modal ∆c b. Pertambahan pendapatan nasional ∆Y yang sama dengan pertambahan kapasitas barang modal ∆c. Teori Harrod – Domar adalah perluasan dari analisis Keynes. Dengan demikian, teori berpendapat bahwa kapasitas penuh pada tahun berikut akan tercapai apabila pengeluaran agregat bertambah dengan cukup besar sehingga tercapai keadaan : Agar bisa tumbuh, maka perekonomian harus menabung dan menginvestasikan sebagian dari GNP. Lebih banyak yang dapat ditabung dan kemudian ditanamkan maka akan lebih cepat lagi perekonomian itu tumbuh. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan ∆c = 1COR ∆c = ∆Y .............. Sukirno, 1994 : 433 20 yang dapat dicapai pada setiap tingkat tabungan dan investasi tergantung pada produktivitas investasi tersebut. Produktivitas investasi adalah banyaknya tambahan output yang didapat dari suatu unit investasi. Todaro, 1994 : 65 – 66 Teori Harrod – Domar mencoba menelaah syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang dan mantap Steady Growth. Arsyad. 1998 : 58 Istilah pertumbuhan ekonomi, perkembangan dan pembangunan ekonomi seiring dan secara bergantian dengan maksud yang sama, terutama dalam pembicaraan mengenai masalah yang berkaitan dengan ekonomi. Dikatakan ada pertumbuhan ekonomi apabila terdapat lebih banyak output yang dihasilkan, sedangkan untuk pembangunan ekonomi tidak hanya menyangkut output yang dihasilkan, tetapi juga perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan output yang lebih banyak dan bervariasi. Oleh karena itu, perkembangan ekonomi selalu diikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Sukirno, 2000 : 433 3. Teori Pertumbuhan WW. Rostow Dalam menganalisa teori tentang tahap – tahap pertumbuhan ekonomi, Rostow menitik beratkan pada pembahasan peranan bebrapa faktor tertentu yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi 21 dan ciri – ciri perubahan yang tercipta dalam tiap – tiap tahap pembangunan pada suatu masyarakat. Analisa Rostow didasarkan pada keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi tercipta sebagai akibat dari timbulnya perubahan yang fundamental bukan saja pada corak ekonomi tetapi juga pada kehidupan politik dan hubungan sosial dalam masyarakat. Sukirno, 2001 : 102 Tahap – tahap pertumbuhan ekonomi menurut Rostow Sukirno, 2001 : 103 ada lima tahap, yaitu : 1. Tahap Masyarakat Tradisional The Traditional Society Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi prouksi yang terbatas, didasarkan pada teknologi, ilmu pengetahuan dan sifat masyarakat seperti sebelum masa Newton. Yang disebut sebelum Newton adalah suatu masyarakat yang masih menggunakan cara – cara memproduksi relatif primitif dan dipengaruhi oleh kebiasaan yang berlaku turun temurun. Tahap masyarakat tradisional menunjukkan tingkat produktivitas per pekerja masih sangat terbatas karena sebagian besar dari sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. 2. Tahap Prasyarat untuk Lepas Landas The Preconditions for Take Off 22 Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu masa transisi pada saat masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang. 3. Tahap Lepas Landas Permulaan dari lepas landas berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasaran – pasaran baru. Ciri – ciri tahap ini adalah : a. Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif. b. Berlakunya perkembangan dari sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi. c. Terciptanya suatu rangaka dasar politik, sosial dan institusional. 4. Tahap Gerakan Ke Arah Kedewasaan The Drive To Maturity Gerakan ke arah kedewasaan adalah suatu masyarakatnya sedang secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor produksi dan kekayaan alamnya. Ciri – ciri tahap ini adalah : a. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri semakin penting sedangkan sektor pertanian menurun. 23 b. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer profesional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha atau pemilik. c. Kritik – kritik terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akibat dari ketidak puasan terhadap dampak industrialisasi 5. Tahap Konsumsi Tinggi The Age of High Mass-Consumption Tahap konsumsi tinggi adalah perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Pada masa konsumsi tinggi tujuan dari negara adalah : a. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh kepada negara lain. b. Meningkatkan kemakmuran yang merata pada penduduknya dengan cara mengusahakan pembagian pendapatan yang lebih merata. c. Mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat Sukirno, 1999 : 103

2.2.2. Pengertian Perdagangan