25
4.1.1. Persentase kelompok telur terparasit,
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keberadaan parasitoid di lapangan telah mampu memarasit kelompok telur inang sebesar 90.14 di Tabanan,
83.06 di Badung dan 78.04 di Jemberana.. Gambar 4.1. menunjukkan bahwa rataan kelompok telur terparasit paling tinggi terjadi di kabupaten Tabanan dan
disusul Badung dan Jemberana. Karakteristik Komunitas parasitoid telur yang berasosiasi dengan penggerek padi kuning terdiri atas tiga spesies yaitu
Tetratichus schonobii, Telenomus rowani
dan
Trichogramma japonicum,
dengan indeks keragaman rendah, dan indeks kesamaan sama dengan 100, dan
kelimpahan tinggi yang didominasi oleh salah satu spesies yaitu
T. Schunobii
Tabel 4.3; 4.4.; 4.5; Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Persentase Kelompok telur Penggerek Batang padi Kuning Terparasit oleh
Parasitoif Telur
4.1.2 Tingkat Parasitisasi
Kehadiran ketiga jenis parasitoid telur penggerek batang padi kuning di lokasi penelitian Badung, Tabanan, dan Jembrana menunjukkan variasi yang
tercermin dari beberapa variabel yang diamati. Kehadiran patasitoid telur di setiap lokasi yang bervariasi di setiap lokasi dan setiap waktu sesuai dengn
umur tanaman Gambar 4.1. Jumlah telur terparasit teringgi terjadi di Kabupaten Tabanan kemudian disusul oleh Badung dan Jemberana Tabel 4,2.
Tabel 4.2. Rerata tingkat parasitisasi parasitoid telur penggerek batang padi kuning di
tiga kabupaten di Bali Lokasi
Tingkat parasitisasi parasitoid
T. japonicum T. rowani
T. schoenobii
Kabupaten Badung 8,31
a 23,69
b 59,28
B Kabupaten Tabanan
4,94 b
16,46 c
69,11 A
Kabupaten Jembrana 6,01
a 27,77
a 45,10
C
70 75
80 85
90 95
Kabupaten. Badung Kabupaten Tabanan
Kabupaten Jembrana
P er
sent a
se k
elo m
po k
t elur
ter pa
ra sit
Lokasi Penelitian
26
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom sama menunjukkan perbedaan tidak nyata pada uji BNT taraf 5
Kejadian itu berdampak pula terhadap kelimpahan populasi dan tingkat parasitisasi parasitoid telur terhadap inangnya. Diduga kuat bahwa kejadian itu
mempunyai hubungan erat dengan factor lingkungan factor ekstriksik parasitoid selain sifat genetis factor intriksik setiap individu parasitoid yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Banyak faktor lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kejadian itu seperti suhu, kelembaban, curah
hujan termasuk juga perilaku petani dalam system budidaya mereka. Kisaran suhu dan kelembaban di lapang berkisar antara 22-30°C dan 78-88, sementara
suhu dan kelembaban optimal yang diperlukan oleh parasitoid adalah 25°C dan 85 Widyarti, 2003. Perilaku petani setempat berkenaan dengan implementasi
teknologi pergiliran tanaman dan penggunaan insektisida juga mempunyai pengaruh langsng maupun tidak langsung terhadap kehidupan parasitoid di
lapang. Ada hubungan yang erat antara pergiliran tanamann dengan kelimpahan populasi parasitoid di lapangan r = -0,938 dan pestisida r =-0,923 serta
suhu r = 0,974 dan kelembaban 0,997.
