Latar Belakang Karakteristik komunitas parasitoid telur dan potensinya sebagai agens pengendalian hayati hama penggerek batang padi kuning.

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggerek batang padi merupakan salah satu hama endemis yang menjadi hama utama tanaman padi di Indonesia. Akibat serangan hama tersebut petani menderita kerugian hasil panennya sekitar 125.000 ton per musim tanam Soejitno, 1984. Sejak tahun 2001-2011 luas serangan hama tersebut semakin meningkat dan berflukstuasi di Bali dari tahun ke tahun yaitu berturut-turut 1.105; 1.672,2; 1.689,5; 1.872; 1.724,5; 2.673,5; 1.265,15; 823,55; 1.223,25 dan 763,55 ha dengan intensitas serangan ringan sampai berat BPTPH Bali, 2011. Kondisi tersebut berpotensi menjadi ancaman serius terhadap usaha peningkatan produksi beras dan program swansembada beras nasional yang sedang digalakkan oleh pemerintah dewasa ini. Ada enam spesies penggerek batang padi yang dilaporkan menyerang tanaman padi di Indonesia Suharto dan Sembiring , 2007 yaitu penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas Walker Lepidoptera: Pyralidae, penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata Walker Lepidoptera: Pyralidae, penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis Walker Lepidoptera: Pyralidae, penggerek batang padi kepala hitam Chilo polychrysus Meyrick Lepidoptera: Pyralidae, penggerek batang padi berkilat Chilo auricillius Dudgeon Lepidoptera: Pyralidae dan penggerek batang padi merah jambu Sesami a inferens Walker Lepidoptera: Noctuidae. Sementara di Bali hanya empat spesies yang ditemukan menyerang tanaman padi di lapang yaitu

S. incertulas

, C. suppressalis , C. polychrysus dan S. inferens Supartha et al , 1993. Di antara keenam spesies tersebut hanya

S. incertulas

yang paling dominan dan menyebabkan kerusakan paling berat di lapang Hattori dan Siwi ,1986; Supartha, 2001. Untuk menangani masalah hama tersebut pemerintah telah menetapkan konsep dan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan yaitu pengelolaan hama terpadu dengan pendekatan ekologis dalam pengelolaan ekosistem tanaman tersebut. Di dalam sistem pengelolaan hama terpadu tersebut pemanfaatan musuh-musuh alami seperti parasitoid, predator dan entomopatogen adalah prioritas utama Laba, 1998. Pemanfaatan parasitoid dalam usaha pengendalian hama terpadu di berbagai negara di dunia banyak yang melaporkan berhasil baik. 2 Menurut Supartha et al . 1993 golongan parasitoid mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengaturan populasi hama tanaman terutama padi di lapang. Parasitoid tersebut dapat memarasit inangnya mulai dari stadia telur, larva dan pupa di lapang. Menurut Kim et al . 1986 dan Supartha 2001 jenis parasitoid telur yang umum ditemukan meyerang telur penggerek batang padi di lapang adalah Trichogramma japonicum Ashm Hymenoptera: Trichogrammatidae, Telenomus rowani Gahan Hymenoptera: Scelionidae dan Tetrastichus schoenobii Ferr Hymenoptera: Eulophidae. Agus 1991 menemukan ketiga spesies parasitoid tersebut memarasit telur penggerek batang padi kuning di lapang sejak tanaman berumur 4 mst. Islam 1991 menemukan bahwa sekitar 41 telur penggerek batang padi kuning tersebut diparasit oleh T. rowani dan 93 oleh

T. schoenobii

. Berbeda dengan laporan Nurbaeti et al. 1994 bahwa lebih dari 50telur penggerek batang padi kuning diparasit oleh

T. schoenobii

, hanya 15 - 18 oleh T. rowani dan 2-8 oleh T. Japonicum. Hasil penelitian Laba 1998 juga menunjukkan kecenderungan proporsi parasitisasi yang sama antara

T. schoenobii

, T. rowani dan T. Japonicum yaitu 71, 40 - 98 dan 20 Kejadian sejenis juga ditemukan pada penggerek batang padi putih yang telurnya di parasitisasi oleh parasitoid Trichogramma sp dan Tetrastichus sp. antara 7,5 - 38,0. Perkembangan populasi parasitoid di alam sering mengalami hambatan biologis maupun ekologis berkaitan dengan kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan. Kondisi tersebut sering berdampak terhadap pola suksesi dan kemampuannya melakukan adapasi dan parasitisasi terhadap kelompok telur inangnya, sehingga berpengaruh juga terhadap karakteristik komunitas dan peranannya dalam pengaturan populasi inangnya di lapang. Masing-masing parasitoid mempunyai cara dan kemampuan adaptasi untuk melakukan parasitisasi terhadap telur-telur inangnya Supartha, 2001. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian khusus berkaitan dengan karakteristik komonitas parasitoid yang ditunjukkan oleh indeks keragaman, kesaamaan dan dominnansi spesiesnya, serta kelimpahan populasinya di masing-masing lokasi, dan pola suksesinya di lapang. Untuk mendalami karakteristik masing-masing parasitoid tersebut perlu dilakukan penelitian laboratorium untuk menilai responsnya terhadap kepadatan populasi telur-telur inangnya yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan masing-masing individu parasitoid dalam pengaturan populasi inang di lapang. 3 Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1 Bagaimanakah keragaman, kesamaan, dominansi dan kelimpahan parasitoid telur penggerek batang padi kuning? 2 Bagaimanakah hubungan perkembangan populasi parasitoid telur penggerek batang padi kuning dengan inangnya? 3 Bagaimanakah pola suksesi dan tingkat parasitisasi parasitoid telur penggerek batang padi kuning dalam pemanfaatan inang di lapang? 4 Bagaimanakah respons parasitoid telur penggerek batang padi kuning terhadap kerapatan populasi inang? 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum