80 Kelas IX SMP
rahim ibunya lih. Luk 1:41-45. Kemudian ketika pada kelahiran Yesus, dimana Bunda Allah penuh kegembiraan menunjukkan
kepada para gembala dan para majus, Puteranya yang sulung, yang tidak mengurangi keutuhan keperawanannya, melainkan
justru menyucikannya. Ketika ia di Kenisah, sesudah menyerahkan persembahan kaum miskin, menghadapkan-Nya kepada Tuhan,
ia mendengarkan Simeon sekaligus menyatakan Puteranya akan menjadi tanda yang akan menimbulkan perbantahan dan bahwa
suatu pedang akan menembus jiwa Bundanya, supaya pikiran hati banyak orang menjadi nyata lih. Luk 2:34-35. Ketika orang
tua Yesus dengan sedih hati mencari Putera mereka yang hilang, mereka menemukan-Nya di Kenisah sedang berada dalam perkara-
perkara dengan Bapa-Nya, dan mereka tidak memahami apa yang dikatakan oleh Putera mereka. Tetapi Bunda-Nya menyimpan
semua itu dalam hatinya dan merenungkannya lih. Luk 2:41-51.
3. Maria dan Hidup Yesus di Muka Umum
Dalam hidup Yesus di muka umum tampillah bunda-Nya dengan penuh makna, pada permulaan, ketika pada pesta pernikahan di
Kana yang di Galilea ia tergerak oleh belas kasihan, dan dengan pengantaraannya mendorong Yesus Almasih untuk mengerjakan
tandanya yang pertama lih. Yoh2:1-11. Dalam pewartaan Yesus, ia menerima sabda-Nya ketika Puteranya mengagungkan Kerajaan
di atas pemikiran dan ikatan daging serta darah, dan menyatakan bahagia mereka yang mendengarkan dan melakukan sabda Allah
lih. Mrk 3:35 dan Luk 11:27-28, seperti dijalankannya sendiri dengan setia lih. Luk 2:19 dan 51. Demikianlah Santa Perawan
juga melangkah maju dalam peziarahan iman. Dengan setia ia mempertahankan persatuannya dengan Puteranya hingga disalib,
ketika ia sesuai dengan rencana Allah berdiri di dekatnya lih. Yoh 19:25. Disitulah ia menanggung penderitaan yang dahsyat
bersama dengan Puteranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan korban-Nya, dan penuh kasih
menyetujui persembahan korban yang dilahirkannya. Dan akhirnya oleh Yesus Kristus itu juga, menjelang wafat-Nya di kayu salib, ia
dikurniakan kepada murid-murid menjadi Bundanya dengan kata- kata ini: “Wanita, inilah anakmu” lih. Yoh 19:26-27.
Pendidikan Agama Katolik Budi Pekerti 81
Dari penjelasan tersebut menjadi cukup jelas bagi kita bahwa Maria dapat dijadikan teladan iman bagi kehidupan kita. Selama seluruh
kehidupannya, juga dalam percobaannya yang terakhir yaitu ketika Yesus Puteranya wafat di kayu salib, imannya tidak goyah. Maria
tidak melepaskan imannya bahwa Sabda Allah: “akan terpenuhi”. Karena itu Gereja menghormati Maria sebagai tokoh iman yang paling
murni Katekismus Gereja Katolik 148-149. Ketaatan iman yang sempurna yang ditunjukkan oleh Sang Perawan Maria harus menjadi
pedoman bagi kita dalam beriman. Dalam hidup sehari-hari kita harus memandang setiap peristiwa hidup sebagai bagian dari rencana dan
karya Allah yang senantiasa berkendak menyelamatkan semua orang, disertai dengan sikap penyerahan diri secara total kepada kehendak
Allah. Dari hari ke hari hidup kita harus semakin berpadanan dengan kehendak Allah sendiri. Gereja sendiri tanpa ragu-ragu mengakui,
mengalaminya sendiri dan menganjurkan kepada kaum beriman, supaya mereka ditopang oleh perlindungan Bunda itu lebih erat
menyatukan diri dengan Sang Pengantara dan Penyelamat bdk. LG 62.
Kegiatan Pembelajaran Doa
Guru mengajak peserta didik untuk hening, masuk dalam suasana GRD
Marilah berdoa. Ya Allah, Engkau telah mengutus Putera-Mu ke dunia,
yang dilahirkan dengan perantaraan Bunda Maria, yang tetap perawan.
Dengan ketaatan iman yang luar biasa, Bunda Maria melaksanakan kehendak-Mu.
Buatlah kami mampu menimba iman dan ketaatan seperti yang ditunjukkan oleh Bunda Maria.
Sehingga kami dapat menikmati janji Kristus yang menyelamatkan. Demi keluhuran nama-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.