r
xy
= koefisien korelasi ∑X
= jumlah skor item ∑Y
= jumlah skor total n
= jumlah responden Pertimbangan penerimaanpenolakan hipotesis adalah dengan membandingkan nilai
Correlation Item-Total Correlation yang dinyatakan sebagai r-hitung dengan r-tabel. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Bila r-hitung nilai Correlation Item-total Correlation bernilai positif dan lebih besar daripada r-tabel r-hitung r-tabel, maka butir atau variabel tersebut adalah valid.
2. Bila r-hitung nilai Correlation Item-total Correlation bernilai negatif dan atau nilai r-hitung r-tabel, maka butir atau variabel tersebut adalah tidak valid.
2.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Tinggi rendahnya
reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika nilai Alpha Cronbach
≥ 0,700 Azwar, 1996.
Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: r =
2.2 Keterangan:
r = nilai koefisien Alpha Cronbach
k = banyaknya variabel penelitian
∑
b 2
= jumlah varians variabel penelitian ∑
t
= vatians total
2.7 Teknik Sampling
Universitas Sumatera Utara
Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili
populasinya representatif baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan
meneliti dan memahami karakteristik sampel dapat digeneralisir untuk kareakteristik populasi. Jarang sekali suatu penelitian dilakukan dengan cara memeriksa semua objek yang diteliti
sensus, tetapi sering digunakan sampling Teken, 1965, alasannya adalah:
1. Ukuran populasi sering kali terlalu banyak, sehingga diperlukan terlalu banyak biaya, waktu, dan tenaga untuk menyelidiki melalui sensus.
2. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan dianalisa, juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti. Dengan cara sampling jumlah objek
yang harus diteliti menjadi lebih kecil, sehingga menjadi lebih terpusat perhatiannya. 3. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok dilakukan dengan
sampling. Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah mengurangi
ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian Teken, 1965. Metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Mampu menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. 2. Dapat menentukan ketetapan hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari
taksiran yang diperoleh. 3. Sederhana dan mudah diperoleh.
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.
Dapat menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, ada empat faktor yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Derajat keseragaman populasi. 2. Ketepatan yang dikehendaki dari penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3. Rencana analisis. 4. Tenaga, biaya dan waktu.
Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Probability sampling, meliputi:
a. Simple random sampling populasi homogen yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Teknik ini hanya digunakan jika populasinya
homogen. b. Proportionale stratifiled random sampling populasi tidak homogen yaitu pengambilan
sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya.
c. Disproportionale sratifiled random sampling yaitu teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel dengan populasi berstrata tetapi kurang proporsional, artinya ada beberapa
kelompok strata yang ukurannya kecil sekali.
d. Cluster sampling sampling daerah yaitu teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan. 2. Non probability sampling, meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental,
purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
2.7.1 Metode Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionale Stratifiled Random Sampling, yaitu responden terpilih secara kebetulan dengan peneliti dan
dianggap cocok sebagai sumber data. Beberapa alasan menggunakan Proportionale Stratifiled Random Sampling adalah: Supranto J, 1992
1. Setiap strata homogen atau relatif homogen, sehingga sampel acak yang diambil dari setiap strata akan memberikan perkiraan yang dapat mewakili strata yang bersangkutan. Perkiraan
Universitas Sumatera Utara
gabungan yang diperoleh berdasarkan perkiraan dari setiap strata akan memberikan perkiraan menyeluruh yang mewakili populasi.
2. Biaya untuk melakukan Proportionale Stratifiled Random Sampling lebih mudah dari pada Simple Random Sampling karena alasan administrasi.
3. Perkiraan bisa dibuat untuk setiap strata yang dapat dianggap sebagai populasi yang berdiri sendiri dan mungkin bisa dilakukan oleh seorang peneliti saja.
Alokasi proporsional dalam Proportionale Stratifiled Random Sampling ditentukan menggunakan rumus:
n
i
=
2.3 Keterangan:
n
i
= banyaknya elemen sampel dari strata ke-i. N
i
= banyaknya elemen strata ke-i. k
= banyaknya strata. n
= jumlah sampel penelitian.
2.7.2 Penentuan Ukuran Sampel
Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam menggunakan metode analisis faktor adalah paling sedikit empat atau lima kali banyaknya jumlah variabel penelitian Pudjowidodo Prabowo,
2007.
2.8 Analisis Faktor