Ciri-ciri Anak Autis Kajian tentang Autis

41

b. Ciri-ciri Anak Autis

Menurut Gayatri Pamoedji dalam Hasdianah 2013: 57-58, pendeteksian gejala autis harus dilakukan segera mungkin. “biasanya, kasus yang terjadi berawal dari para orang tua datang ke dokter dengan keluhan anaknya sudah tiga tahun tidak bisa berjalan dan tidak bisa bicara. Padahal seharusnya pada saat umur dua tahun, bila sudah ada ganjalan pada anak Anda, segeralah datang kedokter agar tidak berakibat fatal. untuk itu, agar kondisi itu tidak terjadi, ketahuilah gejala-gejala penyandang autis sejak dini ,” katanya. Lantas bagaimana mengetahui ciri-ciri anak yang menderita autis? Tujuh Ciri Utama didasarkan pada M-CHAT Modified Checklist for Autisme in Tofflers, yaitu : 1 Apakah anak anda memiliki rasa tertarik pada anak-anak lain? 2 Apakah anak Anda pernah menggunakan telunjuk untuk menunjukan rasa tertariknya pada sesuatu? 3 Apakah anak menatap mata Anda lebih dari satu atau dua detik? 4 Apakah anak bisa meniru Anda? Bila membuat raut wajah tertentu, apakah anak Anda bisa menirunya? 5 Apakah anak Anda memberi reaksi bila dirinya dipanggil? 6 Bila anak Anda menunjuk pada sebuah mainan disisi lain ruangan, apakah anak Anda melihat pada mainan tersebut? 42 7 Apakah anak Anda pernah bermain “sandiwara” mislnya berpura-pura berbicara ditelefon atau berpura-pura menyuapi boneka? Jika jawaban salah satu perta nyaan diatas adalah “Tidak”, maka dipastikan anak menyandang autis.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh sebagai berikut: Teguh Priyono 2016, yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif Anak Tunagrahita di SD Negeri Bangunrejo 2 kota Yogyakarta ”. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani adaptif dapat dikatakan berhasil dilaksanakan di SD Negeri Bangunrejo 2 Kota Yogyakarta dengan memperhatikan tujuan-tujuan pendidikan jasmani adaptif. Dengan materi yang sama dengan siswa regular dalam pembelajaran, perlakuan guru penjas untuk anak tunagrahita disamakan seperti siswa regular namun ada modifikasi tersendiri bagi anak tunagrahita agar bisa mengikuti pembelajaran dengan materi yang sama seperti siswa regular. Pembelajaran tidak selalu sesuai RPP yang dibuat, guru lebih fleksibel dengan melihat keadaan dan kondisi dari siswa regular maupun anak berkebutuhan khusus.