Pronomina Penunjuk Pronomina dalam Bahasa Indonesia

22 Dapat disimpulkan pronomina indefinit BJ hanya untuk bukan orang antara lain etwas dan nichts.

4. Sintaksis

a. Pengertian Sintaksis

Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya atau biasa disebut dengan ilmu tata kalimat. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana Chaer, 2009: 3. Menurut Verhaar 1996: 161, sintaksis adalah tatabahasa yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan. Tuturan adalah apa yang dituturkan orang. Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Pendek kata, sintaksis menyangkut hubungan gramatikal antar-kata di dalam kalimat.

b. Struktur Sintaksis

Ada tiga cara untuk menganalisis klausa secara sintaksis, 1 Fungsi, 2 Kategori, dan 3 Peran. Berikut penjelasannya. 1 Fungsi Sintaksis Fungsi sintaksis adalah semacam “kotak-kotak” atau “tempat-tempat” dalam struktur sintaksis yang kedalamnya akan diisikan kategori-kategori tertentu Chaer, 2009: 20. Kotak-kotak itu bernama subjek S predikat P, objek O, komplemen Kom, dan keterangan Ket. Berikut contoh klausa. 37 Ayah membeli beras ketan untuk saya. Verhaar, 1996: 162-163 23 Menurut analisis fungsi, subjek klausa pada contoh di atas adalah ayah, predikat: membeli, objek: beras ketan. Sedangkan frasa untuk saya adalah keterangan. 2 Kategori Sintaksis Yang dimaksud dengan kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina N, verba V, ajektifa A, adverbia Adv, numeralia Num, preposisi Prep, konjungsi Konj, dan pronomina Pron. Dalam hal ini N, V, dan A merupakan katagori utama, sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan Chaer, 2009: 27. Seperti pada contoh klausa 44, menurut kategori sintaksis ayah dan beras ketan adalah nomina, membeli adalah verba, saya adalah pronomina, dan untuk saya adalah preposisi. 3 Peran Sintaksis Peran sintaksis adalah segi semantis dari peserta-peserta verba. Pendek kata, peran sintaksis adalah arti dari Argumen pada verba yang sedemikian rupa sehingga arti itu berakar pada verb Verhaar, 1996: 167. Berikut contoh klausa. 38 Ayah membelikan saya beras ketan. Verhaar, 1996: 162-163 Peran sintaksis “pelaku” dalam klausa 45 adalah ayah, peran “pengalam” adalah beras ketan dan peran “penerima” adalah saya. 24

5. Penerjemahan

a. Hakikat Penerjemahan

Menerjemahkan pada dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain Larson, 1984: 3 via Simatupang. Bentuk lain yang dimaksud bisa berupa bentuk bahasa sumber atau bahasa sasaran. Dalam bukunya Principles of Translation As Exemplified by Bible Translating, Nida mengungkapkan bahwa menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang paling dekat dalam bahasa penerima terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua pada gaya bahasanya. Nida juga menggunakan istilah lain bagi bahasa sasaran yaitu receptor language sebagai ganti target language yang lazim diungkapkan pendahulunya. Berkenaan dengan memproduksi pesan atau maksud dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, ada baiknya penerjemah melakukan penyesuaian tatabahasanya dan leksikalnya secara baik, bila hal itu memungkinkan dan bisa dilaksanakan tanpa menimbulkan kesulitan pengertian. Yang terlebih penting adalah mencari ketepatan padanan yang mengandung ketepatan arti daripada mempertahankan bentuk ungkapan yang jauh dari maksud sebenarnya Hanafi, 1986: 26.

b. Padanan dan Penerjemahan

Dalam suatu terjemahan, kehadiran padanan sangatlah penting. Bahkan menurut Zenner 1971 via Nurachman Hanafi padanan merupakan kriteria yang mendasar bagi suatu terjemahan. Akan tetapi pembelajar sering kali terkecoh dan kurang paham mengartikan padanan. Padanan bukanlah sinonim secara utuh. Kata