Tabel 4.3. Karakteristik Komunitas Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Kuning
Karakteristik Komunitas Umur Tanaman Minggu Setelah tanam MST
2 3
4 5
6 7
8 KABUPATEN
BADUNG Jumlah specimen
70 70
70 70
70 70
70 Jumlah spesies jenis
3 3
3 3
3 3
3 Indeks Keragaman H
0.38 0.366
0.412 0.412
0.443 0.33
0.336 Indeks Kesamaan S
100 100
100 100
100 100
100 KAB. TABANAN
Jumlah spesimen 70
70 70
70 70
70 70
Jumlah spesies jenis 3
3 3
3 3
3 3
Indeks Keragaman H 0.204
0.259 0.263
0.316 0.331
0.377 0.356
Indeks Kesamaan S 100
100 100
100 100
100 100
KAB. JEMBERANA Jumlah specimen
70 70
70 70
70 70
70 Jumlah spesies jenis
3 3
3 3
3 3
3 Indeks Keragaman H
0.387 0.392
0.372 0.405
0.433 0.345
0.358 Indeks Kesamaan S
100 100
100 100
100 100
100 Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian Supartha
et al.
2003 sebelumnya bahwa kelimpahan populasi parasitoid sangat ditentukan oleh
kemampuan adaptasi individu masing-masing parasitoid terhadap inang dan dukungan lingkungannya selama berinteraksi dengan inangnya seperti kualitas
27 nutrisi inang dan hambatan biofisik dari tanaman inang yang mempengaruhi
perilaku pencarian dan peneluran parasitoid pada inang. Selain itu praktek bercocok tanam seperti intensitas penyemprotan dan penggunaan jenis pestisida
yang berspektrum luas oleh petani juga memberi pengaruh yang besar terhadap kehidupan parasitoid di lapang.
Tabel 4.4. Indeks kesamaan jenis parasitoid telur penggerek batang padi kuning di tiga
kabupaten di Bali Lokasi
Kabupaten Badung
Kabupaten Tabanan
Kabupaten Jembrana
Kabupaten Badung -
100 100
Kabupaten Tabanan 100
- 100
Kabupaten Jembrana 100 100
-_ Hasil analisis kesamaan jenis Tabel 4.3.; 4.4 di ketiga lokasi
menunjukkan tidak ada perbedaan. Jumlah jenis parasitoid yang ditemukan di ketiga lokasi sama persis dengan lokasi lainnya. Peristiwa itu diduga kuat karena
adanya kesamaan habitat antar lokasi Table 4.3. Namun demikian ada perbedaan yang nyata antara jenis dan kelimpahan parasitoid yang dominan di masing-
masing lokasi kabupaten.
T. schoenobii
mendominasi di Kabupaten Tabanan dan Badung, sementara di Kabupaten Jemberana didominansi oleh
T. rowani.
Tabel 4.3; 4.5. Diduga kuat peristiwa tersebut disebabkan oleh sifat biologi parasitoid faktor intrnksik, faktor lingkungan, dan teknologi budidaya yang
diterapkan di masing-masing lokasi penelitian factor ekstrinksik. Dugaan itu diperkuat oleh hasil analisis korelasi yang dilakukan terhadap hubungan antara
dominansi dengan faktor-faktor yang berpengaruh. Faktor pergiliran tanaman dan intensitas perlakuan insektisida berkorelasi negatif r = -0,818;-0,985
sementara suhu dan kelembaban nisbi udara sekitar berkorelasi positif r = 0,883; dan 0,947 terhadap perkembangan populasi
T. schoenobii.
Sementara itu faktor intensitas perlakuan insektisida berkorelasi negatif r = ;- 0,936
sementara factor pergiliran tanaman, suhu dan kelembaban nisbi udara sekitar berkorelasi positif r = 0,949; 0,981; 0,999 terhadap perkembangan populasi
T. rowani.
Tabel 4.5. Rerata kelimpahan populasi parasitoid telur penggerek batang padi kuning di
tiga kabupaten di Bali Lokasi
Kelimpahan populasi parasitoid
T. japonicum T. rowani
T. schoenobii
Kabupaten Badung 23,86
A 32,65
B 43,49
B Kabupaten Tabanan
14,53 C
27,61 B
57,86 A
Kabupaten Jembrana 19,75
B 46,83
A 33,41
C
28
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom sama menunjukkan perbedaan tidak nyata pada uji BNT taraf 5
Gambar 4.2. Indeks dominansi jenis parasitoid
4.2. Pola suksesi Populasi antar Spesies Parasitoid Telur Penggerek Batang