Konsep Kartu Tematik Konsep

perbendaharaan kata pada peserta didik. Kartu yang digunakan adalah kartu yang berisi kata yang tercetak besar dan ditunjukkan pada para peserta didik. Metode ini sangat tepat diterapkan dalam pengajaran semua bahasa, terutama bahasa Inggris untuk peserta didik yang merupakan penutur asli bahasa Indonesia. Bahkan, metode Glenn Doman diklaim dapat digunakan sebagai alat bantu ajar tentang pengenalan kosa-kata bahasa Inggris pada usia dini. Metode pengajaran yang terkandung dalam Glenn Doman adalah dengan cara tematik. Cara tematik ini telah diformulasikan dengan tujuan untuk dapat menstimulasi beragam potensi yang ada dalam diri seorang peserta didik. Metode ini merupakan sebuah metode yang berpusat pada peserta didik learner- centered learning. Akan tetapi, satu keunggulan yang ada adalah dengan menerapkan metode ini, maka diberikan jenis pembelajaran yang tidak terlalu teoretis dan tidak akan membosankan karena suasana pembelajaran juga terasa menyenangkan belajar sekaligus bermain. Dengan menerapkan metode ini, peserta didik diharapkan dapat cepat memahami dan menghafal materi yang disampaikan. Khusus untuk penelitian ini, konsep kartu tematik telah dimodifikasi menjadi salah satu bentuk kartu tematik yang lain. Kartu ini berisi gambar-gambar yang dirancang sendiri handmade yang berkaitan dengan konteks front office gambar resepsionis, lounge, dan sebagainya. Selain itu, kartu juga dilengkapi dengan keterangan penjelas seperti kelas kata kata bendanoun atau kata kerjaverb, makna kata yang dimaksud, dan cara pengucapan kata tersebut dalam pelafalan secara Inggris British English dan Amerika American English. Dalam penerapannya di kelas, selain menyajikan pemahaman dan cara pelafalan yang tepat melalui kartu tematik yang ada. Di samping itu, dibantu juga dengan menayangkan cara pelafalan secara langsung melalui Cambridge Advanced Learner’s Dictionary 3 rd Edition; sebuah aplikasi kamus Cambridge yang dapat mengeluarkan suara dari pelafalan kata tertentu yang dicari dengan cara mengetikkannya di kolom pencarian. Dengan menggunakan kartu tematik dan menayangkan pelafalan kata tersebut melalui aplikasi kamus, mahasiswa mendapatkan pemahaman secara visual dan audio sekaligus. Kartu tematik juga memiliki keunggulan lain karena memuat gambar yang dapat membantu para mahasiswa dalam mengingat istilah secara visual. Selain itu, kartu tematik juga memudahkan mahasiswa untuk memahami makna istilah front office dengan cepat dan praktis dibandingkan dengan mencari makna kata di dalam kamus.

2.2.5 Konsep Bermain Peran

Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk mengimplementasikan rancangan pengajaran dalam latihan adalah melalui bermain peran role playing. Secara sederhana konsep bermain peran dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan simulasi peran yang mengajak para pemain dalam hal ini peserta didik untuk memerankan suatu tokoh atau karakter tertentu dalam sebuah tema percakapan. Menurut Taniredja 2011 dalam Handayani 2014: 18, role playing merupakan metode mengajar yang mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial. Di sisi lain, menurut Amri 2010 dalam Handayani 2014: 18, bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia interpersonal relationship, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Dalam penelitian ini, tema yang dijadikan sebagai bahan bermain peran disesuaikan dengan kondisi operasi kantor depan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi kantor depan sesungguhnya. Bermain peran memiliki tujuan dalam pembelajaran bahasa. Menurut Amri 2010 dalam Handayani 2014: 19, tujuan metode ini adalah agar peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa melalui bermain peran, para peserta dapat menerapkan dan memahami materi yang diberikan oleh pengajar dan mengembangkan kosakata yang ada melalui tema yang diperankan. Terdapat beberapa hal yang dipersiapkan oleh pengajar sebelum melaksanakan metode pembelajaran bermain peran, sebagaimana dikutip dari beberapa pendapat Roestiyah 2008 dalam Handayani 2014: 22, yaitu sebagai berikut. 1. Pengajar harus menerangkan kepada peserta didik bahwa melalui metode ini mereka diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosial yang nyata dan ada di masyarakat. 2. Pengajar harus memilih masalah yang menarik untuk dijadikan tema sehingga para peserta didik terstimulus untuk berusaha memecahkan masalah tersebut dan menampilkan performa yang baik saat bermain peran.