Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

29 dalam meningkatkan kompetensi aspek afektif dibandingkan dengan aspek kognitif dan psikomotorik. Nilai rerata aspek afektif mencapai 80,99 sedangkan aspek kognitif di urutan kedua yaitu 77,71, dan aspek psikomotorik mencapai nilai rerata 65,94. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Wahyu Imam Ma’rifat 2014, Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Pembelajaran Interaktif untuk Peningkatan Kompetensi Analisis Hukum-Hukum Kelistrikan dan Teori Kelistrikan di SMK Negeri 3 Wonosari. Penelitian tersebut merupakan skripsi mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta. Desain penelitian ini menggunakan randomized control group pretest- posttes design. Subyeknya sebanyak 62 siswa, dengan sampel tiap kelas sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data melalui tes yang terdiri dari pretest dan posttest. Hasil dari penelitian adalah penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan menggunakan media pembelajaran media interaktif lebih efektif dibanding pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kompetensi analisis hukum-hukum kelistrikan dan teori kelistrikan kelas X program keahlian Elektronika Industri SMK N 3 Wonosari.

C. Kerangka Berfikir

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama yang berperan penting dalam peningkatan kompetensi siswa di SMK. Keberhasilan kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari kualitas lulusannya dalam menguasai kompetensi yang telah diajarkan. Kompetensi unjuk kerja merupakan keterampilan minimal yang harus dikuasai untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi atau kompetensi yang ditentukan. Keberhasilan pencapaian kompetensi unjuk 30 kerja tersebut sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola kelas. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan metodologis dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penguasaan dalam pemilihan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi yang diterapkan peneliti untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam bidang merakit sistem PLC. Pembelajaran ini dinilai relevan dengan pembelajaran merakit sistem PLC karena menuntut siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa akan lebih terampil dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang merakit sistem PLC. Strategi berikutnya yang diterapkan peniliti adalah penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran alat penyampai pesan atau bahan pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi Merakit Sistem PLC adalah Trainer HMI. Trainer tersebut dapat digunakan sebagai simulasi sistem otomasi yang ada di industri. Adanya media ini siswa diharapkan dapat lebih memahami tentang perakitan sistem PLC dan dapat menguasai kompetensi tersebut. Oleh karena itu perlu dikaji lebih mendalam tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran Trainer HMI dalam pembelajaran berbasis masalah untuk peningkatan kompetensi siswa dalam bidang merakit sistem PLC. Skema rencana penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 31 Gambar 1. Kerangka Berfikir

D. Pertanyaan dan Hipotesis Penelitian