Teori Klasik Teori Hecksher – Ohlin H-O

28 dihasilkan sehingga dapat mengurangi penawaran dari titik A2 ke titik A1.

2.2.2.2. Teori Perdagangan Internasional

Teori Perdagangan Internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara. Di samping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional garis from trade. Beberapa teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional pada dasarnya adalah sebagai berikut :

A. Teori Klasik

a. Kemanfaatan Absolut Absolute Advantage : Adam Smith Teori ini lebih mendasarkan pada besaran variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni pure theory perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai sesuatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut labour theory of value. 29 b. Kemanfaatan Relatif Comparative Advantage : Mill Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang memiliki comparative advantage, yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar. c. Biaya Relatif Comparative Cost : David Ricardo Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah teorinya tentang suatu nilai atau value. Menurut Ricardo, nilai atau value sesuatu barang tergantung dari banyaknya barang tersebut labour cost value theory. Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing- masing negara memiliki comparative cost terkecil. Dengan demikian prinsip comparative cost Ricardo dapat dirumuskan sebagai berikut : Jika a1 dan b1 adalah unit labour cost untuk barang A dan B di negara I, dan a2 dan b2 adalah unit labour cost di negara II, maka negara I akan mengekspor barang A dan impor barang B jika : a1 b1 a2 b2 atau, a1 b1 b1 b2 30 Artinya sebelum berdagang barang A relatif lebih murah di negara I dan barang B lebih murah di negara II. Nopirin, 2002 : 14

B. Teori Hecksher – Ohlin H-O

Teori Hecksher dan Ohlin H – O disebut juga teori proporsi faktor factor proportion atau ketersediann faktor faktor endowment. Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa perdagangan internasional, misalnya terjadi antara negara A dan negara B karena ooportunity cost yang berbeda antara kedua negara tersebut. Perbedaan ongkos relatif tersebut dikarenakan adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi misalnya tenaga kerja, modal, tanah, dan bahan baku yang dimiliki negara tersebut. Dan dikarenakan faktor endowment-nya berbeda. Maka sesuai dengan hukum pasar, harga dari faktor-faktor produksi tersebut juga berbeda. Intensitas pemakaian faktor produksi adalah rasio faktor produksi terhadap output. Tingkat intensitas faktor produksi dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menganalisis fungsi produksi yang diestimasi sebelumnya dari barang yang ebrsangkutan. Sesuai dengan dasar pemikiran teori Hecksher dan Ohlin H – O struktur perdagangan luar negeri suatu negara tergantung 31 pada factor endowment dan factor intensity dan juga ditentukan oleh teknologi yang digunakan. Tambunan, 2001 : 124

C. Teori Ishikawa