Oleh karena itu penulis berusaha menganalisis faktor-fakor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk kosmetik terutama mengenai prilaku konsumen dari sisi psikologis
dan menentukan faktor mana yang paling mempengaruhi keputusan konsumen tersebut. Dari kondisi diatas produsen harus semakin jeli melihat kebutuhan konsumen dan dapat menangkap
peluang pasar. Bagi perusahaan strategi pemasar merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan usahanya, dimana perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
sehingga konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan, yang pada akhirnya perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. Menurut Lamb 2005, faktor psikologis menentukan
bagaimana individu menerima dan berinteraksi dengan lingkungannya dan pengaruh pada keputusan yang diambil konsumen, semakin tinggi faktor psikologis yang diambil oleh
konsumen maka semakin tinggi pula keputusan pembelian. Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih
judul “Analisis Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Suatu Produk Kosmetik di Kalangan Mahasiswi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahaun Alam Universitas Sumatera Utara”. 1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti berdasarkan latar belakang uraian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor psikologis apa yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk
kosmetik? 2.
Seberapa besar pengaruh faktor-faktor psikologis tersebut terhadap keputusan pembelian suatu produk kosmetik?
1.3 Batasan Masalah
Agar proses penelitian ini lebih jelas, maka penulis memberikan batasan masalah yang akan diteliti yakni:
1. Analisis data yang digunakan adalah analisis faktor.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert dan metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling. 3.
Objek yang diteliti adalah mahasiswi FMIPA USU stambuk 2012. 4.
Penelitian hanya dibatasi pada 14 variabel dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk kosmetik di kalangan mahasiswi
FMIPA USU.
1.4 Tinjauan Pustaka
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, dan menginterpretasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data.
Sementara, statistik adalah data, informasi atau hasil penerapan logaritma statistika pada suatu data wikepedia.org.
Analisis faktor adalah salah satu teknik statistika multivariat yang menerangkan hubungan antar sejumlah variabel sehingga dapat dibuat satu atau lebih kumpulan variabel yang
lebih sedikit jumlahnya dari awal, dengan kata lain Analisis Faktor dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel baru
yang disebut sebagai faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor dominan dalam
menjelaskan suatu masalah. Selain itu, analisis faktor merupakan suatu metode untuk menganalisis sejumlah observasi dipandang dari segi interkorelasinya. Jika korelasinya tinggi
maka penggunaan analisis faktor dapat dilanjutkan. Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatukelas prosedur,
utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel
baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli original variable Supranto,2004. Analisis faktor dipergunakan di dalam situasi
sebagai berikut: 1.
Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari underlying dimensions atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel.
Universitas Sumatera Utara
2. Menganalisis faktor berarti mereduksi datavariabel. Menganalisis atau mengidentifiaksi
suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi independent yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis
multivariat selanjutnya, misalnya analisis regresi berganda dan analisis deskriminan. 3.
Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set yang lebih banyak jumlah untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya.
Gambar 1.1 Hubungan Antara Variabel dan Faktor
Keterangan: X
1
= Menggunakan produk kosmetik membuat seseorang menjadi percaya diri berada di depan umum.
X
2
= Sebaiknya membeli produk kosmetik yang mempunyai kualitas yang baik. X
3
= Saya lebih yakin untuk menggunakan produk kosmetik yang mahal.
X
14
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
Faktor 1
Faktor 2
Faktor 3
Faktor 4
Variabel awal
Faktor 5
X
13
X
8
X
12
X
5
X
6
X
11
X
2
X
7
X
9
X
3
X
4
X
1
X
14
X
10
Universitas Sumatera Utara
X
4
= Bahankomposisi pada produk kosmetik tidak mempengaruhi seseorang untuk menggunakan produk tersebut.
X
5
= Tertarik dengan produk kosmetik yang banyak promosinya. X
6
= Kemasan pada produk kosmetik bukan hal yang penting bagi saya. X
7
= Pengetahuan dari teman, keluarga, saudara ataupun iklan tentang produk kosmetik mendorong keinginan saya untuk menggunakannya.
X
8
= Pengalaman dari orang lain jadi pertimbangan untuk membeli dan menggunakannya. X
9
= Untuk mencari tahu tentang kosmetik, saya sering menggantimenggunakan produk dengan merk yang berbeda-beda.
X
10
= Model iklan mempengaruhi saya untuk menggunakannya. X
11
= Lebih aman jika menggunakan produk kosmetik yang mempunyai banyak fungsi pada satu produk.
X
12
= Semua anggota keluarga sebaiknya menggunakan produk kosmetik yang sama. X
13
= Informasi tentang kualitas produk sudah memasyarakat. X
14
= Sebaiknya membeli produk kosmetik di pasar tradisional karena harganya lebih murah. Jika variabel-variabel dibakukan, model faktor bisa ditulis sebagai berikut:
X
i
= B
i1
F
1
+ B
i2
F
2
+ B
i3
F
3
+ . . . + B
ij
F
j
+ . . . + B
im
F
m
+ V
i
µ
i
Keterangan: X
i
= variabel ke-
i
yang dibakukan rata-ratanya nol, standar deviasinya satu. B
ij
= koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i pada common factor ke-j. F
j
= common factor ke-j. V
i
= koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i pada faktor unik ke-i. µ
i
= faktor unik variabel ke-i m
= banyaknya common factor. Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common factor. Common factor
dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel yang diteliti, dengan persamaan: F
i
= W
i1
X
1
+ W
i2
X
2
+ W
i3
X
3
+ . . . + W
ik
X
k
Keterangan: F
i
= faktor ke-i yang diestimasi. W
i
= bobot atau koefisien skor faktor.
Universitas Sumatera Utara
X
k
= banyaknya variabel X pada faktor ke-k. Skala Likert adalah salah atu teknik pengukuran skala. Skala ini dikembangkan oleh
Rensis Likert 1932 untuk mengukur sikap masyarakat dan skalanya terkanal dengan nama technique of summated rating atau skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social Riduawan, 2010. Skala Likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan
setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subjek, obyek atau kejadian tertentu. Skala Likert ini menggunakan lima angka penilaian yaitu 1 sangat setuju, 2 setuju, 3 kurang setuju netral,
4 tidak setuju, 5 sangat tidak setuju.
1.5 Tujuan Penelitian