Perbanyakan Serangga Inang Perbanyakan Parasitoid

17 III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di 2 dua lokasi, yakni di lapang dan laboratorium. Penelitian di lapang dilaksanakan di 3 tiga kabupatenkotadi Bali yakni Badung Lampiran 1, Tabanan dan Jembrana, masing-masing 3 tiga subak per kabupaten. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan daerah sentra padi yang endemik penggerek batang padi dengan luas serangan lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lain di Bali untuk tujuan melihat karateristik komonitas dan pola suksesi parasitoid tersebut di lapang. Penelitian laboratorium dilakukan di Laboratorium Pengendalian Hama Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Udayana, untuk melihat hubungan antara populasi parasitoid dengan inangnya dan respon parasitoid telur penggerek batang padi kuning terhadap kepadatan inangnya. Penelitian dilakukan selama satu musim tanam mulai dari bulan Mei sampai dengan Agustusr 2015.

3.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi imago penggerek batang padi kuning, kelompok telur penggerek batang padi kuning, parasitoid telur penggerek batang padi kuning, benih padi Varietas Ciherang, KOH 10, pupuk organik padat, cair, pupuk kimia urea dan NPK Phonska serta alkohol.

3.3 Instrumen Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tabung reaksi, tabung gelas, kurungan kasa millar, gunting, ember plastik, cangkul, penangkap ngengat, sprayer, tabung gelas, counter, preparat, jarum serangga, spait, kantong plastik, thermohigrometer , altimeter, mikroskop binokuler, pinset, kapas, kain kasa, tissue, petridish, meteran, kamera, loup, penggaris, ajir, kertas hvs, kamera dan pulpen.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Perbanyakan Serangga Inang

Serangga inang kelompok telur penggerek batang padi kuning untuk penelitian laboratorium diperoleh dengan cara mengumpulkan imago betina penggerek batang padi kuning dari lapang, kemudian dibiakkan di rumah kasa menggunakan ember plastik ukuran tinggi 30 cm dan diameter 60 cm yang berisi 18 tanaman padi segar untuk peletakkan telur-telurnya. Tanaman padi yang digunakan adalah tanaman padi Varietas Ciherang. Untuk menghindari imago keluar, setiap tanaman di sungkup dengan sungkup milar berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 130 cm dan diameter 60 cm yang terbuat dari kain kasa disangga bambu. Pada dinding sungkup dipasang resleting sepanjang 20 cm untuk inokulasi imago. Kelompok telur yang dihasilkan selanjutnya diambil dengan cara memotong daun padi tersebut dengan panjang kurang lebih 3 cm dan digunakan untuk keperluan penelitian. Kegiatan seperti di atas dilakukan berulang-ulang sampai semua bahan kegiatan penelitian terpenuhi Gambar 4.1. Gambar 3.4.1 Bagan Perbanyakan Serangga Inang

3.4.2 Perbanyakan Parasitoid

Parasitoid telur yang digunakan dalam penelitian laboratorium diperoleh dari hasil perbanyakan. Asal parasitoid tersebut diperoleh dari kelompok- kelompok telur penggerek terparasit yang didapat dari pertanaman padi di lapangan. Telur-telur tersebut dimasukkan ke dalam tabung gelas panjang 10 cm diameter 1,5 cm lalu ditutup dengan kapas yang terbungkus kain kasa halus. Selanjutnya dibiarkan beberapa hari hingga muncul parasitoid dewasa Gambar 4.2.Parasitoid tersebut diidentifikasi dan diambil beberapa pasang dan ditempatkan pada tabung gelas lainnya yang sudah berisi kelompok telur penggerek batang padi inang hasil biakan sebelumnya untuk perbanyakan selanjutnya. Parasitoid tersebut diberi pakan berupa larutan madu 10 madu:air = 1:9 yang diserapkan pada segumpal kapas dan dimasukkan ke dalam tabung gelas. Hasil perbanyakan inilah yang digunakan dalam penelitian laboratorium. 19 Telur PBPK dari lapang Telur dalam t abung gelas I mago Parasit oid Telur PBPK I mago parasit oid Telur PBPK terparasit Gambar 3.4.2 Bagan Perbanyakan Parasitoid 3.4.3. Pelaksanaan Penelitian 3.4.3.1 Penelitian Karateristik Komonitas